1
RABU 13 MARET 2013 NO.0074 | TAHUN II Koran Madura
RABU
Harga Eceran Rp 2500,- Langganan Rp 50.000,-
13 MARET 2013
g PAMANGGHI
KASUS SIMULATOR SIM
KPK Sita Empat Mobil Djoko Susilo Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi menyita empat mobil milik Irjen Pol Djoko Susilo, tersangka pelaku pencucian uang terkait kasus korupsi pengadaan alat simulasi roda dua dan empat di Korps Lalu Lintas Polri 2011. “Penyidik KPK telah melakukan penyitaan terhadap 4 mobil yang diduga berkaitan dengan tersangka DS (Djoko Susilo),” kata Juru Bicara KPK Johan Budi di Jakarta, Selasa. Empat mobil milik Djoko itu berjenis Jeep Wrangler, MPV Serena, Toyota Harrier, dan Toyota Avanza. “Mobil ini diduga terkait dengan DS dan sekarang sedang diamankan di KPK,” tambah Johan. Sebelumnya KPK juga menyatakan telah menyita sekitar 20 properti milik Djoko “Sampai hari ini ada sekitar 20 unit harta milik tersangka DS (Djoko Susilo) berupa tanah, tanah dan bangunan serta stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang disita KPK,” kata Juru Bicara KPK Johan Budi di Jakarta, Senin (11/3). SPBU tersebut berdwa di Ciawi, Jawa Barat, Kaliungu, Semarang, Jawa Tengah, dan Kapuk, Jakarta Utara. Sedangkan aset properti milik Djoko tersebar di Jakarta, Semarang, Bandung, Solo, Yogyakarta dan Depok. Upaya penyitaan dilakukan agar aset tersebut tidak diperjualbelikan. “Penyitaan tidak menghalangi rumah maupun SPBU untuk dipakai tapi penyitaan dimaksudkan agar tidak terjadi jual beli atau perpindahan tangan kepemilikan,” jelas Johan tanpa menjelaskan nilai total aset Djoko yang telah disita KPK. Sebelumnya KPK juga telah menyita 11 rumah Djoko yang berada di di Yogyakarta, Solo, Semarang, Jakarta, Depok dan Bogor. Rumah-rumah tersebut disamarkan kepemilikannya dengan menggunakan nama istri kedua Djoko, Mahdiana dan istri ketiga Djoko, Dipta Anindita. Baik Mahdiana maupun Dipta Anindita telah dicegah pergi keluar negeri oleh KPK. KPK menduga Djoko susilo melanggar pasal 3 dan atau 4 Undang-undang No 8 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) dan pasal 3 ayat 1 dan atau pasal 6 ayat 1 UU 15 tahun 2002 tentang TPPU dengan pidana penjara paling lama 20 tahun dan denda paling banyak Rp10 miliar. (ant/ yul/beth)
POLITIK
Puan: Waspadai Kader Kutu Loncat JAKARTA-PDI Perjuangan meminta agar partai-partai politik waspada dan mawas diri terhadap sejumlah kader kutu loncat. Peringatan ini seiring dengan karkatek politisi kutu loncat ini yang biasanya tidak memiliki etika dan fatsun politik. “Ya saya rasa, parpol harus mawas diri dengan orang yang tidak punya etika,” kata Ketua Fraksi PDI Perjuangan, Puan Maharani di, Jakarta, Senin (11/3). Menurut Puan, dinamika partai itu selalu berproses dan mengkristal. Sehingga, PDI Perjuangan tak perlu merasa dikhianati ‘kutu loncat.’ “Orangnya saja tak terbenani kenapa kita terbebani,” imbuhnya. Namun Putri kandung Megawati Soekarnoputri ini membantah, adanya kutu loncat bukanlah karena kegagalan partai dalam rekrutmen kader. Baginya, hal itu merupakan masalah cara pandang seseorang terhadap eksistensi partai. “Itu kembali ke etika politik calon. Apakah partai hanya sebagai batu loncatan atau untuk bisa berguna bagi masa depan bangsa ini. Biarlah masyarakat yg nilai,” ungkapnya. Saat ditanya soal kekalahan dalam dua Pemilu Kada di Jawa Barat dan Sumatra Utara, Puan menyebut itu bukan patokan kekalahan PDIP selama lima tahun. “Pemilu Kada 2013 baru dua kali yang besar. PDIP total menang 41% secara nasional. Jadi kekalahan dua kali bukan kekalahan lima tahun. Kami sudah evaluasi,” tegasnya. Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Tjahjo Kumolo mengaku kesal terhadap sejumlah calon kepala daerah yang maju melalui PDI Perjuangan, misalyna Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo. Namun kini Bibit tak lagi menggunakan kendaraan PDI Perjuangan, bahkan maju menggunakan kendaraan Partai Demokrat. “Jangan jadikan partai sebagai kuda tunggangan. Contoh Jawa Tengah, Bibit Waluyo yang kita dukung menjadi gubernur,” ungkapnya.
Anarkhi Oleh : Arya Maulana
K
ant/nyoman budhiana
PERANG API. Sekelompok pemuda melemparkan bara api ke rekannya dalam tradisi perang api untuk menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1935 di Desa Pekraman Nagi, Tegallalang, Gianyar, Bali, Senin (11/3). Perang api yang melibatkan puluhan anggota karang taruna itu bermakna sebagai penyucian diri menjelang hening dan sepi aktifitas pada Hari Raya Nyepi.
Proyek Ujian Nasional Berpotensi Dikorupsi
Habiskan Uang Negara sebesar Rp.94.8 Miliar JAKARTA- Komisi Pemberantasan Korupsi, kepolisian, dan kejaksaan segera menyelidiki kasus dugaan mark up dalam proyek penggandaan dan distribusi bahan Ujian Nasional (UN) Tahun 2013 yang menghabiskan uang negara sebesar Rp.94.8 Miliar. Sebab disinyalir, adanya kongkalikong harga dalam penentuan proyek tersebut. “Kami meminta Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) segera meminta pertanggungjawaban pada Balitbang dan serius untuk mengungkap kasus ini,” ujar Direktur Investigasi dan Advokasi Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA), Uchok Sky Khadafi di Jakarta, Selasa (12/3). Dia menilai, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan gagal menghemat uang negara dalam penyelenggaraan ujian nasional. Penyebabnya, tingginya nilai lelang pengadaaan yang ditetapkan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian. Dia menyayangkan program pemerintah yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas peserta didik malah menjadi lahan korupsi. Menurut dia, negara menyediakan anggaran penggandaan dan distribusi bahan UN sebesar Rp.120.457.937.603. Dan Badan Penelitian dan pengembangaan (Balitbang) hanya menghabiskan sebesar Rp.94.885.352.747. Ini artinya Balitbang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bisa menghemat anggaran sampai sebesar Rp.25.572.584.856. Namun berdasarkan analisa Seknas FITRA, anggaran yang bisa dihemat sebesar Rp.25.5 miliar oleh Balitbang Kementerian Pendidikan dan kebudayaan ini
terlalu kecil. Angka ini hanya untuk mengelabui publik. Karena sebetulnya Balitbang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bisa melakukan penghematan anggaran minimal sebesar Rp.32.860.651.085 atas penggandaan dan distribusi bahan UN ini. “Balitbang cenderung memenangkan perusahaan yang punya harga penawaran tinggi dan mahal dalam lelang pengadaan dan distribusi bahan UN ini. Sedangkan, perusahaan yang punya penawaran rendah dan murah, bisa dikalahkan,” kata dia. Dia menilai, lelang penggandaan dan distribusi bahan UN ini sungguh aneh dan seperti arisan atau pengaturannya pemenangnya lelang sudah diatur. Misalnya, pada paket 1, pemenang lelang adalah PT. Balebat Dedikasi Prima. Tapi, PT. Balebat Dedikasi Prima, ikut juga pada paket 3, dengan penawaran lebih rendah dan murah, tapi bisa dikalahkan oleh PT. Ghalia Indonesia Printing. Ada enam paket pengadaan yang disiapkan oleh Balitbang dengan total anggaran yang disiapkan Rp 120,5 miliar. Di setiap paket, pemenangnya selalu berbeda, meski setiap perusahaan ratarata mengikuti lelang keenam paket yang disediakan. Dia mengambarkan, Paket 1, dengan nilai paket (Harga Perkiraan Sementara) sebesar Rp.17.427.755.120. Lelang ini dimenangkan oleh PT.Balebat Dedikasi Prima, dengan nilai penawaran sebesar Rp.12.951.707.377. Sementara paket 2, dengan nilai paket HPS sebesar Rp.17.691.386.400 dimenangkan oleh PT.Pura Barutama dengan nilai penawaran sebesar Rp.14.562.448.000. Padahal nilai penawaran dari PT. Pura Barutama terlalu mahal bila dibandingkan dengan penawarannya PT.Perca dengan sebesar Rp.13.264.292.271; PT.Jasuindo Tiga Perkasa TBK sebesar Rp.13.396.078.115; dan PT. Ghalia Indonesia Printing sebesar Rp.14.454.192.848.
Dan paket 3 dengan nilai paket HPS sebesar Rp.27.162.209.903 dimenangkan oleh PT.Ghalia Indonesia Printing dengan nilai penawaran sebesar Rp.22.489.952.830. Padahal nilai penawaran dari PT.Ghalia Indonesia Printing terlalu mahal bila dibandingkan dengan perusahaan lain yang penawarannya lebih murah tapi dikalahkan seperti Aneka Ilmu dengan penawaran sebesar Rp.17.107.372.806: PT.Jasuindo Tiga Perkasa sebesar Rp.21.171.902.444; dan PT.Balebat Dedikasi Prima sebesar Rp.21.604.198.430. Sedangkan paket 4, dengan nilai paket HPS sebesar Rp.21.180.566.320. Lalu pemenang lelang ini adalah PT.Jasuindo Tiga Perkasa TBK, dengan nilai penawaran sebesar Rp.13.726.112.268. Untuk paket 5, dengan nilai paket HPS sebesar Rp.19.607.732.020 dimenangkan PT. Karsa Wira Utama, dengan nilai penawaran sebesar Rp.16.370.616.240. Padahal nilai penawaran dari PT.Karsa wira utama terlalu mahal bila dibandingkan dengan perusahaan lain yang penawarannya lebih murah tapi dikalahkan seperti PT.Jasuindo Tiga Perkasa TBK sebesar Rp.12.505.462.948; PT. Ghalia Indonesia Printing sebesar Rp.16.019.252.213; PT. Temprina Media Grafika sebesar Rp.16.262.292.640. Paket 6, dengan nilai paket HPS sebesar Rp.17.388.287.840 dimenangkan PT. Temprina Media Grafika dengan nilai penawaran sebesar Rp.14.784.516.032. Padahal nilai penawaran dari PT. Temprina Media Grafika terlalu mahal bila dibandingkan dengan perusahaan lain yang penawarannya lebih murah tapi dikalahkan seperti PT. Perca dengan penawaran sebesar Rp.13.042.338.848; PT. Ghalia Indonesia Printing sebesar Rp.14.205.828.197; PT. Balai Pustaka (Persero) sebesar Rp.14.268.317.184; Perum Percetakan Negara RI sebesar Rp.14.613.470.168 (gam)
KEBAKARAN SALEMBA
Seorang Ketua RT Tewas, Satu Sekolah Terbakar Jakarta - Kebakaran di Jalan Salemba Bluntas Jakarta Pusat Selasa menelan satu korban jiwa karena tersengat arus listrik saat berupaya memadamkan kobaran api. Dia adalah Didy (45) Ketua RT 04/ RW 05 Kelurahan Paseban. Selain menelan korban jiwa, kebakaran di Jalan Salemba ini juga menghanguskan sebuah sekolah di sekitar tempat kejadian, yakni Sekolah Advent II Salemba. Api melahap sekitar 30 rumah 18 ruang sebuah sekolah dan sebagian ruang obat Rumah Sakit St Carolus Salemba, Jakarta. Puluhan warga korban kebakaran saat ini mengungsi di sebuah gedung baru yang belum terpakai di dekat lokasi kebakaran. Bantuan untuk para korban berdatangan dari berbagai pihak. Bantuan tersebut berupa makanan dan obat-obatan (ant/ beth)
Aktivis di Madura
esunyian, kadang-kadang terlalu indah. Seseorang bisa tersenyum sendiri meski di sekelilingnya bising dan ramai. Tetapi, kesendirian bisa juga lebih tajam dari belati dimana seseorang menertawakan diri sendiri karena dipenjara. Maka, selamat kepada saudara Hindu yang telah merayakan hari Nyepi. Ini sekedar upacara untuk menyepikan diri, melepas kepenatan untuk kendali diri. setidaknya hari-hari berlalu tanpa korupsi dan anarkhi. Catur brata penyepian sejatinya memberi makna yang lebih luas dari sekedar amati geni, amati karya amati lelungan dan amati lelanguan memiliki makna yang lebih luas dari sekedar arti harfiah. Ia mengajarkan agar seseorang tidak mengganggu lainnya yang diupacarakan dalam Nyepi. Sedangkan fakta di republik ini, betapa banyak ketergangguan orang dan karenanya merasa tidak aman di tengah petugas keamanan yang tak sanggup lagi memberikan rasa aman. Lalu nama Hercules itu yang semula menunjuk pesawat tempur tibatiba berganti ke nama orang, preman, dan menakutkan. Ini bukan karena dia sosok yang terbiasa dalam bunuhmembunuh. Tetapi, menakutkan karena betapa bangganya seseorang menjadi preman, sebuah anomali yang menjauhkan warga dari cita-cita bangsa. Karena itu, pilihan terhadap kekerasan itu adalah suatu gejala dimana ketidaksehatan melekat di sana tanpa disadari. Ini mengingatkan pada Yakuza yang mengamalkan pepatah, orang yang hanya punya martil cenderung melihat segala sesuatu bisa beres dengan dimartil. Banyak dari mereka menjadi penjahat dan centeng. Mereka disebut sebagai kabuki-mono atau samurai nyentrik urakan yang ke mana-mana membawa pedang. Mereka juga berbicara satu sama lain dalam bahasa slang dan Catur brata kode rahasia. penyepian Terdapat kesetiaan tinggi di sejatinya antara sesama memberi makna ronin sehingga yang lebih luas kelompok ini dari sekedar sulit dibasmi. amati geni Para anggota machi-yokko ini malah meninggalkan profesi awal mereka dan memilih jadi preman. Preman tidak mungkin bertahan jika tidak ada yang membuatnya bertahan lebih lama. Dulu, saat Belanda berkuasa, kolinialis itu memelihara centeng. Kehadiran centeng ini dianggap sangat membantu dan karenanya Belanda memberinya perlindungan. Pantas diduga, kekerasan yang diciptakan kelompok preman atau institusi yang mencaplok agama tetapi mengabaikan ajaran agama sangat mungkin peliharaan kelompok tertentu yang legal secara hukum. Itulah sebabnya dalam hampir setiap tokoh jalur keras yang tertangkap, selalu terdapat sosok penting di belakangnya. Ia berada di belakang belum tentu sebagai kelompok yang membekingi meski tidak salah menduganya sebagai pemback-up mereka. Sebab kadangkadang, dalam kasus tertentu, menjadi tidak ada bedanya antara penegak hukum dengan mafia peradilan. Di sinilah sebenarnya keamanan warga republik benar-benar terancam karena hukum memandang bulu. Maka siapa yang paling lebat bulunya secara kontekstual, ia yang paling mungkin mendapat keadilan yang diharapkan. Dalam situasi yang teraniaya seperti ini, rakyat sangat merasa sunyi itu sangat lebih perih dari sebilah belati dan menganggap negara tak lagi peduli. Warga merasa sakit dan mengatakan “yang terluka padanya berdarah padaku”. Dari sisi prilaku, masih pantaskah negeri ini bernama Indonesia? =
SMS Gaul
ant/rosa panggabean
KEBAKARAN SALEMBA. Suasana kebakaran di pemukiman padat kawasan Salemba, Jakarta, Selasa (12/3). Kebakaran yang melanda pemukiman padat diduga akibat hubungan arus pendek listrik.
Surawi sedang SMS dengan seorang sales baru yang agak gaul. “Jam berapa barang dikirim ke rumah saya,” tulis Surawi. “494k 5ore p4k,” begitu SMS balasan yang diterima Surawi. “Maksudnya apa?” tulis Surawi, karena tak mengerti. “Y4. B4r4n9 dikirim j4m emp4t,” balas si sales. “Eh, kamu itu kirim SMS pakai HP atau kalkulator?” tanya Surawi kesal.
Cak Munali