e Paper 18 November 2013

Page 1

1

SENIN 18 NOVEMBER 2013 NO. 0241 | TAHUN II Koran Madura

SENIN

Harga Eceran Rp 3.500,- Langganan Rp 70.000,-

18 NOVEMBER 2013

g PAMANGGHI

Antre

Mendung di Langit

Oleh : MH Said Abdullah

Anggota DPR RI asal Madura

Setelah wacana denda bagi penerobos jalur busway, kini juga muncul rencana pemberlakuan langkah serupa bagi warga Jakarta yang membuang sampah. Warga yang terbukti membuang sampah sembarangan akan dikenakan denda Rp. 500 ribu rupiah untuk perorangan dan Rp. 50 juta untuk korporasi. Langkah pemberlakuan denda itu sekali lagi menegaskan betapa persoalan disiplin di tengah masyarakat memang sangat menghawatirkan. Untuk sesuatu yang membawa dampak besar berupa banjir, yang hanya membutuhkan sedikit kedisiplinan melalui buang sampah pada tempatnya saja, sulit sekali. Terasa sekali ada sesuatu yang salah dalam proses pendidikan di negeri ini, baik yang bersifat formal maupun informal sehingga sulit mengembangkan budaya disiplin. Jam karet alias waktu molor, tidak tepat waktu sudah membudaya. Terlambat dianggap hal biasa. Bahkan sudah lumrah di negeri ini acara resmi diundangan misalnya, dicamtukan jam 8, satu jam lebih awal dari acara sesungguhnya karena mensiasati kemungkinan besar para undangan hadir terlambat. Kemacaten jadi alasan klasik paling sering dikemukakan sebagai pembenar keterlambatan. Tak usah bicara persoalan kedisplinan berlalu lintas yang sudah jadi rahasia umum di negri ini sehingga menjadi salah satu penyebab kematian terbesar setelah penyakit jantung dan TBC. Untuk sekedar memenuhi jadwal acara tepat waktu bahkan ketika sedang tidak terlambat datang pun ke arena acara sulit dilaksanakan. Ada yang “ngopi” sebentar, merokok sebatang dua batang, baca koran atau untuk era sekarang BBM an atau SMS an. Secara obyektif tampaknya bangsa ini memang harus berlapang dada mengakui bahwa proses pendidikan menumbuhkan kedisiplinan gagal total. Antri, tertib, tepat waktu, membuang sampah pada tempatnya, tidak merokok pada tempat terlarang, merupakan sesuatu yang sangat mahal dan sulit ditemui di negeri ini. Mungkin baru beberapa perusahaan swasta yang relatif lebih baik tingkat disiplinnya; itupun masih sering mengabaikan hal besar terkait keselamatan pekerja misalnya. Pendidikan kediplinan dan konsistensi penegakan tampaknya menjadi titik masuk paling banyak mempengaruhi kedisiplinan masyarakat. Di negara maju, kedisplinan banyak dimulai dari anak-anak dengan diajari antri secara tertib. Ada kesadaran bahwa mengajarkan antri jauh lebih penting dan sangat sulit dibanding mengajarkan pelajaran lain. Mengajari antri dalam paradigma berpikir di luar merupakan proses panjang yang memerlukan waktu lebih dari 10 tahun; sedang pelajaran matematika, kimia dan fisika dan lainnya, lebih mudah diajarkan. Tentu saja di sini lebih menyangkut watak, perilaku, yang memang perlu ditanamkan jauh lebih dini, ketimbang pendidikan terkait kebutuhan bekal hidup lainya. Dengan kesadaran antri, masyarakat akan berusaha tepat waktu, menghargai hak orang, bersabar, tekun, berusa kerja keras, mengembangkan kreativitas serta berupaya meningkatkan kedisiplinan dalam berbagai hal. Sebab bila tidak, akan tercecer, tertinggal dari orang lain. Dan terbukti, karena watak antri yang tidak tumbuh di tengah masyarakat di negeri ini, tak hanya kedisplinan yang semrawut; kita juga tertinggal dalam hal apapun dari negara-negara lain. =

Brasil Libas Honduras 5-0 Paulinho dkk. sukses menaklukkan Honduras dengan skor besar 5-0. Baca selengkapnya di halaman olahraga.

SURABAYA

Mendung nampak menggantung di Langit Kota Surabaya, Minggu (1711). Masa pancaroba membuat kondisi cuaca cepat berubah dan memicu pertumbuhan awan konvektif (awanawan tebal) yang efektif.

ICW Mencurigai Dua Menteri Diduga Ada Upaya Pembajakan BUMN Jakarta - Indonesia Corruption Watch (ICW) mencurigai Menteri BUMN Dahlan Iskan dan Menteri Keuangan Chatib Basri merestui upaya pelepasan aset BUMN dari Negara karena bergeming atas permohonan uji materi UU Keuangan Negara dan BPK ke Mahkamah Konstitusi. “Jangan-jangan Menteri BUMN dan Menteri Keuangan itu merestui permohonan uji materi ke MK, sebab tidak ada upaya tegas untuk melawan gugatan yang berpotensi privatisasi BUMN itu,” kata Peneliti Hukum Indonesia Corruption Watch Donal Fariz di Jakarta, Minggu (17/11). Dugaan tersebut menguat ke-

tika salah satu pemohon gugatan uji materi tersebut adalah dari Forum BUMN dan Biro Hukum Kementerian BUMN. Donal menambahkan jika aset yang dimiliki BUMN tersebut terpisah dari aset Negara maka akan timbul sejumlah risiko mengkhawatirkan bagi Negara.

“Kalau (permohonan) itu dikabulkan, kami khawatir akan menjadi ‘angin surga’ bagi praktik pembajakan dan perampokan BUMN. Kalau MK mengabulkan, maka MK melegalkan perampokan BUMN seperti layaknya politisi,” tambah Donal. Saat ini, Mahkamah Konstitusi sedang ‘menggodok’ permohonan uji

materi terhadap pasal 2 huruf G dan I UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan pasal 6 ayat 1, pasal 9 ayat 1 huruf b, pasal 10 ayat 1 dan 3 huruf b serta pasal 11 huruf A UU Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pengawas Keuangan. Pengajuan uji materi tersebut dilakukan oleh Forum BUMN, Biro Hukum Kementerian BUMN, dan Pusat Pengkajian Masalah Strategis UI. Namun dilihat dari hasil resume persidangan, permohonan mengenai pemisahan aset BUMN dari aset Negara tersebut akan dikabulkan MK. Jika aset BUMN lepas dari Negara, maka BPK tidak lagi bisa melakukan audit terhadap aliran dana badan usaha tersebut. Hal itu dikhawatirkan juga bisa menjadi ‘mesin uang’ bagi partai politik menjelang pelaksanaan Pemilihan Umum 2014. (ant/mk)

RENDAHNYA KEPERCAYAAN MASYARAKAT

Mahkamah Konstitusi Harus Segera Dipulihkan Seorang pengunjuk rasa dari Komunitas Peduli Keadilan melakukan aksi teaterikal di depan gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu. Terkait fungsinya, MK harus segera dipulihkan sebelum pemilu legislatif digelar menyusul rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap institusi ini. Foto; Fanny Octavianus/ Antara

Bunga “Saya dengar ente kemarin dipanggil ke kantor polisi. Ada urusan apa?” tanya Burhan. “Ada kejadian sederhana. Saya tiga hari yang lalu dilempar batu oleh seseorang. Saya balas dengan tersenyum sambil saya lempar bunga,” jelas Matrawi. “Kan bijaksana sekali ente. Tapi kok tetap dipanggil polisi?” “Masalahnya saat ane membalas melempar bunga disertai dengan potnya.” “Itu sih bukan sederhana. Cari perkara,” sanggah Burhan

Cak Matrawi

JAKARTA-Mahkamah Konstitusi (MK) harus segera dipulihkan sebelum pemilu legislatif digelar pada 9 April 2014 mendatang menyusul rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap institusi ini pasca kerusuhan di tengah sidang sengketa pilkada beberapa waktu lalu. Upaya pemulihan sangat penting karena kerusuhan yang terjadi di MK merupakan manifestasi dari runtuhnya kewibawaan MK di mata publik. “MK sedang mengalami krisis kepercayaan yang luar biasa. Peristiwa yang terjadi di MK beberapa waktu lalu tidak bisa dikatakan sebagai kejadian

spontan,” kata anggota Komisi III DPR RI Saan Mustopa di sela-sela acara sepeda santai bersama komunitas sepeda dan masyarakat di Karawang, Jawa Barat, Minggu (17/11). Politisi Partai Demokrat ini mencermati, situasi ini tidak hanya akan membahayakan lembaga penegak konstitusi itu. Tetapi juga berbahaya bagi perhelatan politik yang akan digelar tahun 2014. Pasalnya, bakal diprediksi banyak terjadi sengketa pemilu yang ditangani MK. Ketidakpercayaan publik yang muncul, dilihatnya, justru akan melahirkan kecemasan yang luar biasa.

Saan menyarankan sebuah solusi agar hakim-hakim MK dipercaya kembali. DPR, menurutnya, juga memiliki tugas besar untuk mengembalikan wibawa dan kepercayaan masyarakat terhadap MK. Relevansinya, proses seleksi hakim MK di DPR memang harus diperbaiki dan diperketat. “Saya mengusulkan memang ke depan hakim MK itu independen, nonpartai. Karena MK adalah lembaga mandiri sebaiknya diiisi oleh orang-orang yang mandiri juga,” kata Saan. Saan mengatakan, revisi UU MK memang diperlukan untuk memperbaiki lembaga MK. Namun, ia

menyarankan agar sementara waktu menggunakan Perppu MK yang telah ditawarkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai solusi untuk menyelamatkan lembaga itu. “Perppu MK bisa menjadi pintu masuk untuk menyelamatkan MK, sebelum melakukan revisi UU MK. Saat ini, memang tidak memungkinkan untuk melakukan revisi UU MK,” kata Saan. Senada dengan Saan, Komisioner Komisi Yudisial (KY) Taufiqurrahman Syahuri mendesak MK berbenah, dalam skala besar. Salah satunya, MK harus segera menjalankan Peraturan Presiden Pengganti Undang-undang (Perppu) No. 1 Tahun 2013 tentang MK. “Kepercayaan itu soal hati. Jadi MK perlu melaksanakan Perppu MK agar masyarakat kembali percaya,” kata Taufiqurrahman Syahuri dalam diskusi Wibawa MK Terjun Bebas di Warung Daun, Jalan Cikini Raya Nomor 26, Jakarta Pusat, Sabtu (16/11). Menurut Taufiqurrahman, terkait perppu itu, ada tiga hal yang harus dijalankan MK. Pertama, persyaratan bagi hakim MK yang tak boleh menjadi anggota parpol selama tujuh tahun sebelumnya. Kedua, mekanisme seleksi hakim dengan menggunakan panel ahli. Ketiga, tentang pembentukan Majelis Kehormatan MK yang bersifat permanen guna mengawasi hakim MK. Di samping itu, MK harus menghapus peran Sekretaris Jenderal untuk mengawasi kinerja Dewan Kode Etik internal. Peran Sekjen membuat masyarakat makin tidak percaya karena tidak ada independensi. (gam/aji)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
e Paper 18 November 2013 by koran madura - Issuu