1
RABU 22 MEI 2013 NO. 00122 | TAHUN II Koran Madura
RABU
Harga Eceran Rp 2500,- Langganan Rp 50.000,-
22 MEI 2013
JELANG PILGUB JATIM
g PAMANGGHI
PMII Jatim: Kawal Proses Pilgub ! SURABAYA- Pengurus Koordinator Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PKC PMII) Jawa Timur menyerukan masyarakat untuk mengawal proses Pilgub/ Pilkada Jatim 2013, karena gejala ketidakjujuran sudah terlihat dalam kasus dukungan ganda parpol. “Sudah sepatutnya dilakukan pengawalan demi terwujudnya proses politik yang bersih dan bermartabat serta perjalanan demokrasi yang rasional, bersih tanpa manipulasi, dan berpihak pada kejujuran, keadilan, serta kebenaran,” kata Ketua Umum PKC PMII Jawa Timur Fairouz Huda di Surabaya, Selasa. Ia mengemukakan hal itu, mengingat pesta demokrasi di Jawa Timur telah dimulai dengan mendaftarnya para bakal calon gubernur dan wakil gubernur ke KPU Jatim. Namun dalam tahap pendaftaran itu, KPU menemukan dua partai nonparlemen yang sama-sama memberikan dukungan terhadap dua pasangan calon. Dua partai politik nonparlemen yang dimaksud adalah Partai Persatuan Nadhlatul Ummah Indonesia (PPNUI) dan Partai Kedaulatan (PK) yang memberikan dukungan ganda ke dua pasangan berbeda, yakni Khofifah-Herman dan Soekarwo-Saifullah Yusuf. Menurut dia, hal itu merupakan ujian awal bagi KPU Jatim untuk memverifikasi lebih lanjut keabsahan dukungan Partai Kedaulatan dan Partai Nahdlatul Ummah Indonesia dengan berpihak pada aturan main yang ada dan tanpa terseret terhadap kepentingan politik masing-masing calon. “Kalau KPU bersikap netral dan sesuai aturan, maka masyarakat dapat mendukung keputusan KPU. Kami menyerukan KPU untuk tidak mengawali proses demokrasi dengan tontonan konflik politik antarcalon dan partai-partai pendukungnya,” katanya. Ia menilai fenomena dukungan ganda tersebut menimbulkan tanda tanya, apakah hal itu murni kesalahan administratif surat rekomendasi partai, atau merupakan gambaran dari perilaku politik elit yang jauh dari nilai-nilai etik dalam menjalani proses politiknya. (ant/edy/beth)
Pilgub
Oleh : Muhammad Fadillah Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sumenep
G
ant/fanny octavianus
ANIS TEMUI DIN SYAMSUDDIN. Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta (kiri) saat menemui Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin di kantor PP Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Selasa (21/5). Kunjungan Anis bersama sejumlah pengurus DPP PKS itu dalam rangka silaturahim kelembagaan antara DPP PKS dan PP Muhammadiyah.
PKS Bantah Kumpulkan Dana Pemilu Rp 2 Triliun JAKARTA - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta membantah berita yang menyebutkan, partainya menargetkan pengumpulan dana untuk Pemilu tahun depan senilai Rp 2 triliun. Berita tersebut merupakan imajinasi yang kejauhan. “PKS sama sekali tidak sedang mengumpulkan dana sejumlah itu. Kita tidak pernah membahas soal itu, apalagi soal angka. “Itu beyond imagination,” jelas Anis usai bertemu Ketum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin di Jakarta, Selasa (21/5).
Tetapi, dia mengaku tidak tahu kalau ada pembahasan secara individu soal target pengumpulan dana tersebut. Tetapi secara institusi par-
tai, PKS tidak tahu menahu rencana pengumpulan dana sebesar Rp 2 triliun itu. “Ada pembahasan secara individu kita tidak tahu. Kalau sebagai partai kita tidak pernah membicarakan itu,” jelasnya. Anis juga mengaku sama sekali tidak pernah ditanya penyidik KPK soal dirinya menerima aliran dana dari Fathanah. “Saya sama sekali tidak pernah ditanya penyidik KPK soal itu. Tidak ada. Jadi pertanyaan untuk saya dari penyidik KPK cuma soal dua hal.
Pertama soal sertifikat rumah, kedua soal kebijakan pilkada. Kalau aliran dana tidak ada,” imbuhnya. Urusan Fathanah dengan Luthfi, sambung Anis adalah hubungan pribadi, tak ada kaitan dengan partai. “Kalau urusan dia sama Pak Luthfi biarkan saja. Ini urusan pribadi dia dengan Pak Luthfi. Jadi saya tidak mengerti betul detilnya. Tanya saja ke kuasa hukum. Intinya pendanaan soal partai tidak ada. Dari alirannya sama sekali tidak ada,” tuturnya. (ant)
BENCANA PENAMBANGAN
28 Orang Tewas dalam Musibah Freeport JAKARTA- Sebanyak 28 orang tewas dalam musibah Freeport di Papua, 14 jenazah ditemukan pada Selasa, kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik. “Baru saja kami dapat informasi. Jadi 14 jenazah lagi diketemukan hari ini,” kata Jero dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Selasa. Dia mengatakan total korban sebanyak 28 orang meninggal, 10 orang selamat dengan rincian lima orang luka berat dan lima orang luka ringan. Dia menjelaskan peristiwa tersebut terjadi pada training rutin untuk keselamatan kerja “undermining” yang diikuti 40 orang terdiri dari 25 orang Papua, 15 orang bukan Papua.
Training tersebut baru berlangsung selama dua hari. Pada hari kedua ruang kelas yang digunakan untuk belajar tibatiba runtuh menimbun puluhan peserta di dalamnya. “Korbannya 38 orang, karena pada hari kedua, ada dua orang yang tidak datang,” kata Jero. Dia menjelaskan setelah mengetahui peristiwa yang terjadi pada 14 Mei tersebut, pihaknya langsung mengutus inspektur tambang dari ESDM ke Papua dan dua hari kemudian Dirjen Mineral dan Batu Bara Thamrin Sihite menyusul ke Papua. “Selasa pagi pukul 9 WIT, kami dapat infonya. Saat itu juga kami langsung bergerak. Tiga inspektur tambang dari ESDM berangkat ke Papua, dua hari berikutnya saya utus Dirjen Thamrin Sihite,” katanya. Dalam perjalanan menuju lokasi, pihaknya mengatakan Thamrin dan Dirut Freeport mendapat penghadangan oleh massa. Setelah terjadi negosia-
si, akhirnya 1 dari 3 jeep yang dibawa oleh rombongan diperbolehkan untuk memasuki lokasi kejadian. Pada Selasa (14/5) pukul 07.40 WIT, terowongan bawah tanah Big Gossan runtuh. Saat kejadian, terdapat 38 pekerja Freeport yang sedang mengikuti pelatihan di terowongan tersebut. Lokasi kejadian berdekatan dengan ruang kantor dan berada jauh dari area kegiatan pertambangan aktif. Sesaat setelah kejadian, Freeport langsung melakukan upaya penyelamatan para korban. Namun, upaya penyelamatan terkendala ruang di dalam terowongan yang sempit dan masih adanya risiko runtuhan lebih lanjut. Tim penyelamat tidak hanya berasal dari pekerja Freeport, tetapi juga melibatkan kontraktor, staf geoteknik, dan pejabat pemerintah terkait. Freeport dan Inspektur Tambang baik pusat maupun daerah masih menyelidiki penyebab longsor. (ant/nit/beth)
AKSI BURUH FREEPORT. Seorang buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSPI), melakukan aksi unjukrasa di depan Kantor Kementerian ESDM, di Jakarta, Selasa (21/5). Mereka memprotes pemerintah dan Freeport yang lalai menjamin keselamatan para buruh sehingga menyebabkan 22 buruh tewas tertimbun tanah.
enderang Pemilihan Gubernur Jawa Timur 2013-2018 sudah ditabuh. Berbagai strategi tentu sudah menjadi agenda masing-masing calon. Berkolaborasi dengan Partai lain, memantapkan Kader, memantapkan jargon, memohon restu pini sepuh, Pak Kyai, sudah merupakan hal yang biasa untuk dapat mendulang suara yang signifikan agar dapat jadi pemenang. Pilgub Jatim bisa jadi akan menjadi perhelatan besar Pilgub di Indonesia. Tentu ini suatu hal yang pantas, karena Jatim dengan ibukotanya Surabaya, sebagai kota Metropolitan kedua setelah Jakarta dengan penduduk hasil sensus 2011 sebanyak 37.476.757, dengan 38 Kabupaten/Kota, 637 Kecamatan dan 8.418 Desa/Kelurahan yang multi etnis dan multi suku bangsa seperti warga Etnis Tionghoa, Arab, Jawa, Batak, Madura, Bali, Bugis dan Sunda. Kaum Abangan sampai Santri ada di Jatim. Lengkap, seakan mewakili kondisi multikulral masyarakat Indonesia. Secara makro ekonomi Jatim pusat bisnis, perdagangan, industri, yang mampu memberikan kontribusi 14,85 % terhadap PDRB Nasional. Selain sebagai kota pahlawan dan penYang kalah didikan, Jawa legawa, yang Timur dengan menang tidak Surabayanya patentang juga merupapetenteng kan pelabuhan karena utama dan putugas berat sat perdaganyang terpilih gan komersial di Wilayah terbentang di Timur Indonedepan mata sia. Lamongan di Barat laut, Gresik di Barat, Bangkalan di Timur Laut, Sidoarjo di Selatan, Mojokerto dan Jombang di Barat daya menjadi kesatuan seperti Jabodetabek Jakarta dan sekitarnya. Selain keanekaragaman suku, Jatim juga memiliki keanekaragaman kuliner yang sering diburu wisatawan domestik maupun manca negara, mulai dari Soto Madura, Nasi Bebek, Rujak Uleg, Kupang Lontong, Sate Madura dan lainnya. Kondisi nyata keanekaragaman inilah tentu tak dapat dipungkiri menjadi daya tarik pertarungan pilgub Jatim mulai dari Incumbent sampai Calon lain yang akan mencoba peruntungan dengan berbagai program dan strateginya. Tentu saja siapapun pemenangnya dari pertarungan pilgub ini harus bisa memotret keanekaragaman provinsi terbesar kedua ini dengan sudut tinjau yang tajam dan kepekaan hati nurani guna kesejahteraan masyarakat Jawa Timur baru yang lebih baik. Kalau boleh kita menoleh ke provinsi Jakarta, diakui atau tidak saat ini figur Gubernur seperti sosok Jokowi masih menjadi idola masyarakat, karena bersahaja, merakyat, tegas, konsisten sudah jadi brandnya. Akankah figur Gubernur Jatim seperti itu? Kita lihat saja. Namun melihat figur yang akan tampil, pilgub saat ini tentu akan berbeda dengan pilgub yang lalu. Ada petarung tangguh yang maju lagi seperti Khofifah, ada petarung dengan kader militannya seperti BDHSAID dan ada Incumbent PakDe Karwo yang lebih awal tebar pesona kepada masyarakat Jatim. Sudah pasti semua Calon akan menyatakan optimis memenangkan pertarungan pilgub ini. Ini wajar saja asal nantinya, siapapun pemenangnya kita tentu sepakat petarung sejati akan mengakhiri pertarungan dengan happy ending, aman dan damai. Yang kalah legawa, yang menang tidak patentang petenteng karena tugas berat yang terpilih terbentang di depan mata. Silahkan semua Calon untuk pertarungan ini bersemangat “Jer Basuki Mawa Beya” rawe-rawe rantas, malang-malang buntas asal saat selesai kembali bersama untuk mensejahterakan rakyat Jawa Timu. =
Amplop Usai menghadiri sebuah pengajian, Matrawi ngobrol dengan temannya. “Menurut sampean bagaimana kiai yang terima uang usai ceramah?” tanya Matrawi, pada Syahroni, kawannya. “Begini. Sejelek-jelek penceramah adalah yang kalau ceramah mengharap isi amplop. Tapi jauh lebih jelek panitia yang tak memberi uang transport.” “Asem. Sama juga bohong.”
Cak Munali