KAMIS
KORAN MADURA
1
KAMIS 22 JANUARI 2015 |0328-6770024 No. 0530 | TAHUN IV koranmadura@gmail.com
22 JANUARI 2015 | No. 0530 | TAHUN IV ECERAN Rp 3.500 LANGGANAN Rp 70.000
ant/vitalis yogi trisna
LAPORKAN KPK KE KEJAGUNG. Rasman Arif Nasution (kanan) sebagai tim kuasa hukum Komjen Pol. Budi Gunawan memperlihatkan berkas ketika melaporkan pimpinan KPK ke Kejaksaan Agung di Jakarta, Rabu (21/1). Laporan itu terkait penetapan status tersangka terhadap Budi Gunawan oleh KPK yang dianggap menyalahgunakan wewenang karena tidak sesuai prosedur.
JAKARTA-Kapolri terpilih Komjen Pol Budi Gunawan melaporkan dua pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad dan Bambang Widjojanto ke Kejaksaan Agung (Kejagung). Keduanya ditu-ding melakukan penyalahgunaan wewenang, dalam penetapan BG sebagai tersangka. “Posisi sebagai Kepala Biro diduga menerima janji. Kalau itu 2003-2006, mengapa rentan waktu dibiarkan lama, dan kenapa tidak jadi tersangka dari dulu?” ujar kuasa hukum Komjen BG, Eggy Sudjana di Kejaksaan Agung, Jakarta Rabu (21/1). Menurutnya, KPK cenderung meny-
Komjen BG Adukan Dua Pimpinan KPK ampaikan status pada situasi genting. Contoh, Ketum PPP yang juga Menteri Agama Suryadharma Ali ditetapkan jadi tersangka menjelang pilpres, dan beberapa nama lainnya. “Pernyataan kita apakah KPK melakukan proses penyebutan seseorang sebagai tersangka kemudian disimpan. Pendekatan prosedural, pendekatan kebenaran. KPK melampaui azas kepatutan. Kami tidak mengerti ada kepentingan atau tidak”,jelasnya. Masih menurut Eggy, dalam undangundang KPK mengatur komisioner KPK sebanyak lima orang. Pertanyaan, komi-
sioner KPK sekarang hanya empat orang. Satu pimpinan, yaitu Busyro Muqoddas yang memasuki masa pensiun belum juga diganti. “Pimpinan KPK itu kolektif kolegial, kalau tidak cacat hukum. Yang tandatangani berapa orang pimpinan KPK, itu yang kita laporkan. Institusi apapapun harus diawasi,” bebernya. Sementara itu Ketua KPK, Abraham Samad santai menanggapi laporan dari Komjen Pol Budi Gunawan yang dilayangkan ke Kejaksaan Agung. “Apa yang dia lakukan sudah sesuai prosedur hukum dan standar operasional prosedur penanganan
perkara di KPK. Tidak ada yang dilanggar,” tandasnya. Secara terpisah, Wakil Ketua KPK, Zulkarnain menganggap gugatan praperadilan yang sebelumnya diajukan pihak Komjen BG, Zulkarnain bilang tidak tepat. Sebab, domain praperadilan adalah ketika penegak hukum melakukan salah tangkap atau salah menahan seseorang. “Sesuai hukum acara penetapan orang menjadi tersangka di penyidikan itu bukan domain praperadilan, praperadilan itu untuk salah tangkap atau salah tahan,” tandasnya. =GAM/ABD