KORAN MADURA KAMIS 13 DESEMBER 2012 NO.0014 | TAHUN I
@KoranMadura
KAMIS
Satu Hati untuk Bangsa
13 DESEMBER 2012
PENDUKUNG IMAM-ZAIN TIDAK MENGGUNAKAN HAK PILIH Dicoretnya pasangan Imam-Zein sebagai calon bupati dalam pilakda Bangkalan membuat para pendukungnya memilih tidak memberikan hak suaranya.
Harga Eceran Rp 2500,- Langganan Rp 50.000,-
Masyarakat indonesia diminta tidak terprovokasi
SEJUMLAH MAHASISWA GELAR KAMPANYE PEMILU DAMAI DI PAMEKASAN
Komentar Mantan Menteri Penerangan Malaysia Zainudin Maidin yang dinilai melecehkan Pre-siden ke tiga Indonesai Bj. Habibie diminta tidak ditanggapi serius.
Forum Mahasiswa Cinta Damai (FORMACIDA) dan DEMA STAIN Pamekasan menggelar kampanye pilkada damai dengan menyebarkan selebaran pada para pengendara di jalan-jalan kabupaten setempat.
>> halaman 07
>> halaman 02
>> halaman 05
sai/koranmadura
RKB Undang Koran Madura PAMEKASAN – Ruang Kegiatan Belajar (RKB) PNPM mengundang Koran Madura untuk hadir di auditorium PKPN Jalan Kemuning kemarin (12/12). Dalam acara ini, panitia meminta kesediaan Koran Madura untuk melatih SDM-RKB terkait dengan peace jornalism. Sebab, mereka memandang jurnalisme damai lebih dewasa dan tidak membuat orang marah, melainkan belajar menertawakan diri sendiri. Ketua Pokja RKB-PNPM Wahid Hasyim mengatakan, SDM di PNPM perlu mendapat pendidikan dan latihan. Sejauh ini, Wahid menjelaskan PNPM juga memiliki media sebagai wahana komunikasi. Tetapi, media yang kemudian diberinama Derab, hanya berisi informasi yang dibuat seadanya, sekedar dokumentasi agar momentum yang dikerjakan tidak hilang begitu saja. Karena itu, Wahid minta pemimpin redaksi Koran Madura turun tangan. “Biar berbagi pengalaman, Mas Abe (Abrari, pemimpin redaksi Koran Madura) kan wartawan senior dan tulisannya mencerdaskan,” dia memuji sesaat sebelum acara dibuka secara resmi. Saat acara berlangsung, Pemimpin Redaksi Koran Madura, Abrari, mengatakan dirinya merasa perlu hadir untuk berbagi pengalaman. Menurut aktivis di era 1990-an ini, kecendrungan media modern tidak lagi menyerang tetapi menyejukkan. Pria yang pernah memimpin Forum Komunikasi Wartawan Pamekasan itu mengurai, masyarakat pembaca harus lebih jeli dan tidak terprovokasi media yang hanya menyerang tanpa memberikan solusi dari adanya permasalahan. “Perlu ada media alternatif sebagai penyeimbang yang jujur bersuara, mencerdaskan, dan memberikan pencerahan,” katanya dalam dialog yang dipandu Mohammad Gozi dari surat kabar Media Indonesia. (muj)
TANGGAL 12-12-2012
Empat Bayi Lahir Normal di Pamekasan
fawaid/koranmadura
TANGGAL CANTIK- Seorang bayi yang lahir pada tanggal 12-12-2012 kemaren sedang dirawat oleh dokter di Pamekasan PAMEKASAN – Sedikitnya, empat bayi terlahir di angka cantik, tanggal 12, bulan 12, tahun 2012. Mereka dilahirkan ibunya masing-masing di Rumah Sakit Dr.Slamet Martodirjo Pamekasan kemarin (12/12) Rukmini, salah seorang ibu dari bayi yang lahir di angka serba 12 ini, mengaku tidak sengaja melahirkan bayi yang dikandungnya di angka yang serba 12. “Yang penting bukan angkanya, kami ingin bayi ini selamat dan memberi keselamatan,” katanya. Seorang perawat di rumah sakit setempat, Aan, mengatakan jumlah bayi yang lahir biasa saja, seperti hari-hari biasa. Dia menganggap tidak ada yang istimewa dengan angka serba 12, kecuali sedikit cantik karena ada pengulangan angka 12 (tanggal, bulan, dan tahun). “Biasa saja,” dia berkata pendek. Di hari yang serba 12 juga, kemarin tercatat ada 4 pasangan yang bercerai di angka cantik itu. Sedangkan untuk pernikahan belum nedapat konfirmasi dari instansi yang berwenang. Tetapi merujuk pada tradisi, yang tidak tercatat belum tentu tidak terjadi. Angka kelahiran, kematian, dan perceraian boleh jadi terjadi juga di angka serba 12 itu namun tidak tercatat. Bahkan, jumlahnya bisa lebih banyak. (afa/ abe)
LA BHEDE BHEI Pada acara Pameran Pembangunan di Sumenep, seorang pria yang sedang mencari istrinya karena terpisah bertemu anak kecil yang menangis kehilangan ibunya. Pria itu bertanya, “Ibumu ciri-cirinya seperti apa, nak?” “Ibu saya tinggi semampai, wajahnya cantik, badannya seksi seperti Julia Perez, kulitnya putih, pakai sepatu hak tinggi.” “Wow,” guman si pria. “Kalau istri Om ciri-cirinya seperti apa?” “Sudahlah, lupakan saja Istri Om, lebih baik kita cari dulu ibumu. Itu jauh lebih penting.” Cak Munali
1
Koran Madura
PAMANGGI Curhat Oleh : Moh. Dimas Kaisar Yazahiro Pelajar, tinggal di Madura
S
s.bachri/koranmadura
GARAMA
- Harga garam yang baru-baru ini anjlok tidak menyurut petani garam untuk terus berusaha. Mereka berharap tahun depan pemerintah tidak lagi mengimpor garam agar harga garam di dalam negeri tetap stabil dan tidak membuat mereka merugi.
2 Menko, 4 Mentri Layak Direshufle JAKARTA- Episode mundurnya Andi Alfian Mallarangeng dari jabatan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) diyakini akan bersambung. Bahkan terendus khabar dalam jangka waktu dekat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan melakukan reshuffle kabinet terbatas. Rumor tersebut menyebutkan, 2 Menko dan 4 Mentri diperkirakan akan reshuffle. Alasanya kinerjanya benarbenar parah. “Reshuffle kabinet ini tidak terhindarkan. Ada beberapa pos menteri yang kinerjanya sangat di bawah rata-rata,” kata Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Indonesia, Iberamsjah saat dihubungi Koran Madura di Jakarta, Rabu (12/12). Menurut dia, Menko yang kurang menunjukkan kinerja secara significant, yakni Menko Kesra dan Menko Perekonomian. Karena itu, harus diganti. Sedangkan Menkopohukam, masih lumayan bagus sehingga harus dipertahankan. “Tetapi masalahnya saat ini, mayoritas semua menteri kinerjanya buruk. Artinya, kalau semuanya buruk, ya buat apa dilakukan reshuffle, jadi ya percuma saja,” tegas dia. Kendati demikian kata dia, SBY masih punya kesempatan untuk melakukan perombakan jajaran menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, sebelum akhir masa jabatan pada 2014. Ini penting agar memastikan kinerja pemerintahan terjaga hingga akhir masa jabatanya. “Saya kira masih ada kesempatan merombak. Karena itu memang hak prerogative presiden,” tambah dia. Saat didesak selain dua Menko itu, menteri mana saja yang juga tak naik kinerjanya, Iberamsjah menyebut Menakertrans dan Menpera. Selain itu, Meneg BUMN dan Sekab, Dipo Alam juga layak diganti. “Mereka juga tak banyak melakukan apa-apa,”ucap dia. Namun demikian, kata Iberamsjah,
wacana reshuffle ini memang sengaja dihembuskan parpol koalisi yang merasa tidak puas dengan jatah kursi menteri yang ada saat ini. “Itu cuma kegenitan parpol koalisi saja. Mereka tidak puas dengan kekuasaan yang ada. Padahal kemampuan parpol itu sangat terbatas,” tutur dia. Intinya, sambung Iberamsjah lagi, presiden tak perlu susah-susah merombak. Kursi menteri yang kosong digantikan saja dengan tokoh yang lain. Masalahnya, sumber kelemahan dari kinerja para menteri itu berasal dari sikap kepemimpinan yang tidak tegas. Iberamsjah menilai, sebaiknya Presiden SBY kembali merekrut orang untuk mengisi kekosongan jabatan Menpora saat ini. Menurut Iberamsjah, orang tersebut harus berasal dari kalangan profesional, bukan dari internal Demokrat atau partai koalisi, untuk mencegah terulang kembali korupsi di tubuh Kementerian Pemuda dan Olahraga. “Soalnya kalau dari kalangan partai, baik dari partai sendiri maupun partai koalisi, orang sudah malas karena kecenderungannya cari duit saja,” imbuhnya. Sinyal bakalan reshuffle cabinet juga disampaikan anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Ahmad Mubarok. “Ada beberapa kementerian yang akan direshuffle. Siapa saja menterinya, saya belum mau komentar,” tutur dia. Namun reshuffle perlu dilakukan tidak hanya di posisi Menpora, namun sejumlah kementerian lain juga. “Kemungkinan ada. Tidak hanya pada Menpora saja,” ungkap dia. Guru Besar Fisip UI, Muhammad Budyatna memperkirakan, kursi Menpora kembali diisi politisi dari Partai Demokrat. Sejauh ini, kata dia, sosok muda yang paling ideal untuk mengisi jatah kursi tersebut tertuju pada Ramadhan Pohan. “Karena posisi menteri sekarang ini sifatnya lebih ke penjatahan di masing-masing partai, maka yang akan menggantikan Andi kemungkinannya adalah Ramadhan Pohan,” kata Budyatna kepada Koran Madura di Jakarta, Rabu (12/12).
Perkiraan bakal terpilihnya Ramadhan sebagai Menpora, kata dia, tidak terkait dengan kecakapan maupun kemampuannya untuk memimpin di kementerian. “Ini lebih dikarenakan oleh tidak adanya pilihan. Karena, sebagian besar kader Demokrat banyak yang cacat. Jadi, nama itu yang paling memungkinkan,” tutur dia. Budyatna mengatakan, jika pengunduran Andi Mallarangeng akan dijadikan momentum oleh Presiden SBY untuk merobak kabinet, maka ada sejumlah nama yang patut dipertimbangkan. “Kalau mengesampingkan penjatahan atau mencari sosok di luar partai, Anis Baswedan dan Saldi Isra merupakan orang yang tepat untuk menjadi menteri,” ujar dia. Sementara itu, lanjut dia, sosok dari Partai Golkar yang diperkirakan akan menjabat menteri adalah Idrus Marham. “Tetapi, kalau mencari sosok dari PAN, PPP dan PKB, saya kira saat ini tidak ada orang yang ideal untuk menjabat menteri,” kata dia. Momentum Ditempat terpisah, Wakil Ketua DPR Pramono Anung mengakui reshuffle kabinet merupakan momentum bagi Presiden SBY memperbaiki kinerja pemerintahan. “Ya reshuffle ini bisa menjadi momentum bagi presiden untuk memperbaiki kinerjanya karena kalau kemarin hitung-hitungannya politik akomodasi dan perimbangan orang-orang yang ada dalam setgab, tetapi ternyata kan hal itu tidak jalan,” ujarnya di DPR Mantan Sekjen PDI Perjuangan ini menilai reshuffle kabinet penting karena beberapa menteri saat ini disibukkan dengan urusan partai politik masing-masing, sehingga tidak fokus untuk kinerja di pemerintahan. “Sehingga dengan demikian Presiden bisa mengambil posisi tegas untuk membuat kabinet yang katakanlah dalam dua tahun waktu tersisa yang menteri-menterinya lebih banyak waktunya mengurus partainya masingmasing, maka kinerja pemerintah tidak akan lebih baik,” pungkas dia. (gam/cea/ bud).
Kapal DBS II, Dijual Atau Docking? SUMENEP - Kapal Darma Bhakti Sumekar (DBS) II milik PT. Sumekar sudah lama tidak bisa digunakan, sebab kondisi kapal ini sudah sangat memperihatinkan. Direktur PT. Sumekar, Rasul Djunaidy yang melakukan peninjauan langsung ke dalam kapal Rabu siang (12/12) mengatakan, mesin kapal DBS II ini sebenarnya kondisinya masih 75 persen, namun badan dan perangkat-
perangkat lainnya sudah mulai keropos dan tidak layak layar. Detemui setelah melakukan peninjauan, Rasul mengaku sedang mempertimbangkan dua opsi untuk kapal DBS II ini. “Pertama harus doking atau diperbaiki, dan yang kedua dijual” ujar Rasul. Namun demikian ia mengaku pihaknya masih harus meminta persetujuan Pemerintah Kabupaten, sebab PT. Sume-
kar adalah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kabupaten Sumenep. “Saya tidak ingin kalo kapal ini dipaksakan berlayar, nantinya hanya akan menyebabkan kecelakaan yang tidak kita inginkan, sebab bagi kami kenyamanan dan keselamatan penumpang adalah yang utama”. ujar Direktur Utama PT Sumekar yang baru dilantik beberapa bulan lalu ini. (den/abe)
aya tidak tahu narasi ini untuk siapa. Saya hanya ingin menulis dari sudut pandang saya, bagian dari ABG di republik ini dan masih duduk di bangku sekolah. Di negeri ini saya takut, takut sekali. Di tempat saya belajar, guruguru lebih banyak bicara soal sertifikasi dibanding bagaimana caranya mencerdaskan kehidupan bangsa. Mereka saling memberi tahu tengang dana yang diterima tunjangan sertifikasi itu. Ada yang beli rumah, mobil, ada juga yang cerita sudah dua kali umroh. Pertanyaan saya sederhana dan belum tuntas sampai saat ini. Bagaimana saya harus mengaitkan rumah, mobil, dan umroh dengan peningkatan mutu pembelajaran. Saya sebenarnya tahu mereka bukan guru yang cakap, punya inovasi dan dedikasi yang tinggi di ruang belajar. Mereka, para guru, di ruang kelas saya lebih banyak duduk dan kami diminta menulis dengan cara dikte. Saya berontak karena saya tidak ingin menjadi diktator dalam usia dini. Pernah suatu ketika, dua orang guru, berlainan jenis berduaan. Mereka terlihat mesra meski saya tahu mereka bukan suami istri. Mungkin dua guru itu menduga saya belum akil balig. Tetapi saya paham bagaimana cara memberi arti pada tatapan yang tidak biasa. Saya menduga, dua orang itu sedang memadu kasih karena di rumah tidak mendapatkannya. Atau mendapatkannya tetapi tidak berhasil memuaskannya. Saya menyadari saya hanya pelajar dan belum boleh seperti itu karena saya bukan guru. Saya mungkin berdosa kepada guru saya karena di kelas tidak mendengarkan penjelasannya saat kegiatan belajar mengajar. Mungkin saya terlalu egois tetapi guru bagi saya nyaris tanpa cela, yang benar-benar fokus, setidaknya di dalam kelas. Saya tidak suka ada guru mengajar, tiba-tiba ponselnya bunyi, dan guru mengangkatnya setelah minta ijin sebentar dan ternyata lama kami menanti. Saya baru tahu ukuran sebentar bagi orangtua dengan remaja seusia saya berbeda. Semakin tua umurnya, dalam logika saya, semakin lama durasi sebentarnya. Saya juga menjadi malas belajar, tidak semangat. Saya ingat teman saya yang belajar, sekuat tenaga, tetapi di ujung akhir tahun pelajaran justru sia-sia. Saat ujian akhir sekolah, saya tahu persis anak-anak mendapat bocoran kunci jawaban. Guru meminta kami tenang, jangan bersuara. Dengan santai guru mendikte kembali kunci jawaban itu. Saya bergumam, ini guru dan sekolah macam apa. Saya tidak terlalu idealis, namun saya bisa membedakan bagaimana seorang guru yang baik. Di sekolah saya terganggu, tidak merasa kehilangan saat jam pelajaran berakhir. Bahkan, bel tanda istirahat dan pulang yang saya tunggu biar terbebas dari belenggu pembelajaran di sekolah. Kelas kami sudah seperti penjara. Saya masih ingat, waktu itu kelas I SD, tetapi guru saya menulis satu papan penuh dan kami diminta mencontohnya. Guru saya mungkin lupa, dia mengajar anak-anak dengan cara pandang orang dewasa. Waktu itu, saya pulang, protes, saya tidak kuat. Sempat terpikir, apakah jika menjadi anggota DPR nanti, saya akan selalu walk out, saya tersenyum sendiri. Ketika di rumah, saya sebenarnya juga tidak kerasan. Orangtua, nenek, dan hampir semua keluarga selalu marah, dalam anggapan saya. Tetapi mungkin saya memang salah saat mengambil arang di dapur lalu menempelkan ke tembok putih untuk seterusnya membuat garis panjang. Saya juga menggambar dua buah gunung dan di tengahnya ada matahari terbit. Pada saat saya nonton televisi, saya melihat orangtua mengambil hak orang lain yang belakangan saya dengar istilah baru untuk perbuatan itu, korupsi. Saya hanya heran tak ada yang marah seperti orangtua saya marah ketika saya membuat garis panjang yang tidak lurus, di tembok rumah saya. Sedang pelaku korupsi itu, saya juga heran pembelanya banyak sekali. Saya tidak ingin dibela, tetapi saya hanya ingin diarahkan oleh orang yang hidupnya benar-benar terarah, setidaknya tidak menjarah. Saya tidak ingin marah tetapi lingkungan di sekitar saya tak ramah. =
Caca Colo 2 Menko, 4 Menteri Layak Direshufle Gasak aja, ngapain dipelihara Indonesia diharap jangan terprovokasi ungakapan Zainudin Maidin Emang Gua Pikirin Penghitungan cepat: Pasangan Ra Momon-Ra Mondzir menang telak Aih, sudah terduga sejak 3 bulan lalu