1
SELASA 14 MEI 2013 NO. 00116 | TAHUN II Koran Madura
SELASA
Harga Eceran Rp 2500,- Langganan Rp 50.000,-
14 MEI 2013
g PAMANGGHI
Citra
Oleh : Miqdad Husein
Kolumnis, tinggal di Jakarta
B
20 Wanita Terima Uang Fathanah JAKARTA- Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) ternyata sudah mendata aliran transaksi mencurigakan yang dilakukan Ahmad Fathanah. Berdasarkan penelusuan PPATK, dana dari rekening tersangka kasus suap daging impor ini mengalir ke sejumlah wanita. Tidak tanggung-tanggung, lebih dari 20 wanita menerima aliran uang dari Fathanah. “Ada lebih dari 20 wanita yang menerima uang dari Fathanah. Cuma saya enggak tahu untuk bisnis atau hubungan lain,,” ujar Kepala PPATK Muhammad Yusuf di Jakarta, Senin (13/5). Seperti diberitakan, Fathanah merupakan tersangka kasus suap dan pencucian uang terkait izin impor daging sapi. Sejauh ini, KPK sudah menyita sejumlah barang terkait Fathanah yang diduga hasil tindak pidana korupsi seperti mobil Honda Jazz putih dari seorang model cantik bernama Vitalia Shesya. Honda Jazz bernomor polisi B 15 VTA itu diperoleh Vitalia dari Fathanah yang diakuinya sebagai seorang teman. Selain Jazz, KPK menyita jam tangan merek
Chopard dari Vitalia. KPK juga menyita Honda Freed yang diduga pemberian Fathanah untuk wanita bernama Tri Kurnia Rahayu. Dari Tri Kurnia, KPK juga menyita gelang Hermes dan jam tangan Rolex yang harganya puluhan juta. Sebelumnya, KPK menyita empat mobil mewah dari Fathanah, yakni Toyota Land Cruiser Prado dengan nomor polisi B 1739 WFN, Toyota Alphard B 53 FTI, Mercedes Benz C200 B 8749 BS, dan FJ Cruiser dengan nomor polisi B 1330 SZZ. Di luar kendaraan dan perhiasan, KPK juga menyita dua rumah milik Fathanah di Depok. Yusuf menambahkan, untuk itu pihaknya akan mendalami semua transaksi itu. Apalagi, bu-
JELANG PILGUB JATIM
KPU Jatim: Belum Ada Calon Mendaftar SURABAYA- Komisi Pemilihan Umum Jawa Timur mengatakan bahwa tidak ada satu pun pasangan bakal calon gubernur yang mendaftarkan diri pada hari pertama pembukaan pendaftaran peserta Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jatim, Senin. “Tidak ada satu pun pasangan bacagub yang mendaftar. Mungkin karena masih awal, jadi masih sepi,” ujar Komisioner Divisi Teknis Penyelenggara Pemilu KPU Jatim, Agus Mahfudz Fauzi, di Surabaya. Pihaknya secara resmi membuka masa pendaftaran tanggal 13-19 Mei 2013, mulai pukul 08.00-16.00 WIB. Namun, khusus hari terakhir dibuka hingga tepat pukul 24.00 WIB. Agus menyatakan sudah menyiapkan petugas khusus untuk menerima pasangan bacagub yang mendaftar. Hingga saat ini, dari empat wacana bacagub yang maju, hanya dua yang sudah menyampaikan waktu pendaftarannya. Pertama, yakni pasangan bacagub Bambang Dwi Hartono-Said Abdullah yang akan mendaftarkan diri ke KPU pada 18 Mei 2013. Pasangan tersebut diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Ketua Tim Pemenangan Pramono Anung yang langsung akan mendampingi. Di samping itu, kata Agus, pada 15 Mei 2013, pasangan bacagub jalur perseorangan Eggi Sudjana-Muhammad Sihat yang akan mendatangi KPU Jatim. “Sedangkan, bacagub lainnya belum ada yang menyampaikan waktu pendaftaran. Hanya ada beberapa perwakilan dari bacagub yang bertanya tentang teknis pendaftaran secara detil,” katanya. (ant/fiq/beth)
kan hanya 20 wanita lebih yang menerima uang dari Fathanah, tetapi masih banyak lagi yang lain. “Yang cowok-cowok juga ada yang menerima. Dan si cowok dan wanita lebih dari satu kali transaksi,” katanya. Sebelumnya, dalam memeriksa Ahmad Fathanah, KPK baru menemukan ada lima wanita yang menerima uang dari tersangka kasus suap daging impor itu. Sebut saja, Maharani, Tri Kurnia Puspita, Ayu Azhari dan model panas Vitalia Sesha. KPK pun terus menelusuri aliran dana dari Ahmad Fathanah. Wakil Ketua PPATK Agus Santoso mengatakan Ahmad Fathanah sempat dilaporkan ke PPATK sebelum KPK berhasil menangkap saat operasi tangkap tangan. “Jadi, dari orang yang terlibat cuci uang itu (Fathanah) sudah ada dalam data base PPATK. Penjahat itu terus berulang ketika tertangkap oleh penegak hukum, baru ketahuan kalau dia terkait kasus apa,” ujar dia. Saat ditanyakan lebih lanjut tentang nilai dan oknum mana saja yang menerima aliran dana
Fathanah, Agus mengaku PPATK sudah menyerahkannya kepada KPK. PPATK, sebutnya, tidak bisa mengungkap siapa saja yang menerima aliran dana itu kepada publik. “Yang jelas yang paling paham itu KPK,” tuturnya. Agus juga tidak membantah pola berlapis yang kerap dilakukan Fathanah dalam menyamarkan harta kekayaannya. Agus menuturkan, pola yang dilakukan Fathanah merupakan pola umum yang dilakukan para koruptor. “Mereka biasanya pakai sistem layer dan tidak pernah menggunakan rekening pribadi,” ujar Agus. Para koruptor, lanjutnya, lebih sering mengalihkan kekayaannya ke orang lain yang merupakan anggota keluarganya, seperti anak, istri, hingga teman. PPATK menemukan ada kejanggalan ketika profil penerima dana atau pembeli barang mewah tertentu ternyata tidak sesuai dengan pendapatannya. “Misalnya saja PNS golongan tiga, tapi bisa beli mobil mewah. Ini kan tidak sesuai dengan profilnya dia, makanya ini bisa didalami lagi oleh penegak hu-
kum,” imbuhnya. Makelar Secara terpisah, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera Fahri Hamzah mengatakan, salah satu tersangka kasus suap pengurusan kuota impor daging sapi dan pencucian uang, Ahmad Fathanah adalah makelar yang digunakan oleh banyak pihak. Dia menduga ada aliran dana dari Fathanah yang juga mengalir ke partai selain PKS. Fahri juga menantang PPATK membuka semua transaksi perbankan, dari rekening Fathanah. “Ahmad Fathanah ini makelarnya semua orang. Makanya saya tantang PPATK untuk umumkan aliran dana dari Fathanah ke mana saja,” kata Fahri kepada wartawan di Gedung KPK, Jakarta, Senin (13/5). Fahri menampik tudingan Fathanah merupakan kader PKS. Dia pun yakin Fathanah berhubungan dengan banyak pihak selain PKS. “Fathanah ini kan makelar. Tukang lobi. Pasti dan saya yakin dia tidak hanya berhubungan dengan PKS,” ujar Fahri. (gam/abd)
CALON GUBERNUR JATIM
Hasan Aminuddin Calon Kuat Pendamping Khofifah
SURABAYA- Calon kuat pendamping Bakal Calon Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa sudah mengerucut ke satu dari tiga nama yang diunggulkan yakni Ketua Dewan Pembina DPW Partai Nasdem Jatim H Hasan Aminuddin. "Saya tidak berani memastikan, karena para kiai yang selama ini mendampingi Bu Khofifah yang akan mengumumkan dalam waktu dekat, tapi dari tiga nama itu sudah
mengerucut ke satu nama," kata Ketua DPW Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB) Jatim H Faisol Karim kepada Antara di Surabaya, Senin. Sumber lain menyebutkan tiga calon yang sempat dibidik tim Khofifah adalah Hasan Aminuddin (politisi yang mantan Bupati Probolinggo), Herman S Sumawiredja (mantan Kapolda Jatim), dan Ridwan Hisyam (politisi senior Golkar Jatim).
Menurut Faisol Karim, satu nama yang berpeluang kuat mendampingi Khofifah adalah Hasan Aminuddin yang merupakan tokoh Nasdem Jatim dan mantan Bupati Probolinggo yang selama ini juga terlibat dalam tim pencalonan Ketua Umum PP Muslimat NU itu. "Ya, beliau calon terkuat, namun belum menjadi keputusan resmi, melainkan dari ketiga calon, ya beliau yang diunggulkan," katanya saat ditemui dalam sebuah pertemuan di Surabaya. Secara terpisah, Ketua DPW Partai Matahari Bangsa (PMB) Jawa Timur Ahmad Zainuddin HR menjelaskan pihaknya juga telah menerima kabar dari tim internal yang memercayakan pendamping Khofifah dalam Pilkada Jatim 2013 adalah Hasan Aminuddin. "Insya-Allah, peluangnya sudah di atas 90 persen. Tunggu, namanya akan segera diumumkan. Yang jelas, kami hanya mensyaratkan pendamping dengan elektabilitas yang tinggi. Kami tidak melihat siapapun orangnya, tapi orang itu memiliki elektabilitas tinggi atau tidak," katanya. Sumber lain menyebutkan pembahasan ketiga nama itu akhirnya memang tinggal dua nama yakni Hasan Aminuddin dan Herman S Sumawiredja, namun penentuan satu nama memang cukup alot, karena pertimbangan elektabilitas yang cukup cermat. (ant/edy/beth)
ila ada pelaksanaan survei tentang jumlah masyarakat miskin, yang dilaksanakan misalnya oleh Biro Pusat Statistik (BPS), beberapa kepala daerah di negeri ini sering berusaha menutupi dengan mengecilkan jumlahnya. Tujuannya menjaga citra agar terkesan di daerah itu pembangunan berhasil, yang tercermin antara lain pada rendahnya jumlah masyarakat miskin. Lalu, ketika pemerintah pusat mengumumkan merencanakan memberikan insentif atau bantuan pada masyarakat miskin, kepala daerah bersikap sebaliknya. Angka masyarakat miskin dinaikkan agar mendapat lebih banyak alokasi dana. Soal citra sementara dilupakan. Yang terpenting di sini bagaimana daerah itu mendapat lebih banyak bantuan dana. Semakin banyak dana tersalurkan, peluang memanipulasi atau penyalahgunaan tentu saja semakin besar. Dua hal bertolak belakang ini bisa dilakukan oleh pemerintah daerah yang sama. Tanpa rasa bersalah sedikitpun. Yang terpenting bagi kepala daerah seperti ini, sekali waktu citra terjaga, di kesempatan lain mendapat peluang mengedepankan kepentingan pribadi. Masyarakat miskin, kondisi daerah yang terbelakang Setiap kepala bukan menjadi daerah demi perhatian unmenjaga citra tuk diperbaiki. berusaha Yang lebih semaksimal dikedepankan mungkin siswa dijadikan sebadi daerahnya gai obyek penlulus 100 yalahgunaan. Segala yang persen dengan nespapa dijual berbagai cara bila dianggap menguntungkan, lalu disembunyikan bila cenderung dapat menjatuhkan kredibilitas atau merusak citra kepemimpinan daerah. Proyek-proyek yang terkait masyarakat nestapa, kadang tak terealisir atau diperlambat; menjadi silpa. Pemerintah daerah biasanya memakai trik seperti disebut ICW, dikembangkan, ditaruh di bank-bank umum. Bunga resmi memang dilaporkan sebagai PAD tapi fee di bawah tangan tentu saja, tak akan pernah tercatat. Ini belum termasuk dana APBD yang sengaja diinvestasikan yang lagi-lagi dijadikan obyek mencari keuntungan. Semangat mengedepankan citra ini makin lama mengalami eskalasi masuk ke wilayah yang seharusnya mengutamakan kejujuran. Dunia pendidikan pun dijejali pencitraan dan bukan semangat obyektif, ilmiah, jujur, kredibel. Ujian Nasional yang bertujuan mengukur kualitas perkembangan dunia pendidikan menjadi korban pencitraan. Boleh saja Kemendiknas berteriak tak ada kebocoran. Namun rasanya sulit diingkari aroma bau busuk pencitraan dunia pendidikan di berbagai daerah, diduga marak luar biasa. Setiap kepala daerah demi menjaga citra berusaha semaksimal mungkin siswa di daerahnya lulus 100 persen dengan berbagai cara. Cerita ahli pendidikan Prof. Dr Arif Rachman, tentang pengalamannya melaksanakan ujian di sebuah sekolah tergolong terkemuka, menggambarkan betapa pencitraan dunia pendidikan sangat dasyat. Ternyata, ujian yang diawasi Arif Rachman mendapat hasil mengejutkan. Yang lulus -bila ujian dilaksanakan jujur – ternyata tak sampai 50 persen. Sekali lagi citra yang jadi prioritas. Penekanan lebih terkait penampilan; asesoris yang lebih banyak memanipulasi fakta riil. Dan jika citra dikedepankan, subtansi biasanya diabaikan. Diam-diam sikap itu sama saja dengan menyimpan aroma busuk. Hari ini memang tak tercium tapi nanti? So pasti merebak juga. =
Sidang Perceraian “Yang Mulia, saya yang mengandung, melahirkan bayi itu ke dunia dengan kesakitan dan kesabaran saya!! Anak itu harus menjadi hak asuh Saya!”, ratap isteri Matrawi dalam sidang perceraiannya. Hakim lalu bertanya pada Matrawi, “Apa pembelaan Anda terhadap tuntutan istri Anda?” “Begini yang mulia” jawab Matrawi, “Jika saya memasukkan KOIN ke mesin minuman Coca-Cola, dan minumannya keluar. Menurut Pak Hakim minumannya milik Saya atau Mesinnya?” ....
Cak Munali