KAMIS
1
KAMIS 21 PEBRUARI 2013 NO.0061 | TAHUN II
@KoranMadura
Koran Madura
Harga Eceran Rp 2500,- Langganan Rp 50.000,-
21 PEBRUARI 2013
g PAMANGGHI
2013 Oleh : Fahrur Rozi
Pengelola Blog www.jaddung.us
A
ant/puspa perwitasari
ANGGITO ABIMANYU DIPERIKSA. Mantan Kepala Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Anggito Abimanyu usai menjalani pemeriksaan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jakarta, Rabu (20/2). Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama itu diperiksa sebagai saksi terkait penyidikan pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Panjang Pendek dan Penetapan Bank Century sebagai bank gagal berdampak sistemik dengan tersangka Budi Mulya.
JELANG PILPRES
Golkar Wacanakan Duet Ical-Puan JAKARTA- Kendati hasil survei menempatkan Partai Golkar sebagai pemenang jika pemilu digelar saat ini dengan perolehan 18,5 % suara responden, namun popularitas calon presiden (capres) Partai Golkar Aburizal Bakrie ternyata masih sangat rendah yakni 8,7 %. Karena itu, partai beringin ini akan mengandeng kader dari partai lain untuk mendongkrak popularitas Aburizal Bakrie (ARB). Salah satu tokoh yang diincar adalah politisi PDI Perjuangan, Puan Maharani . “Pencapresan itu sudah pasti final. Penetapan ARB sebagai capres Golkar, apapun rintangannya, apapun halangannya kita harus cari jalan keluar. Misalnya melalui cawapres yang akan mendampingi ARB. Sebutlah Pramono Edhie Wibowo, Puan Maharani dan lain-lain pasti akan meningkatkan popularitas itu,” kata Ketua DPP Golkar Agus Gumiwang pada wartawan di Jakarta, Selasa, (19/2) Agus mengakui, hasil survei menunjukkan elektabilitas Ical memang tak terlalu tinggi. Hanya saja Golkar berupaya dengan berbagai cara meningkatkan elektabilitasnya tersebut. “Itu masih ada waktu,” ujarnya. Meski demikian, Agus menambahkan belum tahu pasti apakah sudah ada pengerucutan cawapres ke dua nama tersebut. Namun jika benar, dia menyambut baik dua pilihan tersebut. “Secara ideologi tidak bermasalah, ini positif,” tambah Gumiwang. Menurut Wakil Ketua Komisi I DPR ini, pengumuman resmi cawapres Ical baru tersebut akan dilakukan setelah Pileg 2014. Seperti diketahui, berdasarkan survei yang digelar oleh Lembaga Survei Jakarta (LSJ), Golkar muncul sebagai pemenang dengan perolehan 18,5 % suara responden jika Pemilu digelar hari Selasa (19/2) ini. Lalu PDI Perjuangan menyusul dengan 16,5 % suara. Partai Gerindra muncul sebagai kuda hitam di nomor tiga dengan perolehan 10,3 % suara, Partai Demokrat: 6,9 %, Partai Hanura: 5,8 %, Partai NasDem: 4,5 %, PKS: 2,6 %, PAN: 2,5 %, PPP: 2,4 %, dan PKB: 1,8 % Peneliti LSJ, Igor Dirgantara mengungkapkan terpuruknya elektabilitas Partai Demokrat karena publik kurang mengapresiasi langkah Ketua Majelis Tinggi PD Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memimpin penyelamatan partai. PD juga masih dilihat sebagai partai terkorup. “67,3 % responden melihat PD sebagai partai korup,” imbuh dia. Demikian juga dengan PKS. Menurut Igor, suara PKS terjun bebas karena kasus korupsi yang menyeret mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq. “Fenomena terjun bebas PD dan PKS semakin menegaskan publik akan memberikan sanksi parpol yang kadernya menggunakan dan haram,” ujar dia. (cea/abe)
Sprindik Century Terus “Menggantung” JAKARTA-Bukan hanya surat perintah penyidikan (sprindik) terhadap Anas Urbaningrum saja yang bermasalah, namun sprindik tersangka kasus Bank Century hingga kini belum jelas juntrungannya. Padahal Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sudah menetapkan mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Siti Chalimah Fadjrijah sebagai tersangka. “Itu info yang disampaikan oleh orang-orang KPK sendiri,” kata Politisi PDI Perjuangan, Hendrawan Supratikno di Jakarta,(20/2) Oleh karena itu, anggota Pansus Century itu mempertanyakan ketegasan dan kelugasan KPK sebagai lembaga penegak hukum. “Makanya kami akan panggil resmi KPK,” tegasnya. Politikus Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan itu merasa ada keanehan dalam kinerja KPK. Lembaga antikorupsi ini, kata dia, terkesan lamban dan tidak independen dalam menangani kasus yang merugikan keuangan negara sebesar Rp6,7 triliun itu. Bahkan, KPK seperti terjebak dalam dinamika politik penanganan kasus tersebut. Dimana kasus itu diduga melibatkan sejumlah nama pejabat tinggi negara. DPR sendiri sebagai lembaga politik juga bertugas melakukan pengawasan penanganan kasus Century. “Artinya apa yang disampaikan secara lisan kepada Timwas, tidak diproses secara adminstrasi. Makanya kami akan panggil resmi KPK (dijadwalkan Maret). Harusnya marwah
KPK ditegakkan tanpa dipengaruhi genderang politik,” tegasnya. Jumat 7 Desember 2012 lalu, Ketua KPK Abraham Samad memastikan sprindik dua tersangka kasus dugaan korupsi bailout Bank Century telah ditandatanginnya. Dua tersangka itu Budi Mulya dan Sitti Chalimah Fadjriyah. Kasus dana talangan Bank Century terus menjadi sorotan. Langkah pemerintah yang mengucurkan dana talangan sebesar Rp6,7 triliun untuk menyelamatkan Bank Century dinilai cacat hukum. Meski alasan pemerintah menyelamatkan Bank Century waktu itu khawatir akan berdampak sistemik. Perkara itu sudah ditangani KPK sejak 2010. Pimpinan KPK menyebut telah menemukan unsur tindak pidana korupsi dalam perkara Century. KPK sedikitnya menemukan sejumlah kejanggalan dalam proses pemberian dana talangan. Kejanggalan pertama, merger dan akuisisi Bank Danpac, Bank CIC, dan Bank Pikko menjadi Bank Century. Kedua, pemberian fasilitas pinjaman jangka pendek (FPJP) ke Bank Century. Ketiga, penetapan Bank Century sebagai bank gagal berdampak sistemik dan penanganannya oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Kejanggalan keempat terkuak dari kelembagaan Komite Koordinasi yang menyerahkan Bank Century ke LPS pada 21 November 2008 yang ternyata belum pernah dibentuk berdasarkan undang-undang. Kelima, penggunaan dana FPJP dan penyertaan modal sementara. Kejanggalan terakhir, KPK menemukan praktikpraktik tidak sehat dan pelanggaran ketentuan oleh pengurus bank, pemegang saham, dan pihak-pihak terkait dalam pengelolaan Bank Century yang merugikan bank itu.
Hendrawan mengatakan, harusnya lembaga negara menjalankan tugas, pokok, dan fungsinya dengan baik. Sehingga persoalan negara bisa terselesaikan dengan baik. “Ini bising sekali dan banyak sekali tawar menawar,” jelasnya. Ditempat terpisah, Mantan Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Anggito Abimanyu mengaku dirinya tak yakin Bank Century merupakan bank gagal yang berdampak sistemik. “Saya menyampaikan bahwa saya belum cukup punya bukti. Belum cukup yakin bahwa Bank Century yang merupakan bank gagal bakal berdampak sistemik,” ungkapnya usai diperiksa KPK sekitar 4 jam di Jakarta, Rabu (20/2) Menurut Anggito, bank gagal itu bisa berdampak sistemik jika bank tersebut memiliki ukuran besar. “Dan berkaitan dengan bank-bank lain atau punya kegiatan interbank yang berkaitan dengan bankbank lain,” tambahnya. Dikatakan Direktur Jenderal Haji dan Umroh Kementerian Agama Republik ini, bila Bank Century gagal tentu bisa menyebabkan pada kinerja perbankan lainnya. “Saya tidak melihat itu sebagai suatu yang diajukan BI bahwa Bank Century adalah bank gagal yang berdampak sistemi,” paparnya. Lebih jauh Anggito menjelaskan dirinya tidak ikut rapat rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) pada November 2008. Dirinya hanya ikut rapat terbuka untuk dimintai masukan terhadap rapat KSSK tersebut. “Namun demikian keputusan sudah ada di tangan KSSK dan penyerahannya kepada KK atau komite koordinasi. Jadi saya bukan orang yang mengambil keputusan, saya memberi masukan saja,” pungkasnya. (cea/abe)
AKSI DEMONSTRASI
Kritik SBY, Gelar Aksi Gantung Diri di Jalan Aliansi Masyarakat Peduli Indonesia (AMPI) menggelar aksi teaterikal untuk mengungkapkan kekecewaan mereka terhadap pemerintahan yang dipimpin oleh Susilo Bambang Yudhoyono. Dalam akasi ini mereka menggantung tiga orang di bawah rangka bambu dengan tulisan “rakyat” di masing-masing dadanya. Panca, koordinator aksi ini mengatakan, apa yang ia tampilkan adalah simbol keputusasaan rakyat terhadap pemimpin yang tak tegas. “Aksi ini kita sebagai simbol bahwa rakyat telah muak dengan jalannya pemerintahan. Sampai dua periode kepemimpinan, SBY tak juga mereal-
isasikan janji sebagai panglima pemberantasan korupsi,” teriak Panca, Rabu (20/2).
Alih-alih menjadi panglima pemberantasan korupsi, akhir-akhir ini justeru banyak
anak buah Presiden SBY yang tersangkut kasus pencurian uang negara. Seperti Angelina Sondakh dan Anas Urbaningrum. Menurut Panca, kini SBY terkesan mengesampingkan urusan negara. Padahal, lebih dari 60 persen rakyat telah memilihnya pada Pemilu 2009. Selain dimaksudkan untuk mengungkapkan kekecewaan terhadap SBY, aksi teaterikal gantung diri ini juga dimaksudkan sebagai sentilan terhadap janji Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, yang mengaku bersedia digantung di Monas jika terbukti terlibat korupsi megaproyek wisma atlet Hambalang. (abe)
wal tahun 2013 lalu, secara berkelakar seorang teman menulis di akun twitternya: Untuk menghindari kesialan, tahun ini seharusnya ditulis 2012 B, bukan 2013. Angka 13 bagi sebagian orang yang percaya klenik dianggap membawa malapetaka. Sebagai sebuah siklus, tentu saja angka tersebut sulit diubah mengikuti kelakar kawan tersebut. Selain ditampik akal sehat, banyak pula yang tak percaya klenik. Sampai saat ini, angka 13 tetap saja bertengger di belakang angka 2000. Bagi yang percaya petaka angka 13, mungkin mereka kian yakin setelah menyaksikan banyak musibah di awal tahun ini. Ada Ibu Kota yang tiba-tiba menjadi sungai, anak menteri menabrak orang dan tak kunjung dihukum, aparat mati ditembak, bayi tewas karena ditolak pihak Rumah Sakit, dst. Selain kejadian-kejadian di atas, dunia politik juga menyum- jejaring sosial bangkan musibah membuat dengan gayanya mereka bebas sendiri. Beberapa hari terakhir kita berkoar-koar tanpa perlu disuguhi berita memandang tentang presiden yang mengambil apakah alih kendali atas dirinya punya partainya karena kapasitas elektabilitasnya berbicara soal jeblok, setelah yang dikomensang Ketua Umum tarinya dinilai tak mampu mengembalikan citra positif partai. Ramai-ramai orang menyayangkan sikap tersebut. Ia dinilai tidak konsisten terhadap pernyataannya beberapa bulan lalu, bahwa menteri yang ngurus partai sebaiknya mengundurkan diri. Kepada yang menyayangkan sikap presiden tersebut ada yang bertanya, “Mulai kemarin memangnya kita punya presiden?” Sebelumnya, kita juga disuguhi berita ditangkapnya seorang ketua partai karena disangka menjadi maling sapi. Saya menggunakan istilah “maling sapi” karena berharap hukumannya sama atau bahkan melebihi hukuman maling sapi di kampung-kampung. Selama ini, maling sapi dihukum selalu lebih berat ketimbang koruptor. Terhadap kasus itu, masyarakat pun ramai. Banyak yang menggunjing karena partai yang diketuai tersangka itu mengaku berasas agama tertentu. Ada yang sinis dan mengubah kepanjangan nama partainya menjadi Partai Korupsi Sapi. Masih banyak musibah-musibah politik dan hukum yang disuguhkan media setiap hari. Kebocoran sprindik KPK, pajak keluarga presiden, Lumpur Lapindo, anggota dewan di rumah artis pengguna narkoba, dll. Semua itu memenuhi batok kepala saban hari, silih berganti. Riuh bukan main. Keriuhan itu pula yang memenuhi situs jejaring sosial. Komentar-komentar atas sebuah kasus muncul susul-menyusul. Sebagai media yang nyaris tanpa sekat, jejaring sosial membuat mereka bebas berkoar-koar tanpa perlu memandang apakah dirinya punya kapasitas berbicara soal yang dikomentarinya. Ke depan, tidak menutup kemungkinan dunia politik akan makin ramai. Bagaimanapun, perebutan kursi kekuasaan pada tahun 2014 akan mengubah suasana keseharian pada tahun-tahun sebelumnya. tahun 2013 adalah tahun politik. Persaingan antarpartai makin ganas dengan berbagai intrik. Boleh jadi, kasus-kasus baru akan bermunculan dengan motif-motif politis. Apakah keriuhan-keriuhan itu merupakan bukti nyata dari sialnya angka 13? Entahlah. Saya bukan ahli klenik. Yang jelas, belakangan mulai muncul frasa-frasa baru semacam “tsunami politik”. Bila sudah menyangkut tsunami, bukankah itu adalah musibah? =
Tak bisa “Besok ente ada waktu nemeni saya ke Dinas Kependudukan untuk memperpanjang KTP,” tanya Burhan, pada Matrawi. “KTP kan tak bisa diperpanjang Han,” sahut Matrawi. “Ah, kata siapa?” “Ya nggak bisa diperpanjang. Ukurannya, ya hanya segitu,” jelas Matrawi, sambil ngeloyor pergi. “Dasar semprul. Ngerjain orang terus ente Wi.”
Cak Munali