1
SENIN 6 MEI 2013 NO. 00111 | TAHUN II Koran Madura
SENIN
Harga Eceran Rp 2500,- Langganan Rp 50.000,-
6 MEI 2013
g PAMANGGHI
UN
Oleh : MH. Said Abdullah Anggota DPR RI Asal Madura
K
ant/abror
PRESIDEN DI BROMO. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Ani Yudhoyono didampingi putra mereka Agus Yudhoyono berdialog dengan warga Tengger usai menikmati keindahan matahari terbit (sunrise) di Kaldera Bromo, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Minggu (5/5). Dari titik ini wisatawan biasa menikmati keindahan momen matahari terbit.
KONFLIK ALIRAN AGAMA
Masjid Ahmadiyah Dibakar Massa TASIKMALAYA - Masjid Ahmadiyah dirusak dan dibakar massa tak dikenal di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Minggu dini hari. Massa yang melakukan penyerangan ke masjid Ahmadiyah di Kampung Babakan Sindang, Desa Cipakat, Kecamatan Singaparna, Tasikmalaya, melakukan pembakaran sejumlah barang seperti sajadah dan kitab yang disimpan dalam masjid serta bagian bangunan masjid. Salah seorang warga setempat, Asep Rahmat (45) mengatakan sebelum terjadi kericuhan sempat melihat kelompok orang berjumlah puluhan, sekitar pukul 03.30 WIB. “Awalnya saya melihat ada puluhan orang datang pakai motor lalu melempari batu ke arah masjid,” katanya. Selain melakukan perusakan dan pembakaran, kata Asep, sejumlah rumah warga sekitar masjid mengalami kerusakan pecah kaca serta sejumlah perabotan dalam rumah. Sementara beberapa anggota kepolisian, menurut Asep, tampak kesulitan mengendalikan aksi massa tersebut. Beruntung peristiwa itu, kata Asep, tidak menyebabkan korban jiwa atau terluka, namun warga sekitar sempat ketakutan sambil melihat kelompok orang tak dikenal itu dari kejauhan. “Warga disini hanya melihat dari kejauhan saja. Korban jiwa sepertinya tidak ada hanya kerusakan saja,” kata Asep saat kejadian sedang ronda malam bersama warga lainnya. Sebelumnya, massa tak dikenal melakukan aksi penyerangan dan perusakan masjid dan rumah warga Jamaah Ahmadiyah di Kampung Kutawaringin, Desa Tenjowaringin, Kecamatan Salawu, sekitar pukul 01.00 WIB. Akibat penyerangan itu, kaca masjid dan rumah warga pecah dilempari batu oleh kelompok orang tersebut. Kedatangan massa itu karena sebelumnya ada aktivitas pengajian di masjid Ahmadiyah Kecamatan Salawu, sejak Jumat (3/5) dan Sabtu (4/5). (ant/fer/beth)
Hutang Luar Negeri Kita Makin Membahayakan Hutang Luar Negeri Indonesia Mencapai Rp 2.400 Triliun JAKARTA-Pengamat ekonomi Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia, Salamudin Daeng mengatakan tingginya utang luar negeri pemerintah dan swasta, serta tingginya beban hutang dan cicilan utang sudah sangat mengkhawatirkan. Beban hutang ini bisa menjadi pemicu ambruknya ekonomi Indonesia. “Saya kira, posisi hutang kita membahayakan dan bisa membuat kita bangkrut kalau tidak ada langkah radikal mengurangi utang,” kata Salamuddin di Jakarta, Minggu (5/5). Berdasarkan catatan Daeng, posisi hutang luar negeri pemerintah dan swasta sampai 2013 ini sebesar 251,200 juta dollar AS atau sekitar 2.400 trilun rupiah. Sementara, bunga hutang dan cicilan utang pokok yang harus ditanggung oleh pemerintah dan swasta dalam periode yang sama mencapai 169,118 juta dollar AS atau sekitar 1.620 trilun rupiah. Padahal, lanjut Daeng, pertambahan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia antara tahun 2011 - 2012 hanya sebesar 819 triliun rupiah. Hal ini menunjukkan, pendapatan dihasilkan oleh bangsa ini telah habis diserahkan kepada asing. Selain itu, Cadangan Devisa RI yang diklaim BI turun Menjadi 104,8 miliar dollar AS, sesungguhnya telah hilang. “Maka dengan demikian seluruh hasil yang diperoleh dari ekonomi Indonesia yang tercermin
dalam PDB, telah habis seluruhnya untuk membayar bunga utang dan cicilan utang pokok,” papar dia. Senada dengan Daeng, Direktur Koalisi Anti Utang (KAU) menilai perjanjianperjanjian utang juga menyebabkan perampasan kekayaan alam oleh asing. Saat ini 80 persen produksi migas nasional didominasi oleh perusahaan asing. Alhasil, selain dominasi modal asing dalam perekonomian
nasional, 60 tahun pembangunan yang dibimbing utang hanya menghasilkan 150 orang terkaya di Indonesia. Di sisi lain, kata dia transaksi hutang telah menyebabkan negara-negara di Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang menjadi semakin kaya. Perjanjian hutang telah memberikan fasilitas bagi
perusahaan-perusahaan asing dari negara-negara tersebut mengontrol perekonomian Indonesia. “Menguasai kontrak-kontrak karya pertambangan, mengoperasikan jutaan hektar lahanlahan perkebunan besar dan mengontrol sektor-sektor publik yang penting bagi rakyat,” jelas dia. Dia menambahkan, transfer kekayaan juga terjadi lewat pembayaran cicilan pokok dan bunga hutang yang sangat besar setiap tahun dari Indonesia.Ditambah dengan kecurangan-kecurangan yang dilakukan pihak kreditor dengan meninggikan biaya hutang. “Jumlah yang sangat besar bagi pembiayaan pembangunan di Indonesia.Jumlah itu cukup untuk mendirikan ribuan bangunan sekolah di seluruh Indonesia dan menggratiskan biaya pendidikan. Membangun rumah sakit, memberi makan rakyat miskin, membangun perumahan rakyat, membiayai program mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, membuka lapangan kerja di pedesaan, dan membangun infrastruktur dasar yang menghidupi ekonomi di daerah,” jelas dia. Tetapi yang terjadi justeru sebaliknya. Semakin banyak utang baru masuk, beban pembayaran hutang semakin besar. Rakyat Indonesia pun menjadi semakin miskin. 49 persen rakyat Indonesia hidup miskin dengan penghasilan di bawah 1 dollar AS perhari. 9,43 juta orang masih menganggur. 11,7 juta anak indonesia di 33 provinsi putus sekolah. Dan jutaaan keluarga masih belum memiliki tempat tinggal yang layak dan sehat. (gam)
JELANG PILGUB JATIM
BANGSA Siap ‘Tumbangkan’ Pasangan Incumbent SURABAYA- PDI Perjuangan siap tak gentar menghadapi pasangan incumbent dalam pemilihan gubernur Jawa Timur 2014-2019 mendatang. Yang jelas, partai yang mengusung Bambang Dwi Hartono dan Said Abdullah (BANGSA) sebagai calon gubernur dan wakil gubernur tersebut bertekat untuk ‘menumbangkan’ Soekarwo-Saefullah Yusuf (KarSa) pada pemungutan suara, 29 Agustus 2013 mendatang. Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur H Sirmadji Tj, mengatakan pasangan BANGSA tidak gentar dengan pasangan
incumbent yang lebih dulu muncul sebagai kandidat Cagubcawagub. Seluruh pengurus yang jumlahnya 200.000 lebih mulai DPD, DPC, PAC, Ranting, hingga Anak Ranting se-Jatim, sudah terkonsolidasi dengan baik. Kader struktural itu siap menggalang dukungan di wilayahnya masing-masing. Meski kalah start dalam pemunculan calon, ditegaskannya, tidak akan berpengaruh dalam pemenangan Pilgub mendatang. Dalam hal ini, mesin partai sudah disiapkan bertahun-tahun sebelumnya dan telah siap memenangkan BANGSA. “ Memang kita kalah start. Namun, mesin partai sewaktuwaktu telah siap bergerak memenangkan pasangan BANGSA,” ujarnya, Minggu ( 5/5) Tidak hanya jajaran pengurus partai, sambungnya,
struktural organisasi sayap PDI Perjuangan pun akan mendukung upaya pemenangan BANGSA. Organisasi sayap yang
juga siap bergerak itu, di antaranya Taruna Merah Putih (TMP), Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi), dan Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem). “Jadi, bagi kami, kesiapan incumbent sama sekali bukan
masalah. PDI Perjuangan pun sudah berpengalaman untuk itu, contohnya Pilkada DKI Jakarta itu kurang apa. Tapi kita kan bisa menang,” ungkapnya. Sebagaimana Jakarta, Sirmadji yakin rakyat Jawa Timur sudah cerdas dalam memilih pemimpinnya. Yang jelas, tambahnya, rakyat Jatim juga rindu perubahan. Meski hanya PDI Perjuangan yang mengusung Bambang-Said dan kebetulan dua-duanya kader internal, bagi Sirmadji bukan masalah. Hal itu, paparnya, sudah dibuktikan PDI Perjuangan dalam beberapa pilkada, dan bisa menang. Sebaliknya, pasangan yang
diusung banyak parpol pun belum tentu lempang jalannya. Sebab, terang Sirmadji, tidak gampang mengurus bermacam personel tim pemenangan dari bermacam parpol tersebut. PDI Perjuangan, imbuh dia, tidak hanya sudah menghitung kekuatan pasangan incumbent, tapi juga terhadap bakal kandidat lainnya yang sudah muncul di permukaan. “Kalau incumbent dikatakan punya kelebihan, tapi pasti juga punya kelemahan. Itu sudah kami perhitungkan, termasuk terhadap kandidat lainnya,” jelas Sirmadji. PDI Perjuangan sudah menyiapkan jurus-jurus untuk menghadapi hadapi incumbent dan kandidat lainnya. Bahkan rumusan pemenangan sudah dibuat sebelum rekomendasi untuk pasangan BANGSA diputuskan DPP. (mag/han)
isruh ujian nasional tahun ini sebenarnya mempertegas fakta riil tentang rasionalitas penolakan ahli pendidikan dan masyarakat luas, termasuk para guru. Bahwa ujian nasional pada dasarnya memang potensial bermasalah hingga tataran teknis. Jika pencetakan dan pendistribusian saja menimbulkan kesemrawutan apalagi menyangkut subtansinya. Yang layak mendapat perhatian, apa yang terjadi pada pelaksanaan ujian nasional tahun ini bisa dianggap sebagai buah dari pembangkangan Kemendiknas pada keputusan hukum. Secara moral kisruh ujian nasional bisa jadi merupakan “kutukan” pada Kemendiknas yang tidak menghargai keputusan hukum. Sebagaimana diketahui sesuai keputusan pengadilan negeri, pengadilan tinggi hingga keputusan Mahkamah Agung pelaksanaan ujian nasional seharusnya dihentikan. Mahkamah Agung dalam putusannya menegaskan ujian nasional baru bisa dilaksanakan setelah memenuhi beberapa persyaratan antara lain evaluasi komprehensip seluruh pelaksanaan ujian nasional. Dan fakta memperlihatkan sampai saat ini, Kemendiknas belum melaksanakan evaluasi dan melaporkan secara terbuka baik kepada DPR Bagaimana maupun ke mungkin sebuah masyarakat. kondisi berbeda A r t i n y a diuji berdasarkan pelaksanaan standar dan ujian nasionukuran sama. al tahun ini sama sekali tidak memiliki pijakan hukum. Bahkan secara ekstrim bila mengacu pada keputusan Mahkamah Agung, ujian nasional batal (tidak sah) secara hukum. Lalu, di luar persoalan normatif secara faktual masih banyak persoalan pelaksanaan ujian nasional. Yang kasat mata adalah kualitas prasarana dan sarana pendidikan di berbagai daerah yang timpang atau tidak merata. Kondisi ini jelas sangat mempengaruhi efektivitas dan kualitas proses belajar siswa. Persoalan kesetaraan mutu guru juga menjadi masalah yang belum terpecahkan. Di Pulau Jawa saja, untuk kawasan daerah-daerah yang agak terpencil, ketimpangan kualitas guru masih sangat terasa. Apalagi bila dibandingkan dengan daerah di luar Pulau Jawa, yang masih terkendala persoalan komunikasi, transportasi, sarana dan prasarana. Dengan kondisi ketimpangan kualitas pendidikan antar daerah itu, sulit memahami pemaksaan kebijakan pendidikan yang menyeragamkan atau menyamaratakan seperti ujian nasioanal. Bagaimana mungkin sebuah kondisi berbeda diuji berdasarkan standar dan ukuran sama. Sudah pasti hasilnya jauh dari mencerminkan kondisi obyektif. Ketimpangan serius itu disamping mempersulit proses pengukuran kondisi pendidikan melalui ujian nasional berpotensi berkembangnya manipulasi pelaksanaan ujian nasional. Ketika aspek citra mengemuka pada para elite pimpinan daerah, pembocoran ujian sistematis mudah terjadi. Alasannya sederhana, daerah berusaha keras agar citra pendidikannya tergambar baik. Memang sewajarnya Kemendiknas selalu melakukan evaluasi perkembangan pendidikan di negeri ini. Namun cara evaluasi untuk mengetahui kualitas pendidikan nasional di seluruh Indonesia sangat ironis jika melalui pendekatan kebijakan seragam sampai pada tataran teknis melalui ujian nasional. Usulan ujian regional jauh lebih rasional untuk mengetahui perkembangan pendidikan di negeri ini. Seharusnya keputusan gerbang keadilan tertinggi di negeri ini, dijadikan acuan Kemendiknas dalam soal ujian nasioanl dan bukan justru melawan yang ternyata menghasilkan kekisruhan lebih parah. Sayang memang. =
Adzan Subuh Kesal tiap waktu sholat subuh warga jarang datang ke masjid, Matrawi sekali waktu sengaja adzan jam 9 pagi. Karuan warga berbondong-bondong datang. “Wi, ente sudah stress ya, adzan jam segini,” teriak seorang warga. “Sampeyan semua yang stress. Adzan subuh ngak mau datang, eh giliran adzan jam segini datang ramairamai,” balas Matrawi tak mau kalah.
Cak Munali