e Paper Koran Madura 9 Desember 2014

Page 1

SELASA

KORAN MADURA

9 DESEMBER 2014 | No. 0502 | TAHUN III ECERAN Rp 3.500 LANGGANAN Rp 70.000

1

SELASA 9 DESEMBER 2014 |0328-6770024 No. 0502 | TAHUN III www.koranmadura.com

PEMERIKSAAN FUAD AMIN Ketua DPRD Bangkalan Fuad Amin berada didalam mobil tahanan meninggalkan Gedung KPK usai menjalani pemeriksaan, di Jakarta, Senin (8/12). Mantan Bupati Bangkalan itu menjalani pemeriksaan lanjutan setelah ditangkap KPK terkait dugaan suap jual beli pasokan gas alam untuk pembangkit listrik di Gresik dan Gili Timur, Bangkalan, Madura, Jawa Timur.

Hukuman Budi Mulya Diperberat Nasional hal 4

ant/reno esnir

Habis Diperiksa KPK, Fuad Irit Bicara JAKARTA-Ketua DPRD Bangkalan, Fuad Amin Imron kembali diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Mantan orang kuat di Madura ini tiba di kantor KPK sekitar pukul 16.30 WIB dan keluar sekitar pukul 18.35 WIB dengan mobil tahanan. Namun, mantan Bupati Bangkalan ini masih puasa bicara soal kasus dugaan suap yang menjeratnya. Meski irit bicara, Ketua DPC Gerindra Bangkalan itu hanya berjanji akan mengungkapnya kepada publik suatu saat nanti. “Saya enggak ngomong, enggak

komentar nanti dijawab semua,” ujarnya saat keluar dari Gedung KPK, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (8/12). Selain itu juga Fuad membantah telah menjual mobil Jeep Wrangler pemberian Ketua Umum Gerindra pada tahun 2012. Sebelumnya santer dikabarkan mobil itu telah dijual dengan harga Rp750 juta. “Itu bohong besar!” Tegas dia seraya digelandang ke mobil tahanan. Seperti diketahui, Fuad Amin Imron ditangkap tim KPK dalam operasi tangkap tangan di rumahnya di Jalan Raya Saksak, Kelurahan Kraton, Bangkalan, Madura, Selasa (2/12) sekitar pukul 00.30 WIB. Fuad adalah ayah Bupati Bangkalan saat ini, Moh Makmun Ibnu Fuad. Fuad

Amin ditangkap tim KPK dalam kasus dugaan suap suplai gas dari Antonio Bambang Djatmiko. Antonio diketahui menyerahkan uang ke Fuad melalui Rauf. Dari tangan Rauf, KPK menyita uang senilai Rp700 juta. Kasus ini turut menjaring oknum TNI AL Koptu Darmono sebagai pengantar uang Antonio ke Rauf. Fuad dan Rauf diduga sebagai pihak penerima dalam perkara ini disangka melanggar Pasal 12 huruf a, Pasal 12 huruf b, Pasal 5 ayat (2), Pasal 11 UndangUndang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. Antonio yang diduga sebagai pemberi suap disangka melanggar Pasal 5 ayat (1) huruf a, Pasal 5 ayat (1) huruf

b serta Pasal 13 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. Sementara, Koptu Darmono diserahkan ke Peradilan Militer. Secara terpisah, Tokoh Madura, Mahfud MD, mengakui dinasti politik keluarga Fuad Amin Imron adalah isu lama yang berhembus di sana. Kata Mahfud, sudah banyak kasus yang mendera keluarga tersebut. Namun selalu mentok di tingkat kejaksaaan. “Isunya sudah lama tapi buktinya baru ada sekarang. Dulu sudah banyak kasusnya, tapi mentok di tingkat kejaksaan dan macam-macam,” ungkap Mahfud usai memberikan keterangan kepada KPK, Jakarta, Senin (8/12). Mahfud mengaku tidak mengetahui sebab pemeriksaan terhadap keluarga Fuad selalu mentok. Untuk itu, penangkapan Fuad oleh KPK sudah tepat karena KPK pasti sudah memiliki bukti-bukti kuat mengenai dugaan gratifikasi yang diterima Fuad. “Nah kalau ini di KPK tingkat kebenarannya sudah cukup kuat, buktinya sudah kuat. Ya ini sudah benar ditangani KPK, yang dulu-dulu selalu mentok,” pungkasnya =GAM/ABD


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.