1
SENIN 16 SEPTEMBER 2013 NO.0199 | TAHUN II Koran Madura
SENIN
16 SEPTEMBER 2013
g PAMANGGHI
Pengabdian Oleh : MH. Said Abdullah
Anggota DPR RI asal Madura
ant/saiful bahri
P-MU MENANG ATAS PERSELA. Pesepakbola Persepam Madura United (P-MU) melakukan selebrasi, ketika Zainal Arif (kiri) mencetak gol ke gawanng Persela Lamongan dalam kompetisi Indonesia Super League (ISL), di Stadion A. Yani, Sumenep, Jatim, Minggu (15/9). P-MU menang 1-0 atas Persela.
DUGAAN KORUPSI
50 Persen Dana Bansos Diselewengkan JAKARTA-Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) didesak untuk segera melakukan pemeriksaan atas dugaan penyimpangan dana bantuan sosial (bansos) di 12 kementerian/lembaga (K/L). Hasil penelusuran Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) di Rencana Kerja & Anggaran Kementerian Negara/Lembaga ditemukan penyimpangan sebesar Rp31,6 triliun atau 50% dari Pagu yang disediakan sebesar Rp75,6 triliun anggaran bansos yang tersebar di 15 K/L. Fakta ini semakin memperkuat hasil audit BPK Tahun 2012 yang menyebutkan, pengelolaan anggaran masih bansos masih banyak penyalahgunaan. “Banyak penyimpangan bansos mengkonfirmasikan kepada publik bahwa bansos bukan untuk kebutuhaan rakyat tetapi, untuk kepentingan pejabat public,” ujar Direktur Investigasi FITRA, Uchok Sky Khadafi saat konprensi pers ‘Setiap Tahun Ada Bansos Setiap Tahun Ada Penyimpangan’ di Jakarta, Minggu (15/9). Berdasarkan data kata dia, trend dana bansos di 12 K/L mengalami peningkatan. Kementerian Pendidikan Nasional misalnya, dana bansosnya naik sebesar Rp.6.1 Triliun dari Rp 30,1 triliun di 2012 meningkat menjadi Rp 36, 3 triliun di 2014. Demikian juga dengan dana bansos di Kementerian Agama naik sebesar Rp.2.7 Triliun dari Rp 8,8 triliun di 2012 menjadi Rp 11,5 trilun di 2014. Sementara, dana bansos di Kementerian Dalam Negeri sebesar Rp.284.6 miliar, dari Rp 9,5 triliun di 2012 menjadi Rp 9,8 triliun di 2014. “Dana bansod di Kementerian Sosial nail sebesar Rp.2.8 triliun, Kementerian Perumahaan Rakyat naik sebesar Rp.7.1 Miliar; Kementerian Pemuda dan Olah Raga sebesar Rp.182 miliar; Kementerian Koperasi dan Pungusaha kecil dan Menengah sebesar Rp.92.4 miliar,” jelas dia. Namun demikian kata dia, peningkatan dana bansos ini juga berbanding lurus dengan sebanding dengan kenaikan penyimpangannya yang meningkat tajam. Hal ini membuktikan, bansos bukan untuk membantu rakyat dari kesulitan ekonomi atau hidup mereka. tetapi bansos hanya dipakai ajang pencitraan dan penyimpangan saja oleh pejabat publik. Menurut Uchok, jumlah penyimpangan ini meningkat tajam bila dibandingkan penyalahgunaan dana Bansos pada tahun anggaran 2012. “Rangking pertama ditempati Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2012 mempunyai pagu alokasi belanja bansos sebesar Rp.30.196.569.643.443. Dan sebesar Rp.20.666.418.926.787 adalah realisasi penyimpang atau terjadi pelanggaran atas penggunaan dana bansos. (gam/abd)
Ribuan Pengungsi Gunung Sinabung Sesak Nafas BNPB Terus Memantau Aktivitas Gunung
JAKARTA-Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB) menegaskan semua pengungsi letusan Gunung Sinabung dalam kondisi selamat. “Hingga saat ini, pengungsi dalam kondisi aman. Belum ada laporan men-
genai korban jiwa dan kerusakan dari dampak erupsi tersebut” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, di Jakarta, Minggu,(15/9). Namun Demikian, banyak diantara pengungsi yang mulai mengeluh sesak nafas. Ini diduga karena debu vulkanik akibat letusan Gunung Sinabung terhir-
up oleh mereka yang belum menggunakan masker. Berdasarkan data BNPB, erupsi Gunung api Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, menyebabkan masyarakat sekitar Gunung Sinabung mengungsi. Sekitar 3.710 jiwa masyarakat mengungsi, yang tersebar di lima titik. Pengungsi saat ini berada di jambur Taras Brastagi (650 jiwa), jambur Sempakata (750 jiwa), jambur klasis GBKP Kabanjahe (590 jiwa), jambur Desa Payung (320 jiwa), dan di kompleks GBKP Kabanjahe (1.400 jiwa). Menurut Sutopo, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Utara, telah melakukan koordinasi dengan Pemda Karo, TNI, Polri, dan unsur terkait. Peralatan dan logistik bantuan BNPB yang berada di BPBD Sumut telah dikerahkan ke lokasi bencana. Dapur umum telah didirikan untuk memberikan bantuan kepada pengungsi. Pendataan dan penanganan pengungsi masih dilakukan. Saat ini, menurut Sutopo, Gunung Sinabung masih terekam tremor yang menerus. Status gunung tetap siaga. Monitoring aktivitas gunung api terus diintensifkan. “Masyarakat diimbau untuk selalu meningkatkan kesiapsiagaan dan mengikuti arahan petugas,” ujarnya. (gam/cea)
KECELAKAAN
Masih Menjaga Dul, Pemeriksaan Maia Ditunda JAKARTA - Pemeriksaan terhadap Maia Estianti oleh aparat kepolisian terkait kecelakaan maut yang melibatkan putranya, Abdul Qodir Jaelani (Dul) Harus ditunda. Sementara Ayah Dul, Ahmad Dhani sudah menjalani pemeriksaan atas kasus yang sama di Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya Jakarta, Kamis (12/9). Alasan Maia tidak memenuhi panggilan aparat kepolisian untuk menjalani pemeriksaan, karena masih menjaga Dul di Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) Jakarta. “Yang saya dengar sih ditunda, karena Dul belum bisa ditinggal,” kata salah seorang personel Duo Vokal Pasto-1, Mario Hutagalungnya di Jakarta, Kamis (12/9). Karena Maia masih menemani Dul, kata Mario, kemungkinan besar pemeriksaan terhadap ibunda Dul tersebut akan mengalami penundaan. Kabar penundaan itu, ujar dia, didengar dari perbincangan keluarga Maia dan Ahmad Dhani di RSPI. “Kita tidak ngomongin (pemeriksaan) itu,” imbuhnya. Menurut Kepala Sub Direktorat Pembinaan Penegakan Hukum Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, AKBP
“Saya adalah manusia biasa. Saya dus tidak sempurna. Sebagai manusia biasa saya tidak luput dari kekurangan dan kesalahan. Hanya kebahagiaanku ialah dalam mengabdi kepada Tuhan, kepada Tanah Air, kepada Bangsa. Itulah ‘dedication of life’ ku. Jiwa pengabdian inilah yang menjadi falsafah hidupku, dan menghikmati serta menjadi bekal hidup dalam seluruh gerak hidupku. Tanpa jiwa pengabdian ini saya bukan apa-apa. Akan tetapi dengan jiwa pengabdian ini, saya merasakan hidupku bahagia dan manfaat.” Ungkapan Bung Karno yang dikutif Jokowi itu menegaskan satu hal: bahwa nilai manusia secara spiritual maupun sosial terletak pada apa yang diperbuatnya. Bukan status jabatan dan apa yang dimilikinya. Bisa jadi memang, nilai spiritual bagi mereka yang cenderung berpikir dari perspektif duniawi atau kebendaan akan menganggap angin lalu sekalipun deretan kitab suci menegaskan hal yang sama. Namun tak sulit dan tak akan terbantahkan bahwa secara sosial manudengan jiwa sia bernilai pengabdian memang dari ini, saya apa yang merasakan diperbuatnya. hidupku Pengabdian dan pengabbahagia dan dian. manfaat M u d a h memahami penilaian bersifat sosial itu. Lihatlah di lingkungan sosial masyarakat dalam kehidupan keseharian. Baik mereka yang rakyat jelata, yang tak memiliki posisi jabatan maupun yang berada di jajaran pemegang dan penentu kebijakan, akan dihargai dan dihormati bila benar-benar berkiprah dan mengabdi pada manusia. Seorang pemimpin di komunitas masyarakat manapun akan dicintai rakyatnya bila jabatan yang disandang benar-benar hanya diperuntukkan bagi kebaikan dan kesejahteraan rakyatnya. Sebaliknya, bila sang pemimpin asyik dengan dirinya, sibuk mengedepankan kepentingan kelompoknya; lebih menjaga citra diri sehingga melupakan kepentingan masyarakat yang memilih, jangan berharap ada cinta, apalagi apresiasi nilai kemanusian. Bisa saja menegemen komunikasi canggih dikembangkan sebagai proses pencitraan untuk membangkitkan rasa cinta dan apresiasi nilai kemanusian. Namun bila fakta dan data melayang-layang hanya berupa rangkaian kata dan retorika, tak dirasakan langsung, jangan bermimpi ada cinta bergelora. Komunikasi politik sebagai sebuah upaya sosialisasi, memang diperlukan. Tetapi komunikasi politik yang hanya bertitik tolak pada semangat pencitraan, tanpa bukti nyata sesungguhnya tak berbeda dengan manipulasi atau tindakan kehobongan publik. Bahkan kitab suci agama apapun, di luar penilaian bersifat sakral, juga secara tegas memaparkan penghargaan tinggi pada manusia yang berbuat dan memberikan manfaat pada sesama. Dalam salah satu ajaran agama, ditegaskan bahwa mereka yang mengaku bertuhan, berteriak beragama, rajin beribadah disebut pendusta agama ketika tak memiliki empati dan kepedulian sosial. Mereka adalah orang-orang yang hanya menjadikan agama tak lebih sekedar topeng. Tuhanpun benci pada orang-orang yang bermain-main di wilayah pencitraan; membungkus diri dengan asesor i s indah ceremonial ubudiyah; namun jauh dari pengabdian pada sesama. =
Santri Bandel
Hindarsono pemeriksaan terhadap Maia urung dilakukan. “Mbak Maia, ibu dari AQJ kemungkinan hari ini tidak bisa datang. Kemungkinan (diperiksa) Senin depan,” kata Hindarsono di Jakarta, Kamis (12/9). Terkait dengan kasus ini, hari ini polisi memanggil saksi ahli yakni, Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), M Ihsan. Pada Jumat,
13 September, polisi akan memanggil saksi ahli dari agen tunggal pemegang merk (ATPM) Mitsubishi. Seperti dikatakan Hindarsono sebelumnya, surat pemanggilan terhadap Maia sudah dikirim pihak kepolisian sejak Rabu (11/9). “Ibu dari AQJ juga akan kami periksa. Panggilannya baru dilayangkan hari ini,” jelas Hindarsono, Selasa (10/9). (gam/bud)
Pagi itu Matrawi keluar dari mushalla dengan amat senang karena santrinya mengaku mudah mengerti. Di pintu ia melihat salah seorang santri berdiri agak jauh sedang menundukkan wajah memberikan hormat. Dalam hati Matrawi tambah senang karena melihat sandalnya sudah rapi siap dipakai. Rupanya si Santri membetulkannya. Matrawi : Bagus, kamu ya yang betulin sandalku? Santri : Iya Pak Kiyai Matrawi :Lho, tapi kok basah Guru : Maaf Pak Kiyai, barusan saya pinjam sebentar. Cak Munali