e Paper Koran Madura 11 September 2013

Page 1

1

RABU 11 SEPTEMBER 2013 NO.0196 | TAHUN II Koran Madura

RABU

11 SEPTEMBER 2013

JELANG PEMILU 2014

Mendagri Pecat Dua Kepala Daerah JAKARTA-Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) akhirnya memecat dua kepala daerah yang menjadi calon anggota legislasti (caleg) pada Pemilu 2014. Kedua kepala daerah yang dipecat itu adalah Suir Syam yang merupakan Wali Kota Padang Panjang dan Wahidin Halim yang juga Wali Kota Tangerang. Sementara itu, delapan orang kepala daerah lainnya yang masuk dalam daftar caleg DPR masuk dalam radar penyelidikan Kemendagri. “Terpaksa saya keluarkan surat pemberhentian untuk kepala daerah yang hampir habis masa jabatan. Yang lain masih kami pelajari,” kata Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi di Jakarta, Selasa (10/9). Hasil penelusuran Koran Madura menyebutkan, Suir Syam tercatat sebagai caleg DPR dari Partai Gerindra, sedangkan Wahidin Halim menjadi caleg Partai Demokrat dari Daerah Pemilihan (Dapil) Banten III. Padahal berdasarkan UU Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD, kepala daerah atau wakil kepala daerah yang ingin mencalonkan diri sebagai anggota legislatif harus menyertakan surat pernyataan pengunduran diri yang telah disetujui oleh pejabat atasan mereka. Namun, surat pernyataan pengunduran diri tersebut rupanya tidak dibarengi dengan tindak lanjut DPRD setempat yang menunda-nunda pemberhentian pejabat daerah bersangkutan. Dengan demikian, para pejabat daerah itu secara aktif masih menduduki jabatannya sebagai kepala daerah sekaligus caleg tetap anggota DPR, DPD maupun DPRD. Menurut Gamawan, langkah itu dilakukan Kementerian Dalam Negeri, lantaran DPRD setempat tidak juga melakukan rapat paripurna untuk memberikan rekomendasi pemberhentian, walaupun sudah mengundurkan diri. “Kita mengeluarkan surat pemberhentian untuk sebagian kepala daerah yang masuk daftar calon tetap (DCT) Pemilu 2014,” tambahnya. Diakui Mantan Gubernur Sumbar ini, keputusan yang dibuatnya itu memang berpotensi digugat ke Mahkamah Konstitusi (MK) dan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN). “Tapi menurut saya itu lah jalan terbaik yang bisa kami lakukan,” ujarnya. (gam/cea)

ant/teresia may

WORLD MUSLIMAH 2013. Sejumlah finalis World Muslimah meghadiri konferensi pers jelang grand final penganugerahan 3rd Annual Award World Muslimah 2013 di Jakarta, Selasa, (10/9). Ajang World Muslimah 2013 yang di ikuti perempuan muslim dari Indonesia, Malasyia, Brunei Darussalam, Bangladesh, Nigeria, dan Iran tersebut akan diselenggarakan di Balai Sarbini pada 18 September 2013.

WORLD MUSLIMAH 2013

Alternatif Kontes Miss World

ant/m risyal hidayat

INDONESIA BANTAI BURNEI 5-0. Pesepak bola timnas Indonesia, Muchlis Hadi Ning Syaifulloh (10) berusaha melewati hadangan pesepak bola timnas Brunei Darussalam dalam pertandingan grup B AFF U-19 Championship 2013 di Gelora Delta Sidoarjo, Jatim, Selasa (10/9). Dalam pertandingan ini Timnas Indonesia berhasil menundukkan Timnas Brunei Darussalam dengan skor 5-0.

Calon Kapolri Harus Bersih Mabes Polri Telusuri Rekening Gendut Tiga Jenderal Polisi JAKARTA- Markas Besar Kepolisian (Mabes Polri) tampaknya mulai gerah dengan laporan rekening gendut yang diduga milik tiga calon Kapolri. Untuk itu, Polri tidak akan tinggal diam serta menindaklanjuti jika ada laporan atau informasi mengenai rekening mencurigakan di institusi mereka. Meski tak melaporkan ke Mabes Polri, tapi temuan Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) ini akan tetap ditindaklanjuti. “Kalau ada laporan, apalagi informasi tetap harus ditindaklanjuti,” kata Wakapolri Komjen Pol, Oegroseno di Jakarta, Selasa (10/9). Diakui Oegroseno, Kompolnas merupakan pengawas yang paling dekat dengan Polri. Sehingga setiap ada masukan maupun temuan patut untuk ditindaklanjuti. “Kita rapat koordinasi, di mana permasalahannya, mana yang bisa ditindaklanjuti ya kita tindaklanjuti. Kita tidak abaikan,” ujarnya. Bahkan kata Oegroseno, Mabes Polri memberikan apresiasi terkait temuan rekening gendut calon Kapolri. “Kalau ini bagian dari pengawasan eksternal ya kita apresiasi. Tapi kita berterimakasih dan sangat apreciate lah,” tegasnya. Sebelumnya, anggota Kompolnas,

Adrianus Meliala mensinyalir adanya tiga calon Kapolri yang memiliki rekening gendut. Namun, tidak disebutkan nama calon Kapolri pemilik rekening gendut itu. “Ada tiga nama secara khusus. Kalau nama jangan lah. Makanya kita dorong tujuh (masuk bursa pemilihan calon Kapolri),” tuturnya Ikhwal kepemilikan rekening gendut ini terkuat setelah melakukan verifikasi LHKPN ke KPK. Kompolnas juga telah mengkonfirmasi hal tersebut kepada ketiga orang yang bersangkutan. Ketua DPP Partai Nasional Demokrat, Faisal Akbar mendesak Kompolnas segera mengumumkan tiga calon yang berekening gendut itu. “Seyogyanya tidak ada perlakuan berbeda kepada warga negara apapun

pangkat dan jabatannya. Termasuk yang terduga memiliki rekening gendut,” kata Akbar. Akbar meminta agar para perwira tinggi Polri yang terindikasi itu harus bisa menjelaskan asal muasal uang kekayaan. “Kompolnas jangan bermain petak umpet. Umumkan saja dan segera diproses,” ujar dia. Sementara itu, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Marzuki Alie mengatakan, sangat baik jika seorang polisi memiliki kekayaan banyak, sepanjang sumbernya jelas dan berasal dari usaha halal. Karena itu, Marzuki berharap pemberitaan mengenai rekening gendut tiga jenderal ini dilakukan klarifikasi terlebih dahulu. Sebab, tiga jenderal itu, belum tentu bersalah. “Kasihan orang yang belum tentu salah, diberitakan salah. “Polisi kaya atau tajir itu bagus, agar nanti tidak perlu cari uang lagi,” kata Marzuki. Akan tetapi kata dia, jika memang sumber kekayaan ketiga jenderal tersebut tidak jelas maka tentu harus menjadi pertimbangan oleh Presiden untuk diajukan sebagai calon Kapolri. “ Untuk itu, sebaiknya diklarifikasi dulu secara mendalam,” katanya.

Siap Bergerak Sementara itu, Kadiv Humas Polri, Irjen Ronny F Sompie, mengatakan Polisi akan bergerak, jika informasi rekening gendut itu memang berasal dari dana tak wajar. “Tapi tentu tidak bisa-serta merta, karena semua harus dilakukan dengan resmi. Ada laporan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) harus menyertai,” kata dia. Ronny mengatakan, sampai saat ini kepolisian akan menunggu Kompolnas sebagai pihak yang mencetuskan adanya rekening gendut di tiga jenderal calon Kapolri. Menurut dia sebagai pihak pengawas, Kompolnas berhak memberikan informasinya yang jelas kepada Polri. Dengan demikian, menurutnya, nanti Polri dapat bersama-sama menindaklanjuti. Tetapi hal tesebut, kata dia, tentu harus terlebih dahulu bisa Kompolnas sampaikan kepada pimpinan Polri. “Ya tentu kompolnas kan salah satu instansi yang menjadi pengawas kepolisian. Kompolnas lebih paham cara menindaklanjuti informasi yang mereka peroleh yah,” kata Ronny. (gam/abd/cea)

SKANDAL SIMULATOR SIM

JAKARTA-Di tengah hiruk pikuk kontroversi penyelenggaraan Miss World 2013 di Indonesia, sebuah ajang bernama Miss World Muslimah 2013 siap dihelat pada 18 September 2013 di Balai Sarbini, Jakarta Selatan. Saat ini 20 kontestan dari 6 negara akan menjalani masa karantina menuju malam Grand Final ajang penganugerahan Miss World Muslimah yang memasuki penyelenggaraan ketiganya. Menurut CEO World Muslimah, Eka Shanty bahwa penyelenggaraan ini tak melibatkan unsur kecantikan dalam materi penilaiannya. Karakter 3S yaitu sholehah, smart dan stylish lah yang akan diprioritaskan. Beberapa pihak menyambut baik inisiatif ini di tengah adanya penolakan beberapa elemen masyarakat terhadap pelaksanaan Miss World. Mereka memandang Miss World hanya ajang unjuk kemolekan tubuh dan kecantikan yang sangat artifisial. Semoga inisitif ini benar-benar orisinal dan tidak hanya berubah namanya belaka. (ant/beth)

Kedelai Siang itu Matrawi sangat gembira. Warungnya kebanjiran pelanggan. “Mari pak silahkan duduk, saya siapkan hidangannya” ujarnya ramah. “Kita tidak makan ayam dan daging Mas, cukup tempe sama tahu saja” seru salah satu klien yang rupanya mewakili teman-temannya. “Oh baik pak” Setelah selesai makan, Matrawi memberikan kwitansi pembayaran pada sang pelanggan. “Wah, mahal sekali Mas, kita kan cuma makan sama tahun dan tempe” protes sang pelanggan heran. “Eh, pak.. jangan salah, ini kedalai impor. Harganya naik dan langka di pasaran” jawab Matrawi. Cak Munali

Budi Susanto Didakwa Perkaya Diri JAKARTA- Direktur utama PT Citra Mandiri Metalindo Abadi (TP CMMA) Budi Susanto didakwa telah memperkaya diri sendiri atau korporasi sebesar Rp88,4 miliar di dalam pengadaan “driving” simulator Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri. “Memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yaitu yaitu memperkaya diri terdakwa selaku Direktur PT Citra Mandiri Metalindo Abadi sebesar Rp88,4 miliar,” kata jaksa penuntut umum Komisi Pemberantasan Korupsi Medi Iskandar Zulkarnain dalam sidang di pengadilan Tipikor Jakarta, Selasa. PT Citra Mandiri merupakan pemenang tender pengadaan “driving” simulator uji klinik pengemudi roda dua (R2) dan roda empat (R4) tahun anggaran 2011 di Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri, Selain memperkaya dirinya, jaksa juga menyebutkan bahwa perbuatan Budi memperkaya mantan Kakorlantas Irjen Pol Djoko Susilo sebesar Rp36,93 miliar, Wakil Kakorlantas Polri Didik Purnomo sebesar Rp50 juta, dan direktur PT Inovasi Teknologi Indonesia Sukotjo S Bambang Rp3,93 miliar.

Prima Koperasi Kepolisian (Primkoppol) Rp15 miliar, tim Inspektorat Pengawasan Umum (Itwasum) Wahyu Indra P sebesar Rp500 juta, anggota Itwasum Gusti Ketut Gunawa Rp50 juta, dan Bagian Keuangan Mabes Polri Darsian Rp50 juta serta Warsono Sugantoro alias Jumadi sebesar Rp20 juta.

“Perbuatan terdakwa dapat merugikan keuangan negara sebesar Rp144,98 miliar sebagai mana perhitungan kerugian keuangan negara oleh ahli dari BPK RI,” jelas jaksa. Di dalam dakwaan, terdakwa juga selain memberikan uang tunai hingga mencapai Rp32 miliar kepada Djoko Susilo, juga disebut memberi-

kan sejumlah fasilitas kartu kredit, cek dan membayar uang muka pembelian satu unit mobil. Konstruksi perbuatan Budi, masih sama dengan apa yang disampaikan dalam dakwaan Djoko Susilo yaitu Budi ikut mengatur pengajuan anggaran simulator R2 Rp80 juta per unit sebanyak 700 unit dan simulator R4 senilai Rp260 juta per unit sebanyak 556 unit. Budi juga mengajukan Kredit Modal Kerja (KMK) sebesar Rp101 miliar ke Bank BNI dengan menjaminkan surat perintah kerja (SPK) pengadaan simulator R2 dan R4 dan tanggung renteng dengan jaminan atas fasilitas kredit padahal saat pengajuan kredit tersebut SPK belum ada. Setelah mendapatkan modal kerja tersebut, Budi lalu memerintahkan Sukotjo mentransfer uang Rp8 miliar kepada Primkoppol, Rp4 miliar yang dikirimkan kepada masing-masing Djoko Susilo Rp2 miliar dan Budi Susanto Rp2 miliar, Sukotjo lalu membawa uang Rp2 miliar tersebut dalam kardus ke kantor Djoko di Korlantas Polri. “Atas permintaan terdakwa, Sukotjo dan Ni Nyoman Suhartini menyusun harga perhitungan sendiri dengan menggelembungkan harga,” ungkap jaksa. (ant/des/beth)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.