1
KAMIS 22 AGUSTUS 2013 NO.0182 | TAHUN II Koran Madura
KAMIS
Harga Eceran Rp 3.500,- Langganan Rp 70.000,-
22 AGUSTUS 2013
Kutuk Kekerasan Massa Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) membentangkan poster saat aksi Solidaritas untuk Mesir di Alun-alun Tegal, Jateng, Rabu (21/8). Massa HTI mengutuk pembantaian rakyat Mesir yang dilakukan rezim militer
antara foto/jafkhair
Kini, Andi dan Anas Menanti Nasib Jumat, DPR Dijadwalkan Terima Hasil Audit Hambalang Jilid II JAKARTA-Nasib dua orang mantan politisi Partai Demokrat, Anas Urbangingrum dan Andi Alifian Mallarangeng yang kini menjadi tersangka Proyek Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) akan ditentukan minggu depan. Kepastian soal status keduanya akan ditetapkan setelah KPK menerima audit investigatif tahap dua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengenai perhitungan kerugian negara. “Berdasarkan pertemuan dengan Hadi Purnomo, disepakati perhitungan kerugian negara sudah finalisasi. Kapan diserahkan? Janji beliau minggu ini selesai, paling lambat minggu depan,” kata Ketua KPK Abraham Samad di kantornya, Jakarta, Rabu (21/8). Dengan selesainya audit investigasi tahap II Hambalang, KPK pun akan langsung memanggil para tersangka pascapenyerahan hasil tersebut. Setelah Andi, KPK akan melanjutkan pemeriksaan kepada mantan Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Anas Urbaningrum dan petinggi Adhi Karya Teuku Bagus Mohammad Noor. “Sepertinya janji BPK akan ditepati. Soalnya, Pak Hadi langsung yang mengatakan. Lalu mungkin kami pelajari satu hari dilakukan pemanggilan kepada AM. Minggu depan
AM dipanggil,” tegasnya. Menurut dia, KPK segera memeriksa Anas, tersangka dugaan korupsi dalam penerimaan hadiah atau janji terkait proyek Hambalang. Saat ini, penyidik tengah mengurus surat panggilan terhadap bekas Ketua Umum Partai Demokrat itu.
“Kalau perhitungannya minggu ini (mengurus surat panggilan), minggu depannya kita panggil,” katanya. Sayangnya, Samad mengaku belum mendapatkan informasi dari penyidik soal tanggal pasti pemeriksaan bekas Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam tersebut. “Belum cek lagi,” singkatnya. Sejauh ini, KPK sudah menetapkan tiga tersangka selain Anas. Mereka disangkakan menyalahgunakan kewenangan sehingga merugikan kerugian negara yakni Andi Mallarangeng, Deddy Kusdinar, dan Teuku Bagus Mohammad Noor. Dari para tersangka itu, baru Deddy yang ditahan KPK. Saat ini, Deddy mendekam di rutan KPK cabang Guntur. Audit BPK Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) telah selesai melakukan audit investigasi Proyek Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) Hambalang jilid II. Rencaananya, hasil audit tersebut akan diserahkan ke DPR, pada Jumat (23/8). “Soal audit Hambalang, tadi dijadwalkan akan diserahkan pada Jumat minggu ini,” kata Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso
di Jakarta, Rabu (21/8) Sementara itu, BPK sudah bertemu dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menyelesaikan audit kerugian negara dalam perkara Hambalang. BPK sudah berjanji segera menyerahkan hasil audit antara pekan ini hingga pekan depan. “Perhitungan jumlah kerugian negara memasuki finalisasi, janji beliau (Ketua BPK Hadi Poenomo), pada minggu ini hasil perhitungan Insya Allah selesai. Paling lambat minggu depan,” kata Ketua KPK Abraham Samad di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (21/8). Hasil perhitungan tersebut, kata Abraham, akan digunakan sebagai bahan pemeriksaan atau penahanan tersangka, antara lain mantan Menteri Pemuda dan Olah Raga Andi Alifian Mallarangeng. “Setelah diterima, dipelajari, dan dilakukan pemeriksaan terhadap AM. Penahanan akan dilakukan kemudian,” jelas Abraham. Adapun pemeriksaan dan penahanan tersangka Anas Urbaningrum, menurut Abraham, hal itu bakal dilakukan setelah tahapan untuk Andi Mallarangeng beres. “Kita akan ikuti proses pada saat penetapan tersangka,” jelasnya. (gam/cea)
TERORISME
Polisi Menyebarkan Sketsa Pelaku Penembakan DEPOK- Seorang Polwan menempel poster sketsa wajah dua tersangka pelaku penembakan anggota polisi sektor Pondok Aren, Tangsel, di kawasan Stasiun Depok Baru, Jawa Barat, Rabu (21/8). Polresta Depok menyebar sketsa dua pelaku ke berbagai tempat keramaian agar masyarakat dapat
membantu menginformasikan jika mengetahui keberadaan pelaku tersebut. Ali Chaidar, pengamat terorisme mengatakan bahwa penembakan polisi oleh orang tidak dikenal itu kemungkinan besar dilaukakan oleh kelompok-kelompok teroris yang selama ini menjalankan aksinya di Indonesia.
Namun demikian, Al Chaidar berpendapat, para polisi yang menjadi korban penembakan itu bukanlah target utama. Mereka dinilai hanya menjadi target pengganti. Target utama para teroris tersebut adalah Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri yang selama ini berada di garda depan menyapu mereka. (ant/beth)
antara foto/indrianto eko suwarso
Cak Munali
SKETSA. Petugas gencar menyebarkan sketsa pelaku penembakan polisi di Tangerang Selata beberapa waktu lalu. Masyarakat diminta untuk melapor bila berjumpa dengan orang yang mirip dalam sketsa tersebut
antara foto/wahyu putro a
PEMERIKSAAN ROBERT TANTULAR. Mantan Dirut Bank Century Robert Tantular keluar dari Gedung KPK usai menjalani pemeriksaan di Jakarta, Rabu (21/8). Robert yang telah divonis 4 tahun penjara itu diperiksa sebagai saksi terkait dugaan korupsi pemberian fasilitas pendanaan jangka pendek (FPJB) dan penetapan Bank Century sebagai bank gagal yang berdampak sistemik untuk tersangka Budi Mulya.
SKANDAL CENTURY
KPK Dalami Keterlibatan Robert Tantular JAKARTA- Komisi Pemberantasan Korupsi mendalami peran mantan pemilik sebagian saham Bank Century Robert Tantular dalam proses pemberian fasilitas pendanaan jangka pendek (FPJP) kepada bank tersebut. “Tadi saya diperiksa sebagai saksi Budi Mulya, ini baru tentang FPJP,” kata Robert seusai diperiksa sekitar lima jam oleh KPK di Jakarta, Rabu. Robert mengaku bahwa pemeriksaan pertamanya masih sebagai pemeriksaan awal. “Ini baru pemeriksaan awal, baru sembilan pertanyaan, belum masuk materi,” ungkap Robert. Robert yang kini mendekam di Lembaga Pemasyarakatan Cipinang sudah diputus pidana selama sembilan tahun penjara dan denda Rp100 milliar subsider delapan bulan kurungan karena melakukan tiga kejahatan perbankan berdasarkan putusan Mahkamah Agung. Ia juga tidak menjelaskan mengenai keberadaan kekayaan miliknya yang tengah diburu oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham). Tiga kejahatan perbankan tersebut adalah pencairan deposito valuta asing milik Boedi Sampurna sebesar 18 juta dolar AS tanpa seizin pemiliknya; kedua pengucuran kredit tanpa melalui prosedur yang benar kepada PT. Wibowo Wadah Rejeki sebesar Rp121,3 miliar dan kepada PT. Accent Investment Indonesia sebesar Rp60 miliar serta ketiga, Robert bersama-sama Rafat Ali Rizfi dan Hesyam Al Waraq yang masih berstatus Daftar Pencarian Orang (DPO), tidak melaksanakan surat kesepakatan untuk mengembalikan aset-aset surat berharga Bank Century yang berada di luar neger. Hingga saat ini Kemenkumham masih mengupayakan pembekuan aset Robert sebesar 16 juta dolar AS (sekitar Rp160 miliar) yang ada di negara Bailiwick of Jersey yaitu negara anggota persemakmuran di Selat Inggris. Aset Bank Century diketahui berada
di 14 negara, saat ini Polri hanya berhasil menyelamatkan aset Century di dalam negeri yang mencapai Rp 295 miliar yang sebagian besar aset yang diselamatkan berasal dari penyitaan aset PT Antaboga dari total aset yang mencapai Rp11 triliun. Salah satu aset Century juga berada di Swiss yang menjadi ajang perebutan dengan lembaga keuangan lain. KPK baru menetapkan mantan Deputi Bidang IV Pengelolaan Devisa Bank Indonesia Budi Mulya sebagai tersangka pada 7 Desember 2012, sementara mantan Deputi Bidang V Pengawasan BI Siti Chodijah Fajriah adalah orang yang dianggap dapat dimintai pertanggungjawaban hukum. Budi Mulya dikenai pasal penyalahgunaan kewenangan dari pasal 3 Undang-undang No 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah pada UU No 20 tahun 2001 tentang perbuatan menguntungkan diri sendiri. Bank Century mendapatkan dana talangan hingga Rp6,7 triliun pada 2008 meski pada awalnya tidak memenuhi syarat karena tidak memenuhi kriteria karena rasio kecukupan modal (CAR) yang hanya 2,02 persen padahal berdasarkan aturan batas CAR untuk mendapatkan FPJP adalah 8 persen. Audit Badan Pemeriksa Keuangan atas Century menyimpulkan adanya ketidaktegasan Bank Indonesia terhadap bank milik Robert Tantular tersebut karena diduga mengubah peraturan yang dibuat sendiri agar Century bisa mendapat FPJP yaitu mengubah Peraturan Bank Indonesia (BPI) No 10/26/PBI/2008 mengenai persyaratan pemberian FPJP dari semula dengan CAR 8 persen menjadi CAR positif. Kucuran dana segar kepada Bank Century dilakukan secara bertahap, tahap pertama bank tersebut menerima Rp2,7 triliun pada 23 November 2008. Tahap kedua, pada 5 Desember 2008 sebesar Rp2,2 triliun, tahap ketiga pada 3 Februari 2009 sebesar Rp 1,1 triliun dan tahap keempat pada 24 Juli 2009 sebesar Rp 630 miliar sehingga total dana talangan adalah mencapai Rp6,7 triliun. (ant/beth)
SKANDAL CENTURY