e Paper Koran Madura 20 Agustus 2013

Page 1

1

SELASA 20 AGUSTUS 2013 NO.0180 | TAHUN II Koran Madura

SELASA

Harga Eceran Rp 3.500,- Langganan Rp 70.000,-

20 AGUSTUS 2013

KASUS SKK MIGAS

g PAMANGGHI

Aset Rudi Segera Diblokir JAKARTA-Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus bergerak cepat paska penangkapan Kepala SKK Migas, Rudi Rubiandini. Salah satu upaya cepat lembaga antirasuah ini adalah menyita uang, emas dan memblokir aset milik Rudi. “KPK mempunyai mekanisme yang standar dalam menangai kasus, biasanya akan dilakukan geledah, blokir dan sita atas aset,” kata Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto di Jakarta, Senin (19/8) Namun demikia untuk melakukan pemblokiran aset, kata Bambang, penyidik KPK akan menelaah secara teliti. Hanya aset yang berkaitan dengan tindak pidana korupsi, yang akan dibekukan. “Yang diduga hasil tipikor,” tegasnya. Seperti diketahui, Kepala SKK Migas nonaktif, Rudi Rubiandini ditangkap KPK pada Selasa pekan lalu. Dia kedapatan tengah menerima uang USD 400 ribu dari petinggi Kernel Oil Simon Tanjaya. Uang diberikan oleh orang dekat Rudi, Deviardi. Sampai saat ini KPK telah melakukan penyitaan uang dengan nilai lebih dari Rp 14 miliar dan juga 180 gram emas dalam bentuk kepingan. Ditempat terpisah, Ketua KPK Abraham Samad menegaskan siap memanggil semua pihak yang terkait dalam dugaan suap di lingkungan SKK Migas. Sementara itu, KPK sudah mencegah empat orang terkait penyidikan perkara tersebut. Menurut Ketua KPK Abraham Samad, keterangan keempatnya diperlukan untuk mengurai kasus ini. “Tentunya keterangan orang tersebut sangat dibutuhkan,” ujarnya Diakui Abraham, penyidik KPK saat ini tengah mengembangkan kasus. Salah satunya dengan mengumpulkan informasi soal pertemuan Simon Gunawan Tanjaya dengan Menteri ESDM Jero Wacik dan Deviardi di sebuah lapangan golf, sebelum penangkapan. “Kita justru menampung segala macam informasi. Dan tentunya kita akan verifikasi informasiinformasi yang didapat, untuk dapat kita lanjutkan atau tidak,” ujarnya. Adapun soal adanya salah seorang anggota Komite Konvensi Partai Demokrat Wisnu Wardhana santer disebut sebagai petinggi PT Kernel Oil Pte, Ltd, Abraham enggan berspekulasi. Yang pasti terang dia, siapapun yang terlibat, akan dijeratnya. “Yang jelas, siapapun dia, jika memang terkait dalam kasus SKK Migas ini, dan jika dibutuhkan keterangannya, maka KPK akan panggil dia,” paparnya. (gam/cea)

Massal Oleh : MH. Said Abdullah

Anggota DPR RI, asala Madura

ant/nizar asyadani

TUNTUT MUNDUR DUBES MESIR.Massa yang tergabung dalam Komite Nasional Untuk Kemanusiaan dan Demokrasi Mesir melakukan aksi di depan gedung Kedutaan Besar Arab-Mesir di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, Senin (19/8). Aksi ini selain mengecam tindakan pembantaian warga sipil Mesir juga menuntut mundur Dubes Mesir untuk Indonesia.

KPK Segera Ungkap Dalang Kasus SKK Migas JAKARTA-Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masih memeriksa beberapa dokumen atau bukti terkait kasus suap yang melibatkan tersangka kepala SKK Migas Rudi Rubiandini. Bukti dan dokumen yang ditemukan di kantor SKK Migas dan Kementerian ESDM dapat menjadi bukti signifikan untuk membongkar aktor intelektual dalam kasus korupsi yang terjadi di SKK Migas. “Bukti dan dokumen diperoleh dari hasil penggeledahan KPK minggu lalu. Bisa disimpulkan, bahwa dengan adanya hasil penyitaan itu bisa menjadi kasus ini terang benderang, dan semakin signifikan untuk membongkar aktor intelektual dalam kasus korupsi di institusi SKK Migas ini,” ungkap Ketua KPK, Abraham Samad di Jakarta, Senin (19/8).

kan. Belum bisa saya sampaikan kepada publik, sebab hal tersebut merupakan materi dalam teknis penyidikan yang dilakukan KPK. Namun, yang perlu masyarakat ketahui, bahwa KPK sudah melakukan penggeledahan baik di kantor SKK Migas dan Kementerian ESDM. Saat ini, bukti-bukti tersebut dalam tahap proses verifikasi oleh penyNamun, Samad idik KPK,” ungkap enggan memberi Abraham. BERITA jawaban ketika diAbraham menTERKAIT tanya apa benar gaku belum pernah Halaman 12 uang yang disita mendengar mengenai tersebut terkait testimoni yang tersedengan aliran dana bar soal pengakuan ke Partai Demokrat. Abraham Rudi Rubiandini berisi, ketberdalih mengatakan, KPK be- erpaksaan melakukan suap lum bisa menyimpulkan kare- untuk pendanaan konvensi na masih di tangan penyidik. Partai Demokrat dan untuk “Untuk hal tersebut belum melunasi pembayaran rumah sama sekali bisa kita simpul- di Jalan Brawijaya. “Saya sama

sekali belum mendengar hal itu, terlebih kita belum mendapatkan fakta kearah sana. Termasuk juga keterangan para tersangka, karena tersangka Rudi sendiri saat dilakukan pemeriksaan oleh penyidik KPK tidak menjelaskan tentang apa isi testimoni tersebut,” katanya. Mengenai keterkaitan Jero Wacik dalam kasus suap SKK Migas, Abraham menyatakan, KPK akan berencana memeriksa Menteri ESDM jika terkait kasus suap ini. Namun, sampai saat ini masih menunggu hasil verifikasi bukti-bukti dari para penyidik. “Jadi tidak menutup kemungkinan siapa saja yang dibutuhkan untuk mengurai atau membuat kasus ini semakin terang benderang, tentunya akan kita panggil,” imbuhnya. (gam/abe)

ant/rudi mulya

LIPAT SURAT SUARA. Sejumlah petugas melipat surat suara Pilkada Walikota Kediri di gedung penyimpanan logistik Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Kediri, Jawa Timur, Senin (19/8). KPU kota Kediri mengerahkan 50 lebih petugas untuk melipat 202 ribu lebih surat suara ditambah dengan 2,5 persen surat suara cadangan untuk DPT (Daftar Pemilih Tetap).

PEMILUKADA JATIM

KPU Pamekasan Terima 672.688 Surat Suara PAMEKASAN- Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pamekasan, Madura, menerima 672.688 surat suara untuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jatim, 29 Agustus 2013. “Logsitik pilkada berupa surat suara itu kami terima tadi malam, dan saat ini kami masih melakukan sortir dan pemeriksaan,” kata komisioner KPU Pamekasan Agus Kasianto, Senin malam. Ia menjelaskan, jumlah surat suara sebanyak 672.688 itu sesuai dengan berita acara yang disampaikan oleh KPU Jatim ke KPU Pamekasan. Menurut Agus Kasianto, jumlah surat suara yang diterima oleh KPU Pamekasan itu, termasuk surat suara cadangan sebanyak 2,5 persen untuk mengantisipasi kemungkinan adanya surat suara yang rusak. Berdasarkan hasil pemutakhiran data pemilih, kata dia, jumlah warga Pamekasan calon pemilih pilkada Jatim yang berhak menggunakan hak pilihnya pada pilkada 29 Agustus 2013 sebanyak 656.342 orang. “Dengan demikian, maka sebenarnya jumlah surat suara yang kami terima lebih 16.346 surat suara dan itu termasuk surat suara cadangan nantinya,” katanya menjelaskan. Setelah dilakukan pengecekan, pihak KPU selanjutnya akan melakukan pengepakan dan akan didistribusikan ke masing-masing kecamatan, yakni ke panitia pemilihan kecamatan (PPK). Sementara, pelaksanaan sortir dan pengecekan surat suara pilkada Jatim di KPU Pamekasan itu mendapatkan pengawasan ketat petugas kepolisian dari jajaran Polres Pamekasan. (ant/ziz/beth)

KASUS KORUPSI HAMBALANG

Setelah Andi Mallarangeng akan Tiba Giliran Anas JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali menegaskan penahanan terhadap tersangka kasus korupsi proyek pembangunan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) Hambalang akan disesuaikan dengan urutan penetapan status tersangka. Pernyataan Ketua KPK, Abraham Samad ini sekaligus menegaskan bahwa penahanan mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum baru akan eksekusi setelah mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, Andi A Mallarangeng ditahan. “Jelas, kasus Hambalang akan dilakukan sesuai dengan urutan-urutannya, dengan menilik siapa yang pertama kali ditetapkan sebagai tersangka,” kata Abraham di Jakarta, Senin (19/8). Sebelumnya, Wakil Ketua KPK, Busyro Muqoddas mengatakan akan memeriksa Anas selaku tersangka penerima gratifikasi dalam pelaksanaan proyek Hambalang. “Anas akan diperiksa pada pekan depan,” ucap Busyro. Seperti diketahui, KPK menetapkan Anas sebagai tersangka karena menerima Toyota Harrier dari perusahaan kontraktor proyek Hambalang, PT Adhi Karya pada saat menjabat anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Sebagai anggota DPR, Anas diduga menyalahgunakan wewenang sebagai penyelenggara negara untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain. Lebih lanjut Samad menegaskan, KPK tidak akan menahan Anas sebelum pihaknya memanggil dan memeriksa Andi Mallarangeng selaku tersangka korupsi proyek Hambalang. “Setelah DK (Deddy Kusdinar), kalau sesuai urutann-

ya Andi Malarangeng dan seterusnya. Itu yang tentunya kami akan tindak lanjuti,” katanya. Selain Anas, sejauh ini KPK sudah menetapkan status tersangka terhadap mantan Kepala Biro dan Perencanaan dan Keuangan Kementerian pemuda dan Olahraga, Deddy Kusdinar, mantan Menpora Andi Mallangeng dan Ketua Konsorsium proyek Hambalang dari PT Adhi Karya dan Wijaya Karya, Teuku Bagus Mokhammad Noor. Di tempat terpisah, Anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Ali Masykur Musa mengaku BPK telah menyelesaikan audit investigasi Hambalang tahap kedua dan akan menyerahkan hasil pemeriksaan itu ke DPR pada pekan ini. “Kami minta Rabu atau Kamis (pekan ini) kepada DPR, tetapi semuanya kami kembalikan kepada tuan rumah (DPR),”

Ali kepada wartawan di Jakarta, Senin (19/8). Secara substansi, kata Ali, BPK sudah merampungkan hasil laporan audit investigasi Hambalang tahap kedua dalam bentuk laporan hasil pemeriksaan (LHP). Dia menambahkan, penyerahan LHP itu akan dilakukan sesuai dengan permintaan DPR. Mengingat laporan ini bersifat resmi, jelas Ali, maka penyerahannya juga akan dilakukan secara formal. Sebelumnya, BPK menyerahkan hasil audit Hambalang tahap pertama kepada DPR dan KPK pada 30 Oktober 2012 itu. BPK menemukan adanya indikasi kerugian negara mencapai Rp 243,66 miliar. Pada audit investigasi tahap kedua, BPK fokus memeriksa penyusunan anggaran proyek Hambalang antara DPR dan pemerintah. (gam/bud)

Atas nama apa sebuah pembunuhan massal dapat dibenarkan? Adakah dalil yang dapat menjadi rujukan sehingga pembunuhan massal menjadi sah? Tak ada secuilpun ditemukan pembenaran sekalipun juga, kadang tak ada yang mampu mencegahnya. Lalu yang sering terjadi, pembunuhan terus berlangsung atas dasar retorika kepentingan keamanan, ketertiban dan secara ironis kadang mengatasnamakan kepentingan rakyat. Ya kepentingan rakyat walau rakyat juga yang jadi sasaran pembunuhan massal. Bahwa atas nama eksekusi dari sebuah proses hukumpun masih menimbulkan kegelisahan dan keberatan. Sebuah pertanda bahwa sebenarnya memang pembunuhan massal lebih harus dikutuk ketimbang didukung. Lebih harus dicegah ketimbang dibenarkan. Termasuk kepada mereka yang juga berbeda secara politik. Kadang perbedaan terkait kekuasaan memang mengganggu. Menciptakan kebisingan dan keonaran termasuk juga kegemasan. Tetapi kapanpun perbedaan tetap ada dan tak pernah dapat dibungkam sekalipun melalui jalan berdaInilah ironi rah bernama tragis di dunia pembunuhan yang mengaku massal. Kamakin beradab rena itu sebeitu narnya darah yang tercecer, air mata yang mengalir deras tetap tak akan menghapus persepsi lain atau sebuah beda. Sudah kerap sejarah di muka bumi ini menampilkan pembunuhan massal untuk penghapusan perbedaan dan terbukti tak pernah berhasil. Bahkan perbedaan justru makin merebak makin hingar bingar. Ini makin menguatkan bahwa tak ada alasan memberikan pembenaran pembunuhan massal berlatar belakang niat pembungkaman. Siapapun saat ini miris menyaksikan tubuh bergelimpangan, memercikan darah dan air mata di Mesir sana. Dan mereka yang masih bernama manusia, apalagi di era modern seperti sekarang ini sewajarnya berusaha mencegah. Sekurangnya memberikan himbauan manis, agar tak makin banyak darah berceceran. Tetapi agaknya selalu ada yang berada di luar bingkai kewarasan ketika sekitar tiga negara, Arab Saudi, UEA dan Bahrain seperti memberikan pembenaran dan dukungan pada tindakan kekerasan di Negara Piramid itu. Lagi-lagi atas dasar pertimbangan ketertiban dan kemaslahan rakyat. Luar biasa, memang. Benar-benar membingungkan. Bahkan untuk berlatar alasan kebencian pada perbedaan yang menimbulkan bising pun terhadap kekuasaan, dukungan pembunuhan bisa menjadi jauh lebih biadab dari para pembunuh itu sendiri. Sebenarnyalah, diampun ketika pembunuhan manusia berlangsung adalah kedzaliman. Apalagi memberikan dukungan. Tentu sulit dimengerti mengapa kebiadaban justru mendapat dukungan. Lebih sulit dimengerti ketika arus itu datang dari negera-negara yang memiliki latar belakang agama; yang melarang keras darah menetes tanpa proses hukum. Yang melarang nyawa melayang dari situasi di luar peperangan. Inilah ironi tragis di dunia yang mengaku makin beradab itu. Entahlah, apakah kita telah mencegah, memberikan himbauan agar dihentikan, membantu mereka yang jadi sasaran empuk senjata atau sekedar berdoa. Masih lebih baik memang ketimbang mendukung dan membenarkan. Namun tentu jauh lebih beradab jika negeri ini bertindak lebih riil. =

Korek Matrawi sedang sakit. Dengan sedikit terpaksa mendatangi dokter setelah berkali-kali diomelin istrinya. “Kenapa sampeyan?” tanya dokter. “Anu dok, saya belakang batuk agak berat,” jawab Matrawi. “Sampeyan merokok terus ya?” kata dokter lagi. “Ya.” “Sampeyan nggak takut mati?” desak dokter. “Ngak. Saya selalu bawa korek dok. Jadi kalau mati saya nyalain lagi.” Dokter ???

Cak Munali


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
e Paper Koran Madura 20 Agustus 2013 by koran madura - Issuu