e Paper Koran Madura 20 Juni 2013

Page 1

1

KAMIS 20 JUNI 2013 NO.0142 | TAHUN II Koran Madura

KAMIS

Harga Eceran Rp 2500,- Langganan Rp 50.000,-

20 JUNI 2013

g PAMANGGHI

Blunder Oleh : Albergatti Marten

B

ant/widodo s. jusuf

TOLAK KENAIKAN HARGA BBM. Kader dan simpatisan PDI Perjuangan melakukan aksi unjuk rasa di Bundaran Air Mancur Selamat Datang, Jakarta, Rabu (19/6). Aksi tersebut sebagai bentuk penolakan PDI Perjuangan atas rencana pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi.

ALTERNATIF BLSM

PBNU Usulkan Program Padat Karya JAKARTA- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengusulkan agar kompensasi kenaikan harga bahan bakar minyak diwujudkan dalam bentuk proyek padat karya, bukan berupa bantuan cuma-cuma seperti Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM). “PBNU tidak setuju dengan rencana pemerintah menyalurkan BLSM,” kata Bendahara Umum PBNU Bina Suhendra di Jakarta, Rabu. Menurut Bina, penolakan PBNU terhadap BLSM setidaknya didasari tiga alasan. Pertama, program pemberian bantuan uang tersebut dinilai tidak mendidik. Menurut Bina sangat aneh dan rancu ketika banyak pemerintah daerah menerbitkan aturan larangan memberi uang kepada pengemis, pemerintah pusat justru memeloporinya. Alasan kedua adalah terkait verifikasi kelayakan penerima bantuan. Dengan diberikan pekerjaan terlebih dahulu sebelum akhirnya menerima bantuan berwujud upah kerja, akan memperkecil kemungkinan ketidaktepatan penyaluran. “Dahulu yang seperti ini disebut padat karya. Masyarakat diberi pekerjaan, misal melaksanakan normalisasi aliran sungai dan sebagai imbalannya adalah bantuan berwujud upah kerja. Ini akan jadi saringan alami, karena tidak mungkin orang dengan gelang emas di tangan, punya beberapa sepeda motor dan bahkan mobil, mau bekerja membersihkan aliran sungai,” kata Bina. Proyek padat karya, lanjut Bina, juga memiliki manfaat jangka panjang, yaitu mengatasi masalah tertentu di daerah asal masyarakat penerima bantuan. “Jadi disesuaikan jenis pekerjaan yang diberikan dengan masalah di daerah masyarakat masing-masing. Seperti di Jakarta yang rawan banjir, cara ini sudah melibatkan masyarakat secara aktif dalam upaya mengatasi masalah di daerahnya,” tandasnya. Alasan ketiga penolakan PBNU terhadap BLSM adalah menghilangkan tudingan miring bahwa bantuan itu bermuatan politis, yaitu menjadi alat pemerintah untuk menjaring simpati masyarakat menjelang pesta demokrasi tahun 2014. (ant/git/beth)

Ada Dusta di Balik Penetapan APBN-P 2013? JAKARTA- Isu kenaikan BBM dan segala argumentasinya yang berujung disahkannya Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Perubahan 2013 mendapat tanggapan negatif dari berbagai kalangan. “Masyarakat melihat dalam gonjang-ganjing paripurna DPR RI untuk memutuskan RAPBN-P itu ternyata ada dusta. Ini menimbulkan ketidakpercayaan pada pemerintah dan parpol,” kata pengamat politik LIPI, Siti Zuhro dalam Dialog Kenegaraan “Kesiapan Daerah Terkait Kenaikkan BBM”.

Acara yang digelar Rabu 919/6) di Jakarta ini dihadiri pula oleh Direktur eksekutif Econit, Hendri Saparini dan anggota DPD Intsiawati Ayus di Jakarta, Rabu, (19/6). Menurut Siti Zuhro, proses politik yang terjadi di DPR beberapa waktu lalu mempertontonkan situasi yang tidak menarik. Bahkan, prosesnya

justru ke hal yang negatif. Kondisi seperti ini kata dia sangat tidak kondusif untuk demokrasi. “Isu-isu untuk kepentingan nasional diabaikan. Yang terlihat, kepentingan kelompok lebih dominan dalam setiap pengambilan keputusan,” kata dia. Dia yakin, rakyat akan menghukum parpol maupun pemerintah yang tidak pro rakyat. “Rakyat sekarang sudah cerdas memilih parpol. Mana yang pro rakyat dan mana yang pengkianat rakyat. Jadi, jangan coba-coba menipu rakyat,” kata dia. Sementara itu, pakar

ekonomi, Hendri Saparini mengatakan kenaikan harga bahan BBM bersubsidi disinyalir sekedar alat mencapai target-target politik di 2014. Sebab tanpa kenaikan BBM, target politik partai tak akan tercapai. “Itu langkah-langkah sulit yang tak pernah disentuh pemerintah, sehingga mengambil jalan pintas dengan menaikkan BBM,” ujar dia. Dalam penyusunan APBN Perubahan tersebut masih ada utang luar negeri sebesar Rp 80 triliun, sehingga kenaikan harga BBM dan semua barang kebutuhan pokok yang menyusulnya hanya memberatkan ekonomi sehari-hari rakyat. Perombakan APBN itu diklaim pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dari 6,3 persen menjadi 6,8 persen, dan investasi dari 6,7 persen menjadi 6,9 persen. Dan, kalau BBM tak dinaikkan maka APBN akan jebol, defisit mencapai Rp 300 triliun, subsidi tak terkendali dan salah sasaran, dan banyak lainnya. Di sisi lain, pemerintah selama ini tak pernah mengevaluasi volume konsumsi dan sumber minyak itu sendiri. Kondisi itu diperparah dengan kebocoran-kebocoran BBM pada kilang minyak, distribusi minyak, juga kebocoran pada kilang-kilang yang masuk ke industri, selain kendaraan pribadi.”Jadi, kenaikan BBM hanya demi mencapai target-target politik 2014,” imbuh dia. (gam/ abd/cea)

Kolumnis, tinggal di Jakarta

agi penggemar sepak bola, kata ‘blunder’ sudah tidak asing lagi ditelinga. Komentator sepak bola selalu menggunakan kata ‘blunder’ tatkala pemain melakukan kesalahan. Menurut Kamus Bahasa Inggris, blunder artinya kesalahan fatal. Seiring dengan perjalanan waktu, kata blunder tidak lagi monopoli olahraga sepak bola. Tetapi makna kata blunder semakin luas. Beberapa hari belakangan ini, kata ‘blunder” sangat populer. Ini terkait dengan langkah pemerintah menekan defisit anggaran dengan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Dianggap ‘blunder’ karena kebijakan ini muncul ditengah daya saing yang rendah. Bisa dipastikan, efek berantai dari kebijakan ini sangat negatif bagi rakyat. Mereka semakin terhimpit dan tercekik hidupnya, terlebih lagi bagi kalangan wong cilik. Tingkat kesejahteraan rakyat semakin menurun. Kemiskinan bertambah. Penganggapuran pun meningkat. Banyak usaha rakyat dan skala kecil akan gulung tikar karena beban operasional mereka semakin meningkat akibat naiknya harga BBM ini. Di sisi lain, produk impor semakin membanjiri pasar dalam negeri karena semakin bebas dan liberalnya ekonomi Indonesia. Ko nd i s i rakyat tak ini membuktikan, punya kuasa kenaikan menolak harga BBM berbagai untuk kes‘blunder’ ejahteraan yang dibuat rakyat adalah pemerintah omong kosong belaka. Argumen pemerintah bahwa kenaikan BBM untuk menyehatkan fiskal perlu diuji kesahihannya. Sebab, berbagai ekspektasi inflasi pun semakin kencang dibulan ini. Tidak sedikit harga barang mengalami kenaikan, yang alasannya tentu terkait dengan naiknya harga BBM. Ini artinya, langkah pemerintah menyehatkan fiskal 2013 dengan menaikan harga BBM sangat keliru. Demikian juga dengan program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) Rp 150rb per bulan dalam 4 bulan untuk 15 juta penduduk miskin juga terasa aneh. BLSM itu sungguh “sangat menyakitkan bahkan dianggap penghinaan kepada rakyat. Betapa tidak, para pengemis dan pengamen di lampu merah saja sehari dapat Rp100 ribu. Sebulan mereka dapat Rp 2,5 juta. Momentum menjelang bulan Ramadhan dan Lebaran dipastikan akan mendorong angka inflasi yang lebih besar, akibat adanya tren historis kenaikan harga barang. Dari sisi religi saja, kenaikan harga BBM sudah tidak sejalan dengan antusias umat Islam dalam menyambut hari kemenangannya. Masyarakat justru akan dihadapkan dengan kenaikan harga barang yang tidak wajar dibanding tahun-tahun sebelumnya. Padahal, sangat banyak cara bagi pemerintah untuk menyehatkan anggaran negara, selain dengan menaikkan harga BBM yang secara jelas akan menggangu daya beli masyarakat. Misalnya, pemerintah bisa memaksimalkan penghematan belanja barang atau mengenakan pajak ekspor batu bara seperti yang berlaku pada komoditas pertambangan lainnya. Sekarang ini rakyat Indonesia memang sudah tidak bodoh lagi dalam mencermati setiap kebijakan yang akan ditempuh pemerintah. Meski demikian, rakyat tak punya kuasa menolak berbagai ‘blunder’ yang dibuat pemerintah. =

Parfum Seorang nenek masuk ke lift. Dia hendak pergi ke lantai 6. Dilantai 2,masuk seorang gadis dengan aroma yang sangat harum. Nenek :”Baunya harum banget.” Gadis:(pamer) “Merk BVLGARI, harganya 2 juta per botol lho!” Di lantai 4 masuk lagi seorang gadis yang tak kalah harumnya. NEnek : “Baunya harum juga.” Gadis : “Merk GUCCI, 3,5 juta perbotol!” Tiba di lantai 6, si nenek keluar lift sambil kentut, membuat dua gadis hampir pingsan karena baunya yang dahsyat. NEnek : Makan tuh TERASI...60.000 per kilo.”

Cak Munali


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.