1
SELASA 2 APRIL 2013 NO. 0087 | TAHUN II Koran Madura
SELASA
Harga Eceran Rp 2500,- Langganan Rp 50.000,-
2 APRIL 2013
g PAMANGGHI
ONGKOS NAIK HAJI
DPR-Kemenag Sepakat BPIH Turun Jakarta- Kementerian Agama (Kemenag) dan Komisi VIII DPR RI dalam rapat kerja di Jakarta, Senin, sepakat untuk menurunkan biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) 2013 rata-rata 90 dolar AS. “ Ini keputusan menggembirakan. Selain BPIH turun, penetapannya pun jauh lebih cepat jika dibanding tahun lalu. Tahun lalu, penetapan BPIH menjelang pemberangkatan jemaah haji. Ongkos haji pada 2013 rata-rata turun sebesar 90 dolar AS, “ kata Menteri Agama Suryadharma Ali. Penurunan di setiap embarkasi berbedabeda. Ada yang lebih dari 110 dolar, ada yang kurang, tapi rata-ratanya 90 dolar,” kata Suryadharma Ali. Pada 2012 lalu, biaya yang dikenakan kepada calon haji senilai 3.617 dolar, turun menjadi 3.527 dolar pada tahun 2013. Menag mengakui pembahasan penetapan BPIH kali ini merupakan yang tercepat dibanding tahun-tahun sebelumnya. Pembahasa memakan waktu dua bulan dari biasanya sekitar empat bulan. Seperti juga pada tahun lalu, penyumbang terbesar penurunan BPIH berasal dari komponen penerbangan dan pemondokan di Mekkah. Ongkos pemondokan yang dibayarkan calon haji turun dari 3.150 real menjadi 2.994 real. Sebenarnya biaya pemondokan di Mekkah naik dari 4.300 real pada tahun lalu menjadi 4.998 real tahun ini. Tapi jemaah memperoleh tambahan peningkatan subsidi yang diambil dari dana optimalisasi, kata Suryadhama Ali. Penambahan biaya subsidi tak akan merugikan negara, sebab tak diambil dari APBN. Subsidi, diambil dari dana optimalisasi. Subsidi bukan dari uang pemerintahan tetapi dari angsuran awal jemaah yang disetorkan ke rekening Kementerian agama. Total subsidi yang dialokasikan senilai Rp2,35 triliun. (ant/edy/beth)
PENDIDIKAN
Ruangan Kelas SDN Jember Mempirhatinkan Jember- Ruangan kelas I Sekolah Dasar Negeri (SDN) Mrawan 5 di Kecamatan Mayang, Kabupaten Jember, Jawa Timur, ambruk, Senin. “Alhamdulillah tidak ada siswa yang terluka saat ruang kelas itu ambruk karena seluruh siswa kelas I sudah diungsikan keluar ruangan dan perlengkapan sekolah yang penting juga sudah dipindah ke ruangan lain,” kata guru SDN Mrawan 5 Zainul Hadi. Menurut dia, ambruknya ruangan kelas tersebut diduga karena hujan deras disertai getaran petir yang menyambar di sekitar sekolah, sehingga ruangan kelas rata dengan tanah dan tidak bisa digunakan lagi untuk kegiatan belajar. “Saat proses belajar sedang berlangsung, saya mendengar suara retakan dari atap ruangan, seketika itu juga saya meminta 17 siswa yang sedang belajar untuk keluar ruangan dan mengeluarkan barang-barang yang penting,” paparnya. Saat terdengar petir menyambar, lanjut dia, ruang kelas I SDN Mrawan 5 langsung ambruk secara perlahan-lahan dan ada satu siswa yang nyaris tertimpa reruntuhan atap, namun siswa tersebut tidak terluka karena segera lari dari reruntuhan bangunan. “Tidak ada ruangan lagi untuk kegiatan belajar siswa kelas I, sehingga besok Selasa (2/4) kegiatan belajar dilakukan dalam keadaan darurat atau di halaman sekolah,” ujarnya. Kepala SDN Mrawan 5 Eko Winoto mengatakan pihak sekolah tidak mempunyai ruang kelas lagi untuk menampung siswa kelas I, namun kegiatan belajar harus tetap berjalan tanpa ada ruang kelas. “Kami berharap Dinas Pendidikan segera memperbaiki ruang kelas yang ambruk dan kegiatan belajar bisa kembali normal. Pihak sekolah sudah menyampaikan kejadian ambruknya ruang kelas itu kepada Dinas Pendidikan Jember,” tuturnya. Menurut dia, antusias siswa untuk belajar di Kecamatan Mayang cukup tinggi karena seluruh siswa masuk sekolah, meski hujan deras mengguyur kawasan setempat. “Semangat siswa untuk belajar tergolong tinggi dan kami tidak ingin adanya ruang kelas yang ambruk membuat siswa kendor untuk belajar,” katanya. (ant/beth)
Fans Club Oleh : Miqdad Husein
“
ant/ampelsa
KIBARKAN BENDERA BULAN SABIT. Mantan pasukan Inong Balee Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dari berbagai daerah di Aceh mengusung bendera berlambang bulan sabit setibanya di Mesjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Senin (1/4). Warga mengibarkan bendera Aceh itu sebagai dukungan kepada pemerintah Aceh menuntut pemerintah pusat menyetujui bendera Aceh dan lambang Aceh.
KPK Periksa Orang Kepercayaan Anas Penyidik Terus Dalami Ihwal Toyota Harrier Senilai 500 Juta JAKARTA- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali memeriksa Muhammad Rahmad yang juga merupakan orang dekat Mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum. Pemeriksaan terhadap Rahmad ini terkait penyidikan kasus dugaan gratifikasi mobil Toyota Harrier yang berasal dari proyek Hambalang, yang menjerat Anas sebagai tersangka. “Ya, diperiksa sebagai saksi,” kata Kepala Bagian Pemberitaan dan Informasi KPK Priharsa Nugraha di Jakarta,Senin,(1/4). Seperti diketahui, Muhammad Rahmat menduduki posisi strategis, yakni Wakil Direktur Eksekutif DPP Partai Demokrat (PD). Namun seiring dengan mundurnya Anas dari jabatan Ketum PD, Muhammad Rahmad yang ikut mundur. Lembaga antirasuah ini memeriksa Rahmad karena
yang bersangkutan diduga mengetahui seputar kasus penerimaan hadiah yang menjerat Anas. Karena Rahmad merupakan salah satu orang kepercayaan dan pendukung Anas di Partai Demokrat. Bahkan Rahmad, sebelumnya juga sempat menjabat sebagai tenaga ahli Anas. Beberapa hari sebelumnya, Rahmad bersama pengacara Anas Urbaningrum, Firman Wijaya menjelaskan kepada publik soal kronoligis pembelian Toyota Harrier. Versi Kubu Anas, Firman Wijaya mengatakan mobil Harrier itu bukanlah gratifikasi melainkan barang yang dibeli Anas dari mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad
Nazaruddin. Menurut Firman, Anas sempat dua kali membayar cicilan mobil itu kepada Nazaruddin. Pembayaran cicilan kedua, sebesar Rp75 juta, disaksikan Rahmad. Bahkan Rahmad lah yang mengambil Harrier itu dari kantor Nazaruddin pada 12 September 2009. Kemudian, setelah kepemilikan Harrier itu dipertanyakan sejumlah pihak pasca terpilihnya Anas sebagai ketua umum melalui Kongres Demokrat 2010, Anas mengembalikan mobil mewah itu kepada Nazaruddin. Namun, menurut Firman, Nazaruddin menolak pengembalian mobil itu dengan alasan rumahnya sudah penuh. Akhirnya, Anas meminta Rahmad menjual mobil itu ke showroom di Kemayoran. Mobil itu laku dengan harga Rp500 juta. Uang pembayaran
mobil itu, kata Firman, ditransfer ke rekening Rahmad pada 12 Juli 2010. Kemudian, Rahmad mencairkan uang dan menyerahkannya kepada Nazaruddin melalui ajudan Nazar yang bernama Iwan. Sementara Hidayat, sopir Grup Permai yang pernah dihadirkan sebagai saksi di persidangan, mengatakan pernah ditugaskan mengantar mobil ke rumah Anas di Duren Sawit Jakarta Timur selama periode akhir September 2009 sampai awal 2010. KPK menetapkan Anas sebagai tersangka atas dugaan menerima hadiah atau janji terkait proyek Hambalang dan proyek-proyek lain. Diduga, Anas tidak hanya menerima pemberian berupa mobil Harrier saat dia menjadi anggota DPR. Setelah Anas ditetapkan sebagai tersangka, KPK menetapkan pejabat Adhi Karya Teuku Bagus. (gam/cea)
PEMBAKARAN KANTOR WALI KOTA PAOLOPO
Petugas Amankan Satu Orang Terduga Pelaku
Makassar- Kepolisian Resort Kota Palopo telah mengamankan satu orang warga yang diduga pelaku pembakaran Kantor Wali Kota Palopo serta kantor pelayanan umum lainnya terkait kisruh hasil perhitungan suara putaran kedua pemilihan kepala daerah. “Polisi sudah bergerak cepat dengan mengamankan satu orang warga yang diduga sebagai pelaku pembakaran kantor wali kota serta kantor pelayanan
umum lainnya,” jelas Kabid Humas Polda Sulselbar Kombes Pol Endi Sutendi di Makassar, Senin. Pelaku yang diamankan aparat kepolisian berinisial M alias I (32) warga Jalan Malangke Barat, Luwu Utara, Pelaku sendiri masih dalam tahap interogasi oleh penyidik Polres Palopo. Pelaku yang diamankan itu tertangkap tangan sedang membawa botol berisikan bensin dan sumbu yang diduga digunakan
sebagai bom molotov dalam kerusuhan pada Minggu (31/3). “Pelaku diamankan di lokasi kejadian saat peristiwa pembakaran terjadi dan ditangkap langsung oleh Iptu Christian dan Bripka Taslim. Kedua polisi yang menangkap itu menjadi saksi untuk terduga pembakaran kantor wali kota,” ujarnya. Selain itu, mantan Wakapolrestabes Makassar itu mengaku jika pihaknya telah menambah kekuatan personel untuk mengendalikan situasi Kota Palopo pascakerusuhan yang terjadi akibat ketidakpuasan hasil perolehan suara oleh salah satu kandidat yang kalah dalam Pilkada Palopo, Haidar Basir-Thamrin (Hatita). “Pembakaran yang terjadi pada Minggu (31/3) telah melumpuhkan sejumlah pelayanan di kantor pemerintahan dan itu juga yang menjadi alasan untuk menambah pasukan agar hal tersebut tidak lagi berlanjut,” ujarnya. Personel gabungan yang dikerahkan diantaranya dari Brigadir Mobile (Brimob) Polda Sulselbar yang berjumlah sekitar 400 orang. Dari 400 itu, terdiri dari Datasemen A Makassar dan Datasemen B Kota Parepare. Selain pasukan dari Brimob, juga ada pasukan dari unsur Tentara Nasional Indonesia (TNI) serta unsur lainnya juga turut serta untuk mengamankan situasi kondusif di kota Palopo. “Hingga saat ini, situasi sudah mulai terkendali, tetapi anggota pengamanan masih tetap siaga mengantisipasi terjadinya kerusuhan lanjutan,” tegas mantan Wakapolrestabes Makassar Endi Sutendi. (ant/ san/beth)
Kolumnis, Tinggal di Jakarta
Di kancah politik negeri ini, yang ada sebagian besar fans club, bukan partai politik. Orang memilih partai karena suka pada penampilan seseorang, bukan pada program, visi misi partai,” kata da’i kondang KH. Zainuddin MZ, sekali waktu. Ungkapan KH. Zainuddin ini bukan tanpa dasar. Paling tidak, sejak era demokrasi mulai berkembang, pasca kejatuhan Orde Baru, keterikatan dan pilihan politik masyarakat sangat emosional. Rasionalitas politik seperti terkepinggirkan. Pilihan pada sosok pemimpin bukan karena memiliki visi misi hebat, kredibel, amanah. Pilihan karena ya sebatas suka; karena terpesona, terkesan. Mirif anak muda suka pada boy band atau girl band. Jangan heran bila sosok Rhoma Irama, yang belum kampanye saja, berdasarkan survei dari lembaga tergolong kredibel, bisa mengalahkan elektabilitas tokoh sekaliber Aburizal Bakri, Jusuf Kalla dan Wiranto. Di negeri ini belakangan bahkan berkembang teori politik tentang psikologi tertindas. Seorang politisi begitu terdzalimi, tanpa melihat kualitasnya mendapat simpati masyarakat hingga elektabilitasnya mencuat mencengangkan. Kondisi ini kemudian mulai dimanfaatkan para politisi, memposisikan diri tertindas agar mendapat simpati dan dukungan masyarakat. Untunglah, masyarakat masih memiliki ketajaman nalar, bisa membedakan mana yang asli tertindas dan yang aspal. Memang masih ada apa yang disebut pragmaMenjadi tisme politik. tugas politisi Masyarakat untuk sedikit memilih atas menyisakan dasar untung idealisme rugi atau cash dengan and carry. menebarkan Jika ada calon pencerdasan memberikan politik sesuatu yang instan dipilih. Kalau tidak ya, silahkan nestapa. Kampanye pun kini sulit berangkat dari kesadaran. Partisipasi politik, tak bisa lagi dimobilisasi. Harus diiming-iming atau sekurangnya disiapkan transport, makan dan uang rokok. Bila tidak, ya siapsiap kampanye berlangsung sepi. Pragmatisme politik ini, menyelip deras belakangan ini, menyeruak irrasionalitas politik bergaya fans club. Ada proses pencerdasan memang. Sayangnya, ibarat ke luar dari mulut buaya masuk ke mulut harimau. Tetap samasama jauh dari perilaku politik sehat. Karena pragmatisme yang memang lahir dari pencerdasan itu, membuahkan politik uang. Lingkaran setan. Kata itu mungkin terlalu ekstrim. Namun fakta memang sulit dihindari bahwa dunia politik negeri ini berada dalam lingkaran politik jauh dari sehat. Di era Orba aroma politik terasa represif, di era reformasi ada fenomena fans club, politik terdzalimi, lalu pragmatisme politik dan entah apalagi. Tentu lingkaran ini perlu dipecah agar bangsa ini tidak jalan di tempat. Menjadi tugas politisi untuk sedikit menyisakan idealisme dengan menebarkan pencerdasan politik. Memang perlu keberanian dan kesabaran . Seperti kata ahli komunikasi Djalaluddin Rachmat, keterikatan melalui proses pemahaman memang lambat dan perlu waktu lama. Namun hasilnya, melekat kuat tak mudah goyah. Masalahnya, adakah itikad dan nawaitu itu tumbuh dari para politisi? Politisi pun ternyata belakangan mulai ketularan mengikuti selera masyarakat. Masyarakat asyik bergaya politik fans club diamini, rakyat suka menikmati psikologi politik tertindas dinikmati, politik uang dilayani walau harus besar pasar daripada tiang sehingga memacu sang politisi untuk menerobos jalan haram. Jadi? Itulah masalahnya. Tergantung politisi sendiri. Gitu deh. =
ENTAR Di sebuah pameran komputer Surawi mencoba tanya pada SPG. “Mbak, ‘ENTER’ itu untuk apa ya?” “Kayaknya untuk mempercepat program Mas,” jawab SPG sekenanya. “Mempercepat gimana mbak?” tanya Surawi lagi. “Ya biar cepet kerjanya komputernya Mas. Kalau tulisannya ENTAR, kan jadinya lama!” “Asem,” kata Surawi ngedumel.
Cak Munali