1
KAMIS 18 JULI 2013 NO.0162 | TAHUN II Koran Madura
KAMIS
Harga Eceran Rp 3.500,- Langganan Rp 70.000,-
18 JULI 2013
g PAMANGGHI
Jadwal
Kematian
1434 H
Maghrib
Isya
Imsak
Subuh
17:30
18:44
04:13
04:23
Oleh : Carrol Aji
Kolumnis, tinggal di Jakarta
D
*Untuk Surabaya dan sekitarnya
ant/prasetyo utomo
WAKIL KETUA DPRD SURABAYA
PKB Surabaya Siapkan Empat Nama SURABAYA- DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Surabaya menyiapkan empat nama yang akan menggantikan posisi Musyafak Rouf yang selama ini menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Surabaya. Wakil Ketua DPC PKB Surabaya, Satuham, Rabu, menyambut positif surat PAW Musyafak Rouf sudah di meja Gubernur Jatim yang kini tinggal ditandatangani saja. “Ya, kita akan terus kawal, hingga pengganti Pak Musyafak yakni M. Syaifi dilantik,” ujarnya. Soal calon pengganti Musyafak Rouf untuk posisi Wakil Ketua DPRD Surabaya, Satuham menegaskan bahwa kader-kader PKB yang duduk di Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FKB) memiliki peluang yang sama untuk menempati jabatan tersebut. “Masalah ini akan kami rapatkan di internal partai. Tapi yang jelas, semua punya peluang sama. Baik itu Naim Ridwan (Gus Naim), Masduki Toha, Mazlan Mansyur maupun Musrifah,” ujarnya. Dijelaskan Satuham, mengingat posisi wakil Ketua DPRD sangatlah penting maka harus dilakukan pertimbangan mendalam oleh DPC PKB untuk menunjuk siapa penjabatnya. Karena bagaimanapun, jika salah melakukan penunjukkan pejabat wakil Ketua DPRD Surabaya yang menjadi hak PKB dikhawatirkan akan berdampak pada menurunya citra partai. Kasubag Hukum dan Perundangan Sekretariat DPRD Surabaya Emanuel Playtuka memgatakan surat PAW Musyafak Rouf sudah selesai diproses di DPRD maupun pemkot, dan kini sudah ada di Pemprov Jatim. “Rabu siang saya ke pemprov Jatim untuk verifikasi berkas terakhir, dan membuat berita acara terakhir guna dibawa ke meja Gubernur Jatim Soekarwo untuk ditandatangani,” ujarnya. Menurut dia, dalam tempo 1-2 hari ini surat pemberhentian dan pengangkatan PAW itu kemungkinan sudah ditandatangani oleh gubernur. Selanjutnya, surat tersebut akan dikirim kembali ke DPRD Surabaya untuk dipersiapkan pelantikan dan sumpah janji pengganti Musyafak Rouf, yakni M Syaifi. “Ya, paling lambat akhir Agustus Pak Syaifi sudah dilantik,” ujarnya. (ant/beth)
LIVERPOOL FC ASIA TOUR 2013 Pesepakbola klub Liverpool FC, menuruni tangga pesawat Global Official Partner Airlines Liverpool FC, Garuda Indonesia, setibanya di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (17/7). Liverpool akan menggelar sejumlah kegiatan di Indonesia sebagai bagian dari rangkaian tur pramusim klub sepak bola liga Inggris tersebut. Berita terkait di halaman 16 ant/ismar patrizki
DISKUSI MENGENANG TAUFIK KIEMAS. Politisi senior Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Sabam Sirait (kiri) didampingi Ketua Umum PBNU Said Agil Siradj (kanan) memberikan pandangan saat diskusi mengenang almarhum mantan Ketua MPR Taufik Kiemas di Jakarta, Rabu (17/7). Diskusi yang digagas oleh DPP Taruna MErah Putih tersebut membahas pemikiran dan perjuangan Taufik Kiemas tentang demokrasi dan pluralisme.
Luthfi Akui Bertemu Yudi JAKARTA-Mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera, Luthfi Hasan Ishaaq mengaku pernah mengadakan pertemuan dengan Direktur PT Cipta Inti Parmindo, Yudi Setiawan. Dalam pertemuan itu, keduanya membahas mengenai proyek benih di Kementerian Pertanian. “Dia jelaskan sebagai pengusaha. Dia berpikir business opportunity-nya di sana ada, di sana ada, di sana ada, cuma begitu. Saya tanggapi secara pasif, tidak ada respon, tidak ada bahasa, tidak ada apaapa,” kata Luthfi usai menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Rabu, (17/7). Luthfi membantah jika ada sejumlah elit PKS yang bermain dalam proyek tersebut. “Itu tidak benar. Itu hanya asumsi orang tentang apa yang pernah terjadi, aslinya tidak pernah,” tegasnya. Dia mengaku, ide ijon benih berasal dari Yudi Setiawan. Saat itu dia mengaku bertemu dengan Yudi dan mendengarkan pemaparan Yudi soal proyek tersebut. Seperti diketahui, Yudi Setyawan pernah menyebut bila Luthfi menargetkan Rp 2 triliun dari 3 Kementerian yakni Kementerian Pertanian, Kementerian Sosial, dan Kementerian Komunikasi dan Informatika. Dana itu rencananya akan digunakan sebagai biaya pemenangan PKS di Pemilu 2014. Tak hanya mengakui bertemu Yudi Setyawan. Bahkan Luthfi Hasan Ishaaq juga mengaku sehari sebelum penangkapannya oleh KPK, dirinya melakukan komunikasi dengan Menteri Pertanian Suswono. Namun Mantan anggota DPR itu pun membantah jika partainya mentargetkan Rp2 triliun untuk Pemilu 2014 dari proyek di tiga kementerian. Menurutnya, pernyataan yang menyebut PKS memasang target Rp2 triliun untuk 2014 hanya asumsi Yudi Setiawan. “Sekali lagi itu asumsi dia. Tidak ada sama sekali respon dari kami terhadap asumsi-asumsi atau business opportunity yang dia lihat,” ujar Luthfi. Dia mengaku berhak mendengarkan apa saja dalam pertemuan itu. Yang penting, kata Luthfi, ia tidak melakukan apa yang selama ini dituduhkan kepadanya. “Yang penting saya tidak melakukan apa
yang diasumsikan bahwa saya mem-follow-up paparan itu,” tegasnya. Dalam dakwaan Jaksa KPK, Luthfi disebut pernah menggelar pertemuan dengan Ahmad Fathanah dan Yudi Setiawan di salah satu restoran di daerah Kebayoran, Jakarta Selatan. Pertemuan itu membahas sejumlah proyek di kementerian yang dipimpin menteri asal PKS. Salah satu topik yang dibicarakan Luthfi dengan Yudi Setiawan adalah proyek di Kementerian Pertanian yang akan dilelang tahun 2012 atau yang direncanakan 2013. Yakni proyek benih jagung hibrida, kopi, bibit pisang, kentang, padi, bio komposer, bantuan light trap dan kuota impor daging sapi. “Izinnya akan dibantu oleh
asal PKS. “Di Kementan Rp1 triliun, Kemensos Rp500 miliar dan Kemenkominfo Rp500 miliar,” ujarnya. Untuk teknisnya, Jaksa Avni menjelaskan, Yudi akan menyiapkan dana perizinan proyek-proyek di bank. Luthfi mengawal lewat relasi di partai, kementerian, dan DPR. Sedangkan Fathanah mengawal teknis di lapangan dan mengatur distribusi dana proyek-proyek tersebut. Menurutnya, dari berbagai fakta yang terungkap, tak ada satu pun klaim Luthfi, membahas kuota impor daging sapi, baik dengan pihak PT Indoguna maupun pihak Kementan. Justru yang ada, lanjut Luthfi itu orang lain, yang merujuk ke koleganya Ahmad Fathanah.
terdakwa dan pelaksanaannya akan dikasih ke Yudi dengan 10 persen dari pagu pelaksanaan ke Fathanah,” kata Jaksa Avni saat membacakan dakwaan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin 24 Juni 2013. Menurut Jaksa Avni, pertemuan antara Luthfi Hasan Ishaq, Ahmad Fathanah dan Yudi Setiawan dalam rangka konsolidasi dana Rp2 triliun untuk pemenuhan target PKS menghadapi Pemilu 2014. Dari pertemuan itu Yudi memaparkan prediksi keuntungan proyek yang akan diperolehnya dari kementerian yang dipimpin menteri
Kendati demikian, Luthfi mengakui pernah melakukan pertemuan dengan Mentan Suswono di Medan. Namun, pertemuan itu ujarnya hanya untuk menyampaikan bahan dan data mengenai peredaran daging di Indonesia. “Jadi (artinya) saat terjadi krisis, Pak Suswono berusaha mencari second opinion dari lapangan. Masyarakat (Pihak PT Indoguna) berhak untuk menyampaikan apa yang dianggap perlu untuk disampaikan tetapi sama sekali tidak membahas masalah kebijakan soal daging itu,” pungkasnya (gam/cea)
alam beberapa waktu terakhir ini berita tentang kematian begitu dominan menghiasi media kita. Hidup kita pun bagaikan diteror oleh kematian itu. Sebut saja, gempa berkuatan 6,2 pada skala richter di Aceh Tengah yang menelan korban jiwa puluhan orang. Belum selesai itu, muncul berita kerusuhan atau lebih tepatnya pemberontakan di Lembaga Pemasyarakatan Tanjung Gusta di Medan. Beberapa jiwa manusia melayang begitu saja dalam peristiwa ini. Penyebabnya, sederhana. Memprotes kekurangan air dan listrik yang padam. Meskipun kemudian, aksi itu disinyalir sebagai bentuk protes atas peraturan pemerintah (PP) No 99/2012 tentang Remisi atau pemotongan masa tahanan kepada terpidana korupsi, teroris, dan narkoba. Yang lebih sadis lagi, seorang pria lajang berumur 44 tahun dan mengalami gangguan jiwa memutilasi ibu kandungnya di Bendungan Hilir, Jakarta Pusat. Mayat nenek 80 tahun itu dipotongpotong lalu direbus. Mengerikan. Bahkan yang tidak kalah tragisnya adalah peristiwa kematian 18 orang di Nabire, Papua menyusul kerusuhan setelah pertandingan tinju amatir Sudah saatnya memperebutnegara dan kan Piala Bupati Nabire aparatnya pada Minberbenah dan ggu (14/7). berefleksi diri Sebuah tontonan olah raga yang awalnya menghibur berubah menjadi maut. Beberapa ibu tewas terinjak-injak dalam kejadian tersebut. Dalam beberapa kasus kematian di atas, kealpaan negara sangat tampak. Kita abaikan kasus kematian akibat bencana alam di Aceh dan peristiwa mutilasi di Benhil, Jakarta Pusat. Peristiwa di Aceh Tengah berada di luar jangkauan manusia. Kasus di Benhil dilakukan oleh orang yang sakit jiwa. Kealpaan (alat) negara sangat tampak dalam peristiwa di Penjara Tanjung Gusta dan peristiwa kematian sia-sia warga di Nabire. Di Tanjung Gusta, persoalan listrik padam dan kekurangan air ataupun masalah PP 99/2012 hanyalah yang tampak di permukaan. Tetapi ada persoalan laten dan lebih mendasar yang tidak diatasi pemerintah selama ini. Yakni, jumlah penghuni penjara yang melebihi kapasitas. Masalah ini, terjadi di hampir semua penjara di seluruh Indonesia. Para tahanan tumplek dan berjejal di ruang-ruang sempit. Sayangnya masalah utama ini tidak pernah diselesaikan secara baik oleh pemerintah. Malah justru dipelihara. Hal yang sama terjadi dalam peristiwa Nabire. Kematian sia-sia 18 orang pada kerusuhan pertandingan tinju amatir tersebut, seharusnya bisa dicegah kalau saja aparat kepolisian yang menjadi alat negara bisa lebih peka dan cerdas membaca situasi. Lagilagi, kelalaian alat negara ini membuat korban manusia tidak berdosa berjatuhan secara sia-sia. Sudah saatnya negara dan aparatnya berbenah dan berefleksi diri, lebih cepat tanggap dan mengatasi persoalan mulai dari akarnya dan dilakukan secara sistematis. Hentikan kebiasaan menyelesaikan persoalan yang hanya muncul di permukaan dan bersifat sesaat, tanpa menyentuh persoalan paling mendasar. Tanpa itu, maka kematian yang sia-sia akan terus berlangsung di negeri. Padahal tugas negara untuk mencegah dan menghentikan itu. =
Kacamata Sepulang dari Malaysia, Matrawi malu bertemu tetangganya. sebab sebelah matanya kini picek. Kemanamana Matrawi memekai kacamata. “Kang kenapa sekarang jadi suka pakai kacamata” tanya Matrahem tetangga sebelahnya. “Ini bukan kacamata, Mat. Ini kaca tok” terang Matrawi. “Ah, sampean bercanda Kang. Ini jelas-jelas kacamata kok” katanya “Saat diperiksa dulu, mataku hilang dan sekarang tinggal kacanya ini” “Oh, jadi itu kaca tok ya kang?” “Iya” Matrawi meyakinkan “Mmmm” Matrahem mengangguk-ngangguk sekalipun tetap serasa ada yang belum ia mengerti.
Cak Munali