1
RABU 2 OKTOBER 2013 NO.0211 | TAHUN II Koran Madura
RABU
1 OKTOBER 2013
KECELAKAAN LALU LINTAS
AQJ Akan Diperiksa Jumat JAKARTA- Kabidhumas Polda Metro Jaya Kombes Polisi Rikwanto mengatakan penyidik akan melayangkan surat rencana pemeriksaan kepada AQJ untuk diperiksa pada Jumat (4/10). “Surat panggilannya kami kirimkan hari ini. AQJ akan diperiksa dengan materi seputar keberadaannya sebelum terjadi tabrakan,” kata Rikwanto di Jakarta, Selasa. Sebelumnya, penyidik Subdit Pembinaan dan Penegakan Hukum Ditlantas Polda Metro Jaya mendatangi rumah musisi Ahmad Dhani guna berkoordinasi membahas kondisi AQJ alias D (13) di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, Senin (30/9). “Penyidik akan berkoordinasi dengan orang tua AQJ dan dokter pada hari (Senin, 30/9) ini,” kata Rikwanto saat itu. Rikwanto mengatakan bahwa penyidik belum menetapkan agenda pemeriksaan AQJ karena kondisi kesehatannya menurun kembali. Rikwanto menuturkan bahwa AQJ mengalami demam tinggi usai pulang dari Rumah Sakit Pondok Indah beberapa waktu lalu. Sejauh ini, polisi telah memeriksa rekan AQJ, yakni NV yang berada di kursi sebelah kiri saat mobil AQJ terlibat tabrakan. (ant/dew/beth)
ant/widodo s. jusuf
POTENSI KERUGIAN NEGARA. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Hadi Poernomo (kiri) beserta jajaran mengikuti Sidang Paripurna Penyerahan Laporan Hasil Pemeriksaan BPK Semester I Tahun 2013 di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (1/10). BPK menyatakan berdasarkan hasil pemeriksaan laporan keuangan pemerintah pusat dan laporan keuangan pemerintah daerah pada Semester I- 2013 potensi kerugian negara mencapai Rp 56,98 triliun.
Peluang Koalisi Partai Islam Kecil JAKARTA - Peluang koalisi partai Islam untuk menang dalam Pemilihan Umum tahun depan sangat kecil. Pasalnya, masyarakat tak terdorong memilih calon presiden berdasarkan keyakinan tertentu, tetapi lebih condong sosok figur yang diusungnya. Koalisi tersebut juga akan mempersempit penetrasi partai-partai Islam yang tergabung dalam koalisi itu sendiri.
Shinji Kagawa Bertekad Terus Berkembang Berita di halaman 8
DONETSK - Gelandang Manchester United (MU) asal Jepang Shinji Kagawa mengakui bahwa dia harus terus meningkatkan kemampuannya guna menarik perhatian pelatih David Moyes dan merebut kembali tempat utamanya di lini tengah MU. Sejak MU dilatih David Moyes mulai awam musim ini, Kagawa tidak lagi menjadi pilihan utama di lini tengah MU. Mantan pemain Borussia Dortmund ini baru diturunkan saat MU kalah dari West Bromwich Albion di Old Trafford pada akhir pekan lalu. Tetapi dia diganti pada babak kedua. Pemain 24 tahun ini berharap bisa kembali ke skuat utama MU saat menantang tuan rumah Shakhtar Donetsk pada laga Liga Champions, Rabu (2/10) malam waktu setempat atau Kamis (3/10) dini hari WIB. “Saya harus menangkap pesan Moyes yang disampaikan dengan cara seperti ini. Saya harus terus meningkatkan kemampuan lagi atau saya tidak bisa bertahan tinggal di klub ini. Saya harus menanggapi situasi ini dengan cara yang positif dan terus menunjukkan yang terbaik untuk klub ini,” kata Kagawa.(*)
Sakit Sakit keras membuat Matrawi terpaksa datang ke dokter sekalipun semula takut jarum suntik. Setelah diperiksa, Dokter kemudian menyampaikan hasil diagnosanya. Dokter : Ada dua kabar untuk anda. Satu kabar baik dan satu lagi kabar buruk. Matrawi : Apa itu dokter (dengan harapan bisa sembuh) Dokter : Kabar Baiknya saya memfonis anda hidup anda tinggal satu hari lagi(maksud dari kabar baik itu daripada pak yono menderita kesakitan) Matrawi : Berarti saya harus meminta maaf kepada semua tetangga2 saya..oh iya dokter apa kabar buruknya? Dokter : Kabar buruknya seharusnya kabar baik itu di sampaikan Kemarin.. Matrawi : HAAAH?!?!?!?! Cak Munali
Demikian rangkuman pendapat pengamat politik yang juga Direktur Ekesekutif Reform Institute Yudi Latief dan pengamat politik dari Center for Strategic and International Studies (CSIS) J Kristiadi dalam sebuah diskusi di Jakarta, Selasa (1/10). Yudi menjelaskan, koalisi partai Islam bukanlah pilihan yang rasional. Ditambah lagi dengan kesulitan untuk menyamakan visi dan misi partai-partai Islam bila koalisi tersebut benar-benar diwujudkan. “Peluang menang juga tidak terlalu meyakinkan. Prinsip memilih bukan atas dasar keagamaan, tapi lebih pada rakyat merasa dekat dan terwakili. Itu emosi per figur,” kata Yudi. Dia mencontohkan, ketika Joko Widodo memenangkan Pemilihan Gubernur DKI Jakarta. Meski penolakan terhadap Jokowi terdengar nyaring, tetapi akhirnya rakyat tetap memilih karena figur Jokowi dianggap menjanjikan.
Menurutnya, koalisi partai Islam sebaiknya dibelokkan pada koalisi yang memelihara kemajemukan. Baginya, koalisi bersama akan memberi peluang menang yang lebih menjanjikan. “Penjumlahan partai Islam belum tentu signifikan, mengumpulkan partai Islam juga tidak mudah. Seharusnya memelihara kemajemukan, dan jangan memelihara afiliasi perbedaan,” tandasnya. Senada dengan itu, pengamat politik CSIS, J Kristiadi menambahkan, koalisi partai Islam tak mungkin terealisas karena akan mempersempit jangkauan penetrasi koalisi tersebut. Terminologi partai Islam saat ini sudah tak berlaku dan membingungkan. Sebab, pada kenyataannya, kondisi partai di Indonesia sudah sangat terbuka dan diwakili semua unsur. “Dikotomi (partai Islam) itu sudah tidak valid. Sekarang ini ada perkembangan yang sangat baik, basis-basis partai tidak bisa
dibasiskan oleh hal yang sifatnya primordial,” papar Kristiadi. Lebih jauh, Kristiadi juga menganggap istilah partai Islam sudah menyesatkan karena berpotensi membatasi diri dalam melakukan kerja politiknya. Baginya, koalisi yang paling benar adalah koalisi politik bersama, tidak terjebak dalam simbol yang sebenarnya tak bermanfaat untuk masyarakat. “Sudah tidak bisa dilakukan (koalisi partai Islam). Menurut saya hanya akan mempersempit jangkauan penetrasi karena sebenarnya kita terdiri dari multiminoritas, bukan mayoritas,” tandasnya. Untuk diketahui, sejumlah pihak menilai saat ini adalah waktu yang tepat agar partai bernuansa Islam berkoalisi mengusung satu calon presiden. Di antara sederet nama, sosok mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD dianggap yang paling tepat untuk diusung menjadi calon presiden dari koalisi partai Islam. Koalisi partai Islam akan dipercaya membawa keuntungan terkait perolehan suara secara nasional. Para pengamat menghitung perolehan suara nasional akan mencapai lebih dari 20 persen bila partai bernuansa Islam berkoalisi. (gam/aji)
SKANDAL CENTURY
Ketua OJK Dicecar KPK Soal Rapat KSSK JAKARTA- Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad mengaku dicecar pertanyaan oleh penyidik KPK terkait rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) pada 24 November 2008. “Saya dipanggil untuk menjadi saksi tersangka Budi Mulya. Saya diklarifikasi terkait beberapa pertemuan,” kata Muliaman usai menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Selasa malam. Ia juga mengaku bahwa penyidik menggali informasi soal rapat KSSK yang akhirnya menetapkan Bank Century sebagai bank gagal berdampak sistemik. “Salah satunya iya. Tetapi belum selesai, nanti masih akan dieksplore lagi, tetapi salah satunya iya,” ujar Muliaman yang diperiksa KPK selama hampir sembilan jam. Rapat KSSK merupakan rapat penetapan Bank Century. Bank milik Robert Tantular itu akhirnya mendapatkan dana talangan hingga Rp6,7 triliun pada 2008, meski pada awalnya tidak memenuhi syarat karena tidak masuk dalam kriteria berdasarkan rasio kecukupan modal (CAR) yang hanya 2,02 persen. Padahal berdasarkan aturan batas CAR untuk mendapatkan Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) adalah 8 persen. (ant)
SISTEM PENGAMANAN DATA PEMILU
MoU KPU-Lemsaneg Dipertanyakan JAKARTA-Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara KPU dan Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) dalam Pemilu 2014 mengundang kontroversi. Kerja sama ini dicurigai malah sebagai bentuk ketidaktransparanan penyelenggaraan pemilu tahun depan. Wakil Ketua Komisi II DPR, Abdul Hakam Naja mempertanyakan maksud dan tujuan KPU bekerja sama dengan Lemsaneg. Dari sisi tupoksi kedua lembaga negara tersebut, lanjut dia, sudah sangat berbeda. “Pemilu itu kan berada di ruang terbuka, mau tidak mau ya konsekuensinya harus terbuka. Padahal Lemsaneg itu lembaga sandi negara. Namanya juga sandi ya ber-
sifat rahasia,” kata Hakam di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (1/10). Namun, politikus asal PAN ini tak mau terburu menyebut jika KPU
telah menyalahi aturan. Sebab, menurut dia, terlebih dahulu harus mengetahui, apa motif dan tujuan kerja sama tersebut.
Untuk mengklarifikasi hal tersebut, ia pun berencana memanggil KPU serta Lemsaneg dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi II DPR. “Itu memang ada dua pendapat, ada yang menyalahkan, karena dalam konteks dia mengambil posisi yang sebenarnya, lembaga ini bekerja tidak di ruang terbuka. Sementara ada lembagalembaga terbuka seperti BNPT, yang relatif pengamanan data itu mempunyai kompetensi.” tegas dia. Hakam berpendapat, jika memang harus ada MoU antara kedua lembaga negara itu, paling tidak, kata dia, harus ada lagi lembaga yang menjaga agar proses dan kerja sama kedua lembaga berjalan akuntabel dan transparan. “Tapi sebagai konsekuensi harus bisa terbuka, harus bisa di audit, harus bisa diawasi secara terbuka, karena ini data publik. ” pungkasnya. (gam/aji)