SELASA
KORAN MADURA
23 SEPTEMBER 2014 | No. 0447 | TAHUN III ECERAN Rp 3.500 LANGGANAN Rp 70.000
1
0328-6770024 SELASA 23 SEPTEMBER 2014 | No. 0447 | TAHUN III www.koranmadura.com
Seleksi Pimpinan BPK Dinilai Cacat Hukum Nasional hal 4
ant/wahyu putro a
TOLAK PEMBEBASAN ANGGODO. Pegiat anti korupsi yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil Anti Korupsi melakukan aksi dengan menggunakan topeng terpidana kasus korupsi Anggodo Widjojo di depan Kantor Kemenkumham Jakarta, Senin (22/9). Aksi yang diikuti puluhan massa itu menuntut Kemenkumham agar menolak seluruh permohonan pembebasan bersyarat yang diajukan oleh terpidana kasus korupsi serta mempublikasikan seluruh pemberian pembebasan bersyarat kepada publik sebagai bentuk pertanggungjawaban moral.
Ironi Pembebasan Anggodo Widjojo! Baru Dihukum 15 Bulan, Sudah Mendapatkan Remisi 29 Bulan JAKARTA-Koordinator Divisi Monitoring Hukum dan Peradilan anti korupsi ICW Emerson Yuntho mengatakan pemberian pembebasan bersyarat dan remisi terhadap koruptor merupakan ketidakseriusan pemerintah memberantas korupsi.
“Ini adalah aksi protes kami terhadap pemerintah yang memberikan pembebasan bersyarat dan remisi kepada koruptor,” kata Emerson saat berdemo di depan Kemenkumham bersama Koalisi Masyarakat Sipil di Jakarta, Senin. Ia mengatakan pihaknya meminta pemerintah agar transparan saat memberikan pembebasan bersyarat dan remisi kepada koruptor. Emerson menambahkan pemberian pembebasan bersyarat kepada Hartati
Murdaya dan remisi kepada Anggodo Wijoyo tidak sesuai syarat. “Anggodo baru dihukum 15 bulan tapi sudah mendapatkan remisi 29 bulan, ini kan aneh,” katanya. Ia menambahkan bahwa syarat mendapatkan remisi yaitu telah menjalani sepertiga masa hukuman dan berkelakuan baik, Anggodo belum menjalani sepertiga masa hukumannya. Aktivis ICW
Pada demonstrasi itu, Koalisi masyarakat sipil memakai topeng berwajah Hartati dan Anggodo. Ada juga demonstran yang mengenakan topeng berwajah Presiden SBY, namun langsung diamankan polisi. “Kita menyuruhnya melepaskan topeng itu karena tidak boleh ada penghinaan lambang negara,” kata polisi yang berjaga. Sebelumnya, KPK menolak pembebasan bersyarat Anggodo dengan tidak memberikan rekomendasi pembebasan tersebut melalui surat kepada Kementerian Hukum dan HAM. =ANT/HAFIDZ