SENIN
KORAN MADURA
6 OKTOBER 2014 | No. 0456 | TAHUN III ECERAN Rp 3.500 LANGGANAN Rp 70.000
1
0328-6770024 SENIN 6 OKTOBER 2014 | No. 0456 | TAHUN III www.koranmadura.com
PPP Tidak h Kebagian Jata ? R P M n na pi im P Berita Utama hal 2
ant/yudhi mahatma
PERTEMUAN KOALISI INDONESIA HEBAT. Presiden Terpilih Joko Widodo (kedua kiri) dan Wapres terpilih Jusuf Kalla (kiri) memaparkan hasil pertemuan dengan petinggi partai politik Koalisi Indonesia Hebat di Kediaman Megawati, Jalan Teuku Umar Jakarta, Minggu (5/10). Hadir dalam pertemuan tersebut Ketua Umum Partai Nasdem Surya Palloh, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Partai Hanura Wiranto, Ketua Umum PKPI Sutioyoso serta sejumlah petinggi partai untuk membicarakan pemilihan pimpinan MPR yang akan dilaksanakan secara musyawarah mufakat pada Senin (6/10).
Fadli Zon Tantang KPK Pimpinan KPK Diminta Tidak seperti Pengamat JAKARTA-Wakil Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus Wakil Ketua DPR Fadli Zon meminta pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK) tidak banyak bicara layaknya seorang pengamat. Bahkan orang kepercayaan Prabowo Subianto ini justu menantang pihak KPK untuk menangkap jika punya bukti keterlibatan korupsi seseorang. “Jadi, kalau ada orang siapapun, apakah di legislatif (DPR), apakah di eksekutif, apakah di yudikatif, kalau memang ada masalah atau ada bukti korupsi, yah tangkap! Begitu kalau berani, jangan ngo-
mong,” tegas Fadli Jakarta, Minggu (5/10). Hal ini disampaikan Fadli menanggapi pernyataan Ketua KPK Abraham Samad yang menyesalkan terpilihnya Setya Novanto jadi Ketua DPR karena berpotensi punya masalah hukum. Menurut Fadli, seharusnya pimpinan dan jajaran KPK tidak banyak bicara seperti pengamat. Mereka seharusnya lebih banyak bekerja dengan melakukan upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi. “KPK itu sebagai lembaga, jangan banyak bicara, tapi banyak bekerja. Itu aja intinya. Jadi, tugas mereka itu bukan bcra, bukan memberi analisa, bukan memberi pertimbangan, tapi melakukan pencegahan dan pemberantasan korupsi. Dan kalau untuk itu, pasti kami dukung,” tandasnya.
Sebelumnya, Abraham menyampaikan keprihatinan dan penyesalan KPK atas terpilihnya Setya Novanto menjadi Ketua DPR. Abraham menyebut Bendahara Umum Partai Golkar itu berpotensi mempunyai masalah hukum. Setya Novanto pernah diperiksa sebagai saksi untuk sejumlah kasus tindak pidana korupsi, seperti proyek pengadaan e-KTP dan pernah diperiksa untuk kasus proyek pembangunan lapangan tembak untuk PON Riau 2012 yang melibatkan Rusli Zainal selaku mantan Gubernur Riau. “KPK sangat prihatin dan menyesalkan terpilihnya Setya Novanto sebagai Ketua DPR karena yang bersangkutan punya potensi mempunyai masalah hukum,” kata Abraham.
Fadli mengaku tidak tahu motif Samad selaku Ketua KPK melontarkan ‘pernyataan tendesius’ seperti itu. Ia berharap pimpinan dan jajaran KPK bisa ‘mengerem’ dan mengurangi pernyataan-pernyataan serupa pada waktu mendatang. “Jadi, kalau ada ‘masalah pribadi’ atau masalah suka atau tidak suka, itu bukan domain dari yang bersangkutan (Abraham Samad,red),” ucapnya. Sementara itu, Ketua DPR RI Setya Novanto menilai pernyataan Abraham Samad terkait kekecewaannya terhadap dirinya terpilih jadi ketua DPR 2014-2019, sebuah masukan terhadap dirinya. “Segala isu kita jadikan masukan menjadi kekuatan kita untuk suatu yang lebih jauh,” kata Setya saat menyaksikan pemotongan hewan kurban di Masjid Baiturrahman MPR/ DPR RI, Jakarta, Minggu (5/10). Setya mengucapkan terimakasih kepada masyarakat dan menerima sebaikbaiknya atas segala masukan ataupun kritik yang ditujukan kepada dirinya. “Semua ada hikmahnya. Kita terus senantiasa berdoa untuk bisa mengawal programprogram yang pro rakyat,” ucapnya. =GAM/ABD