1
RABU 5 JUNI 2013 NO.0132 | TAHUN II Koran Madura
RABU
Harga Eceran Rp 2500,- Langganan Rp 50.000,-
5 JUNI 2013
g PAMANGGHI
BBM Oleh : M. Fadillah
Kepala Pelaksana BPBD Sumenep
ant/dewi fajriani
SEKOLAH ALAM ANAK PEMULUNG. Anak-anak pemulung mengikuti sekolah alam, belajar sambil bermain di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tamangapa Antang, Makassar, Sulsel, Selasa (4/6). Sekolah alam tersebut dibuka agar dapat mendorong minat belajar dikalangan anak pemulung dan mengurangi waktu bergelut dijalanan .
PKS Tidak Takut Tuhan, Apalagi SBY JAKARTA-Partai Keadilan Sejahtera (PKS) masih tetap pada sikapnya menolak rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Sikap PKS ini berbeda dengan partai-partai koalisi lainnya yang sepakat dengan rencana pemerintah. Atas sikap mbalelo-nya ini, Partai Demokrat mendesak Partai Keadilan Sejahtera (PKS) keluar dari koalisi. Namun gertakan Demokrat ini takkan digubris. “Gertakan kader Demokrat ini tidak akan membuat PKS takut. Jangankan pada SBY, pada Tuhan saja mereka tidak takut,” kata Pengamat Politik, Arbi Sanit di Jakarta, Selasa (4/6). Lihat saja buktinya, kata Arbi, padahal Tuhan melarang kader PKS melakukan korupsi. Tapi nyatanya larangan Tuhan tidak diindahkan. “Larangan korupsi itu perintah Tuhan.Tapi malah kader sampai mantan Presiden PKSnya, mungkin juga sampai Ketua Dewan Syuronya Hilmi Aminudin diduga terlibat dalam korupsi daging sapi,” tambahnya. Menurut Arbi, rakyat tidak sendiri sudah cerdas memilih par-
tai. Meski banyak spanduk penolakan BBM dimana-mana oleh PKS. Karena penolakan kenaikan BBM adalah sikap cari muka. “Kalau PKS pro rakyat, harusnya tidak terlibat korupsi daging sapi. Jadi masyarakat sudah bisa menilai, apalagi soal penolakan BBM,” imbuhnya. Dosen FISIP UI ini malah menyindir PKS yang sok menolak kenaikan BBM. Padahal kebutuhan partai itu diambil dari APBN seperti isu penggalanan dana Rp 2 triliun yang disasar PKS. ”Kalau mereka menolak kenaikan BBM artinya subsidi membengkak, anggaran pemerintah pun harus ditekan karena terserap untuk membayar subsidi,” tegasnya Padahal, ujarnya, kader PKS kebanyakan dari kalangan menengah atas yang selama ini juga menikmati subsidi BBM untuk
kendaraan-kendaraan mereka. ”Mereka khawatir kalau BBM bersubsidi harganya naik, maka mereka juga harus membayar lebih mahal untuk mobil kader-kader mereka,” tegasnya.
Tak Malu Ketua Fraksi Demokrat, Nurhayati Ali Assegaf menilai, PKS tidak tahu malu alias munafik, karena di satu sisi membiarkan menteri-menterinya di kabinet, tetapi di sisi lain, PKS terus merongrong pemerintah, bahkan secara lantang menyatakan koalisi PKS hanya dengan rakyat, bukan dengan Partai Demokrat. ‘’Kalau PKS menyatakan koalisinya hanya dengan rakyat, ya tarik dong menteri-menterinya dari kabinet, itu baru gentleman,” katanya Menurut Nurhayati, sebaiknya PKS menarik semua menterinya dari kabinet. Karena tidak baik kalau hanya mau mengambil jatah. Sementara kewajibannya tidak dipenuhi. ‘’Katanya PKS itu partainya orang pinter, tapi kok nggak ngerti soal koalisi. Masa bicara koalisi saja tidak ngerti, jangan-jangan kepinterannya untuk membodohi rakyat,” imbuhnya. Lebih jauh kata Nurhayati, rakyat saat ini sudah bisa menilai, mana parpol yang memperjuangkan kepentingan rakyat dan mana
yang menipu. “Jangan dikira rakyat nggak tahu loh? Rakyat kita sudah melek politik, melek informasi, dan melek teknologi, karena itu jangan coba-coba membohongi mereka,’’ pungkasnya. Sementara itu, Presiden PKS Anis Matta berharap agar peenolakan PKS terhadap kenaikan harga BBM bukan bentuk perlawanan PKS terhadap koalisi. Alasannya karena PKS sudah sering menolak kenaikan harga BBM. “Karena (kenaikan BBM) ini menyangkut kepentingan rakyat banyak. jadi kita tidak mau berkomentar dalam soal koalisi,” jelasnya. Jika PKS tetap ‘ngotot’ menolak kenaikan BBM, maka tidak menutup kemungkinan akan didepak dari koalisi. Juga tidak menutup kemungkinan akan kehilangan 3 kursi menteri di kabinet pemerintahan SBY-Boediono. Terkait hal ini, Anis menegaskan kembali tidak ada kaitannya antara penolakan BBM dengan nasibnya di koalisi. “Kita tidak mau berandaiandai. Tidak ada hubungannya. Tahun lalu kita juga menolak,” tandasnya. (gam/cea/abd)
AKSI MASSA
Dana PKH Diduga Digelapkan, Puluhan Warga Datangi Kejaksaan SUMENEP - Puluhan warga Desa Legung Timur Kecamatan Batang-Batang, Selasa (4/6), mendatangi Kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Kabupaten Sumenep. Mereka mempertanyakan kelanjutan kasus dugaan pemotongan bantuan Progam Keluarga Harapan (PKH) yang sampai saat tak ada kejelasan. Pemotongan bantuan PKH itu terjadi pada tahun 2008. Pengakuan salah seorang warga, seharusnya penerima manfaat dari PKH tersebut menerima bantuan Rp Rp 1.400.000. Namun, tanpa alasan yang jelas, Kepala Desa Legung Timur, Maskam, melakukan pemotongan terhadap penerima manfaat bantuan tersebut. Penerima manfaat hanya menerima Rp 1.130.000. Sedangkan
penerima manfaat berjumlah 20 orang. ”Ketika kami datangi Mapolres (Sumenep) untuk bertanya kelanjutan dana tersebut, katanya sudah diserahkan ke Kejaksaan Negeri melalui SP 21, lengkap dengan barang buktinya. Kami datang ke sini untuk mempertanyakan tindak lanjut kasus yang telah kami laporkan dulu itu, tetapi tak ada kabar,” kata Aminullah, koordinator Advokasi dan Pemuda Desa Legung Timur, di depan Kantor Kejari Sumenep. Aminullah mentuturkan, kasus tersebut sudah dilaporkan ke Mapolres Sumenep pada tahun 2008 dengan nomor laporan: STPL / LP/ 139 / IV/ 2008. (syam/ mk/beth)
Menyebut BBM belakangan ini, tentu focus pikiran pada bahan bakar minyak. Maklum saja, soal yang satu ini seperti tarik ulur tak pernah tuntas. Naik tidak, turun apalagi. Tetap saja diperbincangkan tapi tak pernah diputuskan formulasinya. Berbagai wacana skema muncul dari pembatasan berdasarkan kapasitas cc mobil, sampai pada kreteria mobil pribadi dan angkutan umum. Namun sampai tulisan ini dibuat, belum ada keputusan. Sudah lebih dari dua tahun. Luar biasa, bukan. Karena lamanya perbincangan BBM, berbagai plesetan muncul di tengah masyarakat. BBM tak lagi dikaitkan persoalan bahan bakar. BBM sudah melebar kepanjangannya. Yang pertama tentu terkait alat komunikasi yang lagi populer,BlackBery Messenger. Ini singkatan agak baku, yang sama sekali tak terkait bahan bakar. Murni alat komunikasi. Memang tak semua murni secara teknis terkait pada satu merek dan system. BBM terkait alat komunikasi ini sudah mempengaruhi perilaku masyarakat. Sudah merembet menjadi candu. Seakan, bagi sebagian masyarakat, hidup jadi hampa tanpa BB dan sejenisnya, seperti Lalu apa Android dan kepanjangan ponsel canggih BBM terkait lain. Jika alat Ahmad komunikasi itu Fathonah? tertinggal jauh Ternyata Bisiklebih memusBisik Mesra. ingkan ketimbang dompet. Padahal tanpa dompet yang berisi uang dan berbagai surat, bisa jadi akibat errornya bisa jauh lebih berat. Seorang kawan pernah nyeletuk di jejaring facebook. Ketika naik kereta di Jakarta, dari empat orang yang duduk di kereta, tiga orang di antaranya asyik berkomunikasi ria. Tertawa sendiri, senyum sendiri, kadang yang maniak berteriak kecil sendiri. Benar-benar mabok (BBM). Melebarnya istilah BBM kedua, pada kasus yang sedang ditangani KPK. Apalagi kalau bukan soal Ahmad Fathonah, yang “koleksi” wanitanya konon mencapai angka 45. Sebuah angka yang tergolong fantastis. Lebih dari sepuluh kali lipat, diukur dari kuota jatah menikahi berdasarkan fiqih yang dibatasi empat orang. Lalu apa kepanjangan BBM terkait Ahmad Fathonah? Ternyata Bisik-Bisik Mesra. Begitu kepanjangan lain BBM yang makin jauh dari bahan bakar itu. Sebuah plesetan yang menggambarkan betapa masyarakat memang tersedot perhatiannya pada Ahmad Fathonah. Sayangnya, perhatian yang satu ini menurut seorang kawan, membuat risau banyak suami. Gara-gara Ahmad Fathonah, konon banyak suami dicurigai istri. Muncul istilah Fathonah efek. Selesai? Belum. Kali ini terkait inisial Ahmad Fathonah yang biasanya ditulis AF. Nah, soal inisial ini oleh penggemar bola dikaitkan juga dengan Alex Ferguson, mantan pelatih MU. Bedanya, lagi-lagi kelanjutan dari plesetan. Kalau AF yang bola mendapat gelar Sir, AF yang di negeri ini diberi gelar –entah oleh siapa- dengan sebutan Syur. Inilah dinamika perkembangan pemikiran. Sering peristiwa serius berkembang liar ke hal-hal aneh; kadang tragis, bikin gemas, lucu, aneh dan lainnya. Kali ini BBM yang jadi korban.=
Uang Palsu Maraknya uang palsu membuat Warga resah. Untuk berbelanja di pasar di toko-toko orang-orang pada kawatir. Menurut Matrawi ada beberap tips mengetahui asli dan tidaknya uang. Uang seribu: lipat empat bagian lalu buka ,jika pedang patimura bengkok berarti palsu. Uang 5ribu: Ambilah sisir lalu gosokkan pd uang, jika jenggot imam bonjol rontok brarti palsu. Uang 10,20,50 &100: Letakkan di depan rumah ,jika hilang berarti asli. “Selamat mencoba” ujar Matrawi.
Cak Munali
TIDAK TERBIT Besok Kamis 6 Juni 2013 Koran Madura tidak terbit sehubungan dengah hari libur nasional memperingati Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW.