1
JUMAT 8 MARET 2013 NO.0072 | TAHUN II Koran Madura
JUMAT
Harga Eceran Rp 2500,- Langganan Rp 50.000,-
8 MARET 2013
g PAMANGGHI
Koboy Oleh : Abrari Alzael
T
TNI-Polisi Kembali “Berantem” Mapolres OKU Dibakar, Empat Anggota Polisi Tertusuk JAKARTA-Kasus pembakaran dan perusakan kantor Polres Ogan Komering Ulu (OKU) oleh puluhan oknum TNI yang diduga berasal dari satuan Artileri Medan (Armed) membuktikan buruknya tingkat koordinasi antar intelijen Polri dan TNI. “Kordinasi intelijen buruk sekali. Sehingga mekanisme deteksi dini tidak berfungsi dan selalu terlambat diantisipasi,” kata anggota Komisi I DPR F-PDI Perjuangan, Tjahjo Kumolo di Jakarta,Kamis,(7/3). Seperti diketahui, puluhan oknum TNI itu datang menyerbu Polres menggunakan lima truk sekitar pukul 08.00 WIB. Mereke melakukan penyerangan dan pembakaran. Petugas kepolisian yang berjaga tak bisa berbuat banyak. Api membesar dan membakar Mapolres.
Penyerangan dan pembakaran ini diduga dipicu kasus pada Januari lalu. Saat itu karena cekcok, seorang petugas kepolisian menembak seorang anggota TNI hingga tewas. Kasus ini sebenarnya sudah diselesaikan, namun kemudian meletus kembali, puncaknya pembakaran ini. Menurut Sekjen PDI Perjuangan ini, sebenarnya ini kasus klasik. Karena beberapa kejadian di OKU selalu muncul kembali. Padahal ada pertemuan rutin antara Panglima TNI dan Kepala staf TNI dengan Kapolri dan di daerah diikuti per-
INDONESIA GABUNG ICC
DPR Respon Positif Ratifikasi Statuta Roma JAKARTA-Langkah pemerintah melakukan ratifikasi statuta Roma untuk bergabung dalam International Criminal Court (ICC) pada 2013 dinilai sebagai langkah maju. Hal ini semata-mata untuk menuju proses demokrasi yang lebih sehat. “Ini langkah baik, ini kebutuhan untuk menjaga demokrasi kita agar lebih secure. Kalau tidak diratifikasi kita akan selalu punya preseden pelanggaran HAM di masa lalu,” kata anggota Komisi III DPR dari F-PDI Perjuangan, Eva Kusuma Sundari di Jakarta, Kamis (7/2) Menurut Eva, kasus-kasus pelanggaran HAM di dalam negeri sudah seharusnya menjadi pelajaran yang berharga. Makanya harus didukung. “Dengan ratifikasi kita tercegah untuk kembali melakukan pelanggaran HAM di masa depan. Langkah baik ini kita dukung,” tegasnya. Diakui Eva, dukungan untuk meratifikasi statuta Roma telah dibahas di Komisi III DPR sejak lama. Bahkan DPR memang mendorong dilakukannya ratifikasi. “Dan kita selama ini di-approach sama parlemenparlemen internasional untuk meratifikasi. Dengan ratifikasi, akhirnya tentara tahu, kita tidak retrospektif,” ujarnya. Seperti diketahui, Statuta Roma adalah aturan yang mengatur bahwa International Criminal Court (ICC) bisa menyidangkan kasus-kasus kejahatan kategori tertentu yang terjadi setelah 1 Juli 2002 di suatu negara. Kejahatan yang bisa disidang oleh ICC seperti kejahatan kemanusiaan, genosida, kejahatan perang dan kejahatan agresi. (cea)
Mantan Sesmil jaman Presiden temuan dan komunikasi yang sama antara Kapolda, Kapolres, Pangdam Megawati ini menegaskan, dalam dan Korem serta Kodim. Tentu saja kasus ini harus segera diambil ini bertujuan untuk membangun tindakan yang cepat. “ Ambil tinkomunikasi dan kebersamaan dakan kepada semua komandan menjaga stabilitas daerah. “Sehing- termasuk Danyon, Dandim dan ga deteksi dini selalu terlambat di- Kapolresnya,” pintanya. antisipasi,” tegasnya. Lebih lanjut kata HasanudSementara itu, Wakil Ketua din, baik Polri maupun TNI harus Komisi I DPR F-PDI Persama-sama menahan diri. “Lalu segera juangan, TB HasanudBERITA pimpinan kedua belah din meminta keseriusan TERKAIT pemerintah mengatasi pihak duduk mencari solusi dasar. Buat team bentrok antar aparat. Halaman 12 “Para pimpinan TNI dan investigasi mengapa masalah yang sudah 1 Polri termasuk Presiden harus benar-benar serius. bulan berlalu tidak diselesaikan Bagaimanapun juga, mereka ada- dengan tuntas,” imbuhnya. Ditempat terpisah, Kepala Staf lah aparat bersenjata yang dibiayai rakyat, dan bertugas melindungi Angkatan Darat, Jenderal Pramono dan mengayomi rakyat. Bukan se- Edhie Wibowo melakukan koordibaliknya membuat rakyat menjadi nasi dengan Mabes Polri terkait takut akibat perkelahian diantara peristiwa pembakaran Mapolres mereka,” ujarnya. Ogan Komering Ulu (OKU) oleh
oknum TNI Yon Armed 15. Bahkan Pramono, sudah memerintahkan kepada Pandam II Sriwijaya Mayjen TNI Nugroho Widyotomo guna meminimalisir aksi yang tidak diinginkan selanjutnya. “Kami sudah adakan pembicaraan, dan saya memintakan kepada Pangdam tidak boleh berkembang. Titik,” tegasnya. Pramono juga menyerukan kepada Pangdam agar peristiwa tadi tidak terulang. Karenanya, seorang komandan di lapangan harus dekat dengan prajurit dan mengerti betul masalah yang terjadi dengan anak buahnya. “Kalau ini terjadi, saya tidak bisa salahkan komandan karena saya belum mendapat hasil investigasi. Enggak boleh gentar. Harus jelas dulu. Makanya, kirim orang untuk investigasi. Setelah dapat keterangan baru kita ambil kputusan,” pungkasnya. (cea/beth)
RUU TEMBAKAU
Petani Tembakau Minta Dilindungi JAKARTA-Sejumlah petani tembakau yang tergabung dalam Asosiasi Petani Tembakau (APTI) minta dilindungi. Mereka meminta agar budidaya tembakau diatur secara tegas dalam RUU Pertembakauan. “Usaha tani tembakau perlu dipertahankan karena sudah memberikan kontribusi terhadap negara,” kata Ahmad Surowi, petani tembakau asal Temanggung, Jawa Tengah, saat memberi masukan dalam Rapat Dengar Pendapat di Badan Legislasi (Baleg) saat membahas RUU Pertembakauan, Kamis (7/3). Menurut Surowi, jika pemerintah tidak melindungi, maka para petani tembakau tidak akan menanam tembakau lagi. Karena itu, para petani meminta agar budidaya tembakau harus diatur secara tegas dalam RUU Pertembakauan. Saat ini, usaha budidaya yang paling menguntungkan hanya tembakau dibandingkan padi dan tanaman lain. Namun, harga tembakau dalam beberapa bulan terus turun. Apalagi setelah ada Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) soal tembakau. Setelah ada RPP tembakau, harga jadi murah. Sementara dari sisi tata niaga, petani tembakau tidak punya daya tawar. “Karena itu RUU Pertembakauan harus mengatur tata niaganya,” kata Surowi. Terkait isu bahwa tembakau bisa digunakan untuk kosmetika atau pestisida, menurut Surowi masih membingungkan mengingat pabriknya saja tidak ada. Sementara Gabungan Perserikatan Perusahaan Rokok Indonesia (Gappri)
mengaku terjepit dengan banyaknya regulasi soal pertembakauan di Indonesia. “Saat ini yang disasar adalah penghisap rokok dan pabriknya,” kata Ketua Gappri Ismanu. Menurut Ismanu, pabrik rokok berhasil membangun hilirisasi industri. Mereka yang terlibat baik langsung maupun tidak, ada sekitar 24 jura orang. Itu adalah konstituen. Ismanu menambahkan, pabrik tembakau tidak tergantung pemerintah. Mereka telah berdaulat secara ekonomi. Menurut Ismanu, perusahaan kretek-
kretek besar sudah milik bangsa Indonesia. Sementara Tim Revitalisasi Pertembakauan Jawa Timur mengakui, tembakau telah menjadi sumber konflik karena ada yang pro dan kontra. Dan pemerintah masih sangat membutuhkan tembakau karena memberikan pendapatan. Namun, kata Ketua Tim Revitalisasi Fendi Setiawan, Undang-undang yang ada masih sangat sektoral. Belum mengatur sistem pertembakauan secara komprehensif. (bud)
Pemimpin Redaksi Koran Madura
idak tahu siapa yang memulai. Ada anggota tentara yang tertembak. Diduga, korban tentara yang gugur itu terkena peluru yang dimuntahkan dari sebuah pistol oknum anggota polisi di Polres Ogan Komering Ulu (OKU) Sumatra Selatan. Aksi ini berakhir dengan pembakaran Mapolres OKU. Api menjilati benda yang mudah terbakar. Asap mengepul dan membubung di sana. Sebagai warga biasa, yang bukan anggota tentara dan polisi, hanya mengelus dada karena mengusap gagang pistol tentu tak mungkin sebab negeri ini tidak mewajibkan rakyatnya bersenjata. Andai ini film Koboi, pasti itu adegan terburuk. Tidak lazim seorang jenderal polisi mendesak jenderal tentara untuk mengusut anak buahnya yang ditengara membakar mapolres. Jenderal tentara sebenarnya juga bisa mendesak jenderal polisi dengan mengatakan hal serupa. Warga, dalam kasus ini, semakin tidak sepenuhnya percaya bahwa polisi melindungi dan mengayomi masyarakat. Warga juga ragu motto tentara, disiplin adalah nafasku. Di sini publik bertanya, sekali lagi dalam kasus OKU, polisi melindungi dan mengayomi siapa bila terdapat anggota tentara yang gugur di sana? Begitu pula oknum tentara yang diduga membakar mapolres, disiplin macam apa yang menjadi nafas di situ? Pimpinan tentara dan polisi mulai dari satuan terekecil hingga yang terbesar butuh penegasan tentang jati dirinya masing-masing sebagai warga negara yang menjunjung persatuan, kesatuan, dan keamanan. Bila anggota tentara dan polisi terancam, bagaimana dengan warga sipil? Jika oknum polisi berani menembak anggota tentara, apakah oknum itu tidak lebih berani menembak yang bukan tentara? Mengapa Pimpinan tentara koboy ala okdan polisi mulai num tentara dari satuan dan polisi di terekecil hingga negeri ini sepyang terbesar erti itu, itulah butuh penegasan yang harus tentang jati diurai petinggi dirinya polisi dan tentara dan harus menemukan formulanya. Bentrok ini bukan sekali saja terjadi. Di berbagai tempat, perseteruan berlangsung. Memang oknum. Tetapi jika oknum selalu muncul di berbagai tempat, lama-lama bisa menjadi wabah. Ini mengingatkan pada bisnis lokal. Tetapi yang lokal ini menyebar ke lokal-lokal di seluruh nusantara. Lama-lama lokalitas dengan model begini bisa menasional. Nah, apakah personifikasi ini bisa diillustrasikan terhadap koboy yang oknum tentara dan polisi, publik pasti memiliki jawabannya. Narasi ini tidak bermaksud menggurui tetapi siapa tahu para petinggi tentara dan polisi bisa lebih mengerti dengan cara ini. Hanya sekedar berbagi bahwa ada cara pandang oknum anggota yang tidak seperti pimpinannya, yang santun, damai, dan memberi keteduhan. Tetapi bukan tanpa alasan bila bawahan bersikap seperti itu. Sebab, bisa jadi; kesantunan, kedamaian, dan keteduhan pimpinannya berwajah dan terasa garang. Lalu para oknum itu mengekspresikan kekesalannya ke luar markas, kepada sesama oknum tentara, polisi dan warga biasa. Ini mengingatkan pada cerita seorang bawahan di kantor. Ia usai mendapat arahan dan kemarahan dari atasannya. Begitu sampai di rumah, pegawai itu marah pada istri dan anaknya, bahkan dilengkapi aksi lempar kaleng bekas. Namun, oknum polisi yang diduga menembak tentara di OKU, belum tentu karena melepaskan kesal karena usai mendapat atensi pimpinannya. Tetapi apapun alasannya, oknum tentara dan polisi di OKU, maupun di tempat lainnya, sudah pasti ada yang bermasalah, dan tidak beres. =
Pengalaman Guru: Anak-anak, pengalaman adalah guru yang paling baik. Ayo siapa yang tahu, kenapa pengalaman kok disebut guru yang paling baik? Murid: Karena pengalaman tidak pernah memberikan PR (Pekerjaan Rumah). Guru: Ayo Keluarkan Buku Kalian. Ada tugas... kkhhhh..
Cak Munali