1
SENIN 20 MEI 2013 NO. 00120 | TAHUN II Koran Madura
SENIN
Harga Eceran Rp 2500,- Langganan Rp 50.000,-
20 MEI 2013
g PAMANGGHI
JELANG PILGUB JATIM
Empat Pasang Cagub-cawagub Resmi Mendaftar SURABAYA. Diungkapkan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jatim, Andri Dewanto Ahmad Minggu (19/5) usai menerima berkas pendaftaran pasangan incumbent Soekarwo – Saifullah Yusuf, di hari terakhir pendaftaran ini sudah 4 (empat) pasangan yang resmi mendaftarkan diri sebagai Cagub – Cawagub Jatim periode 2014 – 2019. Keempat pasangan tersebut adalah Eggi Sudjana – Muhammad Sihat dari jalur independen, Khofifah Indar Parawansa - Irjen Pol (Purn) Herman S Sumawiredja, Bambang Dwi Hartono – Said Abdullah, dan Soekarwo – Saifullah Yusuf. “pendaftaran cagub memang belum resmi ditutup, nanti pada pukul 00.000 WIB. Meski begitu sampai saat ini keempat pasangan tersebut yang sudah mendaftar ke KPU,” katanya. Setelah pendaftaran keempat calon, kata Andri, diketahui ternyata ada dua partai non parlemen yaitu PPNUI dan Partai Kedaulatan yang ketahuan memberikan dukungan kepada dua pasangan Cagub berbeda, Khofifah Herman dan KarSa. “dalam hal ini menurut peraturan KPU no. 9 tahun 2012, jika kepengurusan partai tersebut sama maka dukungan akan diberikan kepada pasangan calon yang mendaftar lebih dulu. Namun jika kepengurusan partai berbeda, maka akan di klarifikasi ke DPP, yang mana pengurus yang sah,” tegas dia. Sementara itu, ditanya mengenai pasangan incumbent Soekarwo – Saifullah Yusuf yang hingga saat ini masih menjabat sebagai gubernur dan wakil gubernur, Andri menerangkan bahwa hal tersebut diatur pula dalam peraturan KPU no 9 tahun 2012. “boleh, yang penting pasangan itu menandatangi surat pernyataan bahwa mereka akan mengundurkan diri dari jabatannya jika terpilih,” jelas ketua KPU. Diketahui, PPNUI mendapat 0,24 persen dan PK 0,50 persen. Artinya dukungan kepada Khofifah-Herman ataupun KarSa berpotensi berkurang 0,74 persen bila PPNUI dan PK dicabut. Bagi Khofifah – Herman, pengurangan dukungan sebanyak 0,74 persen tentu berpengaruh karena mereka hanya akan memiliki dukungan parpol sebesar 14,81 persen atau di bawah syarat minimal yaitu 15 persen suara/kursi DPRD Jatim. Surat keputusan Dewan Pimpinan Wilayah PPNUI tanggal 14 Mei 2013 menetapkan dukungan kepada Khofifah – Herman. Surat tersebut ditandatangani oleh Ketua DPW PPNUI Jawa Timur Drs. M. Ma’shum Zein, MA dan Sekretaris Budi Chidmadi. Ma’shum dan Budi masuk dalam susunan kepengurusan DPW PPNUI Jawa Timur masa jabatan 2013-2018 yang termaktub dalam keputusan DPP PPNUI tertanggal 26 April 2013. Begitupun dengan Partai Kedaulatan yang memutuskan memberikan dukungan kepada Khofifah – Herman berdasarkan surat keputusan DPD Jawa Timut tertanggal 14 Mei 2013. Keputusan itu ditandatangani Ketua DPD Partai Kedaulatan Jawa Timur Ahmad Isa Noercahyo dan Sekretaris K.M. Rosadi. Keduanya masuk dalam susunan pengurus DPP Partai Kedaulatan yang ditetapkan 8 Mei 2013 dan ditandatangani oleh Ketua Umum Denny M Cilah dan Sekretaris Jenderal Restianrick Bacharijun. Sementara dalam berkas yang berbeda, DPP PPNUI menyatakan dukungannya kepada Soekarwo–Saifullah Yusuf. Surat tersebut ditandatangani oleh Ketua Umum PPNUI KH.M Yusuf Humaidi, MA dan Sekretaris Jenderal Ir. Andi William Irfan, MSc. Dilampirkan pula penegasan surat keputusan berdasarkan Keputusan Menteri Hukum dan HAM yang mengesahkan Yusuf dan Andi William Irfan sebagai ketua umum dan sekretaris jenderal. Surat tertanggal 13 Mei 2013 itu menyatakan mencabut kepengurusan lama dan mengangkat Abdul Rachman sebagai Ketua DPW PPNUI Jawa Timur dan KH. Suaidi sebagai sekretaris. (neu/abe)
Informasi Oleh : Miqdad Husein
Kolumnis, tinggal di Jakarta
antara foto/akbar nugroho gumay
AKSI ELPIJI LANGKA. Sejumlah aktivis perempuan melakukan aksi damai tentang kelangkaan gas elpiji di Solo, Jateng, Minggu (19/5). Dalam aksinya mereka mengeluhkan mulai langkanya elpiji di pasaran, dicurigai akibat ditimbun oleh pihak-pihak tertentu jelang kenaikan harga BBM.
Polisi Blokir Rekening ‘Gendut’ Labora Sitorus JAKARTA- Direktur II Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri Brigjen Polisi Arief Sulistyanto mengatakan kepolisian langsung memblokir rekening Aiptu LS, oknum anggota kepolisian Papua, yang dikabarkan melakukan transaksi keuangan hingga triliunan rupiah. “Sudah kami blokir rekeningnya, di situ juga dilihat transaksi di dalamnya. Hanya mungkin sedikit memakan waktu karena jumlah transaksi sebanyak itu dilakukan sejak
2007-2012,” kata Arief di Jakarta, Kamis. Menurut jenderal polisi bintang satu itu, jumlah transaksi keuangan Aiptu LS selama enam tahun yang mencapai miliaran rupiah itu merupakan akumulasi transaksi yang dihitung per debet, kredit dan saldonya. Ditambahnya pula, perlu dibedakan antara rekening pribadi Aiptu LS dengan rekening usaha bisnis yang dimilikinya. Apalagi ditemukan bahwa dari sejumlah perusahaan yang diduga berkaitan dengan rekening dia, tidak ada satu pun nama LS yang dicatut sebagai pengurus atau direksi di sejumlah perusahaan itu. “Dari beberapa perusahaan yang diduga berkaitan dengan rekening dia, tidak satu pun
nama dia sebagai pengurus/ direksi. Cuma ada satu dia sebagai komisaris di satu perusahaan,” ujarnya. Arief mengatakan tim gabungan Polda Papua dan Tindak Pidana Ekonomi Khusus telah dibentuk sejak tiga minggu lalu dan terus melakukan penelusuran terhadap seluruh transaksi tindak pidana pencucian uang yang diduga dilakukan oleh LS. Tim tersebut melakukan penyidikan terhadap LS yang diketahui juga memiliki bisnis kayu dan migas. Kedua bisnis tersebut, diduga menghasilkan dana yang kemudian mengalir ke beberapa rekening, termasuk rekening LS. Arief juga mengatakan ada sekitar 60 rekening yang diduga terafiliasi dengan reken-
ing gendut LS dalam tindak pencucian uang. Namun, dia enggan menyebutkan jumlah secara rinci saldo rekening LS. “Ada 60 rekening, banyak nama yang terafiliasi dengan LS. Dua perusahaaan, yaitu perusahaan kayu PT Rotua dan perusahaan migas PT SAW muncul di transaksi ke rekening LS,” katanya. Beberapa hari lalu, Polri menerima laporan dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) yang menyebutkan ada salah satu anggota Kepolisian Daerah Papua yang keseharian berdinas di Polres Sorong, Papua Barat, yaitu Aiptu Labora Sitorus (LS) yang memiliki rekening gendut hingga mencapai Rp1,5 triliun. (ant/ade/ beth)
INDUSTERI TEMBAKAU
APINDO: Kenaikan Cukai Rokok Akal-akalan JAKARTA-Sikap pemerintah yang akan menaikkan cukai rokok untuk pabrikan rokok yang dimiliki para pengusaha yang mempunyai pertalian darah atau pabrik milik keluarga ditentang. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi menilai langkah tersebut hanyalah akal-akalan pemerintah menutupi kegagalan birokrat mengawasi kebocoran pendapatan negara dari cukai. Padahal, banyaknya praktik akibat dari lemahnya pengawasan. “Aturan ini tidak ada gunanya, justru bisa dimanfaatkan untuk memeras pengusaha rokok skala kecil,” ungkap Sofjan dalam siaran persnya di Jakarta, Minggu (19/5). Kebijakan itu tercantum dalam Pasal Peraturan Menteri Keuangan 2 huruf d pada Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.78/2013 yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan pada 12 April 2013 dan mulai berlaku pada 10 Juni 2013. Potensi kenaikan cukai rokok karena hubungan keluarga ini tercantum dalam 2 huruf d pada PMK No. 78/2013. Hubungan keluarga yang dimaksud ada-
lah hubungan sedarah dan hubungan semenda dua derajad. PMK ini juga mengatur pembatasan hubungan keterkaitan lain, yakni: per-
modalan, manajemen, penggunaan tembakau iris yang diperoleh dari pengusaha pabrik lain yang punya penyertaan modal minimal 10 persen. (gam/abd/abe)
“Informasi terkait sepak terjang politisi, elite pemimpin, saat ini bertebaran membanjiri masyarakat. Ada limpahan informasi luar biasa, yang dengan mudah berakibat langsung pada elektabilitas partai, politisi di legislatif maupun di eksekutif,” tutur seorang sahabat, yang ahli komunikasi, Prof. Dr. Ibnu Hamad. Menurut tokoh yang juga aktif di MUI itu, mudah sekali terjadi fluktuasi pilihan masyarakat. Ya itu tadi, karena kemudahan informasi yang luar biasa, baik kecepatan mau pun dari segi kuatitasnya. Jejaring sosial seperti Facebook, twitter,twoo dan sejenisnya menyebar masuk ke sendi-sendi kehidupan masyarakat yang paling terpencil. Hanya dengan ponsel sederhana, seseorang saat ini bisa mengakses informasi apapun. Dan pengungkapan sepak terjang para elite juga mudah sekali tercover media dan dicermati langsung masyarakat. Jangan pernah berpikir lagi seseorang bisa bersembunyi dengan mudah. Areal yang jauh dari sorotan informasi dan komunikasi semakin sempit. Ruang privasi bagi Tak ada lagi publik figur, yang rahasia. khususnya toSemua mudah koh yang dipdiungkap dan ilih langsung diungkit masyarakat semakin terbatas. Konsekwensinya tak sekedar sebagai buku terbuka, tetapi sudah sampai pada taraf “ditelanjangi.” Tak ada lagi yang rahasia. Semua mudah diungkap dan diungkit. Ini belum terkait sepak terjang penegakan hukum institusi seperti KPK. Lembaga harapan masyarakat itu, seakan memiliki mata di manapun kalangan eksekutif, legislatif dan yudikatif berada. Para penentu kebijakan jangan lagi berpikir ke mana-mana bisa bebas dari pengawasan. Lihatlah kasus LHI dan Ahmad Fathanah, yang belakangan marak. Rentetan jejak panjang keduanya terekam sangat baik. Dehem dan batukpun terekam akurat. Seakan desah nafaspun tak terlewatkan. Dan yang menarik, begitu bersentuhan KPK, seluruh mata di negeri ini dapat melihat dengan mudah. Termasuk masyarakat di luar negeri ini. Ini jelas ancaman, bagi mereka yang selalu berada di jalan salah. Jelas sangat menghawatirkan dan mendebarkan jantung, untuk mereka yang suka bermain-main. Perlu berpikir dua kali saat ini untuk sedikit saja bermain-main. Mereka yang diajak bermainpun seperti Vitalia, Ayu Azhari dan sekitar 18 wanita lainnya, juga terseret pusaran arus kasus Ahmad Fathonah. Tapi tak perlu khawatir bila tetap berada di jalan yang benar. Karena yang harus berurusan sudah pasti hanya mereka yang ke luar garis. Bagi mereka yang berada di jalan benar, apalagi memperlihatkan kinerja yang benar, selalu berjuang bagi kepentingan pemilihnya kemudahan informasi dan komunikasi jelas merupakan berkah. Apa yang dikerjakan juga mudah dapat diketahui, diamati, dicermati masyarakat. Apalagi bila ada kesadaran bahwa politic is talking. Walau sebesar biji nangka kebaikan yang dilakukan, masyarakat akan mengetahuinya. Pilihannya jelas. Apakah akan menjadi obyek pemberitaan miring karena sepak terjang ke luar garis yang nantinya so pasti berakibat penurunan elektabilitas; atau tetap berada di jalan yang benar dengan sebuah kesadaran bahwa politik itu komunikasi. Ya jauh lebih baik memang, berbuat baik walau terkesan kurang ikhlas karena dipublikasikan; ketimbang ke luar rambu-rambu hingga harus berurusan dengan hukum. =
Bahasa Seorang nenek tak mau pulang, ingin meninggal di Mekkah hingga petugas haji kelabakan. Burhan yang sedang berhaji, dekati si nenek. “Nenek ingin meninggal di Arab?” “Ya,” si nenek tegas. “Bisa bahasa Arab,” tanya Burhan. “Tidak.” “Nek, kalau meninggal di Arab, malaikat yang periksa pakai bahasa Arab.” “Waduh. Nenek ntar ngak bisa jawab. Balik pulang aja,” kata si nenek sambil berbenah.
Cak Munali