e Paper Koran Madura 13 Juni 2013

Page 1

1

KAMIS 13 JUNI 2013 NO.0137 | TAHUN II Koran Madura

KAMIS

Harga Eceran Rp 2500,- Langganan Rp 50.000,-

13 JUNI 2013

g PAMANGGHI

Jualan BBM Oleh : Fety Fathiyah

Kolumnis, tinggal di Sumenep

ant /prasetyo utomo

AKSI TOLAK KENAIKAN BBM. Simpatisan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) melakukan aksi di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Rabu (12/6). Mereka menolak rencana pemerintah untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Bambang-Said Bisa Jadi “Kuda Hitam” Bila Khofifah Terjegal, Suaranya Diprediksi Mengalir Ke Bambang-Said SURABAYA- Konstelasi politik di Jawa Timur menjelang pemilihan Gubernur (pilgub) 29 Agustus 2013 mendatang semakin memanas. Apalagi setelah KPU Provinsi Jawa Timur menyatakan dukungan ganda yang diberikan Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia (PPNUI) dan Partai Kedaulatan (PK) baik terhadap pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf (Karsa) maupun terhadap Khofifah Indar Parawansa-Herman Soerjadi Sumawirdja (Berkah) tidak sah. Itu artinya, peluang Berkah untuk bertarung dengan Karsa dalam merebut tampuk pimpinan di Jawa Timur akan kandas. Kemana suara Berkah akan berlabuh? Direktur Surabaya Survey Center (SCC) Mochtar W Oetomo kepada Koran Madura, Rabu (12/7) mengatakan apabila melihat sejarah Khofifah yang pilgub 2008 lalu berpasangan dengan Mudjiono (Kaji) di dzalimi Karsa, maka kemungkinan besar Khofifah akan melabuhkan dukungannya kepada pasangan Jempol (Bambang DH- Said Abdullah). “Secara normatif apabila hingga batas waktu perbaikan yang ditentukan oleh KPU, pasangan Berkah tidak mampu memenuhi

segala persyaratannya, terlebih mengatasi persoalan dukungan ganda tersebut, maka dipastikan Berkah tidak akan lolos. Sehingga, secara personal Khofifah akan memberikan suaranya kepada pasangan calon selain Karsa,” tandas pria yang juga dosen Universitas Trunojoyo Bangkalan tersebut. Meski demikian, Mochtar mengatakan pasangan petahana juga akan mengambil peluang dari ketidakikutsertaan Khofifah dan pasangannya dalam kancah pertarungan Pilgub Jatim 2013. Sehingga pasangan incumbent akan berupaya sekuat tenaga untuk meraih dukungan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang menjadi kendaraan politik Khofifah. “ Pastinya Gus ipul tidak akan tinggal diam dengan hal itu. Ia (Gus Ipul,red) memang ingin sekali menarik suara PKB untuk mendukungnya,” ungkapnya. Melihat fenomena politik Indonesia yang seperti ini, Mochtar mengatakan, dukungan ganda dua partai yang terjadi saat ini merupakan langkah dari partai-partai kecil yang sadar bahwa mereka tidak bisa eksis dalam Pemilu 2014. Karena tidak ada masa depan, mereka kemudian menentukan nasibnya dengan mendukung calon yang dapat memberikan kepentingan pribadi dan partainya. “Fenomena politisnya kan seperti ini,

mereka (partai kecil,red) sudah tidak bisa menentukan masa depannya lagi di Pemilu 2014. Jadi, mereka berlomba-lomba untuk memenuhi kepentingan pribadinya dengan mendukung orang atau pasangan yang memenuhi kepentingan pribadinya,” tegasnya. Dengan beralih secara personal dukungan pasangan Berkah ke pasangan Bambang

DH-Said Abdullah, bukan tidak mungkin, apabila dalam Pilgub Jatim 2013 ini menjadi milik pasangan Jempol. Pasalnya, kekuatan PDI Perjuangan tidak diragukan lagi. Sebab, dalam setiap Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) PDI Perjuangan sangat efektif, apalagi dengan adanya fenomena Khofifah seperti saat ini. (mag/ara)

BAHAN BAKAR MINYAK

SBY Berharap Harga BBM Naik 17 Juni JAKARTA-Pemerintah berharap agar pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2013 antara pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) bisa selesai

p a d a 17 Juni 2013. Setelah diputuskannya APBN-P 2013 maka pemerintah akan segera menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. “Harapan saya sebagai pemerintah, pembahasan di DPR bisa dirampungkan 17 Juni 2013. Dengan demikian, kita memiliki APBN baru,” kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Jakarta, Rabu (12/6). Menurut SBY, pada APBN-P 2013 nantinya, akan ada sejumlah solusi

yang bisa mengatasi defisit fiskal yang salah satunya dengan menguran g i besaran subsidi BBM melalui kebijakan menaikkan harga. “Dalam APBN-P 2013 yang jelas defisit anggaran kita bikin aman. Jumlahnya tidak melanggar undang-undang atau menggangu kesehatan fiskal,” jelas dia. Melalui kebijakan menaikkan harga BBM, kata Yudhoyono, subsidi BBM yang jumlahnya sangat besar akan bisa dikurangi. “Subsidi yang jumlahnya sangat besar kita kurangi, tentunya dengan konsekuensi yang paling realistis adalah menaikkan harga BBM supaya APBN sehat,” papar SBY. Selain itu, lanjut dia, pemerintah juga tengah melakukan penghematan belanja kementerian dan lembaga (K/L) yang saat ini tengah dibahas DPR. SBY juga berharap,

rencana penghematan belanja K/L tersebut bisa disetujui oleh Parlemen dan sejumlah kalangan. Sementara itu di tempat terpisah, Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Susilo Siswoutomo menegaskan, pemerintah berencana menaikkan harga BBM setelah APBN-P disetujui pada Rapat Paripurna DPR pada 17 Juni tahun ini. “Kita tunggu saja, karena proses Rapat Kerja (Raker) sedang berjalan, baik dengan Komisi VII, Komisi XI dan Badan Anggaran DPR. Setiap hari rapat dari pagi sampai malam,” kata Susilo di Jakarta Rabu (12/6). Menurut Susilo, meski proses tahapan pembahasan kenaikan harga BBM bersubsidi sangat banyak, namun pemerintah optimistis dalam waktu dekat ini bisa terselesaikan. “Sosialisasi kami sampaikan ke masyarakat, tolong sabar dulu. Pemerintah akan mengumumkan kenaikan BBM begitu disepakati APBN-P,” imbuh dia. (gam/abd/ bud)

PKS lagi mengeliat. Beberapa spanduk PKS di Jakarta terpampang yang isinya menolak kenaikan BBM. Di DPR pun PKS terang-terangan menolak rencana pemerintah untuk menaikkan BBM. Sesuatu yang sebenarnya biasa melihat sikap PKS selama ini; selalu ambivalen. Berada dalam koalisi namun seakan merupakan partai oposisi. Yang menarik, hentakan kali ini terasa lebih lantang. Bisa jadi ini bagian dari upaya menaikkan elektabilitas PKS yang belakangan memang terpuruk karena berbagai kasus yang menimpa elite PKS. Dan penolakan kenaikan BBM tampaknya dijadikan alat mendongkrak elektalibilitas yang sedang terjun bebas itu. Lalu adakah pengaruh “jualan” baru itu jika bertujuan mendongkrak elektabilitas PKS? Secara kasat mata tampaknya sulit. Ini terkait sikap PKS sendiri, yang belakangan terlihat kembali mencla mencle. Berteriak akan keluar dari koalisasi eh, ternyata masih menikmati kebersamaan. Tetap asyik di gelagat kekuasaan. penolakan Tentu saja sikap plin plan kenaikan itu, berpengaBBM itu besar ruh pada juakemungkinan lan PKS soal kontrapenolakan keproduktif. naikan BBM. Alih-alih Jika PDIP, menaikkan Gerindra atau elektabilitas, Hanura yang justru berteriak, masyarakat kemungkinan menilai wajar. makin Karena tiga membuat PKS partai ini beterpuruk. rada di luar koalisi. Lha, PKS berada dalam koalisasi teriakteriak menolak kenaikan BBM. Jelas terasa aneh kan? Masyarakat mudah sekali menebak apa targetnya. Makin aneh ketika penolakan itu, diawali sikap lantang akan keluar koalisi dan ternyata tetap berada di dalam. Masyarakat sudah pasti melihat teriakan PKS sekedar mencari simpati masyarakat. Muatan kepentingannya menyelamatkan elektabilitas mereka yang belakangan anjlok. Jadi gelagat penolakan kenaikan BBM itu besar kemungkinan kontraproduktif. Alih-alih menaikkan elektabilitas, justru kemungkinan makin membuat PKS terpuruk. Penolakan kenaikan BBM yang diawali mencla mencle soal keluar koalisasi justru makin mengentalkan sikap politik plinplan alias munafik PKS. Berada di dalam koalisi tapi berlagak berbeda sikap dengan pemerintah. Sikap PKS itu makin terasa ironis jika melihat mekanisme sistem organisasi PKS. Di internal PKS, seberapa besar perbedaan, jika Majelis Syuro memutuskan, semua tunduk. Lha kenapa sikap itu tidak dilakukan dalam konteks koalisi; justru bersikap beda padahal berada dalam satu perahu koalisi. Lagilagi PKS memperlihatkan sikap ambivalennya. Ini lagi-lagi memperlihatkan betapa PKS sebenarnya jauh dari jati diri sebagai partai Islam, yang ada di negeri ini, yang memiliki kometmen dan konsistensi sikap tegas dalam berpolitik. Tampak sekali, logika yang mengemuka hanya dan hanya kekuasaan. Tragis memang. =

Tergantung “Wi, saya kagum banget sama. Terus terang saya penasaran. Kamu kalau melaut selalu pulang bawah ikan cukup banyak. Gimana caranya?” tanya Burhan, pada Matrawi. “Saya ngak sembarang berangkat ke laut, Bur. Saya selalu lihat posisi tidur istri.” “Maksudnya?” “Kalau istri saya tidur miring ke kiri, saya melangkah pertama, pakai kaki kiri. Kalau istri tidur miring ke kanan, saya melangkah pertama pakai kaki kanan.” “”Kalau istri tidur telentang, gimana Wi?” tanya Burhan penasaran. “Saya tidak jadi melaut. Mending nemenin istri,” jawab Matrawi, sambil tertawa cekikikan.

Cak Munali


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.