JUMAT
KORAN MADURA
5 SEPTEMBER 2014 | No. 0435 | TAHUN III ECERAN Rp 3.500 LANGGANAN Rp 70.000
Pasal Money Laundry Menanti Pak Wacik
JAKARTA-Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) telah mengirimkan sejumlah Laporan Hasil Analisa (LHA) transaksi mencurigakan milik Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jero Wacik kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Berdasarkan hasil analisa, ditemukan indikasi kuat, petinggi Partai Demokrat itu melakukan pencucian uang (money laundry). Wakil Kepala PPATK, Agus Santoso mengaku, laporan itu diserahkan beberapa waktu lalu sebelum pengumuman status
tersangka Jero. Dia tidak sungkan menyatakan dari laporan itu mantan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata itu terindikasi melakukan pencucian uang. “Prinsipnya, kalau PPATK menerbitkan LHA artinya ada indikasi TPPU. Kalau kemudian dikirim ke KPK artinya Tindak Pidana Asalnya (TPA) adalah dugaan korupsi yang dilakukan oleh penyelenggara negara dalam jumlah yang signifikan,” tulis Agus melalui pesan singkat kepada awak media, Kamis (4/9). Namun saat didesak apakah dalam analisa PPATK menemukan aliran dana Jero kepada kolega separtai atau sanak saudara, Agus mengelak memberikan jawaban. Dia menyatakan hal itu adalah kewenangan KPK buat mengumumkan ke-
1
0328-6770024 JUMAT 5 SEPTEMBER 2014 | No. 0435 | TAHUN III www.koranmadura.com
Kotoran Ternakk Bisa Jadi Listri Alternatif Nasional hal 4
pada masyarakat. “Soal rincian sebaiknya ke KPK. Saya enggak ingin ganggu proses di KPK,” sambung Agus. Jero disangka melanggar Pasal 12 huruf e atau Pasal 23 Undang-undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 421 KUHPidana. Dia diduga melakukan pemerasan dan penyalahgunaan kewenangan terkait jabatannya. Menurut KPK, selepas dilantik sebagai Menteri ESDM, Jero ngotot meminta tambahan Dana Operasional Menteri (DOM). Sebab dia merasa jumlah disediakan dirasa tidak mencukupi. Kemudian atas permintaan Jero, pejabat di lingkungan Kementerian ESDM telah memberikan dana sepanjang 2011
sampai dengan 2013 sebesar Rp 9,9 miliar. Dana itu ditengarai diduga digunakan Jero untuk kepentingan pribadi, pihak ketiga, dan pencitraan. Diduga kuat duit itu dipakai buat membiayai tamasya Jero dan keluarga, membiayai belanja istrinya, dan keperluan pribadi lain. Sementara itu, juru bicara KPK Johan Budi belum dapat memastikan apakah tindak pidana korupsi yang dilakukan Jero berpotensi tindak pencucian uang. Ia mengatakan, KPK masih melakukan pengembangan kasus untuk menyelidiki kemungkinan tersebut. “Tentu untuk pengembangan perkara dalam konteks tindak pidana korupsi, apakah juga bisa berkembang ke TPPU itu biasa dilakukan KPK. Tapi terlalu dini kalau kita menyebut mengarah ke TPPU,” ujar Johan.=GAM/ABD