1
RABU 1 MEI 2013 NO. 00108 | TAHUN II Koran Madura
RABU
Harga Eceran Rp 2500,- Langganan Rp 50.000,-
1 MEI 2013
g PAMANGGHI
Resonansi Oleh : MA. Zakitaro Budayawan muda Madura
A
MURAL TOLAK KENAIKAN BBM. Seorang warga duduk di depan mural menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di kawasan Ngabean, Yogyakarta, Selasa (30/4). Mural tersebut merupakan bentuk ekspresi sebagian masyarakat dalam menolak rencana pemerintah menaikkan harga BBM.
Jangan BLT ...!!!
ant/noveradika
DPD Berharap Kompensasi BBM Berupa Pembangunan Infrastruktur JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD), La Ode Ida berharap, kompensasi dari kebijakan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi diarahkan pemerintah dalam bentuk pembangunan infrastruktur, bukan berupa bantuan langsung tunai (BLT). “Kompensasi dari mengurangi subsidi adalah membangun infrastruktur di
perkotaan dengan membangun sarana dan prasarana transportasi. Di luar Pulau Jawa perlu bangun infrastruktur jalan dan jembatan yang bisa mempermudah investor masuk ke daerah,” ucap La Ode Ida di Gedung MPR/DPR Jakarta, Selasa (30/4). Sebagaimana diketahui, hari ini (30/4) Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menegaskan bahwa pemberlakuan kebijakan pengendalian konsumsi BBM bersubsidi baru bisa terlaksana jika pemerintah sudah memiliki dana kompensasi. “BBM akan dinaikkan bila dana kompensasi sudah siap,” kata Pres-
iden di Jakarta. Yudhoyono mengatakan, pemerintah akan memberlakukan harga BBM bersubsidi yang baru, berbarengan dengan pemberian kompensasi bagi masyarakat miskin, sehingga tidak jeda waktu. “Tidak boleh ada gap waktu, maka tergantung dana kompensasi yang siap. Pemerintah sudah siapkan rencananya. Rencana kami apa saja, berapa lama (kompensasi diberikan), akan segera disampaikan ke DPR dalam bentuk RAPBN-P 2013,” katanya. SBY berharap, pembahasan RAPBN-P 2013 dengan DPR bisa selesai pada Mei 2013, sehingga dana kompensasi sudah
tersedia dan kenaikan harga BBM bersubsidi akan diberlakukan. “Pemerintah berharap agar pembahasan RAPBN-P ini bisa dipercepat. Saya berharap kita bisa berkonsultasi, saya ingin bulan Mei ini pembahasan RAPBN-P ini selesai, karena ada ‘sense of urgency’, termasuk (pembahasan) kompensasi bagi mereka (masyarakat) yang memeerlukan,” paparnya. Lebih lanjut La Ode Ida menjelaskan, pihaknya berharap dana kompensasi dari penghematan konsumsi BBM bersubsidi bisa berdampak pada peningkatan angka pertumbuhan ekonomi. (gam/bud/abe)
AKSI MASSA
Mahasiswa Demo Tolak Kenaikan Harga BBM
JELANG PILGUB JATIM
LPP PKB Jatim Dorong Duet Khofifah-Halim SURABAYA- Lembaga Pemenangan Pemilu Partai Kebangkitan Bangsa Jawa Timur mendorong duet Khofifah Indar Parawansa dengan Halim Iskandar pada Pemilihan Kepala Daerah yang digelar 29 Agustus 2013. “Sudah waktunya kader Nahdlatul Ulama (NU) menjadi orang nomor satu di Jawa Timur. Sebagai provinsi dengan jumlah ‘Nahdliyyin’ terbesar di Indonesia, harapan masyarakat untuk dipimpin oleh kader NU rasanya sangat tidak berlebihan,” ujar Sekretaris LPP PKB Jatim, Fauzan Fuadi di Surabaya, Selasa. Khofifah yang saat ini menjabat Ketua Umum Pengurus Pusat Muslimat NU mencalonkan diri sebagai Gubernur Jatim periode 2014-2019. Hanya saja, sampai sekarang ia belum menentukan nama pendampingnya. Beberapa nama yang muncul antara lain mantan Bupati Probolinggo Hasan Aminuddin, mantan Bupati Bangkalan Fuad Amin, Wakil Wali Kota Surabaya Bambang DH, dan Ketua DPW PKB Jatim Abdul Halim Iskandar, serta beberapa nama tokoh lainnya. (ant/fiq/abe)
MAKASSAR- Puluhan Mahasiswa kembali melakukan unjuk rasa menolak rencana kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan memblokade sejumlah ruas jalan di Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa. Mereka memblokade dua ruas jalan protokol yakni Jalan Andi Pangeran Pettarani dan Jalan Sultan Alauddin yang tepat berada di depan dua kampus mereka. Aksi mahasiswa Universitas Negeri Makasar (UNM) dilakukan di depan Gedung Menara Phinisi UNM dan menutup separuh jalan dengan menahan mobil truk sambil berorasi di atas mobil tersebut. “Kami menolak kenaikan harga dan pengurangan subsidi BBM yang dinilai tidak mengedepankan kepentingan rakyat,” kata Jenderal Lapangan Akhwil Hidayat dalam orasinya. Dia juga menyebutkan bahwa pengelola blok migas yang habis masa kontraknya dengan perusahaan asing harus menyerahkan sepenuhnya kepada PT Pertamina sebagai perusahaan negara yang mengelola minyak dan gas. “Hal itu dilakukan agar Pertamina bisa mengelola dan meningkatkan produksi migas di Indonesia dan tidak kekurangan, apalagi membeli dan mengeskpor minyak dari luar,” katanya. Hampir dua jam mahasiswa memblokade Jalan AP Pettarani, sehingga macet tidak terhindarkan. Polisi akhirnya meminta kepada mahasiswa agar membuka akses jalan sehingga pengendara bisa melewati jalan tersebut. Aksi serupa juga terjadi di jalan Sultan Alauddin persis di depan kam-
pus Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin. Mereka membakar ban bekas dan menahan mobil tronton, sehingga akses jalan dua arah tersebut tertutup. Macet pun tidak terhindarkan. Dalam orasinya, mereka menuntut agar pemerintah tidak menaikkan BBM dan aparat hukum serta KPK Segera menangkap pejabat oknum pelaku korupsi seperti BLBI, Century, Hambalang dan lainnya. “Kami juga meminta rekan kami yang ditahan di Polsek Rappocini agar dilepaskan pascapenangkapan di kampus Muhammadiyah Makassar,” sebut Humas
aksi Komando Uchu Mattawang. Sempat terjadi ketegangan antara aparat kepolisian yang sudah berjaga-jaga dengan mahasiswa di depan kampus UIN Alauddin, namun dapat disiarkan ulang dan konflik pun dapat diredam. Bahkan, dalam aksi itu, sejumlah pengguna jalan mengeluhkan penutupan sebagian ruas jalan di UIN Alauddin. Berdasarkan pantauan hingga saat ini, aksi blokade jalan masih berlangsung di Jalan Sultan Alauddin Makassar. (ant/dar/abe)
da beberapa persoalan yang seringkali muncul di televisi. Misalnya, perseteruan Adi BS dengan Eyang Subur. Lalu soal Raffi Ahmad dan wafatnya Ustadz Jefri (Uje). Lalu Susno Duaji yang tidak mau dieksekusi dengan alasan menegakkan supremasi hukum. Semua peristiwa ini, memiliki penggemarnya masing-masing. Pasti ada yang menyukai dan tidak menyukai pada saat yang sama. Namun pada berita tentang rencana kenaikan BBM, nasionalisme bangkit dan mayoritas tidak menghendaki hal itu terjadi. Sebab jika BBM naik, harga barang lainnya melonjak. Pada saat yang sama, penghasilan buruh tidak menakik. Banyak yang bertanya mengapa BBM harus naik. Pemerintah berencana menerapkan dua harga berbeda untuk BBM jenis premium. Harga Rp. 4.500/liter untuk motor dan angkutan umum. Sedangkan harga Rp.6.500/liter untuk mobil pribadi. Rencana kenaikan versi pemerintah terpaksa ditempuh untuk mengurangi subsidi agar tidak membengkak dan membebani APBN. Jika harga BBM dinaikkan, pemerintah (mengaku) berhemat sebesar Rp. 30 triliun. Alasan kenaikan ini rasional, sepintas! Yang tidak masuk akal saat Kiranya, pantas pemerintah diduga rencana menilai subkenaikan harga sidi BBM sebagai beban. BBM tersebut Padahal, Rp. sebagai 30 triliun kebijakan liberalijauh lebih sasi migas kecil dibanding anggaran untuk bayar bunga dan cicilan pokok utang pemerintah yang selama ini tidak pernah dipersoalkan. Pada APBN 2013, pembayaran cicilan bunga utang dan cicilan pokok utang mencapai Rp. 171 triliun. Angka ini membengkak dibanding pembayaran yang sama pada tahun tahun 2012 sebesar Rp.165 triliun. Selain itu, alasan pemerintah tidak konsisten. Dulu (kenaikan BBM) untuk mengimbangi harga minyak mentah dunia. Saat ini, alasan kenaikan BBM guna mengurangi beban APBN. Kiranya, pantas diduga rencana kenaikan harga BBM atau penghapusan subsidi tersebut sebagai kebijakan liberalisasi migas atas desakan dan campur tangan asing. Apalagi, saat ini, banyak SPBU asing yang menjual BBM namun tidak laku karena harganya beda dengan Pertamina. Agar laku, maka subsidi BBM dihilangkan sehingga harganya sama. Padahal,bila harganya sama, yang untung tetap pihak asing bukan pemerintah. Karena itu, semakin lama, kian terasa bahwa negeri ini sudah tidak punya kedaulatan lagi. Sekedar pembanding, kenaikan harga BBM bisa dilihat di Malaysia. Namun kenaikan di sana tidak seekstrem seperti di republik ini. Malaysia menaikkan harga BBM jenis RON 95 sebesar RM 0,05 (sekitar Rp 140) dari harga sebelumnya per liter RM 1.85 (Rp 4.220) menjadi RM 1.90 (Rp 4.360) per liter. BBM jenis RON 97 naik RM 0,15 (Rp 420) dari harga asal RM 2.15 (Rp 6.020) menjadi RM 2.30 (RP 6.440) per liter. Untuk diketahui, Petrol RON 95 di Malaysia itu seperti Pertamax plus di Indonesia. Sedangkan untuk RON 97 di Indonesia belum dipasarkan. Secara kualitas, BBM jenis Premium dan Pertamax di Malaysia adalah tidak tersedia. Sebab kualitas BBM minimal yang digunakan sejenis RON 95 atau setara dengan Pertamax plus. Di sinilah, sebagai warga republik tidak mengerti dengan kebijakan pemerintah. Termasuk, kebijakan mengenai hukum dan politik yang tidak biasanya dan tidak juga luar biasa di tanah ini. Atau, inikah yang disebut Adhie Massardi sebagai negeri para bedebah? =
Bakso Matrawi dipanggil bosnya. “Eh ini laporan kamu tertulis beli kertas satu rim 57 ribu. Kertas apaan? Harga kertas satu rim biasanya kan cuma 32 ribu?” tegor bosnya. “Iya pak. Harga kertas segitu?” “Lha kok 57 ribu?” “Oh.. Itu kertasnya tadi makan bakso sama es campur pak,” jawab Matrawi santai. “Hei mana ada kertas makan bakso dan minum es campur?” Bentak Bosnya. “Eh, sory bos, maksud saya yang beli kertas, gitu” ucap Matrawi cengengesan.
Cak Munali