1
KAMIS 12 SEPTEMBER 2013 NO.0197 | TAHUN II Koran Madura
KAMIS
12 SEPTEMBER 2013
KECELAKAAN
Dhani Belum Penuhi Panggilan Polisi JAKARTA-Ayah Abdul Qodir Jaelani alias Dul, Ahmad Dhani belum memenuhi panggilan Polda Metro Jaya terkait kecelakaan maut yang menewaskan 6 orang di Tol Jagorawi. Dhani beralasan, ketidakhadiran Dhani memenuhi panggilan Polisi karena mengunjungi rumah seorang korban. “Tidak jadi malam ini. Saya mau berkunjung ke rumah Khusnul Khotimah istri dari Agus salah satu korban di daerah Warakas,” kata Dhani di Jakarta, Rabu (11/9). Dhani mengaku masih konsentrasi mengurus keluarga. Apalagi, kondisi kesehatan Dul, belum benar-benar membaik. “Karena ditemukan kembali ada cairan dan darah yang keluar dari paruparu,” tegasnya Diakui Dhani, tim dokter sudah melakukan pengambilan darah.” “Semalam sudah dilakukan penyedotan dan nanti malam akan diadakan penyedotan kembali sekitar pukul 18.00 atau 19.00 WIB,” ujarnya Dhani juga mengatakan sampai saat ini keluarga belum memutuskan akan membawa Dul ke Singapura atau tidak. “Kita masih nunggu perkembangan fisik Dul dulu,” imbuh Dhani. Sementara itu, Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Hindarsono menegaskan sudah memeriksa sekitar 15 saksi. “Hingga sekarang 15 orang saksi sudah kita periksa,” tuturnya Hindarto menjelaskan dari 15 orang saksi tersebut, di antaranya yakni petugas jasa marga dan petugas tol. Sementara itu, polisi juga menjadwalkan pemeriksaan terhadap beberapa saksi lainnya di antaranya Ahmad Dhani, Maia Estianti, teman-teman Dul, dan pihak Mistubishi. Sedangkan pihak Mitsubishi juga akan menjalani pemeriksaan sebagai saksi ahli pada Jumat (13/9). Tak hanya itu, nantinya teman-teman Dul juga akan dipanggil untuk diperiksa terkait kecelakaan yang menewaskan 6 orang tersebut. “Nanti akan diperiksa juga (rekan-rekan Dul) kita proses dulu,” ujar Hindarsono. Secara terpisah, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto mempersilahkan Ahmad Dhani mengajukan surat kepada kepolisian terkait keinginan memindahkan Dul ke luar negeri. “Kita tidak keberatan, tinggal mengajukan saja dan kita akan membantu memfasilitasinya,” ungkapnya. Menurut Rikhwanto, jika keluarga memutuskan untuk memindahkan perawatan Dul ke Singapura, polisi siap membantu memfasilitasi agar recovery lebih cepat. Dengan catatan, pemindahan itu atas rekomendasi medis (gam/cea)
ant/dhoni setiawan
PENEMBAKAN ANGGOTA POLISI. Foto almarhum Bripka Sukardi anggota Provost dari satuan Direktorat Polair Baharkam Mabes Polri diletakkan di depan peti jenazah ketika disemayamkan di Gedung Sanggita, Asrama Polri Cipinang, Jakarta, Rabu (11/9). Sukardi tewas karena ditembak orang tidak dikenal di depan Gedung KPK.
Siapa Dilanda Polisifobia? Pelaku Penembakan Membawa Kabur Pistol Bripka Sukardi JAKARTA-Polda Metro Jaya terus mengidentifikasi motif penembakan terhadap anggota Provos Ditpolair Baharkam Polri, Bripka Sukardi. Untuk mencari benang merah, penyidik akan menyandingkan keterangan dari 11 saksi mata dengan visualisasi kamera cctv yang ada di lokasi perkara. Hasil identifikasi sementara disimpulkan bahwa pelaku penembakan terhadap polisi di Jalan HR Rasuna Said, Jakarta, Selasa (10/9), diduga terlatih menggunakan senjata api. Diduga, aksi penembakan terhadap aparat ini terkait jaringan lama terorisme di Indonesia. “Semua penembakan dari arah depan. (Pelaku) terbiasa menggunakan senjata itu dari arah penembakan mengenai tubuh korban dan langsung mematikan. Pelaku terbiasa menggunakan senjata tersebut untuk melatih dirinya,” kata Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Ronny Franky Sompie di gedung Divisi Humas Polri, Jakarta, Rabu (11/9). Ronny mengatakan pihaknya akan merilis foto pelaku penembakan terhadap anggota Provost Polri Bripka Sukardi itu. “Kalau dapat foto dari hasil kajian dan pengolahan data, maka hari ini kita akan segera umumkan siapa pelakunya,” kata Ronny. Saat ini, kepolisian masih melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi berkaitan dengan posisi mereka pada saat kejadian. Para saksi berasal dari sopir dan kernet truk, sekuriti KPK, serta seorang
warga berinisial C yang kebetulan melintas disana. Ronny berharap dari keterangan itu pihaknya mendapat petunjuk untuk mengungkap pelakunya. “Puslabfor dan Inavis juga sudah diterjunkan untuk menemukan jejak-jejak kejadian baik berupa anak peluru dan lainnya,” kata Jendral bintang dua ini. Di tempat terpisah, KSAD Jenderal Budiman mengatakan TNIAD siap membantu Polri dalam mengungkap kasus penembakan terhadap anggota polisi oleh orang tidak dikenal. TNI siap kapan saja memberikan bantuan kepada polisi. Selain informasi, lanjut dia, personel TNI-AD juga bisa dikerahkan. Namun, sambung dia, keterlibatan TNI dalam pengungkapan dan pengejaran para pelaku baru dapat dilakukan bila polisi membutuhkan. Jaringan Lama Meski sudah terjadi puluhan kali, sebagian aksi penembakan terhadap aparat hingga kini belum terungkap tuntas diduga karena pelaku bukan tidak terkait jaringan lama terorisme di Indonesia. Anggota Komisi kepolisian Nasional
Adrianus Meliala menyatakan tidak sulit menemukan pembenci aparat yang merasa terganggu oleh polisi. “Tetapi yang benar-benar mau menyerang polisi seperti itu sangat jarang ya, bisa dihitung dengan jari,” kata dia. Namun demikian, upaya memburu pelaku dengan berbagai cara belum membuahkan hasil. Ini terjadi karena minimnya data terkait jaringan pelaku. Data yang selalu diandalkan untuk membaca jaringan teros selama ini, dimiliki oleh Detasemen Khusus 88 Anti Teror dibawah Mabes Polri.
Namun tetap saja sejauh ini aparat belum bisa mengendus pelaku penembakan yang seolah terus-menerus menyasar personil aparat terutama yang sedang berseragam. Adrianus menduga pelaku telah mengubah pola kerja dari terorisme berjaringan menjadi aksi individual yang sulit dicari kaitannya dengan kelompok terdahulu. “Sekarang masuk pada situasi yang kita sebut self radicalization, menjadi radikal dengan sendirinya entah dengan bantuan bacaan, internet, pengajian,” jelas dia. (gam/abd/aji)
KRIMINAL ant/nyoman budhiana
BELAJAR BUDAYA BALI.Kontestan Miss World 2013 berkeliling sambil melihat arsitektur Pura Besakih, Karangasem, Bali, Rabu (11/9). Kunjungan para kontestan Miss World 2013 ke Pura terbesar tersebut selain untuk menggelar doa, juga untuk belajar kebudayaan Bali.
Nabrak : Gimana kejadiannya, kamu menabrak 50 orang dalam suatu kecelakaan mobil!? Matrawi : Waktu mobil melaju dengan kecepatan 95 km/jam. Di pertigaan, baru nyadar kalo remnya blong. Dibelokan kiri ada dua orang pria, sedangkan dikanan ada pesta ulang taun manula. Kalo bapak milih yang mana? Polisi : Mendingan ke kiri, korbannya bakalan lebih sedikit. Matrawi : Iya, saya juga mikir gitu pak! Polisi : Tapi kenapa orang yang sedang ngerayain ultah kena juga? Matrawi : Nah, masalahnya kan tadi saya milih NGEJAR nabrak dua orang pria yang dikiri. Eh, yang ketabrak cuman seorang, seorang lagi lari ke pesta ultah yang ada dikanan, ya udah..saya kejar sampe ke pesta ultah pak! Polisi : Huuuuhhhh Dasarrrrr Somplaxxx Polisi
Cak Munali
Selama 3 bulan Terjadi 22 Kasus Penembakan Misterius JAKARTA-Intesitas penembakan misterius kembali meningkat. Data Indonesia Police Watch (IPW) menyebutkan, selama 3 bulan terakhir terjadi 22 kasus penembakan misterius dan hanya satu pelakunya yang tertangkap. Dari 22 kasus penembakan itu 5 korbannya adalah polisi. Untuk itu, Kepolisian harus segera menangkap pelaku penembak misterius itu. Pasalnya, kejahatan ini menjadi tren di Indonesia. “Bagaimana polisi bisa melindungi masyarakat, jika melindungi dirinya sendiri tidak bisa,” kata Ketua Presidium IPW Neta S Pane melalui pesan singkat, Rabu (11/9). Seperti diberitakan, aksi penembakan terhadap anggota polisi kembali terjadi. Kali ini menimpa provost Mabes Polri, Bripka Sukardi yang tengah mengawal 6 truk. Ia ditembak orang tak dikenal hingga tewas di depan Kantor
aksi penembakan itu dilakukan oleh para teroris. “Ironisnya lagi kasuskasus penembakan terhadap polisi tak kunjung terungkap, sementara penembakan dan penusukan terhadap polisi terjadi,” sambungnya. Sementara itu, anggota Komisi III DPR Didi Irawadi Syamsuddin meyakini kasus penembakan terhadap Bripka Sukardi merupakan pembunuhan yang berencana. Hal ini sama seperti rentetan penembakan sebelumnnya seperti di Pondok Aren dan Ciputat, Tangerang Selatan, Banten beberapa waktu lalu.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa malam (10/9).
Menurutnya, modus dari penembakan-penembakan itu bervariasi, sehingga sulit menyimpulkan bahwa
Teridentifikasi Sementara itul, Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Ronny Sompie mengatakan Mabes Polri telah mengetahui tempat persembunyian tersangka pelaku penembakan terhadap oknum polisi, Bripda Sukardi. Namun sampai saat ini Mabes Polri masih melakukan langkah persuasif agar tersangka ataupun yang menyembunyikannya menyerah sukarela (gam/abd)