KORAN MADURA RABU 28 NOVEMBER 2012 NO.0002| TAHUN I
@KoranMadura
RABU
Satu Hati untuk Bangsa
28 NOVEMBER 2012
banyak bupati tak paham otonomi daerah Meneteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi menilai banyak Kepala Daerah yang tida Faham betul tentang otonomi daerah >> halaman 02
PAKDE KARWO MENGAKU SIAP “DICERAI” GUS IPUL
Harga Eceran Rp 2500,- Langganan Rp 50.000,-
kantor kpud dilempar telur busuk Sejumlah warga di Kabupaten Pamekasan menggelar unjuk rasa di depan kantor KPU Pamekasan. Unjuk rasa ini mereka gelar karena ketua KPU setempat, M. Ramli, tidak netral dalam memfasilitasi pelaksanaan tahapan pemilukada
Pemilukada Jawa Timur masih akan digelar Agustus tahun depan. Namun “perang” sudah mulai sangat terasa. Terakhir, Soekarwo, Gubernur Jatim menyatakan siap jika harus ditinggal Gus Ipul, wakilnya. >> halaman 03
>> halaman 15
PBNU Minta Demokrat “Hukum” Sutan JAKARTA-Pengurus Be- akan menjadi fitnah di tensar Nahdlatul Ulama (PBNU) gah masyarakat. Gus Dur mendesak Partai Demokrat tidak ada kaitannya dengan agar memberikan sanksi Buloggate dan Bruneigate,” keras kepada kadernya Sutan kata Yenny Wahid, kepada Bhatoegana. Sanksi ini di- wartawan, di Jakarta, Selasa jatuhkan karena Sutan telah (27/11). melakukan fitnah keji terhaMenurut Yenny, ucapan dap KH Abdurrahman Wahid Sutan tidak sesuai fakta se(Gus Dur). “Jika Demokrat jarah. Yang mengherankan ingin merebut simpati war- lagi, mengapa seorang sekaga NU maka Sutan harus liber Sutan tidak mengetadikenai sanksi. hui fakta sejarah Soal apa bentuk dan politik, dan BERITA sanksinya, sepemalah mengaburTERKAIT nuhnya terserah kannya kepada kepada partainya,” masyarakat. “ItuHalaman 2 kata Ketua Umum lah yang menyePBNU, KH Said dihkan karena Aqil Siradj kepada wartawan sebagai anggota DPR tidak di Jakarta, Selasa, (27/11). memahami sejarah politik Sebelumnya, dalam dis- nasional. Kok, anggota DPR kusi tentang BP Migas di bisa tidak tahu soal sejarah,” DPD RI pada Jumat (23/11) tanya Ketua Umum Dewan lalu, Sutan menyatakan bah- Pimpinan Nasional PKBI itu wa Gus Dur diberhentikan Kecaman senada juga dari jabatan presiden karena disampaikan adik Gus Dur, dugaan korupsi Buloggate Lily Khodijah Wahid atau dan Bruneigate. Pernyataan Lily Wahid. Dia menegaskan, ini memicu gelombang ama- tak ada satu keputusan hurah dari pendukung Gus Dur. kum pun yang menyatakan Menurut Kiai Said, pern- Presiden RI keempat itu beryataan Sutan telah menced- salah dalam dua kasus terseerai warga nahdliyin. “Apa but. “Sutan cari perkara saja. yang disampaikan kader Demokrat sendiri sekarang Partai Demokrat itu sudah menghadapi masalah, nggak menyakiti keluarga Gus Dur, usahlah cari-cari perkara. orang-orang yang mencin- Geli saya. Mau diungkit seritai Gus Dur, dan khususnya bu kali pun oleh siapa saja, warga NU,” tandas dia. tidak ada putusan hukum Putri Gus Dur, Zannuba yang menyatakan Gus Dur Arifah Chafshoh atau Yen- bersalah,” jelas dia. ny Wahid meminta Sutan Lily berharap Sutan mencabut fitnahnya yang minta maaf atas pernyatmengaitkan Gus Dur dengan aannya. “Kalau dia seorang kasus Buloggate dan Brunei- negarawan harusnya minta gate. “Kami sekeluarga sedih maaf. Kalau dia negarawan atas pernyataan Sutan. Un- lho.. kalau ternyata politisi tuk itu, kami mendesak Pak kacangan, ya nggak tahu Sutan mencabut dan meralat saya,” kata Lily. (cea/gam) ucapannya. Kalau tidak, itu
Teknologi
Pengenalan Teknologi Kepada Anak Usia Dini SAMPANG- Memperkenalkan dan memberi ilmu pendidikan bidang Teknologi anak, kini telah diterapkan oleh TK Islam Terpadu Nurul Hidayah Sampang di Perpustakaan yang berada di Jalan KH. Wahid Hasyim, Sampang, Selasa (27/11). Mereka di bina dengan banyak pengetahuan, baik dengan membaca buku, menggambar, hingga mengoperasikan dan memperkenalkan Teknologi komputerisasi. “Tanggapan dari siswa sendiri merasa senang, dia sangat antusias dengan sistem pembelajaran bermain
dengan komputer,” jelas Hasanudin (28), Guru TK Islam Terpadu Nurul Hidayah. Kegiatan yang dilakukan pada pukul 10.00 Wib tersebut, dengan agenda kunjungan kerumah pintar, untuk mengenalkan anak-anak tentang teknologi komputer guna memupuk daya ingat anak yang masih usia dini. Hasanudin berharap kreativitas anak-anak akan terus di apresiasikan agar mereka menjadi yang terbaik dan bisa lebih giat untuk belajar. “Belajar lebih giat itu harapan kita semua selaku guru,” pungkasnya. (ryn/msa)
Caca Colo Kantor KPU dilempar telur busuk . Main lempar aja, emang tempat jumroh? Sutan tak mau minta maaf Lalu maunya apa?
1
Koran Madura
PAMANGGI
Demokratisasi Rasa Oleh: Nina Anina
Guru SMAN 1 Sidayu, Gresik
K
hana & aven /koranmadura
Launching
- Para model sesaat setelah menyebarkan harian Koran Madura di areal Tugu Pahlawan Surabaya
Demo - Sejumlah mahasiswa menggelar demonstrasi di depan kantor Pengadilan Negeri Pamekasan
Manajemen Pemilukada Harus Dibenahi JAKARTA - Pemerintah harus membenahi sistem manajemen pilkada sehingga bisa lebih efisien. Pasalnya, mahalnya biaya penyelenggaraan pemilukada tidak sebanding dengan kualitas maupun kinerja pemimpin yang dihasilkan. “Kita akui memang demokrasi kita saat ini cenderung mahal. Hasil pemilukada tidak sesuai dengan espektasi masyarakat,” ujar Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Lucius Karus kepada Koran Madura di Jakarta, Rabu (27/11). Mahalnya biaya pemilukada kata dia memang merupakan konsekwensi dari proses demokrasi. Karena itu, pembenahan system pemilukada mutlak dilakukan. Pembenahan ini harus mengarah kepada upaya mengurangi ong-
Namun kata Lucius, mahalnya kos pemilukada saat ini. “Kita jangan latah menbongkar-bang- biaya pilgub tidak bisa dijadikan kir regulasi hanya karena alasan alasan mengembalikan pilkada ke yang pragmatis. Biaya mahal yang DPRD. Sebab, hasilnya nanti akan dikeluarkan tentu tak akan ber- mengurangi tingkat kepercayaan masalah jika saja pilkada melahir- atau legitimasi publik ketimbang kan pemimpin baru yang bekerja pilkada langsung. “Mengembalikan pilkada ke DPRD maksimal untuk melwalau lebih murah tetapi ayani rakyat,” jelas dia. BERITA Sebelumnya, angakan mengurangi legitiTERKAIT masi pemimpin di mata gota Fraksi PDI Perjuangan Saleh Ismail rakyat. Dan praktek tranHalaman 2 Mukadar mengatakan saksi politik yang selama ini kerap dilakukan oleh pilgub harus dikembalikan ke dewan karena cost DPR/DPRD juga menjadi ‘ancapolitics- nya lebih rendah. “Toh, man’ tak kalah seriusnya saat ini gubernur tidak mempunyai rakyat jika Pilkada Gubernur dikembarill, seperti bupati atau walikota. likan ke DPRD,” jelas dia. Sementara itu, pengamat poliGubernur juga tidak memiliki wilayah. Selama ini, sifatnya han- tik Universitas Diponegoro Semaya koordinasi dengan kabupaten rang, Moh Yulianto, mengatakan tingginya biaya pemilukada kadan kota,” imbuh dia. Sehingga kata Saleh, sangat rena perilaku politik saat ini sarat ironis, jika gubernur dipilih lang- dengan materi dan kebendaan. sung dengan anggaran yang men- Segala sesuatu diukur dengan julang. “Jadi daripada uang Rp 1 nominal uang, tanpa adanya uang triliun dihambur-hambur untuk operasional, maka kegiatan tak pemilihan langsung, sebaiknya di- akan berjalan. ”Selama perilaku pakai untuk hal-hal yang berman- politik masih sarat dengan materi faat bagi kesejahteraan rakyat. dan kebendaan, maka tingginya Dan biarkan dewan yang memilih biaya cagub sulit ditekan,” urai gubernur,” tandas Saleh. dia. (gam/abe)
Aparat Amankan 3,59 Gram Sabu SAMPANG-Satuan narkoba (Satkoba) Polres Sampang kembali mendapatkan buruannya. Dua orang pemakai narkotika jenis shabu berhasil diamankan. Kedua tersangka yakni Mahrus (45), warga dusun larangan desa gulbung kecamatan pangarengan dan Didik hidayat (30), warga jalan garuda kelurahan karang dalam kabupaten Sampang. Keduanya diringkus petugas Satnarkoba polres Sampang lantaran kedapatan membawa paket shabu dengan berat total 3,59 gram. Penangkapan kedua pelaku tersebut berawal saat kepolisian resort Sampang mengadakan operasi cipta kondisi jelang pemilu-
kada Sampang mendatang. Tersangka Mahrus berhasil ditangkap dikawasan jembatan timbang desa plakaran kecamatan Torjun. “ Sedangkan tersangka didik berhasil ditangkap dijalan sikatan kelurahan gunung sekar sampang,” ujar Kapolres Sampang AKBP Solehan melalui Kabag Ops Polres Sampang Kompol Alfian Nurrizal, kemarin (27/11). Dalam pers rilis kemarin Alfian menjelaskan dari tangan tersangka Mahrus, petugas berhasil mengamankan 2 paket Shabu dengan masing-masing seberat 0,57 gram dan 0,6 gram. Selain shabu, polisi juga mengamankan uang sebesar Rp 50 ribu. “ Tersangka berhasil ditangkap berdasarkan
perhatian petugas,” ulasnya. Sedangkan dari tersangka Didik, petugas mengamankan 3 paket Shabu dengan masing-masing seberat 0,87 gram, 0,59 gram dan 0,23 gram. Dengan uang sebesar Rp 330 ribu. “ Didapatkan juga plastik kosong pembungkus shabu sebanyak 8 biji ukuran kecil dan satu plastic dengan ukuran besar,” ungkapnya. Alfian menambahkan, untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya, kini keduanya meringkuk disel tahanan Polres Sampang. Keduanya akan dijerat pasal 112 ayat 1 UU Narkotika dengan ancaman kurungan penjara paling lama 12 tahun, paling cepat 4 tahun. (ful/msa)
ahlil Gibran, suatu pagi, menulis surat. Ia menuangkan rasa cinta yang sangat dalam kepada gadis pujaannya, Selma. Tapi Kahlil tidak peduli apakah yang dicintainya itu juga mencintai dirinya. Mencintai bagi Kahlil adalah ruang tersendiri. Sedang dicintai juga ruang tersendiri. Dua ruang bisa saja berada dalam satu rumah atau di luar sama sekali. Tetapi seperti kematian, cinta itu ada dan harus dikomunikasikan dengan baik, sebagai satu bentuk demokratisasi rasa. Soal Selma dan Gibran yang juga berbingkai cinta pastilah berbeda dengan cinta tanah air. Jika rakyat mencintai wakil rakyat, idealnya wakil rakyat juga cinta pada rakyat yang diwakilinya. Saya sangat mengerti betapa sibuknya wakil rakyat. Tetapi apakah wakil rakyat bisa mengerti yang telah memahaminya? Apakah pejabat juga mengerti masyarakatnya, bila mengerti itu searti dengan sanggup mengamalkannya? Saya hanya warga negara yang harus mengajar dan mendidik sesuai dengan tupoksi yang diterima. Mengajar itu ternyata tidak mudah. Mendidik itu tidak segampang yang dibayangkan. Itu dulu juga disampaikan para guru. Sebagai siswa saat itu dan yang telah menjadi penguasa saat ini juga mendapatkan pengalaman yang sama. Tetapi akhirnya, kenyataannya, tidak selalu begitu. Ada saja yang keluar dari garis ibu lalu pada setiap Minggu pergi ke gereja mengaku dosa atau bila hari Jumat bersujud di masjid, istighfar. Atau juga hadir di kuil, candi, atau di mana pun sebagai pribadi yang menjadi primadona, menjadi sosok dengan primadosa. Itulah ekspresi, sebentuk demokratisasi rasa atas salah. Ekspresi ini sebagai rasa cinta kepada kebenaran dan meminta maaf jika melakukan kesalahan. Namun keliru itu seharusnya tidak berkali-kali. Saya rindu kedamaian di negeri ini sekedar menegaskan bahwa persatuan itu nyata, bahwa persahabatan itu setia, bahwa cinta itu ada. Itulah sebabnya saya sangat bangga ketika sempat berkunjung ke Singapura dan teman-teman tidak percaya bahwa saya Indonesia. Mereka memaksa saya Tionghoa karena putih kulit dan sipit mata saya. Ketika sebagian teman ragu keindonesiaan, dengan semangat 45 dan tegas saya sebut Indonesia ada. Namun ketika teman nanya apakah di Indonesia juga ada cinta sesama, tanah air, dan cinta penegakan hukum, saya sedikit mengernyitkan dahi. Lalu apakah saya harus berbohong untuk kebaikan negeri? Di situlah saya mencoba seperti Selma, menjadi sintesa yang berada diantara ada dan tiada. Ketika seorang teman di Singapura juga cerita negerinya yang semakin luas dan lautannya menyempit, sakit hati ini rasanya. Dengan bangga teman itu mengatakan bahwa cukong Indonesia cukup membantu pelebaran daratan di Singapura. Beberapa pulau tak bertuan di perairan Indonesia diambil tanahnya lalu diangkut ke Singapura dan dijadikan urukan. Maka semakin lebarlah Negeri Singa itu. Praktik itu saya duga dilakukan berkali-kali yang melibatkan sindikasi cukong kedua negara itu untuk alasan yang sama-sama menguntungkan. Tetapi dengan model begini, dan dilakukan secara terus-menerus, maka habislah tanah dan air republik. Bagaimana bisa berbicara soal rasa, demokrasi, dan cinta bila kedaulatan tak punya? Tetapi saya tetap Indonesia, tetap cinta seberapa pun tak setianya dirimu terhadap yang sebangsa saya, sebangsa rasa ; dan demokrasi itu, kadangkadang bikin saya geli, lucu meski saya tidak harus bilang wow gitu! (*)
Nemuuuuu Beii .....
Free Style : Selalu ada kreativitas remaja dalam mengekspresikan bakatnya. Seperti yang terlihat dalam gambar ini, remaja mengangkat roda depan pada motor yang dinaikinya di areal monumen Arek Lancor. Adegan ini tidak untuk ditiru dan hanya dilakukan oleh yang profesional. Butuh kekompakan dan keseimbangan untuk melakukan atraksi ini. Bila salah posisi, nyawa bisa menjadi taruhannya.