e Paper Koran Madura 11 Juli 2014

Page 1

JUMAT

KORAN MADURA

11 JULI 2014 | No. 0400| TAHUN III ECERAN Rp 3.500 LANGGANAN Rp 70.000

1

0328-6770024 JUMAT 11 JULI 2014 | No. 0400 | TAHUN III www.koranmadura.com

n Saham MNC daraGa k jlo An VA VI unt? gara Quick Co Berita Utama hal 2

SKANDAL SUAP PEMILUKADA PALEMBANG

Suami-Istri Ditahan KPK JAKARTA- Komisi Pemberantasan Korupsi menahan Wali Kota Palembang Romi Herton dan istrinya Masitoh seusai diperiksa sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi dan pemberian keterangan palsu menyangkut sengketa pemilukada di Mahkamah Konstitusi. “Saya kira tidak ada langkah hukum apa-apa, saya taat hukum, saya akan mengikuti proses,” kata Romi seusai diperiksa KPK sekitar delapan jam di gedung KPK Jakarta, Kamis. Setelah Romi keluar dari gedung KPK pada sekitar pukul 17.40 WIB, berselang

lima menit, istrinya Masitoh juga keluar dari gedung KPK dengan mengenakan rompi tahanan KPK. Menurut Juru Bicara KPK Johan Budi, keduanya ditahan di tempat terpisah. “Tersangka Wali Kota Palembang RH (Romi Herton) ditahan di rumah tahanan kelas 1 Jakarta Timur cabang KPK di Guntur, sedangkan istrinya M (Masitoh) ditahan di rumah tahanan kelas 1 Jakarta Timur cabang KPK di ‘basement’ gedung KPK,” kata Johan. Romi dan Masitoh dalam kasus ini disangkakan melanggar Pasal 6 ayat 1 huruf a Undang-Undang No. 20 tahun 2001 tentang perubahan atas UndangUndang No. 31 tahun 1999 jo pasal 64 ayat 1 jo pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.

Pasal tersebut mengatur tentang pemberian atau menjanjikan sesuatu kepada hakim dengan maksud untuk mempengaruhi putusan perkara yang diserahkan kepadanya untuk diadili dengan ancaman maksimal penjara 15 tahun dan denda paling banyak Rp750 juta. Selain itu, Romi dan Masitoh yang juga bekerja sebagai pegawai negeri sipil di Pemerintah Kota Palembang juga diduga melanggar pasal 22 jo pasal 35 ayat 1 Undang-Undang No 20 tahun 2001 yaitu mengatur tindak pidana lain yang berkaitan dengan tindak pidana korupsi yaitu setiap orang yang dengan sengaja tidak memberikan keterangan tidak benar dengan ancaman pidana penjara maksimal 12 tahun dan denda

paling banyak Rp600 juta. Dalam surat dakwaan mantan Ketua MK Akil Mochtar, disebutkan bahwa dalam sengketa pemilukada kota Palembang, Akil menerima uang sebesar Rp19,87 miliar melalui Muhtar Ependy yang diberikan calon walikota Romi Herton yang mengajukan permohonan keberatan ke MK Romi Herton. Uang tersebut ditransfer ke Akil ke rekening giro atas nama perusahaan milik istrinya CV Ratu Samagat yang diberikan secara bertahap melalui Masitoh. Hasilnya adalah MK membatalkan hasil penghitungan suara Pemilukada Kota Palembang 2013 sehingga Romi Herton dan Harjono Joyo memenangkan pilkada Palembang. =ANT/DESCA


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.