1
SELASA 9 JULI 2013 NO.0155 | TAHUN II Koran Madura
SELASA
Harga Eceran Rp 3.500,- Langganan Rp 70.000,-
9 JULI 2013
AWAL RAMADHAN
g PAMANGGHI
Muhammadiyah Shalat Tarawih
Maaf Oleh : Miqdad Husein
Kolumnis, tinggal di Jakarta
PEKANBARU- Jamaah Muhammadiyah di Kota Pekanbaru, Riau, melakukan shalat tarawih pada Senin malam pada 10 masjid yang tersebar karena karena pihak organisasi tersebut telah menetapkan tanggal 1 Ramadhan 1434 hijriah mulai Selasa (9/7). “Banyak jamaah yang hadir mengikuti tarawih dan masjid penuh hingga berakhir,” kata Junaidi (45) warga Rumbai Pesisir, Pekanbaru ditemui di Pekanbaru, Senin malam. Menurut dia, shalat tarawih diikuti ribuan jamaah yang memadati Masjid Dakwah di Kelurahan Limbungan Baru, Rumbai Pesisir. Namun Pengurus Daerah Muhammadiyah Pekanbaru mengelar sholat tarawih yang tersebar pada 10 masjid di wilayah ini diantaranya di Limbungan Baru. Sedangkan pelaksanaan shalat tarawih serupa diantaranya masjid Al Fida’ di jalan Ahmad Dahlan, At Taqwa di jalan Teuku Umar, Nurul Yakin di jalan Paus, At Taqwa jalan Delima dan Masjid Al Manar. Sementara itu, Pengurus Daerah Muhammadiyah Pekanbaru, Didi Winarsyah kepada wartawan membenarkan bahwa jamaahnya sudah menjalani shalat tarawih bersama. Setelah ada penetapan 1 Syawal 1434 hijariah, katanya, maka jamaah diperkenankan untuk melaksanakan shalat tarawih. Pelaksanaan shalat tarawih tersebut, tambahnya bahwa berdasarkan maklumat dari PP Muhammadiyah No. 04/MLM/ Lo/E/2013 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadhan dan Syawal 1434 hijriah. (ant/ dit/beth)
ant/ Ujang Zaelani
TARAWEH MUHAMMDIAH. Umat Islam tengah menjalankan ibadah Sholat Tarawih di Masjid Arrahman, Rawamangun, Jakarta, Senin (8/7). Umat Islam Muhammdiyah menjalankan ibadah Puasa dimulai pada hari Selasa (9/7), besok.
Awal Ramadhan di Malaysia Besok KUALA LUMPUR - Umat Islam di Malaysia akan memulai berpuasa Ramadhan pada Rabu (10/7), demikian dikutip Bernama, Senin. Pihak Kerajaan Malaysia seperti disampaikan Datuk Seri Syed Danial Ahmad mengumumkan bahwa permulaan puasa bagi negeri-negeri di seluruh Malaysia ditetapkan pada Rabu sesuai perintah dari Yang di-Pertuan Agong (raja Malaysia). Pengumuman ini disiarkan langsung Radio Televisi Malaysia (RTM). Keputusan tersebut disetujui majelis raja-raja berdasarkan rukyah dan hisab. Seperti diberitakan di media-media elektronik, di Indonesia sidah isbat yang digelar oleh Kementerian Agama memutuskan bahwa hilal yang dipantau dari sejumlah titik di Indonesia juga tidak berhasil melihat hilal dan 1 Ramdhan ditetapkan Rabu 10 Juli 2013. Begitu pula dengan Nahdlatul Ulama, Ormas ini juga menyatakan awal ramdhan masih besok. (ant/lia/beth)
ant/diansaki
TRADISI LEMPAR AIR Sejumlah warga melakukan tradisi saling lempar air, di Kelurahan Purwodinatan Semarang, Jateng, Minggu (7/7). Ritual saling lempar air itu merupakan tradisi warga setempat untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan dan air yang yang digunakan diambil dari sumur peninggalan Kyai Bustaman buatan 1729.
KPK Sita Harrier Anas JAKARTA-Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menyita mobil Toyota Harrier bernomor polisi B 15 AUD yang diduga milik Anas Urbaningrum. Penyitaan itu berkaitan dengan kasus penerimaan hadiah atau janji atau gratifikasi terkait proyek pembangunan Hambalang. “Jadi benar, KPK menyita mobil Toyota Harrier milik AU,” kata Juru bicara KPK, Johan Budi SP di Jakarta, Senin (8/7). Namun kata Johan, mobil tersebut sudah dititipkan atas nama pemilik baru, bukan atas nama Anas. Sebab, mobil itu sudah dijual sebelum KPK melakukan penyitaan. Bahkan penjualan dilakukan sebelum kasus ini naik ke tahap penyidikan. “Mobil diduga hasil pemberian, setelah naik ke penyidikan ini barang bukti untuk KPK ternyata sudah dipindahtangankan ke pemilik baru, sementara dititipkan dulu ke pemilik terakhir lokasi di Jakarta,” ujar Johan. Saat ini, mobil sudah disita dan tidak boleh dijual lagi. “Posisi mobil sudah dalam keadaan disita tidak boleh dipindahtangankan lagi. Mobil ini kan barang bukti, tidak boleh dipindahtangankan atau diperjualbelikan,” papar Johan. Anas diduga menyalahgunakan kewenangannya saat menjadi anggota DPR dulu. Toyota Harrier ini diduga dibelikan oleh mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin di dealer
Motor Pecenongan pada September 2009 dengan harga Rp 670 juta. Mobil itu kemudian diatasnamakan Anas dengan. Namun, sejak ramai dibicarakan terlibat dengan Muhammad Nazaruddin dalam kasus Wisma Atlet, Anas diduga mengubah pelat nomor polisi mobil itu pada 2 Desember 2011 dari nama Anas menjadi Arifiyani Cahyani. Nomor pelat polisi pun berganti dari B 15 AUD menjadi B 350 KTY dengan alamat Jalan Cempaka Baru VII Nomor 3 Jakarta. Terkait penyidikan kasus penerimaan hadiah ini, KPK pernah memeriksa Direktur PT Duta Motor Hadi Wijaya sebagai saksi. Seusai diperiksa beberapa waktu lalu, Hadi membenarkan adanya pembelian Harrier di dealer-nya tersebut. “Penyitaan mobil Harrier sudah sejak Maret 2013. “Saat ini, STNK dan BPKB dititipkan ke yang punya, dan tak boleh dijual hingga ada putusan pengadilan,” imbuhnya. Sementara pihak Anas membantah kalau Harrier itu dikatakan barang gratifikasi. Menurut pengacara Anas, Firman Wijaya, beberapa waktu lalu, Harrier itu bukan
gratifikasi, melainkan mobil yang dibeli Anas dengan cara mencicil ke Nazaruddin. Setelah terpilih menjadi Ketua Umum Partai Demokrat melalui kongres pada Mei 2010, Anas mengaku telah mengembalikan mobil itu ke Nazaruddin dalam bentuk uang. KPK menetapkan Anas sebagai tersangka atas dugaan menerima pemberian hadiah atau janji terkait proyek Hambalang dan proyek-proyek lain. Bantah Ditempat terpisah, Ketua Komisi III DPR, Gede Pasek Suardika membantah adanya aliran dana BUMN untuk pemenangan Anas Urbaningrum saat kongres Demokrat di Bandung. “Enggak ada,” tegasnya. Menurut Pasek, figur Anas mirip dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan komunikasi yang baik kepada lawan bicaranya. “Kalau dilihat secara politik, Pak Anas itu paling lemah secara jabatan. Saya rasa itu mengada-ada,” ujarnya. (gam/cea)
PERJALANAN SPIRITUAL KORAN MADURA MENYAMBUT RAMADHAN (4)
Ka`bah dalam Pusaran Kapitalisme Global Pemerintah Arab Saudi melalui televisi di Arab setiap saat meminta maaf atas ketidaknyamanan situasi di sekitar Masjidil Haram. Itu karena perluasan Masjidil Haram yang diprediksi selesai secara sempurna pada tahun 2016. Berikut Abrari Alzael menulis dari Masjidil Haram, Mekkah. Mengapa pemerintah meluaskan lokasi Masjidil Haram? Pertama, daya tampung sekitar ka`bah sudah mnyulitkan jemaah. Kedua, pemerintah “merasa malu” dengan kepungan hotel berbintang di sekitar ka`bah. Dari sisi kemegahan, sebagian bangunan Masjidil Haram kalah megah dibanding hotel apalagi hotel raja yang amat megah. Seperti kota metropolis pada umumnya, Mekkah juga seperti itu. Tidak jauh dari harom, ada sejumlah pengasong yang kepanasan dan tergusur. Begitu juga saat masuk ke syar`i manshur (jalan manshur) kekumuhan lokasi di sekitar tak jauh dari ka`bah. Jala-
nan di ruas ini pasti macet. Kendaraan di sepanjang ini diparkir sembarangan. Bila serempetan yang mempeyokkan mobil, di arab tak ada urusan. Karena itu mobilmobil mewah di arab tak lagi mulus karena tergores bahkan peyok. Dibanding Indonesia, Arab peru diacungi karena semua jalan berbeda dalam satu arah. Lebih dari itu, BBM amat murah. Jika beli BBM 1 liter di Indonesia, di Arab bisa dapat 3 liter. Saya tidak tahu di Indonesia bagaimana rumusnya karena negara kaya dengan penduduk miskin. Oleh karena itu Arab Saudi jadi negara gersang merangsang. Banyak TKI juga di Arab
yang bekerja baik karena memilih Arab atau karena terpaksa bekerja di Arab. Sebagaimana negara pro kapitalis, Arab juga menindas. Pengusaha dan penguasa menjadi raja bisnis. Meski begitu, Dinasti
Fadh tetap memegang kajayaan karena di sini menganut sistem kingdom. Kejayaan dan kekayaan dinasti tidak mengherankan bila pembangunan lancar dan dinikmati masyarakat Arab. Bah-
kan perluasan masjidil haram ini dikerjakan tanpa henti selama 24 jam per hari. Sebagaimana ibadah, tawaf, ngaji, dan shalat juga berjalan bersama di tempat yang tak jauh berbeda. Di luar masjidil haram, kapitalis terus bergerilya untuk menindas kaum proletariat dengan keuntungan sistemik-hirarkis. Semakin seseorang berada di hirarki yang tinggi, semakin juga menerima keuntungan dan begitu pula sebaiknya. Di kota misalnya, pemerintah menyalakan lampu sebanyak-banyaknya hampir tak ada beda cerahnya siang dan malam. Tetapi penual susu unta di sisi kiri kanan jalan Madinah Al-Qadim, mereka hidup tanpa lampu. Di gurun pasir itu para pedagang susu unta hidup pada rumah-rumah kumuh non parlemen. Di sinilah, antara lain wajah horor Arab bisa dilihat. (bersambung)
Kawan saya yang sering berpikir aneh pernah mengatakan bahwa jika moment –saat Ramadhan- ada yang meneliti udara di laboratorium, niscaya terpapar ribuan dan bahkan jutaan kata “maaf.”” Kata-kata indah itu asumsi teman saya, yang tentu saja main-main, bertebaran memenuhi udara, yang mengalir dari berbagai arah. “Untuk udara di Indonesia, kata maaf pasti lebih banyak. Karena sejak nisfu sya’ban kata itu sudah bertebaran,” katanya, bercanda. Ya. Sejak nisfu sya’ban (limabelas hari) sebelum masuk satu Ramadhan sms, BBM, whatsapp, jejaring sosial seperti facebook dan twitter, dipenuhi permintaan maaf. Berbagai gaya permintaan maaf mewarnai alat komunikasi itu. Ada yang berorama puisi, pantun, kata-kata bijak, mengutip hadist yang entah benar entah salah sanadnya dan sebagainya. Penuh warna. Dan ketika mau memasuki satu Ramadhan krang kring krung permohonan maaf itu semakin gencar. Nanti saat Idul Fitri diperkirakan mencapai puncak tertinggi peredaran kata maaf itu. I n i l a h tradisi yang tumbuh dan berkembang luar biasa di negeri ada yang ini. Sesuatu menyebut yang terasa “harus” sangat unik. permintaan Meminta maaf maaf harus disampaikan menunggu saat kita moment-moment khusus. melakukan Menunggu kesalahan hari-hari keagamaan tertentu. Soal salah atau tidak, tak jadi soal. Yang penting maaf. Kapan berbuat salah? Juga tidak penting. Yang terpenting menyampaikan maaf karena akan melaksanakan ibadah puasa. Saya sampai saat ini belum menemukan dalil kuat tentang permohonan maaf pada saat menjelang Ramadhan dan nisfu sya’ban. Itu tak penting, agaknya. Yang lebih penting barangkali seharusnya maaf, dilakukan tidak menunggu moment tertentu seperti nisfu sya’ban dan puasa. Yang terbaik bahkan ada yang menyebut “harus” permintaan maaf disampaikan saat kita melakukan kesalahan agar semua jelas dan selesai, tidak meninggalkan aroma dendam apalagi sampai memutus silaturrahmi. Amarah juga tak berkembang ke manamana. Ya hanya saat itu saja. Agama Islam, sebenarnya sangat khusus dan serius memposisikan persoalan maaf. Agak serius agama Islam memberi pedoman soal maaf ini. Ada proses maaf, yang diberikan setelah sebelumnya dituntaskan persoalannya. Misalnya, ada yang kalangan tertentu yang melakukan tindakan aniaya. Ditindak dulu, baru didamaikan melalui proses saling memaafkan. Lalu ada yang secara hukum terlebih dahulu dituntaskan, lalu ada proses maaf, perdamaian. Ini terkait pidana pembunuhan, yang bila keluarga yang dibunuh memberi ruang permohoanan maaf. Itupun tidak menghilangkan kewajiban membayar dam atau denda. Dan, ada hak yang diberikan kepada keluarga korban untuk tidak memaafkan walau ditegaskan al Qur’an, yang termulia adalah mereka yang memberikan maaf. Jadi kata “maaf” sesungguhnya bukan perkara sekedar krang kring sms. Bukan basa basi elementer. Maaf bermuatan amat sangat serius, serta pada beberapa masalah terkait dengan persoalan hukum. Bahkan, ada kasus-kasus tertentu, yang penyelesaian masalah tak berakhir hanya pada ucapan maaf. Ada tindak lanjut berikutnya. Maaf saja, ternyata belum cukup. =
Kaset Sehabis buka puasa, para santri berkumpul di mushalla. Ustadz membahas soal-soal kecil seputar ibadah puasa di Bulan Ramadan. “Ustad, boleh tidak, kalau sholat taraweh imamnya suara kaset,” tanya Matrawi, yang seringkali aneh-aneh. “Boleh saja, asal.... “ jawab Ustad. “Asal apa Ustad?” tanya Matrawai penasaran. “Boleh saja, asal makmumnya juga kaset,” jelas sang Ustad, disambut gemuruh ketawa santri yang lain.
Cak Munali