e Paper Koran Madura 3 Juli 2013

Page 1

1

RABU 3 JULI 2013 NO. 0151 | TAHUN II Koran Madura

RABU

Harga Eceran Rp 3.500,- Langganan Rp 70.000,-

3 JULI 2013

JELANG PEMILU PRESIDEN

g PAMANGGHI

Wiranto-HT Bukan Capres Ideal

Nama

Oleh : Benazir Nafilah Penulis Perempuan Madura

N

ama kamu siapa? Siapa Namamu. Oh itu namamu. Kepanjangan namamu harus lengkap ya? Deretan kalimat itu sangat akrab terdengar dalam kehidupan keseharian; formal maupun informal. Ya soal nama. Begitu pentingnya sebuah nama sehingga harus diperkenalkan. Tak kenal maka tak sayang, begitu kata pepatah. Nama menjadi bagian yang penting dalam sebuah perjalanan kehidupan. Bagaimana orang tua kita menyiapkan nama untuk kelahiran anaknya. Nama adalah sebuah identitas, pembeda antara orang yang satu dengan yang lain. Nama yang merupakan simbol menjadi kebanggaan bagi yang memilikinya. Maka di setiap kesempatan dan dalam acara penting kebanyakan bertanya nama dan memperkenalkan namanya dengan bangga. Begitulah harusnya sebuah nama? Nama yang baik akan memberi pengaruh yang baik pula. Masing-masing telah menerima nama yang khusus yang dipilihkan oleh orang tuanya, sebuah nama untuk dikenal sepanjang hidupnya, yang membedakannya dari orang lain. Ini berlaku dalam setiap keluarga, dan ini juga berlaku di antara agama-agama di dunia. Nama orang Jawa cenderung berbeda dengan nama orang luar Jawa. Begitupun etnis juga sangat mempengaruhi sebuah nama. Ketika suatu etnis, katakanlah Cina maka akan berbeda dengan nama yang berasal dari Arab. Namun, berbeda pula kata William Shakespeare yang menyatakan apalah arti sebuah nama. Tapi, ternyata nama begitu penting dalam kehidupan kita. Bayangkan jika setiap manusia yang hidup di dunia ini tidak mempunyai nama. Bagaimana cara kita menyapa. Lalu pada suatu sekolah, dengan banyak murid, seorang guru yang tidak punya nama harus memanggil murid-muridnya yang tidak punya nama dengan mengandalkan ingatannya. Dan saat pembagian raport, sungguh tak dapat dibayangkan siapa yang mempunyai nilai tertinggi dan siapa pula yang tinggal kelas. Jangankan tak punya nama, punya nama tapi nyeleneh bisa jadi persoalan, mulai dari dikucilkan hingga mengganggu psikis oran. Ada lagi yang namanya begitu panjang hingga nama orang satu kampung di caplok juga jadi masalah, padahal memberi nama kan tidak mudah dan tidak sembarangan. Ada pula yang menyebutkan bulan kelahiran dalam namanya. Meski tidak begitu penting orang lain untuk mengetahui bulan kelahirannya. Ada yang mengikuti nama artis terkenal, namun banyak yang memberi nama anaknya dengan sentuhan islami (khususnya yang beragama Islam), dengan harapan apa apa yang terkandung di dalamnya sesuai dengan arti namanya, meski kadangkala nama yang diberikan tidak sesuai dengan kepribadiannya. Namun, memilih nama trend bukanlah keharusan. Semuanya dikembalikan kepada orang tua yang memilih dan memutuskan nama untuk anaknya. Tapi nama tetaplah sebuah nama. Dalam agama Islam, nama adalah doa, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu rafi’, “Nama itu adalah doa, dan nama itu membawa pada sifat anak kemudian”. Bahkan dalam sebuah maqolah Arab juga menyebutkan, likulla musamma min ismihi nashiibun, Setiap orang akan mendapatkan pengaruh dari nama yang diberikan padanya. Dan Rasulullah pun menegaskan dalam sebuah riwayat, “Seseorang bertanya kepada Nabi dan bertanya, ‘yaa Rasulullah apakah hak anakku ini?’ kemudian Nabi SAW menjawab, ‘memberinya nama yang baik, mendidik adab yang baik, dan memberinya kedudukan yang baik’.”(HR. Ath-Thusi).

Hamil Seorang anak mengeluh pada ibunya. Anak: Bu, mungkin aku hamil kali ya? Ibu: Ahh. Kamu hanya demam.” Anak: Tapi bu, aku tadi muntahmuntah. Ibu: Itu efek dari penyakit mu aja (mulai kesal) Anak: Tapi bu, aku juga pengen makan yang kecut-kecut gitu. Ibu: Udah, minum aja obat mu lalu tidur… (Tambah kesal) Anak: Tapi bu…” Ibu: Matrawi! Hentikan khayalanmu itu!

Cak Matrawi

KORBAN. Seorang korban mendapat perawatan menyusul gempa bumi di desa Lampahan, Bener Meriah, Aceh, Selasa (2/7). Gempa 6,2 skala rihter mengakibatkan puluhan rumah rusak dan ratusan korban luka-luka.

Gempa 6,2 SR Mengguncang Aceh BANDA ACEH - Gempa bumi berkekuatan 6,2 pada Skala Richter melanda Aceh, sekitar pukul 14.37 WIB, Selasa, namun tidak berpotensi tsunami. Kepala Stasiun BMKG Mata Ie Syahnan yang dihubungi dari Banda Aceh, Selasa, menyebutkan gempa tersebut berpusat di 4,70 lintang utara dan 96,61 bujur timur atau 35 kilometer barat daya Kabupaten Bener Meriah dengan kedalaman 10 kilometer. Gempa tersebut juga dirasakan masyarakat di sejumlah kabupaten dan kota di provinsi ujung paling barat Indonesia itu. Sampai pukul 00.00 tadi malam jumlah korban akibat gempat tersebut beserta kerusakan terparah terjadi di Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah. “Laporan sementara di Kabupaten Bener Meriah jumlah korban meninggal dunia lima orang, dua orang hilang, dan 70 orang luka-luka. Puluhan rumah mengalami rusak berat,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho melalui pesan elektronik di Jakarta, Selasa. Sutopo mengatakan, saat ini masyarakat mengungsi di lima titik

pengungsian, yaitu Kampung Kolemparacanis, Kampung Kecal, Kampung Lampahan, Kampung Bandar Lampahan, dan Kampung Surajadi. “BPBD Bener Meriah bersama TNI, Polri, Satpol PP, dan Palang Merah Indonesia masih mencari korban yang hilang dan upaya penyelamatan,” kata Sutopo. Sutopo mengemukakan bahwa posko tanggap darurat telah didirikan dan telah dilakukan layanan pengobatan oleh Palang Merah Indonesia dan Dinas Kesehatan. Menurut Sutopo, Kebutuhan mendesak saat ini adalah alat berat, sembako, pakaian, peralatan dapur dan makanan, sementara masyarakat belum kembali ke rumah karena rumah mereka roboh, rusak dan ketakutan akan gempa susulan. Sementara itu, lanjut Sutopo, terdapat satu korban meninggal dunia 140 orang luka-luka, 300 unit rumah rusak, satu ruas jalan terputus di Km 92 Takengon, Kampung Muliye, Kecamatan Kebayakan, Aceh Tengah.

Tim Reaksi Cepat Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengirim tim reaksi cepat ke Aceh untuk menangani dampak Gempa. “Kepala BNPB Syamsul Maarif telah memerintahkan tim reaksi cepat penanggulangan bencana untuk melakukan kaji cepat dampak kerusakan akibat gempa bumi 6,2 SR di Aceh,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho melalui pesan elektronik di Jakarta. Sutopo mengatakan, tim reaksi cepat diberangkatkan pada Selasa (2/7) pukul 21.00 WIB menggunakan pesawat khusus Susie Air menuju Aceh. Sutopo menambahkan, tim yang diberangkatkan terdiri dari BNPB yaitu Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana , Kementerian Sosial, Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Kesehatan. “BNPB terus melakukan koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) untuk melakukan penanganan darurat. Beberapa daerah yang parah mengalami kerusakan adalah di Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah,” kata Sutopo. (ant/dar/rah)

MENANGKAN PILGUB JATIM

PDIP Terjunkan Jokowi JAKARTA - PDI Perjuangan akan mati-matian memenangkan pasangan calon Bambang DH dan Said Abdullah dalam ajang Pilgub Jawa Timur yang digelar 29 Agustus 2013. “Mas Pramono Anung ditugaskan sebagai koordinator pemenangan dibantu DPC, DPD, dan anggota DPR kita, termasuk juga kepala daerah,” ujar Ketua DPP PDIP Bidang Organisasi, Djarot Saiful Hidayat di Gedung Serba Guna, Senayan, Jakarta, Selasa (2/7). Selain itu, PDI Perjuangan juga akan menerjunkan Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) selama masa kampanye. “Tentu kita mengagendakan Mas Jokowi turun ke Jawa Timur, karena kemarin pada saat Pilkada DKI, Jawa Timur juga membantu, kita berharap besar Jawa Timur menang seperti di Jawa Tengah,” jelas Djarot. Mantan Wali Kota Blitar ini menegaskan, Jokowi diterjunkan sebagai salah satu bukti nyata bahwa seluruh komponen partai bekerja untuk berusaha memenangkan Pilgub Jatim. Menurut mantan Bupati Blitar ini, ada tiga strategi yang sudah disiapkan untuk memenangkan pertarungan tersebut. Strategi ini diupayakan mengawal proses Pilkada Jawa Timur berjalan fair, jujur, dan adil. “Maka, mau tak mau PDI Perjuangan harus menyiapkan saksi. Penguatan saksi penting, agar proses pilkada berjalan jujur, adil, dan bermartabat. Mau tidak mau, memerkuat saksi adalah harga mati,” imbuh dia. Strategi terakhir, kata Djarot lagi, PDI Perjuangan akan menggandeng berbagai macam komponen masyarakat, termasuk ormas-ormas yang secara khusus dibentuk untuk menggalang para relawan. Diakui Djarot, Pramono Anung

yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua DPR akan menjadi komandan pemenangan pasangan calon yang diusung PDI Perjuangan ini. Tim pemenangan juga akan disokong Fraksi PDI Perjuangan, mulai dari DPR sampai DPRD provinsi dan kabupaten/kota, tak terkecuali kepala daerah di Jawa Timur. “Karena, salah satu kunci kemenangan kepala daerah adalah bagaimana kita punya tiga pilar, yaitu menyinergikan antara struktural, legislatif, maupun eksekutif,” imbuhnya. Selain itu kata dia, PDI Perjuangan juga akan mengawasi secara ketat soal Daftar Pemilih Tetap (DPT) Jawa Timur. Pengawasan ini dilakukan untuk menghindari terjadinya manipulasi dalam bentuk pengelembungan suara. “Termasuk memelototi ‘DPT’ (daftar pemilih tetap) dari DCS (daftar calon pemilihan sementara). Jangan sampai terjadi penggelembungan suara,” kata dia. Sebelumnya, bakal Calon Wakil Gubernur Jawa Timur Said Abdullah

menyemangati ratusan penarik becak untuk tidak minder atau berkecil hati dengan profesinya, serta tidak berhenti bersemangat menyemangati anak-anaknya. “Jangan berkecil hati menjadi penarik becak dan teruslah bekerja demi menafkahi keluarga. Jangan dikira penarik becak itu tidak mampu dan ekonominya menengah ke bawah. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini,” ujarnya di sela Hari Ulang Tahun ke-8 Paguyuban Pengemudi Becak (PPB) Kota Pasuruan, Jumat. Anggota DPR RI tersebut juga meminta kepada penarik becak untuk tidak melupakan pendidikan anak-anaknya. Menurut dia, bukan sebuah halangan untuk mencapai pendidikan tinggi meski hanya anak seorang penarik becak. “Abah saya tukang becak di Sumenep dulu, dan saya hanya tamatan SMA. Tapi syukurlah saya bisa menjadi seperti ini sekarang, karena tidak lepas dari semangat dan peran orang tua,” terangnya. (gam/cea/rah)

JAKARTA - Deklarasi calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) dari Partai Hanura Wiranto-Hary Tanoesoedibjo (HT) dinilai tidak akan mendongkrak perolehan suara partai itu pada pemilu legislatif tahun depan. Sebab keduanya bukanlah tokoh yang kuat dan layak dijual kepada masyarakat pemilih. Apalagi Wiranto sudah dua kali gagal dalam pemilu. “Targetnya, kapitalisasi untuk mengangkat Hanura, karena tingkat elektabilitasnya (Hanura) rendah,” kata pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada, Arie Sudjito di Jakarta Selasa (2/7). Berdasarkan UndangUndang No 42 Tahun 2008, Partai Politik (Parpol) yang hendak mendeklarasikan capres dan cawapres diwajibkan meraih perolehan suara di Pileg hingga 20 persen. Sementara Hanura, pada Pemilu 2009 hanya berhasil meraih 3,7 persen dan hanya berhak menduduki 17 kursi atau paling sedikit di antara fraksi yang ada di parlemen Arie menjelaskan analisanya didasari oleh perolehan suara Wiranto pada pemilihan presiden pada 2004 dan 2009. Pada pilpres 2004, Wiranto menjadi capres berpasangan dengan cawapres Salahudin Wahid. Pilpres 2009, Wiranto maju sebagai cawapres mendampingi capres Jusuf Kalla alias JK.

“Ya bahkan untuk ke perolehan suara bisa melemahkan perolehan suara di pemilu. Terlalu terburu-buru dan juga ini namanya mengorbankan partai,” kata Andrinof.

Dalam kedua Pilpres itu, Wiranto gagal. Adapun, Hary Tanoe baru bertama kali akan maju dalam Pilpres. Dia baru bergabung dengan Hanura setelah pindah dari Partai Nasdem. Di Hanura, bos MNC Grup itu menjabat Ketua Dewan Pertimbangan dan Ketua Badan Pemenangan Pemilu. Terkait itu, Arie sangat yakin bahwa tujuan utama deklarasi Wiranto-Hary Tanoe hanya untuk meningkatkan popularitas dan perolehan suara di pemilihan legislatif. Namun begitu, Arie menganggap rencana itu tak akan berhasil. “Berat. Kemarin saja kalah, padahal didukung Golkar, apalagi sekarang. Punya HT (Hary Tanoe), tapi tidak menjamin dapat dukungan. Ini hanya manuver agar Hanura diperbincangkan,” ujarnya. Sementara itu, pengamat Politik Andrinof Chaniago, keputusan pencapresan Hanura ini terlalu dini yang justru dapat menurunkan citra Hanura di mata pemilih. Bahkan kata dia, keputusan Hanura untuk mencalonkan Wiranto dan Hary Tanoe juga merupakan sebuah langkah yang blunder. Sebab, keduanya bukan seorang tokoh yang diidamkan oleh masyarakat, seperti yang tercermin dalam hasil survei berbagai lembaga survei nasional akhir-ahir ini. Andrinof mengatakan duet Wiranto-HT ini justru akan melemahkan perolehan suara Hanura di Pemilu 2014. Bukan hanya terbentur Presidential Threshold yang butuh 20 persen untuk mengusung capres, kata dia, keputusan mengusung kedua orang ini juga disebut akan mengorbankan partai.

aih Parlementary Threshold yang mengharuskan meraup suara 3,5 persen. “Ini dugaan saya karena membuat perolehan Hanura makin sulit untuk mencapai Parlementary Threshold. Jangan merasa sudah menjadi tokoh dulu, masih ada tokoh yang lebih disukai dan solid,” tegasnya. Ketua Fraksi Hanura, Sarifuddin Sudding mengatakan, deklarasi ini dilakukan karena sudah merupakan keputusan seluruh kader Hanura. “Ini sudah menjadi keputusan semua kader dan pengurus,” kata Ketua Fraksi Hanura Syarifuddin Sudding. Menurut dia, pendeklarasian kedua tokoh itu sudah melalui pertimbangan matang di internal Partai Hanura. Sudding manambahkan, dipilihnya Wiranto dan Hary Tanoe karena pihaknya merasa keduanya cocok sebagai pasangan yang dapat memimpiun bangsa ke arah yang lebih baik ke depan. “Kami melihat kedua tokoh itu layak menjadi capres dan cawapres,” imbuhnya. Sementara itu, pengamat politik Gun Gun Hariyanto, tidak kaget dengan keputusan yang diambil Partai Hanura tersebut. Gun Gun melihat, memang sejak awal masuk ke Hanura, Hary Tanoe sudah mengincar posisi itu. “Memang dari dulu sudah mengincar posisi seperti itu. Dengan financial yang dia miliki, dia mengambil partai untuk posisi wapres,” kata Gun Gun. Gun gun juga menduga bahwa telah terjadi kesepakatan, saat Hary Tanoe pindah ke Partai Hanura. “Pergerakan Hary Tanoe sudah jelas, pada saat Hary Tanoe keluar NasDem. Kan no free launch itu yang kemudian terbaca,” lanjutnya. (gam/ abd/cea/rah)

Terburu-Buru Menurut Andrinof, karena deklarasi yang terburu-buru para pemilih yang awalnya masih ragu dengan Hanura, pada akhirnya akan lari. “Kalau gara-gara deklarasi ini orang yang ragu mau memilih atau tidak milih, akhirnya memutuskan untuk tidak milih, itu merugikan, malah makin merosot perolehan suara,” tegasnya. Dia menjelaskan merosotnya perolehan suara karena deklarasi Wiranto dan Hary Tanoe terjadi karena keduanya bukan seorang tokoh yang layak dijual pada Pemilu 2014. Hary Tanoe, kata dia, hanya seorang pengusaha media dan belum pantas dijadikan seorang tokoh. “Ya kan keduanya bukan tokoh yang layak dijual, Hary Tanoe jugakan bukan tokoh, hanya pengusaha, punya media, terus pribadinya juga. Jangan merasa sudah pantas menjadi tokoh,” tutur dia. Selain itu, pasangan Wiranto dan Hary Tanoe juga dinilai belum solid dan bahkan akan kalah dengan pasangan calon lainnya jika benar-benar bakal maju di Pemilu 2014. Bahkan, Hanura dinilai akan sulit mer-


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
e Paper Koran Madura 3 Juli 2013 by koran madura - Issuu