1
RABU 12 JUNI 2013 NO.0136 | TAHUN II Koran Madura
RABU
Harga Eceran Rp 2500,- Langganan Rp 50.000,-
12 JUNI 2013
g PAMANGGHI
Sang Kiai Oleh : Muhammad Fadillah
Kepala Pelaksana BPBD Sumenep
ant/widodo s. jusuf
PROTES KPU. Sekjen PPP M. Rhomahurmuzy (kedua kanan) bersama (kanan-kiri) Ketua Bappilu PPP Vernita Darwis, Ketua PPP yang juga caleg PPP dapil Jateng III Arwani Thomafi, Anggota DPR Fraksi PPP Ahmad Yani dan Caleg PPP dapil Jawa Barat II Diah Nita Prihapsari menunjukkan nomor urut PPP dengan jarinya masing-masing sebelum memberikan keterangan kepada wartawan di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (11/6). Dewan Pimpinan Pusat PPP memprotes hasil verifikasi tahap kedua berkas bakal calon anggota legislatif 12 partai politik peserta pemilu 2014 termasuk PPP yang dilakukan oleh KPU di dapil Jawa Tengah III dan Jawa Barat II serta menuding KPU tidak teliti saat melakukan verifikasi berkas.
KPU Melampaui Kewajaran
JELANG PILGUB JATIM
Tiga Pasangan Cagub Jalani Tes Kesehatan Hari ini
Karena Mendiskualifikasi Partai Politik
SURABAYA-Komisi Pemilihan Umum Jawa Timur (KPU Jatim), Rabu (12/6), hari ini menyelenggarakan tes kesehatan bagi Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur (Cagub-Cawagub Jatim) yang sedianya akan dilaksanakan di Rumah Sakit Graha Amertha dr Soetomo Surabaya. Menurut, Sekretaris KPU Jatim, Jonathan Judianto, tes kesehatan bagi Bakal Calon Gubernur (Bacagub) tersebut akan dilaksanakan dalam dua gelombang. untuk gelombang pertama akan dilaksanakan pada 12-13 Juni 2013, sedangkan gelombang kedua pada 17-18 Juni 2013, Terkait tempat dilakukan pelaksanaan tes kesehatan bagi Cagub-Cawagub, lanjut Jonathan merupakan hasil rekomendasi dari Ikatan Dokter Indonesia Jawa Timur (IDI Jatim) yang telah melakukan kerjasama dengan KPU Jatim.”Yang menentukan tempat pelaksanaan bukan kita, tapi berdasarkan rekomendasi IDI Jatim yang telah Mou dengan kita,”kata dia Menurut dia, hari ini di pastikan ada tiga pasangan Bacagub yang akan menjalani tes kesehatan pada gelombang pertama, hal itu diketahui Jonathan dari hasil konfirmasi Liaison Officer (LO) Bacabug pada KPU Jatim.”dari konfirmasi LO, ada tiga calon yang hari ini jalani tes kesehatan, Bambang-Said, Khofifah-Herman dan Eggi-Sihat. Sedangkan untuk pasangan KarSa akan jalani tesnya pada 17 atau 18 Juni,”ujar dia. (kas/beth)
sannya. Selain ke Bawaslu, PPP akan menggugat ke PT TUN, dan melaporkan ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP). “Kalau menangani masalah administrasi saja KPU salah fatal, bagaimana menghadapi tahapan pemilu selanjutnya?,” imbuhnya. Sementara itu, Wakil Ketdiumumkan 10 Juni 2013. ua Umum DPP PAN Dradjad H Ini pelanggaran. Juga nomor Wibowo menilai KPU kebablaurut, aturannya hanya me- san dalam menjatuhkan sanknyebutkan dapat, tidak wajib si dan menggugurkan caleg ada di nomor urut 1, 2, 3 dan PAN di satu dapil, Sumatera seterusnya,” tambahnya. Barat. “Apa mereka tidak beLebih jauh kata lajar dari kesalahan Romi, KPU tidak mereka dalam kasus BERITA menjalankan pemePBB (Partai Bulan TERKAIT rintahan yang baik, Bintang) dan PKPI karena tidak meli(Partai Keadilan dan Halaman 12 batkan dan tidak Persatuan Indonemendengar PPP sia)? Sekarang PAN dalam memutuskan batalnya yang dirugikan oleh KPU,” dapil tersebut atau audy par- terangnya. ty. “Padahal soal KTP caleg Menurut Dradjad, dengan perempuan itu sedang mem- mencoret satu dapil, KPU tebuat e-KTP, maka KTP lama lah menghilangkan hak poliyang dipakai,” ujarnya. tik mendasar, yaitu hak dipDiakui Romy, kebera- ilih bagi tujuh caleg lainnya tan PPP sudah disampaikan di Dapil Sumbar I. Padahal, ke KPU, Namuan sayangnya itu adalah hak asasi dan hak tidak digubris. Bahkan KPU konstitusional dari para caleg malah ngotot pada keputu- yang dihapuskan begitu saja
JAKARTA- Komisi Pemilihan Umum (KPU) dianggap kebablasan menjatuhkan sanksi kepada empat partai politik yang belum memenuhi kuota keterwakilan perempuan. Mencoret seluruh bakal calon legislatif dari satu daerah pemilihan hanya karena satu bakal caleg perempuan tak memenuhi persyaratan, justru bertentangan dengan konstitusi. Karena itu, mereka akan mengajukan langkah hukum terhadap lembaga penyelenggaran pemilu ini. “Kami mengecam keras langkah KPU) yang tidak cermat melakukan verifikasi. Putusan KPU di dua dapil PPP itu menunjukkan keteledoran KPU,” kata Sekjen DPP PPP Romahurmuzy di Jakarta, Selasa (11/6) Menurut Romi-panggilan akrabnya, DPP PPP akan melakukan langkah hukum, yakni menggugat ke Bawaslu. Alasannya, keputusan KPU tersebut dinilai cacat hukum, bertentangan dengan UU Pemilu, dan melanggar peraturan yang dibuat KPU sendiri. “Contoh, konkretnya, harusnya pengumuman DCS dilakukan 13 Juni , tapi malah
oleh KPU. “Padahal, UU tidak mengatur sanksi yang menghilangkan hak asasi dan hak konstitusional warga negara. Di sinilah KPU kebablasan. Jika memang benar-benar caleg perempuan dari PAN tidak memenuhi syarat, kan semestinya dikomunikasikan terlebih dulu. Bukan langsung membumihanguskan satu dapil,” tegasnya. Bahkan, kata Dradjad, jika partai benar-benar tidak sanggup mencari caleg perempuan yang memenuhi syarat, bisa saja parpol dihukum pengurangan jumlah caleg yang disesuaikan dengan jumlah caleg perempuan yang memenuhi syarat. “Jadi KPU tidak menghanguskan caleg perempuan yang memenuhi syarat,” ujarnya. Kata Dradjad, dengan mencoret satu dapil, KPU justru kontraproduktif terhadap caleg perempuan yang memenuhi syarat. “Dalam kasus Sumbar I, ada dua caleg perempuan yang memenuhi syarat dan dihukum secara konyol,” imbuhnya. (gam/cea/ abe)
BERANDA PERJUANGAN | BERANDA PERJUANGAN | BERANDA PERJUANGAN
Said Abdullah dan Kecintaannya Pada Kebudayaan
N
ama Said Abdullah di pulau Madura sudah tidak asing lagi. Kiprah anggota Komisi VIII DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan dalam memajukan pembangunan baik di bidang pendidikan, sosial, keagamaan dan budaya dirasakan hampir seluruh masyarakat di pulau garam tersebut. Terbaru, setelah dirinya dipercaya PDI Perjuangan untuk running dalam pemilihan gubernur Jawa Timur sebagai calon wakil gubernur (cawagub) bersama Calon Gubernur (cagub) Bambang DH, pria kelahiran Sumenep Madura, 50 tahun lalu tersebut
http://www.bambangsaid.com/
bertekat untuk memajukan dan melestarikan budaya-budaya lokal Jawa Timur yang sudah hampir punah. Dimulai dari tanah kelahirannya, Said Abdullah menyempatkan diri untuk hadir dalam setiap pagelaran kebudayaan Madura. Salah satunya, kontes sape sonok di Kecamatan Ganding Kabupaten Sumenep beberapa waktu lalu. Menurutnya, sape sonok memiliki potensi mendunia. “Kalau tradisi sapek sonok ini dirawat, dilestarikan, budaya yang tidak terpisahkan dari masyarakat Madura ini pasti akan bisa go interna-
tional,” jelas Said. Bagi Said, kontes sapi sonok ini bukan hal yang baru. Said menjadikan kegiatan budaya sapek sonok ini sebagai agenda rutin. Karena mau tidak mau, suka atau tidak suka, sapek sonok ini bagian dari kekayaan kami orang Madura. Tari Tanduk Majeng Di Kecamatan Nguling Kabupaten Pasuruan, ditengah ‘belantara’ hutan mangrove di desa Penunggul, Said Abdullah juga menemukan sejumlah budaya leluhurnya yang baru disaksikannya di luar tanah kelahirannya. Tari-tarian khas masyarakat Madura, seperti tarian paman tani dan tarian tanduk majeng. Tarian paman tani menceritakan kegembiraan atas selesainya musim tanam padi, serta harapan akan hasil yang melimpah pada musim panen raya. Kemudian tarian tanduk majeng menceritakan mengenai prosesi jemput nelayan yang kem-
bali membawa ikan setelah melaut. Suami dari Ibu Khalida Ayu Winarti berjanji akan melestarikan dan memperkenalkan budaya lokal hingga mendunia. (adv)
Film Sang Kiai yang saat ini tayang di cinema-cinema Tanah Air sangat menarik untuk jadi renungan. Bukan karena film ini telah ditonton petinggi Republik ini seperti SBY dan kalangan istana, serta musisi beken Achmad Dani. Berjubelnya minat penonton menyaksikan film ini layak menjadi perhatian karena merupakan sebuah pertanda bahwa masyarakat masih merindukan sosok Kiai pejuang di tengah melunturnya semangat Nasionalisme. Keteladanan seorang Kiai dan keteguhannya di dalam agama yang diungkap dalam film itu, ternyata tak mengendorkan semangat Nasionalisme perjuangan Sang Kiai, walau nyawa taruhannya. Dari sini pula sosok Sang Kiai tidak hanya mengajarkan ilmu agama tapi bagaimana berdemokrasi, bermusyawarah, berpikir tentang negara guna menemukan strategi cerdas untuk kemakmuran dan kemerdekaan rakyatnya. Jelas sekali, bahwa ketaatan keagamaan memang harus selalu dibarengi pengabdian sosial. Ketaatan spiritual dan pengabdian soal seperti dua sisi mata uang logam yang tak terpiAgama dan sahkan. Di film ini, nasionalisme yang mengmemang bisa gambarkan menyatu, kehidupan di dan tak masa penjajalayak diperhan, banyak tentangkan sekali pembelajaran yang dapat dapat menjadi suri tauladan terutama terkait sebuah perjuangan membebaskan rakyat dari belenggu keterbelakangan. Ada semangat ideal yang luar biasa untuk kemakmuran rakyat, yang seharusnya menjadi moral para elite di negeri ini. Kiai benar-benar hadir untuk rakyat dan bukan malah menggrogoti republik seperti pada beberapa kasus korupsi belakangan, yang membawa nama Kiai dari petinggi Partai. Atau, keterkaitan Kiai pada kasus perbedaan paham agama yang syarat konflik dan perpecahan. Kita tidak mempermasalahkan kepada siapa sebenarnya film ini ditujukan, karena film besutan sutradara Rako Prijanto mendapat sambutan istimewa dari publik wabil khusus warga Nahdliyin, mengingat yang dikisahkan seputar perjuangan kehidupan KH.Hasyim As’ari yang nota bene pendiri Ormas keagamaan terbesar di Tanah Air, Nahdatul Ulama. Namun pesan moral yang ada dalam film ini sangat layak menjadi catatan di tengah carut marutnya kehidupan berbangsa dan bernegara. Bahwa betapa penting persatuan dan kesatuan itu. Barangkali ditengah hiruk pikuk kondisi bangsa menjelang Pilpres 2014, dari film itu yang terpenting adalah pesan moral untuk bangsa Indonesia. Bagaimana seharusnya kepentingan bangsa, rakyat mendapat prioritas utama. Jadi, bukan menjadikan film itu sebagai komoditas politik untuk mendulang suara salah satu Partai Politik. Bahwa ketaatan dan keteguhan pada agama, makin menguatkan nasionalisme dan semangat mengutamakan kepentingan bangsa, rakyat dan negara. Bahwa berada di tataran elit, yang harus dikedepankan adalah hanya untuk kepentingan negeri tercinta, Indonesia. Tanpa harus memandang dari partai mana, suku mana, beragama apa dan dari kelompok apa. Benar-benar hanya untuk Indonesia, tercinta. Agama dan nasionalisme memang bisa menyatu, dan tak layak dipertentangkan. =
Antimo “Pak, antimo yang saya beli kemarin palsu ya?” kata seorang polisi, pada Matrawi. “Lho, kenapa pak?” tanya Matrawi, agak takut. “Kemarin saya minum dua, masih tetap mabuk. Palsu ya?” “Bapak dari kepolisian ya? Maaf pak. Antimo memang hanya untuk Darat, Laut dan Udara. Untuk kepolisian belum ada,” jawab Matrawi sekenanya. Polisi: ???
Cak Munali