1
JUMAT 20 SEPTEMBER 2013 NO.0203 | TAHUN II Koran Madura
JUMAT
20 SEPTEMBER 2013
Lionel Messi Tampil Fantastis
SPANYOL. Lionel Messi sangat cemerlang saat Barcelona melumat Ajax Amsterdam dengan 4 gol tanpa balas pada laga pertama Grup H Liga Champions di Camp Nou pada Rabu (18/9) malam waktu setempat atau Kamis (19/9) dini hari WIB tadi.
Berita di hal 16
g PAMANGGHI antara foto/sigid kurniawan
WISATA TOWILFIETS YOGYAKARTA. Sejumlah wisatawan dari Belanda mengikuti wisata Towilfiets dengan bersepeda ontel dan becak di kawasan Sentolo, Kulon Progo, Yogyakarta, Kamis (19/9). Wisata sejak 2007 dengan bersepeda keliling yang menawarkan suasana pedesaan, seni budaya serta kearifan lokal masyarakat Yogyakarta tersebut diminati wisatawan dari Belanda, Belgia, Jepang, Suriname, Amerika dan Italia dengan rata-rata kunjungan hingga 10 wisatawan per hari.
“Mahar Politik” itu Rp 8 Miliar
Kesaksian Wali Kota Makassar Makin Membuat Ahmad Fathanah Terpojok JAKARTA-Calon kepala daerah harus membayar mahar politik yang sangat besar untuk bisa mendapatkan kendaraan politik. Bahkan seorang calon gubernur (cagub) harus membeli tiket senilai Rp 10 miliar untuk mendapatkan dukungan dari partai pengusung. Perihal uang pelicin ini kembali terkuak dalam sidang lanjutan terdakwa Ahmad Fathanah dengan saksi Wali Kota Makassar, Ilham Arief Sirajudin di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis (19/9). Ilham Arief Sirajudin mengaku ditodong uang Rp10 milar oleh PKS. Angka itu sebagai mahar guna meloloskan Ilham menjadi bakal calon Gubernur Sulawesi Selatan 20132018. “Dana untuk pemenangan itu diminta Rp10 miliar, tapi akhirnya Rp8 miliar,” kata Ilham. Ilham menceritrakan, terdakwa Ahmad Fathanah menjembatani pemberian dukungan antara DPW PKS dengan Ilham Arief Sirajudin dalam dalam Pemilihan Gubernur Sulawesi Selatan 2012. Ternyata keleluasaan Fathanah tersebut atas rekomendasi mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera, Lutfhi Hasan Ishaaq dan mantan Sekretaris Jen-
deral PKS, Anis Matta. Ilham mengaku dirinya pernah bertemu dengan Lutfhi Hasan Ishaaq dan Anis Matta untuk mendapat dukungan dalam Pemilihan Gubernur Sulawesi Selatan. Pertemuan itu dilakukan saat Rapat Kerja Nasional di Makassar. Menurut Ilham, Fathanah yang memfasilitasi pertemuan tersebut. Saat itu Lutfhi dan Anis menyampaikan bahwa Sulawesi Selatan merupa-
kan urusan Ahmad Fathanah. “Pada pertemuan itu, presiden dan sekjen menyampaikan bahwa terkait rekomendasi dan semuanya melalui Ahmad Fathanah,” ucap Ilham saat bersaksi. Ilham kemudian menjalin komunikasi dengan Fathanah setelah itu. Fathanah kemudian memberitahu kepada Ilham bahwa PKS meminta dana Rp 10 miliar sebagai mahar pemberian dukungan dalam Pilgub Sulsel. Akan tetapi permintaan terse-
but disanggupi Ilham hanya Rp 8 miliar. Meski mengaku tak mengetahui apakah Fathanah adalah kader PKS atau bukan, menurut Ilham, Fathanah sangat dekat dengan Lutfhi dan Anis. “Saya yakin beliau (Fathanah) dekat dengan orang PKS. Sebab saat Rakernas di Makassar beliau sibuk mengatur. Saya tahunya dia pengusaha. Tapi pengusaha bidang apa saya juga kurang paham,” ungkapnya. Dalam persidangan yang sama, saksi sekaligus Ketua Dewan Pimpinan Wilayah PKS Sulawesi Selatan Andi Akmal tak menampik jika pihaknya menerima setoran dana dari Ilham. Uang tersebut diterima dari kakak kandung terdakwa Ahmad Fathanah, Amel Fadly. “Seingat saya ada empat kali untuk pemenangan gubernur, titipan Fathanah ke kakaknya, yang dikasih ke bendahara pemenangan, Imam Rohani,” ungkap Andi saat bersaksi. Pemberian uang tersebut dilakukan bertahap. Yakni, Rp 4,5 miliar yang diserahkan Ilham, Rp 2,5 miliar diserahkan langsung Fathanah secara tunai, dan Rp 1 miliar diserahkan Ilham langsung ke DPW. Andi mengaku tak mengetahui dari mana sumber uang-uang tersebut. Yang jelas, kata Andi, uang tersebut untuk pemenangan Pilgub Sulsel.”Dari hasil pembicaraan kami dengan Pak Ahmad ini untuk pemenangan Pilgub,” katanya. (gam/abd/cea)
SKANDAL IMPOR DAGING SAPI
Anak LHI Bungkam Saat Ditanya Istri Muda Ayahnya JAKARTA - Hudzaifah Luthfi, anak mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq (LHI) memilih bungkam ketika ditanya mengenai istri ketiga LHI, Darin Mumtazah. Saat salah seorang wartawan menanyakan hal tersebut, Hudzaifah hanya menundukkan kepala sembari bergegas meninggalkan Pengadilan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) di Jakarta, Kamis (19/9). Kehadiran Hudzaifah di Pengadilan Tipikor kemarin, terkait dengan pemberian kesaksiannya pada terdakwa kasus suap impor daging sapi, Ahmad Fathanah. Seusai persidangan, Sarjana Teknik Informatika ini selalu menghindari soroton kamera televisi yang tidak henti mendokumentasikan kehadirannya di Pen-
gadilan Tipikor. Sebagaimana diketahui, Darin Mumtaz merupakan istri ketiga LHI yang diketahui sebagai pelajar Sekolah Menengah Kejuan di Jakarta. Istri pertama LHI bernama Sutiana Astika yang dinikahi pada 1984 dan dikaruniai 12 anak. Sedangkan istri keduanya, Lusi Triyana dinikahi pada tahun 2000 dan dikaruniai tiga anak. Pada kasus suap pengurusan kuota impor daging sapi di Kementerian Pertanian dan pencucian uang ini, Darin Mumtaz sudah dua kali mangkir dari panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Saat ditanya soal namanya yang dicantumkan di akta pendirian perusahaan PT Prima Karsa Sejahtera (PT PKS), Hudzaifah mengakui dengan hal tersebut. Dia juga berkelit soal kemungkinan LHI mencantumkan namanya dan menginzinkannya berbisnis di PT PKS. “Itu saya enggak tahu,” kata Hudzaifah. Bahkan, Hudzaifah juga mengaku tidak pengusaha bernama Billy Gan dan kedua anaknya Winson Gan
serta Sony Samapta Saputra. Dia menyebutkan bahwa dirinya baru mengetahui soal keberadaan PT PKS saat KPK memanggilnya untuk melakukan pemeriksaan. “Saya tidak tahu. Tidak pernah meminta bergabung di PT PKS. Saya tidak tahu kenapa nama saya di situ,” kata Hudzaifah saat memberikan kesaksian kepada majelis hakim di muka pengadilan. PT PKS didirikan oleh Ahmad Fathanah dan menurut Fathanah, nama Hudzaifah dimasukkan sebagai Komisaris Utama. Di dalam dakwaan, Fathanah memang tercatat pernah mendirikan PT PKS dan perusahaan ini disinyalir untuk menggarap sejumlah proyek di kementerian. Fathanah sempat mengakui bahwa LHI sudah menyetujui kalau nama Hudzaifah dimasukkan ke dalam struktur organisasi perusahaan. Pembentukan PT PKS dilakukan dengan bekerjasama dengan Direktur PT Green Life Bioscience, Billy Gan dan Sony Putra Samapta. Awalnya, pembentukan PT PKS untuk menda-
patkan tender pengadaan pupuk di Kementan. Namun sampai perusahaan tutup, PT PKS tidak pernah mendapatkan proyek pupuk di Kementan. Sementara itu di tempat yang sama, Fathanah mengungkap, caranya untuk dapat berkenalan lebih dekat dengan wanita-wanita cantik. Fathanah diketahui memiliki banyak kenalan wanita cantik, di antaranya Tri Kurnia Rahayu dan Andi Novitalia Shesya (Vitalia). Saat ditemui seusai menjalani persidangan di Pengadilan Tipikor, Fathanah membuka rahasianya agar bisa berkenalan lebih dekat dengan wanita cantik. “Pak apa rahasia bisa dekat dengan perempuan?” tanya seorang wartawan. Fathanah menjawab: “Ah kau laki-laki, masa nggak bisa.” “Kalau untuk mendekati Vitalia bagaimana Pak? Saya ingin dekat sama Vita?” tanya wartawan itu lagi. Kata Fathanah: “Gampang itu, asal kau punya duit,” tegas Fathanah. (gam/bud)
Rezim Bahasa Oleh : Abrari Alzael
Wartawan Senior Madura
Beberapa waktu lalu, Vicky Prasetyo mendadak artis. Ada 3 hal yang membuatnya terkenal saat itu. Pertama ia bertunangan dengan artis Zaskia Gotik. Kedua ia terkenal karena memiliki hubungan dengan banyak perempuan. Ketiga, ia memiliki kosa kata yang kocak, antikemapanan. Satu istilah yang ia keluarkan antara lain labil hati. Dua frase dari sisi linguistic ini masih benar. Tetapi pada kata statusisasi kemakmuran, seperti dijumpai hal yang dipaksa. Bahkan pada konteks ini ia pantas diduga melakukan pemerkosaan bahasa. Siapapun Vicky, ia telah berhasil memecah kesunyian dimana banyak orang mengadaptasi bahasanya yang sebagian untuk gramatika. Di twitter, facebook, black berry dan jejaring lainnya, tak terhitung yang mengadaptasi bahasa Vicky. Arti dari semua ini, ia masih menginspirasi banyak orang. Setidaknya masih jauh lebih baik disbanding pelaku narkoba apalagi koruptor. Jauh sebelum Vicky, Syahrini melambungkan frase sesuatu banget. Tidak ada gelombang protes sebagaimana Vicky yang mengibarkan konspirasi hati dan sejenisnya. Malah, kaum perempuan saat itu seakan loma untuk sekedar melafazkan, apa yang oleh Syahrini disebut sesuatu banget. Apa yang dilakukan Vicky layak diapresiasi sebagai ekspresi dari kegalauan anak bangsa yang haus diperhatikan. Di republik ini orang yang baik-baik jarang mendaLama-lama patkan atensi dan dengan itu Vicky seperti Vicky merasa diperhatikan. SBY karena Ini terbukti karena negara hormat pada orang yang salah pernah daripada orang yang saleh. melakukan Beruntung bahasa seperti ketidaklaziman itu hanya dipopulerkan oleh di orbitnya Vicky dan bukan dipromosimasing-masing. kan pihak yang memiliki rezim atas bahasa. Dulu semua orang menggelengkan kepala ketika ada budayawan membuat cerita pendek berjudul Hujan Menulis Ayam. Tidak ada yang protes karena yang merajut adalah rezim atas bahasa. Lama-lama Vicky seperti SBY karena pernah melakukan ketidaklaziman di orbitnya masing-masing. Vicky bermain pada arsy hedonisme dan perempuan dengan model yang seperti itu adanya. Sementara SBY mempertontonkan ketidaklaziman pasca menjatuhkan Anas Urbaningrum. Waktu itu, SBY jadi ketua majelis tinggi, ketua dewan Pembina, ketua partai sekaligus presiden. Ini tak lazim dan akhirnya SBY malu dan melepas sebagian jabatannya sebagai ketua, waktu itu. Soal rezim ini memang kadang-kadang fasis tidak saja pada soal bahasa tetapi aspek yang lain pula. Pada impor sapi, negeri ini kalah pintar dari China untuk sapi yang sama dengan system yang berbeda. China membeli langsung ke Brazil, mungkin Vicky punya jawabannya serupa labil hati dan statutisasi kemakmuran. =
Menghadap Kiblat Matrawi yang umurnya sudah 70 tahun merasa sangat bersyukur bisa menunaikan ibadah haji. Begitu sampai di tanah air, ia tetap melaksanakan semua yang dilakukannya di tanah suci. Seperti menghatamkan al-Quran dan shalat berjamaah. Cucunya, Mat Soleh, meras cukup senang. Sebab selalu diajak ibadah, ia juga bisa mendengarkan cerita tentang tanah suci dari kakenya, Matrawi. Namun suatu hari, ada yang membuat Mat Soleh heran, sebab cara sholat kakeknya tidak seperti biasa. “Kek, setahu saya solat itu seharusnya menghadap ke arah barat. Kakek kok menghadap ke selatan?” tanya Mat Soleh heran. “Ah, kamu ini masih anak kecil tahu apa. Di Mekkah, orang bebas mau menghap ke mana saja. Ada ke selatan, utar, bahkan ke timur” jawab Matrawi yakin. Cak Munali