1
SENIN 22 JULI 2013 NO.0164 | TAHUN II Koran Madura
SENIN
Harga Eceran Rp 3.500,- Langganan Rp 70.000,-
22 JULI 2013
g PAMANGGHI
Paradoks Oleh : MH. Said Abdullah
Anggota DPR RI asal Madura
Tolak Kenaikan Sembako Puluhan Ibu Rumah Tangga dari Komite Aksi Perempuan (KAP) berunjuk rasa menentang kenaikan harga pangan di depan Istana Negara, Jakarta, Minggu, (21/7). Dalam aksi tersebut mereka menuntut pemerintah segera menurunkan harga-harga kebutuhan pangan, menetapkan standar harga yang terjangkau dan menjamin ketersediaan barang di pasaran. ant/reno esnir
Jadwal 1434 H
Maghrib
17:30
Isya
Imsak
Subuh
18:44
04:13
04:23
*Untuk Surabaya dan sekitarnya
PEMILUKADA JATIM
PDI P Minta Panwaslu Netral JAKARTA- Calon Wakil Gubernur Jawa Timur, Said Abdullah meminta Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Jatim tidak diskriminatif dalam menertibkan spanduk dan baliho pasangan Calon Gubernur (Cagub) dan Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Jatim. Sebab, ada indikasi, spanduk dan baliho yang dicopoti hanya milik pasangan tertentu saja. “Saya harap, jadilah “wasit” pemilu yang baik. Silahkan diturunkan kalau dianggap melanggar dan tidak diskriminatif,” kata Said Abdullah kepada wartawan usai Talkshow Bambang DHSaid Abdullah bersama Paguyuban umat Katolik Peduli Jawa Timur (Pupuk Jatim) di Gereja St Aloysious Gonzaga, Surabaya, Minggu (21/07). Sebelumnya, Panwaslu Jatim melakukan penertiban spanduk dan baliho pasangan Cagubcawagub Jatim di beberapa tempat. Salah satu spanduk dan baliho yang ditertibkan adalah milik pasangan Bambang-Said. Namun dari hasil pantauan Koran Madura, alat peraga kampanye milik pasangan SoekarwoSyaifullah Yusuf belum ditertibkan, terutama di seputaran Ngagel. “Saya minta Panwaslu bersikap netral dan independen. Jangan memihak pasangan cagub dan bekerja atas pesanan cagub tertentu saja,” pinta Said. Namun demikian kata Said, PDI Perjuangan tidak mempemasalahkan pencopotan spanduk dan baliho pasangan Bambang-Said, tidak masalah bila dianggap melanggar aturan. Tapi, kalau tindakan mencopot spanduk dan baliho dilakukan secara diskriminatif, maka tidak bisa dibiarkan. (gam/abe)
Korupsi di Jalur Pantura Diperbaiki Tiap Tahun, Rusak Tiap Tahun Pula JAKARTA-Proyek perbaikan jalan Pantai Utara (Pantura) Jawa selama ini menjadi proyek abadi yang selalu dianggarkan setiap tahun. Namun, jalan vital bagi pemudik itu terus menerus mengalami kerusakan. Karena itu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diminta turun untuk menemukan adanya kejanggalan dalam proyek ini. “Proyek perbaikan jalur Pantura ini nyaris menjadi proyek abadi, karena setiap tahun tidak pernah selesai,” ujar Ketua Fraksi Partai Hanura Syarifuddin Sudding di Jakarta Minggu (21/7). Sudding mengaku heran, proyek perbaikan jalur Pantura yang menelan dana triliunan rupiah tersebut dari tahun ke tahun tidak pernah selesai. Seharusnya, menurut dia, sebuah proyek sudah diperhitungkan jangka waktu pengerjaan serta ketahanan jalan yang dikerjakan. “Proyek di situ tiap tahun selalu ada perbaikan, tapi tidak pernah selesai. Alasannya selalu kelebihan beban dan muatan. Memangnya tidak ada insinyur yang bisa menghitung berapa kekuatan dan ketahanan beban terhadap jalan? Sekali lagi, yang paling menderita adalah rakyat kecil yang tidak tahu apa-apa,” katanya. Panjang jalur Pantura sendiri mencapai 1.316 km dari Merak di Cilegon hingga Pelabuhan Ketapang di Banyuwangi. Provinsi yang dilalui adalah Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Di beberapa daerah terutama di Jateng dan Jabar, jalanan rusak parah dan penuh lubang sehingga menghambat laju kendaraan. Menurut Sudding, dampak dari proyek yang berlarut-larut ini tidak hanya menimpa para pengusaha saja, tapi juga ikut dirasakan rakyat kecil, mulai dari petani, peternak, nelayan, sampai sopir angku-
tan. Dia merinci, para petani yang hendak menjual hasil pertanian menjadi susah, karena perjalanan yang panjang. Peternak dan nelayan di Jawa Tengah dan Jawa Barat yang akan mengirim hasil ke daerah lain juga terhambat. Demikian juga para sopir bus, sopir truk dan sopir angkutan, selain rugi waktu, bahan bakar yang meningkat akibat macet sangat merugikan mereka. “Maka, kami mendukung penuh upaya KPK untuk melakukan investigasi terkait kemungkinan adanya penyelewengan dalam proyek pantura. Jika ada yang tidak beres, silakan diungkap tuntas, kami di Komisi III DPR RI akan memback up KPK,“ ucap anggota Komisi III DPR ini.
Korupsi Wakil Ketua KPK, Busyro Muqoddas menemukan beberapa kejanggalan dalam proyek jalan. “KPK sudah turun ke lapangan pada 2010-2011. Hasilnya kejanggalan di jalan propinsi dan beberapa jalan nasional,” kata Wakil Ketua KPK, Busyro Muqoddas di Jakarta, Sabtu (20/7). Menurut Busyro, beberapa proyek dinilai tidak sesuai dengan data di tingkat hulu, termasuk tidak adanya koordinasi sistemik antara Kementerian PU, Kemendagri dan pemerintah provinsi terkait. “Komplek sekali problem hulu-hilirnya,” ucapnya. Bukan hanya itu, kata Busyro, ada truk kelebihan muatan yang merusak jalan. Karena itu KPK akan mempertanyakan pemberian izin truk tersebut. “Truk raksasa itu merusakkan jalan nasional dan provinsi. Harusnya kan tidak boleh. Harus dibenahi, siapa pemberi izin importnya?” terangnya. (gam/cea/abd)
Usianya baru 16 tahun. Tergolong sangat muda untuk perjuangan sangat serius soal pendidikan. Yang lebih dasyat gadis bernama Malala, dari Pakistan itu meneriakan semangat perjuangan pendidikan kaum perempuan di tengah budaya patriaki kental yang dibungkus agama yaitu kelompok Taliban. Tentu ada sebuah resiko sangat besar ketika diketahui Taliban dikenal sangat kaku dan keras membelenggu wanita. Dan terbukti Malala memang harus menerima resiko paling buruk. Nyawanya hampir melayang ketika bus sekolah yang dinaikinya tiba-tiba diterobos seorang Taliban bersenjata. Tanpa basabasi senjata diarahkan pada Malala. Sebuah penegasan bahwa ia memang menjadi sasaran utama. Tokoh garis keras Pakistan Adnan Rasheed sempat menyatakan penyesalannya terhadap kejadian tersebut. Lalu Adnan berkilah mengatakan, Taliban menembaknya karena Malala mengkritik kelompok militan dan bukan karena dia adalah seorang juru kampanye untuk pendidikan anak perempuan. S u l i t mungkin memahami arguterasa aneh, men Adnam. bila ada kelompok yang Karena Taliban selama membawa ini memang bendera Islam sangat keras menutup ruang m e m b a t a s i pencerdasan perempuan di dan pemikiran wilayah publik, termasuk dalam soal pendidikan. Hampir tak ada ruang terbuka kesempatan perempuan mendapat pendidikan dalam pandangan Taliban. Perempuan bagi kelompok Taliban praktis tak lebih dari warga kelas dua, yang tak berhak memasuki ruang-ruang publik, termasuk pendidikan. Malala sejatinya adalah seorang anak belia yang gencar memperjuangkan agar kaum perempuan mendapat kesempatan mendapat pendidikan. Sebuah perjuangan yang seharusnya bukan lagi masalah di era modern seperti sekarang ini. Namun inilah realitas sosial di Pakistan, juga di Afghanistan serta pada beberapa negara, yang memiliki cara pandang seperti Taliban. Dengan melihat semangat dan identitas keagamaan Islam, sebenarnya apa yang dilakukan Taliban terasa ironis bahkan kontradiktif. Tak perlu harus bertahun-tahun mengkaji ajaran Islam untuk tahu bahwa agama suci ini sangat mendorong kecerdasan dan pemikiran. Ayat pertama yang diturunkan Allah di moment Ramadhan sangat kental bersemangat pencerdasan dan dorongan pemikiran. Simaklah bagaimana firman Allah yang pertama diturunkan. Untuk sesuatu yang sangat sakral tentang pengenalan Allah, agama Islam secara indah membuka lanskap pemikiran manusia. Tuhan mengenalkan dirinya melalui proses pencerdasaran yang sangat luar biasa. Sebuah penegasan bahwa Islam justru turun ke permukaan bumi ini dimulai dengan pengembangan pemikiran. Karena itu terasa aneh, bila ada kelompok yang membawa bendera Islam menutup ruang pencerdasan dan pemikiran. Sikap itu jelas kontradiktif dengan salah satu subtansi ajaran Islam tentang visi dan misi pencerdasan manusia. Kedasyatan Islam sebagaimana ditegaskan Al Gazali, agaknya seringkali ditutupi pemahaman sempit dan juga sangat mungkin, kepentingan para tokohnya. =
Tak Masalah Suatu hari Matrawi berjumpa ustadz dan beratanya tentang qunut. “Kalau sholat subuh ngak pakai qunut, boleh?” “Ngak masalah,” jawab Ustad singkat. “Kalau pakai qunut, gimana?” tanya Matrawi lagi. “Ngak masalah.” “Pakai ngak masalah. Ngak pakai qunut ngak masalah. Gimana sih ini?” klaim Matrawi. “Ya. Pakai atau tidak, tak masalah. Yang masalah kalau tak sholat subuh,” jawab Ustad, santai.
Cak Munali