1
SELASA 10 DESEMBER 2013 NO.0257 | TAHUN II Koran Madura
SELASA
10 DESEMBER 2013
g PAMANGGHI
Segelas Oleh : Miqdad Husein
Kolumnis, tinggal di Jakarta
PENAMPILAN fisik wanita paruh baya itu jauh lebih tua dari usianya. Pergulatan hidup, kemiskinan, kerja keras yang melebihi porsi kemampuan telah menggerus fisik wanita yang sehari-hari tinggal di sebuah rumah petak. Mungkin hanya senyum, yang kadang saat lebih terbuka memamerkan deretan gigi yang sebagian sudah rontok, menggambarkan betapa ia masih memiliki energi begitu besar untuk mengarungi hari-hari mendatag. Masih siap menantang pergulatan hidup yang makin keras. Tapi bukan itu yang luar biasa karena masih sangat banyak lagi manusia sejenis di negeri ini bergulat keras menyambung hidup. Ia lain, ketika celotehannya menggambarkan sisi buram ketakpedulian sekaligus kentalnya simbolisme beragama. Dan tampak sekali –semoga tidak- ia tidak sendirian sebagai representasi dari kontradiksi sikap beragama. Pertama kali menginjak kaki ke rumah untuk sebuah pekerjaan sambilan, seperti biasa, istri saya menyuguhkan Ketika manusia segelas kopi beserta tak memberikan beberapa potong makanan kecil. Tapi maslahat pada sesama, secara aneh, saat menerima segelas kopi subtansi ia tak ia seperti terperanberagama gah. Istri sayapun merasa heran sampai kemudian terdengar kalimat mengejutkan. “Baru kali ini, saya mendapat segelas kopi Neng, jika menyetrika di rumah orang,” katanya tersendat-sendat. Istri saya yang menganggap sebagai hal biasa menyuguhkan segelas kopi bingung dan setengah tak percaya. Lalu, bagai seorang penyelidik istri berusaha mencoba meyakinkan. “Demi Allah, Neng, baru kali ini saya disuguhi segelas kopi, selama bekerja bertahun-tahun menyetrika dari rumah ke rumah.” Istri saya terdiam. Dan makin terdiam ketika wanita paruh baya itu menceritakan kepahitan ironis dalam perjalanan hidupnya. Ia, sambil bekerja menyetrika bercerita bahwa meminta segelas air putihpun sering tak dikasih. “Adaada saja alasannya. Galonnya kosong, belum diisi dan lainnya. Saya akhirnya mulai membiasakan membawa satu dua gelas air air putih karena menyetrika kan panas, selalu kehausan,” katanya, makin membuat istri saya terdiam. Saya yang mendapat cerita dari istri berusaha tak percaya dengan mengatakan mungkin saja, ia kurang ramah saat bekerja sehingga tuan rumah yang didatangi berat menyuguhkan segelas kopi. Dengan lantang istri mengajak saya bertemu saat ia datang agar mengetahui betapa wanita paruh baya itu sangat ramah, bekerja cepat dan terampil, serta tak ada “rengekan” ketika tangan-tangan kurusnya yang tetap kuat itu, menggerakkan pelicin panas. Artinya, bukan faktor wanita paruh baya itu penyebabnya. Terasa dramatis memang untuk segelas kopi yang hanya bernilai seribu rupiah atau segelas air putih, yang bila dikucurkan dari galon isi ulang hanya bernilai tak sampai seratus rupiah. Lebih memerihkan lagi ketika fragmen pahit itu justru dimainkan mereka yang sangat tekun mendatangi tempat ibadah. Bahkan, ada yang disebut memimpin sebuah lembaga keagamaan. Di sini tampak sekali agama seakan hanya untuk Tuhan. Padahal Tuhan tak memerlukan agama. Tuhan menurunkan agama untuk kepentingan manusia agar saling peduli dan memberi. Kesadaran Ketuhanan sepenuhnya untuk kemaslahan dan kebaikan manusia. Itu artinya, ketika manusia tak memberikan maslahat pada sesama, secara subtansi ia tak beragama. Ia pendusta dan hanya memakai topeng agama. Adakah kita sungguh-sungguh beragama dan bertuhan? =
Dilarang Saat berdua jalan-jalan di sebuah pusat perbelanjaan, Burhan tiba-tiba kebelet ingin buang air besar. Matrawi yang kebetulan ikut dengannya waktu itu langsung mengantarnya ke kamar kecil. Baru sekejab masuk kamar kecil Burhan keluar lagi. “Lho kenapa kok keluar lagi?” tanya Matrawi. “WC nya ngak bisa dipakai,” jelas Burhan. “Lho, kok bisa, Tadi orang hilir mudik ngak masalah. Kok kamu tiba-tiba bilang tak bisa dipakai.” “Itu di dinding WC ada tulisan dilarang membuang apapun ke dalam WC. Jadi saya ngak berani buang air besar di situ,” jawab Burhan lagi. “Allamak. Yang tak boleh dibuang pembalut, sampah, tissu atau sepatu kamu. Kalau buang ampas ente memang di situ tempatnya,” tutur Matrawi dengan nada kesal karena sudah kelamaan antri. Cak Munali
ant/yudhi mahatma
EVAKUASI KORBAN TABRAKAN KRL. Petugas mengevakuasi korban jiwa peristiwa tabrakan KRL dengan truk pengangkut BBM di perlintasan KA Pesanggrahan Bintaro, Jakarta Selatan, Senin (9/12). Tabrakan tersebut menewaskan 10 orang, dua diantaranya masinis dan teknisi KRL, sementara itu sopir dan kernet dirawat di RSP Pertamina bersama korban luka lainnya.
Lagi, Tragedi Maut Transportasi Kereta Api Jurusan Serpong-Tanah Abang Menghantam Truk Pengangkut BBM JAKARTA- Indonesia kembali berduka. Kali ini, musibah transportasi kembali memakan korban. Lagi-lagi moda transportasi kereta api yang terlibat dalam musibah kali ini. Truk B 9265 SEH yang mengangkut BBM berkapasitas 24 kiloliter, dihantam KRL Commuter Line jurusan Serpong-Tanah Abang di perlintasan kereta Api Bintaro – Ulujami, Jakarta Selatan, Senin (9/12). Tepatnya, di antara stasiun Pondok Ranji dan Kebayoran Lama. Lokasi tepatnya berada 200 meter dari titik tabrakan 2 kereta yang dikenal dengan sebutan ‘Tragedi Bintaro’. Data sementara, korban tewas hingga kini tercatat sebanyak 8 orang, sementara korban yang menderita kula mencapai 90 orang lebih. Insiden yang terjadi sekitar pukul 11.30 WIB itu berawal saat truk yang datang dari arah Tanah Kusir menuju Pondok Aren menerobos palang pintu perlintasan. Kereta yang datang dari arah Serpong menuju Tanah Abang pun langsung menghantam bagian sebelah kiri truk hingga terseret 20 meter. Posisi terakhir truk terguling ke kanan dengan ban seb-
elah kiri berada di atas. Posisi kereta, lokomotifnya hangus terbakar, gerbong 1 dan 2 anjlok ke sebelah kanan. Kasus ini, sedang dalam penanganan Polda Metro Jaya. Polisi memeriksa tujuh orang saksi tabrakan maut ini. “Mengamankan 7 orang saksi dan langsung melakukan pemeriksaan,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto, kepada wartawan, Senin (9/12). Ketujuh saksi tersebut, katanya, terdiri dari 1 orang penjaga palang pintu, 2 pembantu penjaga palang pintu perlintasan, 4 orang saksi yang melihat langsung di TKP dan 1 pengendara sepeda motor di depan truk tangki yang melihat saat kejadian.
Rikwanto mengatakan, pihaknya langsung melakukan langkah-langkah menanggapi kecelakaan tersebut, diantara-
Posisi pintu perlintasan sudah tertutup setengah, namun truk tersebut lolos sehingga kereta yang tengah melintas dengan kecepatan 70 kilometer/jam menghantam truk tersebut.
Isnadi
Kepala Daerah Operasi PT KAI Jakarta nya mendatangi TKP, menolong korban MD (meninggal dunia) dan luka-luka, mengamankan BB (barang bukti), dan mengamankan 8 orang saksi dan langsung melakukan pemeriksaan. Selanjutnya korban dilarikan ke RS Kramatjati, RS Pertamina, RS Fatmawati
dan RS Bintaro. Kementerian Perhubungan hingga saat ini masih menunggu pelaporan dari Tim Investigasi terkait kasus kecelakaan Kereta Api dengan tangki minyak premium yang menyebabkan terjadinya ledakan dan kebakaran besar di Bintaro. Menteri Perhubungan, EE Mangindaan mengatakan belum dapat memastikan jumlah korban dari kacelakaan tersebut termasuk penyebab terjadinya kecelakaan tersebut karena masih dalam penelusuran tim investigasi di lapangan. “Kami belum bisa beri (kabar) lebih dari itu karena masih di lapangan, dengar-dengar ada yang meninggal. Saya masih menunggu hasil tim investigasi,” singkat Menteri Perhubungan saat akan menghadiri Rapat Dengar Pendapat di gedung DPR, Senin (9/12). Salahnya Sopir Sementara itu, PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengatakan, peristiwa kecelakaan yang terjadi di perlintasan kereta api di Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, bukan kesala-
han Kereta Commuter Line. Pengemudi truk tangki bersalah menerobos perlintasan kereta api. “Posisi pintu perlintasan sudah tertutup setengah, namun truk tersebut lolos sehingga kereta yang tengah melintas dengan kecepatan 70 kilometer/jam menghantam truk tersebut,” ujar Kepala Daerah Operasi PT KAI Jakarta Isnadi di SDN 06 Bintaro, Jakarta Selatan, Senin (9/12). Isnadi mengakui kondisi perlintasan pada saat sebelum kejadian memang berjalan dengan lambat. Menurutnya, sirine sudah berbunyi pada saat kereta yang ingin melintas tersebut berjalan dari stasiun terdekat yaitu Stasiun Sudimara dengan waktu 7 sampai 10 menit. “10 Sampai 7 menit lepas dari stasiun terdekat dan sirine sudah berbunyi. Posisi sirine sudah dibunyikan, proses pintu memang diturunkan tidak langsung tapi pelan-pelan pintu sudah turun setengah, kereta yang menghantam truk kalau dilihat dari posisinya karena truk tersebut lolos dari palang perlintasan,” tandasnya. (gam/abd)
SKANDAL SUAP IMPOR DAGING
Luthfi Hasan Divonis 16 Tahun Penjara JAKARTA- Pengadilan menghukum mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera Luthfi Hasan Ishaaq 16 tahun penjara dan denda Rp1 miliar dalam perkara korupsi pengurusan penambahan kuota impor daging sapi dan pencucian uang. “Mengadili, menyatakan terdakwa Luthfi Hasan Ishaaq terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang, secara bersama-sama menjatuhkan pidana penjara 16 tahun, denda Rp1 miliar, diganti kurungan 1 tahun,” kata ketua majelis hakim Gusrizal Lubis dalam sidang di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin. Vonis tersebut lebih rendah dibanding jaksa penuntut umum KPK yang meminta pengadilan menghukum Luthfi selama 18 tahun penjara yaitu 10 tahun penjara dengan denda Rp500 juta subsider 6 bulan penjara untuk tindak pidana pidana korupsi
dan 8 tahun penjara untuk kejahatan pencucian uang ditambah denda sebesar Rp1,5 miliar. Hakim berpendapat Luthfi bersalah melakukan tindak pidana korupsi dari pasal 12 huruf a UU No 31/1999 tentang Pemberantasan Tin-
dak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU No 20 tahun 2001 jo pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP. Sedangkan untuk TPPU, vonis tersebut berdasarkan pasal 3 ayat (1) huruf a, b, dan c serta pasal 6 ayat (1) huruf b dan c UU No 15 tahun 2002 se-
bagaimana telah diubah dengan UU no 25 tahun 2003 tentang perubahan atas UU No 15 tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian uang jo pasal 65 ayat (1) KUHP. Selanjutnya pasal 3 dan pasal 5 UU no 8 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian uang jo pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP jo pasal 65 ayat (1) KUHP. Namun hakim menolak permohonan jaksa untuk mencabut hak politik Luthfi karena menilainya berlebihan. “Permohonan agar terdakwa dicabut hak politiknya berlebihan karena dengan sendirinya akan terseleksi dengan organisasi politik yang bersangkutan,” kata Gusrizal. Dalam pertimbangannya, hakim menilai bahwa Luthfi bersama orang dekatnya, Ahmad Fathanah memang menjanjikan pengurusan penambahan kuota impor daging sapi dengan imbalan “fee” sebesar Rp40 miliar dengan perhitungan Rp5000 untuk setiap kilogram kuota impor daging sapi. Menanggapi vonis tersebut, Luthfi menyatakan banding. (ant/des)