e Paper Koran Madura 1 Oktober 2013

Page 1

1

SELASA 1 OKTOBER 2013 NO.0210 | TAHUN II Koran Madura

SELASA

1 OKTOBER 2013

JELANG PEMILU 2014

g PAMANGGHI

Lemsaneg Akan Ikut Amankan Data Pemilu

Murah Oleh : Miqdad Husein

Kolumnis, tinggal di Jakarta

JAKARTA-Komisi Pemilihan Umum (KPU) menjamin keterlibatan Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) dalam mengamankan data Pemilu 2014 tidak akan merugikan publik. “Kekhawatiran itu positif untuk memastikan bahwa MoU tidak menghasilkan efek samping yang tidak diinginkan. KPU mesti berhati-hati dalam menindaklanjuti kemanan data,” kata Komisioner KPU, Sigit Pamungkas di Jakarta, Senin (30/9) Lebih jauh kata Sigit, masyarakat harus memahami Lemsaneg mempunyai kewenangan mengamankan data, dan bisa diawasi berbagai pihak. “Kalau institusi yang ditunjuk, tidak dipercaya mengamankan data, kepada siapa KPU meminta bantuan,” tanya Sigit. Menurut Sigit, KPU sendiri bukan lembaga yang memiliki kompetensi untuk sistem pengamanan data. “Sementara KPU tidak punya keahlian khusus untuk mengamankan data pemilu. Yang penting kerja sama itu tidak mengurangi indepensi KPU. Lemsaneg hanya mengamankan data yang berkaitan penyelenggaraan pemilu,” terangnya. (gam/cea)

ant/prasetyo utomo

KUNJUNGAN PM AUSTRALIA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) berbincang dengan Perdana Menteri Australia Tony Abbott (kiri) seusai mengadakan pertemuan di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (30/9). Pertemuan tersebut membahas tentang peningkatan kerjasama ekonomi, perdagangan dan penyelundupan manusia.

Abbott, Apa Saja Misimu JAKARTA- Kunjungan Perdana Menteri Australia Tony Abbott ke Indonesia mengundang kecurigaan beberapa kalangan. Terutama terkait fenomena manusia perahu atau pencari suaka ke Australia melalui perairan Indonesia dan juga terkait kasus narkoba yang melibatkan warga asal Australia, Schapelle Leigh Corby.

Luis Suarez Telah Kembali Berita di halaman 8

Isu ini menjadi ramai dibicarakan aktifis Anti Narkoba karena beberapa hari sebelumnya Kemenkumham berencana mengabulkan permohonan Corby untuk memperoleh pembebasan bersyarat atas hukuman 20 tahun penjara yang dijatuhkan Mahkamah Agung beberapa waktu lalu. Jika pembebasan bersyarat itu benar-benar diberikan, maka hal ini dianggap para aktifis anti narkoba sebagai gerakan yang justru melawan upaya pemberantasan obat-obatan terlarang di Negeri ini. “Saya tidak tahu ada kaitan pembebasan itu dengan kedata-

ngan Abbott atau tidak. Namun timing-nya sangat politis,” kata Wakil Ketua Umum PAN, Dradjad H.Wibowo, di Jakarta, Senin (30/9) kepada wartawan. Namun menurutnya, jika pembebasan bersayarat benar-benar diperoleh Corby, maka Abbott akan pulang dengan sanata bangga. Pamor politiknya akan makin bersinar. Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana, mengatakan permohonan PB merupakan hak setiap narapidana. ”Jangankan Corby. Hukum itu tidak melihat sosoknya karena itu hak setiap narapidana. Kalau me-

menuhi syarat lalu diberikan jangan ribut,” ujar Denny. Pernyataan ini bertolak belakang dengan pendapat para aktivis anti narkoba yang menganggap pembebabasan bersayarat itu sebagai bentuk pelecehan dan melukai rasa masyarakat banyak. Tony Abbott tentu juga akan sangat senang bila Indonesia diam saja terkait isu manusia perahu, dimana ia bermaksud menghalau para pencari suaka ke Asutralia dengan cara menempatkan polisi dan intelijen mereka di desa-desa di wilayah kedaulatan Indonesia. Beberapa pihak menganggap rencana ini akan mencederai kedaulatan Indonesia sebagai sebuah bangsa. Apalagi penghalauan para pencari suaka akan menimbulkan akibat-akibat turunan yang harus ditranggung Indonesia. Mereka akan terombang-ambing di laut Indonesia dan menjadi kewajiban kita untuk menyelamatkan dan menyelamatkan hidupnya (ant/beth)

SIDANG SKANDAL IMPOR DAGING

Istri Fathanah Tidak Bersedia Bersaksi JAKARTA - Ketua Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) untuk terdakwa kasus dugaan suap pengaturan kuota impor daging sapi dan pencucian uang Ahmad Fathanah, Nawawi Pomolango, meminta Jaksa Penuntut Umum Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menghadirkan salah satu saksi kunci dalam kasus ini, Yudi Setiawan, untuk bersaksi di persidangan. Nawawi pun mempertanyakan ketidakmampuan jaksa menghadirkan Yudi, padahal pria itu sudah pernah muncul di televisi swasta. “Jaksa Penuntut Umum, ada saksi yang ramai dibicarakan di luar sana, Yudi Setiawan. Kapan berencana akan menghadirkan Yudi Setiawan?” tanya Nawawi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Senin (30/9). Nawawi meminta Yudi menjadi saksi yang diprioritaskan untuk hadir. Nawawi juga menyindir kemunculan Yudi di salah satu stasiun televisi swasta belum lama ini. “Jangan sampai Jaksa Penuntut Umum kalah dengan televisi swasta. Masak televisi swasta bisa menghadirkan Yudi Setiawan, jaksa tidak bisa,” ujarnya.

Menanggapi permintaan ini, Jaksa Rini Triningsih berjanji menghadirkan Yudi pada sidang lanjutan Kamis (3/10) mendatang. Yudi sudah pernah menyampaikan alasan ketidakhadirannya melalui surat kepada Jaksa Penuntut Umum KPK. Yudi yang merupakan tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan alat peraga dan sarana penunjang pendidikan pada Dinas Pen-

didikan Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, itu juga sedang menjalani proses hukumnya. Yudi juga terjerat kasus dugaan korupsi Bank Jabar Banten (BJB). Yudi mengaku keamanan keluarganya sedang terganggu setelah dia dan istrinya terjerat kasus korupsi. Selain itu, Direktur PT Cipta Inti Parmindo itu ditetapkan sebagai tersangka

kasus pembobolan Bank Jatim. Istrinya, Carolina Gunadi, juga ditangkap oleh Bareskrim Polri terkait kasus pencucian uang karena menerima Rp 50 juta per bulan dari Yudi. Yudi, Fathanah, dan mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq diketahui pernah bertemu untuk membahas proyek di Kementerian Pertanian, antara lain proyek benih jagung dan kopi. Fathanah disebut beberapa kali menerima uang dari Yudi karena memuluskan perusahaan Yudi memenangkan proyek itu. Fathanah dan Luthfi didakwa menerima pemberian hadiah atau janji dari Juard dan Arya (Direktur PT Indoguna Utama) terkait kepengurusan kuota impor daging sapi untuk perusahaan tersebut Rp 1,3 miliar. Keduanya juga didakwa tindak pidana pencucian uang. Sementara itu istri Fathanah Sefti Sanustika tidak bersedia menjadi saksi dalam sidang suaminya tersebut. Alasannya, Sefti hanya ingin menggunakan haknya sebagai istri terdakwa. “Tadi, kan sudah dijelaskan sama hakim. Saya kan istrinya (Fathanah). Ya, saya hanya menggunakan hak saya,” ujar Sefti Senin (30/9). Sebelum para saksi disumpah, Ketua Majelis Hakim Nawawi Pomolango menyampaikan ketentuan Pasal 168 KUHAP. Saksi istri atau suami, anak, keluarga sedarah tidak dapat didengar keterangannya dan dapat mengundurkan diri sebagai saksi di persidangan, kecuali mereka bersedia. (gam/abd/aji)

Pemberitaan dan pembahasan soal mobil murah masih terus berlanjut. Makin ramai ketika Gubernur Jokowi, mempermasalahkan karena dianggap menghambat program pengurangan kemacetan Jakarta. Dan seperti berlaku dalam logika pasar, segala sesuatu yang jadi pembicaraan publik secara tak langsung mendapat promosi gratis, termasuk si mobil murah. Persoalannya, apa benar memang ada mobil murah, yang bikin heboh itu? Terlepas dari ketergangguan Gubernur paling populer itu, mobil murah sejatinya tak lebih dari akal-akalan pengusaha. Dari harga yang dipatok sekitar 76 jutaan saja, sudah menggambarkan bahwa sebenarnya, mobil itu tak tergolong murah. Apalagi dengan jumlah itu, pembeli belum mendapatkan kelengkapkan AC yang mutlak diperlukan, serta powerstreering dan lainnya. Untuk ukurang standar, mobil itu ternyata menguras uang sekitar 98 juta rupiah hingga lembaga keuangan baru menyetujui kredit mobil bila penghasilan seseorang minimal tujuh juta rupiah mereka yang per bulan. berambisi Jelas, ini saat berkuasa menegaskan biasanya ada sebenarnya kecenderungan omong kobukan song istilah mobil murah. mengedepanOmong kan semangat kosong itu mengabdi makin terlihat ketika nanti kasus seperti Avanza dan Xenia terjadi lagi; harga pelan-pelan dalam kurun waktu tiga bulan merangkak naik dan naik. Masalahnya mengapa pemerintah, melalui Kementrian Perindustrian, Menko Ekuin justru seperti menjadi kepenjangan tangan pengusaha mempromosikan sebagai mobil murah. Termasuk juga menyebut mobil itu hemat energi serta ramah lingkungan. Benarkah pemerintah tanpa sadar sedang “dikadali” pengusaha atau secara sadar mau dimanfaatkan pengusaha, sehingga muncul brain image yang menjadi promosi luar biasa itu. Inilah ironi para elite di negeri ini. Gagal menurunkan harga kedelai, daging dan kebutuhan sembilan bahan pokok lainnya, termasuk mengatasi keruwetan transportasi justru mencari jalan pintas dengan langkah kebijakan yang terkesan hebat. Celakanya, yang disebut hebat itu tak lebih dari abal-abal alias bohong. Kebijakan yang disodorkan bukan menyelesaikan berbagai persoalan di tengah masyarakat, tapi justru lebih banyak menambah masalah. Makin terlihat bahwa persoalan transportasi di negeri ini lebih disebabkan distorsi kebijakan yang lahir karena dominasi kepentingan pengusaha. Jadi bukan riil sebagai kebijakan yang berpihak pada kepentingan masyarakat tapi lebih merupakan kepanjangan tangan pengusaha. Kebutuhan transportasi publik yang hampir di semua daerah terabaikan, diduga merupakan dampak dari kuatnya tekanan pengusaha. Dan tampaknya, hampir semua persoalan yang menyengsarakan rakyat, krisis daging, kedelei dan lainnya, dengan rasa sangat kecewa harus diakui, itu tadi – lagi-lagi karena kebijakan pemerintah yang sekurangnya lebih memanjakan kepentingan pengusaha ketimbang kebutuhan rakyat. Soal mobil murah agaknya memang tak lebih dari akal-akalan pengusaha yang entah memanfaatkan pemerintah atau memang sejenis kerja sama akalakalan. Karena itu tak ada manfaatnya, kecuali pembelajaran yang memperlihatkan kelakuan para elite di negeri ini, lebih berpihak para pengusaha besar, ketimbang rakyat kecil. =

Pertandingan “Mat, saya kok heran melihat pertandingan sepak bola. Lha satu bola diperebutkan. Ditendang sana-sini,” kata Burhan pada Matrawi. “Burhan, namanya saja pertandingan, ya diperebutkan. Kalau setiap pemain masing-masing pegang satu bola, jelas ngak bisa disebut pertandingan. Itu namanya bagi-bagi bola,” jawab Matrawi sekenanya. Cak Munali


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.