1
JUMAT 15 NOVEMBER 2013 NO.0240 | TAHUN II Koran Madura
JUMAT
15 NOVEMBER 2013
g PAMANGGHI
Refleksi Oleh : Abrari Alzael
Wartawan senior di Madura
SEBAGIAN besar populasi dunia berpendapat para pemimpin global (53 persen), terutama politisi, tidak jujur. Sebagian pemimpin terlalu berkuasa dan terlampau mudah dipengaruhi. Itulah antara lain hasil survei yang dilakukan di 60 negara untuk Forum Ekonomi Dunia (WEF) dengan melibatkan
50.000 responden. Presiden negeri ini, pasti salah satu pemimpin negara di dunia. Tidak diketahui pasti apakah presiden termasuk kepada yang 53 persen, atau masuk kepada pemimpin yang jujur (47 persen). Tetapi baik pemimpin yang jujur maupun yang dianggap tidak jujur, semuanya sehat jasmani dan (mungkin) ruhani. Seorang Ludwig van Beethoven (1770-1827), pasti ia bukan pemimpin sebagaimana Reagan. Ia hanya musikus legendaris yang sangat hebat, tuna rungu dan semakin parah hingga akhir hayatnya. Tetapi kelebihan sang tuna rungu ini justru kemampuannya menciptakan banyak karya musik orkestra monumental. Karyanya serupa Fur Elise maupun Moonlight Sonata menjadikannya terkenal ke senatero negeri. Sebagai yang jujur dalam mencipta musik, ia sebenarnya pemimpi yang tidak menjadi nyata dalam hal cinta. Komponis berkali-kali mengalami patah hati, yang membuatnya begitu tertekan oleh cinta. Hingga akhirnya dia meninggal dalam keadaan miskin dan sendiri. Miris dan tragis. Ia tidak seperti Ahmad Bangsa masa Fathanah, Akil Mochtar depan masih atau sebentuk Vicky Pramemiliki asa setyo apalagi Eyang Subur untuk menjadi dalam lakon Indonesia. yang hebat Beethoven dalam hal cinta meski utang pernah mendekati delapan perempuan dalam waktu negara sangat yang berbeda dan kandas besar semuanya. Perempuan itu menolak Beethoven yang waktu itu kondisinya miskin dan tuli, sehingga mereka lebih memilih pria yang lebih mapan seperti halnya sebagian (besar) perempuan di republik ini. Tetapi ini inspirasi karena orang Indonesia membuat lagu dari peristiwa ini serupa Cinta Satu Malam dan sejenisnya. Tetapi memandang SBY dengan tubuh yang tinggi besar, Indonesia seakan-akan memiliki peluang besar untuk menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Bangsa masa depan masih memiliki asa untuk menjadi yang hebat meski utang negara sangat besar dan setiap kepala penduduk negeri ini telah berutang sekitar Rp. 8,5 juta. Tidak apa-apa utang besar pada negeri yang sudah terjual karena masih punya satu hal; mimpi. Namun demikian SBY perlu belajar dari Ulysses S. Grant. Ia juga Presiden Amerika (1869 sampai 1877) dan sebagai jenderal terbesar Union. Ia juga membantu memenangkan perang Utara – Selatan. Tetapi kegagahannya semasa menjadi presiden tiba-tiba surut setelah meninggalkan Gedung Putih. Bahkan ketika Grant meninggal di tahun 1885, ia bahkan juga kehilangan pedangnya karena dijadikan jaminan utang. =
ant/izzac mulyawan
MK DIAMUK MASSA. Massa yang diduga pendukung salah satu pasangan calon Gubernur Maluku mengamuk dan membuat rusuh di ruang sidang Mahkamah Konstitusi (MK) di Jakarta, Kamis (14/11). Rusuh tersebut akibat massa kecewa dengan putusan MK mengenai sengketa pilgub Maluku.
Sidang MK Berakhir Rusuh Massa Berusaha Melempari Hakim dengan Kursi
JAKARTA- Sidang pembacaan putusan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Maluku Utara di Mahkamah Konstitusi (MK) berakhir rusuh. Seusai pembacaan putusan, massa yang berada di luar sidang mulai berulah dengan berteriak-teriak tidak puas.
Satu Kaki Meksiko
di Brazil
“MK bohong, MK maling,” kata salah satu orang yang diikuti oleh massa lainnya. Sembari memaki, mereka merangsek ke ruang sidang. Sekitar pukul 11.30 WIB, kerusuhan
semakin meluas. Dari pantauan Koran Madura di tempat kejadian, amukan massa ini berawal saat beberapa pendukung pasangan calon berteriak-teriak di luar ruang sidang, lantai 2, gedung MK. Mereka terus memaki hakim MK. Suasana mulai tak terkendali setelah beberapa orang melempar dan menjungkirbalikkan TV LCD di depan ruang sidang serta melemparkan kursi petugas keamanan yang jumlahnya tidak lebih dari 10 orang. Aksi kian berutal. Massa semakin bertindak anarkis. Akibatnya, sejumlah properti sidang milik MK rusak berat. Kursi saksi di ruang sidang dibanting, podium retak, meja terbelah. Delapan biji mikrofon rusak. Beberapa baterai mikrofon lepas. Belum puas, perusuh juga melempar
mikrofon ke meja hakim. Setelah masuk ke ruang sidang, para perusuh yang berjumlah puluhan orang itu melemparkan barang-barang yang berada di dekat mereka. Sidang sengketa Pemilukada Maluku ini dihadiri oleh delapan Hakim Konstitusi, yaitu Hamdan Zoelva, selaku Ketua merangkap Anggota, Arief Hidayat, Muhammad Alim, Maria Farida Indrati, Anwar Usman, Ahmad Fadlil Sumadi, Harjono, dan Patrialis Akbar. Beruntung delapan hakim MK, termasuk Ketua sidang Hamdan Zoelva, terlebih dahulu dievakuasi oleh keamanan gedung lewat pintu hakim. Mendapat serangan tersebut, Hamdan Zoelva menutup sidang karena kondisi tidak kondusif. Para hakim dan peserta sidang langsung melarikan diri melalui pintu masuk hakim. Namun massa langsung mengejar para hakim konstitusi dan berusaha melempar kursi, namun pihak keamanan bergegas mengamankan majelis hakim. Saat kejadian memang tidak ada polisi yang berjaga di ruang sidang karena saat kejadian juga bersamaan adanya demontrasi masyarakat Kota Tangerang. Melihat situasi tidak kondusif, polisi yang melakukan pengamanan demontrasi di halaman MK langsung berlari ke ruang sidang untuk mengamankan suasana. Namun terlambat, ruang sidang sudah porak-poranda akibat ulah para massa yang diduga merupakan pendukung salah satu pasangan calon gubernur Maluku. (gam/ abd)
Rikwanto
Kabid Humas Polda Metro Jaya
Tangkap Perusuh
A
parat Polres Metro Jakarta Pusat mengamankan lima orang yang diduga pelaku kerusuhan saat sidang di MK. Kelima orang itu diduga massa pendukung penggugat dari pasangan kepala daerah dan wakil kepala daerah yang tidak terima dengan hasil putusan MK. Namun, Polisi belum merilis nama-nama perusuh tersebut. “Lima orang sudah diamankan untuk dimintai keterangan dan proses lebih lanjut terkait kerusuhan di MK,” kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Rikwanto di Jakarta Kamis 14/11. Rikwanto menjelaskan massa pendukung ketiga pasangan itu tidak terima dengan hasil putusan hakim MK. Kemudian, massa masuk ke ruang sidang utama dan merusak tiga unit layar monitor di ruang lobi, delapan unit mikropon meja di ruang sidang utama, kaca pengumuman, serta satu buah kursi pengunjung. (gam/abd)
KORUPSI KEMENLU
KPK Jebloskan Mantan Sekjen Kemenlu ke Penjara JAKARTA-Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menahan tersangka kasus dugaan korupsi pengeluaran anggaran di Sekretariat Jenderal (Setjen) Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) tahun 2004-2005, Sudjadnan Parnohadiningrat. Soto Ayam Pembeli : Bang, pokoknya saya tidak ingin bayar ! Matrawi : Loh, Anda makan di sini ya mesti bayar! Pembeli : Ngapain saya mesti bayar, abang telah nipu saya ! Matrawi : Nipu bagaimana ? Pembeli : Lha ini, tuturnya soto ayam namun kagak ada ayamnya sekalipun.. Matrawi : Emangnya bila anda beli jambu monyet, ada monyetnya ? Cak Munali
Sudjadnan yang diketahui sebagai mantan Sekretaris Jenderal (Sekjen) itu dijebloskan ke Rumah Tahanan (Rutan) Cipinang, Jakarta Timur. ”Yang bersangkutan (Sudjadnan Parnohadiningrat) ditahan di Rutan Cipinang untuk 20 hari ke depan,” kata Kepala Bagian Pemberitaan dan Informasi KPK Priharsa Nugraha di kantor KPK, Setiabudi, Jakarta Selatan, Kamis (14/11). Sebelumnya, Sudjanan Parnohadiningrat telah dijerat sebagai
tersangka tindak pidana korupsi. Mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat itu ditengarai menyalahgunakan wewenangnya sebagai Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) yang mengakibatkan negara mengalami kerugian Rp 18 miliar. Penyalahgunaan wewenang itu berkaitan dengan sejumlah kegiatan di Departemen Luar Negeri yaitu
antara lain mengenai seminar yang dilaksanakan sekitar tahun 2004 hingga 2005 lalu. Penahanan ini merupakan bagian dari kepentingan penyidikan KPK. Sebelum dibawa ke Cipinang, Sudjanan sempat memberikan komentar terkait kasus yang menjeratnya. Dia mengaku hanya sebagai korban dan mengklaim tidak menerima aliran dana apapun menyangkut kasus dugaan korupsi yang disangkakan kepadanya. ”Tidak ada aliran dana apapun kepada saya,” kata Sudjanan. Pria paruh baya ini menyatakan, dirinya hanya dijebak oleh pihakpihak yang menjadi bawahannya. ”Yang menjebak adalah orang-orang di bawah saya. Mereka menjarah uang, panitia-panitia itu menggunakan uang dengan serampangan, kemudian saya harus bertanggungjawab,” keluhnya. (gam)