KORAN MADURA
SENIN
1
SENIN 03 DESEMBER 2012 NO.0006 | TAHUN I
@KoranMadura
Satu Hati untuk Bangsa
03 DESEMBER 2012
iNDONESIA NO. 1 PENYEBARAN HIV AIDS DI ASIA TENGGARA
GURU DI KEPULAUAN TERIMA TAMBAHAN SATU KALI GAJI
Jumlah penderita HIV /AIDS di Indonesia setiap tahun meningkat sehingga negara kita menduduki peringkat pertama penularan virus HIV/AIDS tertinggi di Asia Tenggara
Keluhan para guru di kepulauan jauh di Kabupaten Sumenep terkait biaya oprasional yang tinggi saat bertugas, direspons positif oleh pemerintah pusat. >> halaman 04
>> halaman 03
Harga Eceran Rp 2500,- Langganan Rp 50.000,-
RUMAH KETUA KPU PAMEKASAN MASIH TERUS DIJAGA KETAT Penjagaan di rumah Ketua KPU Pamekasan hingga kini terus dilakukan oleh petugas. Hal ini menyusul aksi anarkis yang dialukukan oleh beberapa oknum warga beberapa waktu lalu. >> halaman 03
hanadiman/koranmadura
DPR Siap Tambah Kuota BBM Bersubsidi JAKARTA-Kalangan DPR tidak perlu berlebihan dan berjanji siap mempercepat jor-joran dalam membeli permintaan tambahan kuo- BBM subsidi, jadi cukup ta BBM bersubsidi sekitar sesuai dengan kebutuhan 1,2 juta kiloliter (KL). Bah- saja. “Jika pembelian juga dikan DPR mengaku tak mau lakukan secara normal, kami memperlambat proses terse- yakin BBM bersubsidi cukup but. “Jika untuk kepentingan untuk memenuhi kebutuhan rakyat selesai 1 hari. Saya masyarakat. Sehingga sekali juga mengingatkan bagi lagi kami mengharapkan yang tdak berhak jangan masyarakat membeli BBM menggunakan BBM subsidi,” bersubsidi sesuai dengan kata Wakil Ketua Komisi VII kebutuhan saja, tidak perlu DPR Achmad Farial di Jakar- membeli secara berlebih kata,2/12/2012 rena BBM bersubsidi cukup Lebih jauh kata Farial, tersedia di SPBU, dan Persaat ini pihak Komisi VII tamina menjamin pasokan DPR belum menaman,” terangnya. erima permohoSejak kebijakan BERITA nan penambahan pemerintah unTERKAIT jatah BBM subtuk menjatah BBM sidi tersebut dan bersubsidi dicabut Halaman 8 Pemerintah melsementara pada 25 alui Kementerian November 2012, Energi Sumber Daya Mineral Pertamina telah melaku(ESDM). “Jadi sampai kema- kan normalisasi pasokan rin belum ada surat permo- BBM bersubsidi. “Normalhonan,” tambahnya. isasi pasokan tersebut meDiakui Farial, adalah mang memerlukan waktu langkah yang sah bila per- tidak cukup sehari, apalagi mohonan pemerintah un- di daerah-daerah luar Jawa tuk meminta tambahan yang minim infrastruktur kuota sebesar 1,2 juta KL atau di Jakarta yang kerap adalah untuk kepentingan terkendala oleh kemacetan,” masyarakat. “Kalau nanti imbuhnya. kita bahas di dewan alasan Sebelumnya diberitaka, mengapa kita setujui, karena Laporan Badan Pengatur kasihan masyarakat. Kita Hilir Minyak dan Gas (BPH (DPR) pro terhadap rakyat,” Migas) sempat menyebutujarnya. kan seringkali terjadi peSebagaimana diketahui, nyelundupan BBM subsidi anggaran subsidi BBM di yang jumlahnya lumayan. 2012 meningkat dari Rp 137 Terakhir, ada sekitar 1.700 triliun menjadi Rp 219 trili- KL BBM subsidi diduga yang un akibat adanya tambahan diselundupkan di Kalimankuota BBM subsidi dari 40 tan. Bahkan ada juga oknum juta KL menjadi 4,4 juta KL. aparat keamanan yang juga Tapi ternyata jatah tersebut membekingi BBM subsidi belum cukup dan pemerin- untuk diselundupkan ke intah minta tambahan lagi 1,2 dustri. juta KL dengan nilai sekitar Bahkan Menteri ESDM Rp 6 triliun. Dalam APBN- Jero Wacik mengakui, selaP 2012 disetujui anggaran ma ini penyelundupan BBM subsidi energi Rp 225 triliun, subsidi makin banyak karena dengan rincian subsidi BBM harga BBM subsidi yang terRp 137 triliun, subsidi listrik lalu murah yaitu Rp 4.500 Rp 65 triliun, dan cadangan per liter dibandingkan BBM risiko fiskal energi Rp 23 non subsidi sekitar Rp 9.700 triliun. per liter. Ditempat terpisah, Vice Jero Wacik tak menampik President Corporate Com- adanya penyelundupan BBM munication LT Pertamina, subsidi. Bahkan menurut Ali Mundakir meminta Jero, aksi penyelundupan masyarakat tak cemas terkait BBM subsidi makin banyak isu menipisnya jatah atau walaupun sudah banyak kuota BBM subsidi saat ini. yang tertangkap. Hal ini BUMN migas ini akan terus salah satunya disebabkan menjaga pasokan BBM sub- oleh makin lebarnya persidi. “Pasokan BBM bersubsidi bedaan harga antara BBM kepada masyarakat semakin subsidi dengan BBM non pulih dan pasokan diperta- subsidi. “Kita sudah tangkap hankan tetap di atas rata-rata mereka, tapi yang menyenormal untuk memastikan lundup makin banyak lagi, kebutuhan masyarakat dapat semakin banyak akal-akalan terpenuhi,” ujarnya. mereka,” pungkasnya. (gam/ Menurut Ali, masyarakat cea/bud/abe)
La Bhede Bhei
Lho, kok bayar? Sesaat setelah jembatan Suramadu diresmikan, Badruddin, ingin mencicipi jembatan ini dengan naik sepeda motor. Mendekati gerbang pembayaran, Badrudin agak terperangah. Katanya jembatan, tapi kok pakai pintu. Badrudin pun bergerak dan tiba di gerbang pembayaran. “Tiga ribu rupiah pak,” kata petugas. “Lho, kok bayar pak,” tanyanya. “Ya bayarlah. Jembatan ini, dibangun pakai uang. Bukan pakai daun,” ujar petugas, rada kesal. “Saya kan cuma lewat jembatan ini, masak bayar.” “Sampeyan, kalau naik kapal ferry, kan bayar juga,” kata petugas mulai kesal. “Lho, itu lain pak?” “Lain gimana?” “Lha, kalau saya naik kapal, kan kapalnya yang jalan, saya diam; wajar bayar. Lha, kalau saya lewat jembatan ini, kan sepeda motor saya yang jalan; jembatannya diam. Masak, harus bayar?” “Gini saja. Sampeyan suruh jalan ini jembatan. Tunggu saja, di pojok sana; biar sampeyan jamuran,” kata petugas tol Suramadu, kesal.
M. HUSEIN
Koran Madura
PAMANGGI Timpang Oleh: MH. Said Abdullah Anggota DPR RI dari Dapil Madura
Adalah nyata bahwa ketimpangan sosial tengah mewarnai pola kehidupan masyarakat di negeri ini. Untuk melihatnya, tidak perlu pusing dengan bercermin pada indeks Gini Ratio yang kian melebar. Ambil gampangnya saja dengan melongok ke arah kelompok borjuis, lalu tengok kalangan terbawah. Sangat jelas ketidakseimbangan sosial-ekonomi yang sedang terjadi. Si kaya hidup berlebih, sedangkan jutaan orang hidup melarat.
EKSOTIS
- Seorang jurnalis sedang mengabadikan suasan sore di Pantai Jumiang Pamekasan
s.bachri/koranmadura
PENGELOLAAN OBJEK WISATA
Anggota DPRD Nilai Pemkab Kurang Serius PAMEKASAN - Pemerintah Kabupaten Pamekasan dinilai kurang serius mengelola objek wisata di wilayah tersebut. Beberapa lokasi yang sebelumnya diproyeksikan menjadi objek wisata andalan dibiarkan terbengkalai. Bahkan, dua obyek wisata yang sebelumnya diproyeksikan sebagai lokasi wisata andalan, seperti Pantai Talang Siring di Kecamatan Larangan dan Pantai Jumiang di Pademawu, terlihat kumuh. Wakil Ketua Komisi D DPRD Pamekasan Juhaini mengatakan, pemerintah daerah sebenarnya
telah melakukan penataan di dua obyek wiisata tersebut. Namun, penataan yang tidak disertai dengan pengelolaan serius itu mengakibatkan dua lokasi wisata tersebut terkesan mangkrak. “Tidak ada tata laksana yang baik dan pengelolaannya terkesan apa adanya. Kondisi tersebut mengakibatkan dua lokasi itu tidak seperti objek wisata pada umumnya,” kata Juhaini, kemarin (2/12). Sementara itu, Kepala Bidang Pariwisata Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag)
Pamekasan Kholifaturrahman mengatakan, pemerintah daerah telah melakukan penataan ulang Pantai Wisata Talang Siring. Anggaran penataan ulang itu sebesar Rp. 1,5 miliar yang bersumber dari APBD 2012 Pamekasan. Penataan ulang dua objek wisata itu meliputi perbaikan sarana yang rusak, pembangunan fasilitas utama, dan fasilitas pendukung. “Berdasar kesepakatan dengan rekanan pelaksana proyek, disepakati penataan itu akan berakhir pada April 2013,” katanya. (yin/ muj/abe)
Mahfud MD Pimpin Presidium KAHMI JAKARTA-Musyawarah Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) memilih Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) sebagai Ketua Presidium untuk periode 2012-2017. Mahfud MD yang juga putra Madura ini berjanji akan membawa KAHMI membangun Indonesia ke depan agar menjadi lebih baik. “Saya akan ajak KAHMI membangun masa depan Indonesia yang bermartabat. KAHMI tak akan masuk ke arena politik praktis,” kata Mahfud MD di Jakarta, Minggu, (2/12). Diakui Mahfud, pihaknya memberi apresiasi yang tinggi kepada peserta Munas KAHMI dan telah memberikan amanah untuk memimpin KAHMI. Apalagi dirinya tak memiliki tim sukses. “Saya datang apa adanya, tak ada tim sukses yang menggalang agar saya menang, tetapi secara obyektif para peserta Munas memilih
saya dengan suara terbanyak,” Dimana peserta mengharapkan tambahnya. agar KAHMI jangan dimpimpin Menurut Mantan Menhan era seorang politisi,” kata Ketua Gus Dur ini, proses pemilihan pre- Pelaksana Daerah Munas KAHMI sidium KAHMI berlangsung secara di Riau, Johar Firdaus. Diakui Johar, peserta Mufair. “Ini Munas yang bergairah dalam suasana demokratis. Ada nas menginginkan ketua dari kontes yang terbuka tapi fair, tak unsur birokrasi atau akademisi. ada isu kecurangan atau pun poli- Sehingga kepengurusan KAHMI tik uang,” terangnya. bisa lebih independen. Intinya, Namun Mahfud tak menampik KAHM berupaya menghindari adanya kemajuan yang tarikan-tarikan kepenttinggi dan kedewasaan ingan. “Para peserta BERITA menilai, jika pucuk KAHMI dalam berTERKAIT pimpinan dari politisi, demokrasi. “Ya, benar. Saya terpilih. Saya bermau tidak mau, nantinHalaman 2 syukur bahwa KAHMI ya KAHMI juga terkemasih bagus, dewasa san ikut dalam partai tersebut. Menghindari dalam berdemokrasi,” hal itulah, kami rasa Mahfud tegasnya. Lebih jauh kata Mahfud, hasil MD sudah paling pas memimpin Munas KAHMI merupakan cermin KAHMI, karena dia dari kalangan bahwa warga KAHMI masih punya akademisi,” tambahnya. Munas KAHMI ke-IX digelar kepekaan hati nurani. Buktinya dirinya diminta jadi calon ketua. sejak Jumat (30/11) hingga MinYang jelas terpilihnya Mah- ggu (2/12) dini hari di Kabupaten fud MD dianggap merefleksikan Kampar, Riau. Selain dihadiri 1000 keinginan seluruh peserta Munas anggota KAHMI dari seluruh Inyang sejak awal tak ingin KAHMI donesia, Munas ini juga dihadiri dipimpin politisi. “Jadi kepimpi- Jusuf Kalla. Berdasarkan Munas nan Mahfud MD ini sudah dapat tersebut, terpilih 9 orang presidimewakili apa yang diharapkan um yang menjadi anggota Majelis peserta Munas pada umumnya. Nasional KAHMI. (cea/abe)
Anehnya, jurang kesenjangan ini justru semakin dalam di saat pertumbuhan ekonomi kita dianggap paling stabil sedunia. Kata banyak orang, sekarang Indonesia negara hebat. Pertumbuhan ekonominya masih di atas 6 persen atau berada di ranking kedua Asia, setelah China. Namun, kenapa penurunan jumlah orang miskinnya tidak signifikan? Dan mengapa angkatan kerja yang mutlak menganggur masih 7,2 juta orang? Mudah saja untuk menarik kesimpulan terkait dengan kondisi ini. Tegas saya katakan, ada kesalahan fundamental dalam pengelolaan negara. Soalnya, pertumbuhan ekonomi tidak dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan bagi segenap masyarakat. Artinya, pertumbuhan ekonomi kita tidak berkualitas. Faedahnya cuma pro buat kelompok tertentu, sementara komunitas wong cilik praktis tidak bisa menikmati. Sebagian orang hidup mewah di pemukiman elit, gaya hidup serba menjiplak Barat dan mainannya pun Ferrari 458 Spider. Kontras dengan saudaranya yang bermukim di lingkungan kumuh, kesehariannya masih berkutat dengan menanak nasi aking. Miris. Tetapi apa mau dikata, fenomena ini yang sedang berlangsung. Padahal, Pembukaan UUD 1945 salah satunya mengamanatkan agar Pemerintah bisa memajukan kesejahteraan umum. Kini wasiat historis tersebut berangsur-angsur luntur. Nilai-nilai Pancasila pun menjadi terabaikan. Tak ada lagi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, jika kondisi ini tidak segera dibenahi. Perlu peran besar dari pengelola negara untuk merapihkannya. Bukan cuma sekadar terhanyut dengan ramalan manis McKinsey. Negara seharusnya merencanakan perbaikan kesenjangan di masyarakat dengan mengacu pada target yang ditetapkan secara tahunan. Perlu kiranya asumsi makro ekonomi pada APBN menyertakan sasaran untuk meminimalisir kesenjangan. Katakanlah dengan menggunakan alat ukur statistik hasil temuan sosiolog Italia, Corrado Gini. Karena Badan Pusat Statistik (BPS) pun memakai metode ini untuk menakar tingkat ketimpangan kesejahteraan. Sejak tujuh tahun terakhir, angka Gini Ratio kita berangsur-angsur meningkat dari 0,32 menjadi 0,41 pada 2011. Peningkatan ini justru bukan lebih baik, tetapi menunjukkan ketimpangan kesejahteraan yang semakin melebar. Tidak sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang sedang membaik. Ini menandakan negara tidak mampu mendistribusikan pendapatan secara merata kepada masyarakat. Bukan tidak mungkin dampak negatif di masyarakat bakal muncul dari keadaan ini. Kriminalisasi meningkat, sikap egosentris tidak terelakan, bahkan ketimpangan yang semakin jomplang bisa menciptakan benturan antarkelompok. Rasa cemburu yang melandasi semua ini. Pancasila sebagai perekat keutuhan NKRI seolah tak pernah ada seiring makin dalamnya jurang perbedaan akibat negara salah urus. Ingatlah, APBN bukan untuk APBN, tapi APBN untuk kesejahteraan rakyat. (*)
ANGIN PUTING BELIUNG
Tujuh Belas Rumah Warga Rusak Sumenep – Angin puting beliung melanda wilayah Dusun Pangelen Desa Prenduan Kecamatan Pragaan Kabupaten Sumenep, kemarin (2/12), dan mengakibatkan 17 rumah warga setempat mengalami kerusakan. “Itu sesuai laporan sementara yang kami terima dari relawan. Dari 17 rumah itu, satu rumah rusak berat dan 16 rumah lainnya rusak ringan,” kata Kepala Bidang Kesiapsiagaan dan Pencegahan Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Sumenep R Syaiful Arifin. Angin puting beliung tersebut bersamaan dengan hujan deras yang mengguyur wilayah Dusun Pengelen kemarin siang. “Kejadiannya sekitar pukul 13.00 WIB. Sesuai laporan yang kami terima, tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut,” ujarnya. Ia juga mengatakan, angin puting beliung merupakan salah satu bencana alam yang kerap terjadi di Sumenep pada musim
hujan. Data di BPBD Sumenep, wilayah rawan angin puting beliung tersebar di sejumlah kecamatan, di antaranya Batang Batang, Ganding, Kalianget, Ambunten, Saronggi, dan Bluto. Warga yang bangunannya mengalami kerusakan biasanya mendapat bantuan berupa uang yang sifatnya stimulan dari pemerintah daerah, dan besarannya menyesuaikan dengan tingkat kerusakan. (sai/abe)
Caca Colo Penyebaran HIV Indonesia No 1 di Asia No. 1 kok HIV? Wacana Mega-JK makin menguat Ada lainnya yang justeru jadi pening!