RABU
KORAN MADURA
13 AGUSTUS 2014 | No. 0418 | TAHUN III ECERAN Rp 3.500 LANGGANAN Rp 70.000
1
0328-6770024 RABU 13 AGUSTUS 2014 | No. 0418 | TAHUN III www.koranmadura.com
Perusahaan Rekaman Nagaswara Laporkan Inul Ekonomi hal 5
ant/reno esnir
SIDANG SENGKETA PILPRES. Ketua Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) Hamdan Zoelva (kanan) didampingi sejumlah Hakim Konstitusi ketika mendengarkan keterangan salah satu saksi kubu Prabowo-Hatta dalam sidang lanjutan perselisihan hasil pemilihan umum presiden dan wakil presiden di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta Pusat, Selasa (12/8). Sidang lanjutan tersebut memiliki agenda pembuktian, salah satunya dengan mendengarkan pernyataan saksi-saksi yang diajukan dari pihak pemohon.
Dalil Gugatan Pasangan Prabowo-Hatta Lemah KUPANG-Pengamat Hukum Tata Negara Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Nusa Tenggara Timur, Dr Johanes Tuba Helan, M.Hum berpendapat dalil gugatan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa di Mahkamah Konstitusi sangat lemah. “Peluang dikabulkannya gugatan Prabowo-Hatta sangat kecil karena dalil gugatan dan buktibukti yang diajukan dalam persidangan di MK sangat lemah,” kata
Johanes Tuba Helan di Kupang, Selasa, terkait peluang PrabowoHatta di MK. Selain alat bukti, saksi-saksi yang diajukan dalam persidangan
juga pada umumnya tidak ikut mengalami permasalahan di lapangan secara langsung, tetapi lebih banyak bercerita tentang apa yang mereka dengar dari orang lain. Padahal, dalam proses persidangan, saksi yang diajukan adalah mereka yang memang mengalami dan mengetahui sendiri permasalahan yang terjadi di lapangan, dan bukan mendengar dari orang lain yang belum tentu benar. Akibatnya, para saksi nampak
kebingungan dalam menjawab pertanyaan para hakim konstitusi dalam setiap sesi persidangan. “Saya mengikuti proses persidangan melalui layar televisi yang terpasang di Universitas Nusa Cendana, sehingga saya boleh berpendapat bahwa peluangnya sangat kecil,” tukasnya. “Kalau kita cermati, pemohon tidak menguraikan pihak-pihak yang terlibat secara lebih terperinci, termasuk juga rangkaian
kegiatan dan peran dari masingmasing struktur penyelenggara yang terlibat,” tuturnya. Walaupun demikian, seluruh rakyat bangsa ini harus menghormati langkah hukum yang ditempuh pasangan Prabowo-Hatta karena melaksanakan hak konstitusi. Mantan Ketua Ombudsman Perwakilan NTT dan NTB itu juga mengingatkan MK agar benar-benar bebas dari intervensi, dalam perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Presiden dan Wakil Presiden 2014. “Putusan yang baik dan benar adalah berdasarkan bukti yang dapat dipertanggung jawabkan secara hukum, dan bukan atas tekanan atau pengaruh faktor lain,” ujar Johanes Tuba Helan. =ANT/BERNADUS