Koran Madura

Page 1

1

RABU 24 APRIL 2013 NO. 00103 | TAHUN II Koran Madura

RABU

Harga Eceran Rp 2500,- Langganan Rp 50.000,-

24 APRIL 2013

g PAMANGGHI

Mantan Senator AS Kunjungi PBNU JAKARTA-Mantan senator Amerika Serikat Christopher “Kit” Bond berkunjung ke Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama di Jakarta, Selasa, dan berdialog dengan sejumlah pengurus organisasi Islam terbesar di Indonesia itu. Mantan senator dari negara bagian Missouri itu merupakan salah satu “Friends of Indonesia? yang selama masa jabatannya sebagai Vice Chairman of Senate Intelligence Committee yang aktif mendukung kepentingan Indonesia di Kongres AS dan menyuarakan peran strategis Indonesia di kawasan Asia Tenggara. “Kit Bond juga aktif menyampaikan gambaran positif tentang Indonesia baru kepada kalangan masyarakat luas di AS, utamanya mengenai peran Islam moderat dalam mendukung proses transisi demokrasi dan dalam menghadapi ancaman terorisme di tanah air,” kata Wakil Ketua Umum PBNU As’ad Said Ali. Meskipun sudah tidak lagi menjabat senator, Sekjen PBNU Marsudi Syuhud berharap Kit Bond tetap mempromosikan pemahaman Islam Indonesia, khususnya NU, yang moderat kepada masyarakat AS. Menurut Marsudi, NU akan terus konsisten dalam mempromosikan Islam moderat. “Salah satu bentuk nyata adalah anak-anak Ansor yang setiap perayaan Natal ikut melakukan penjagaan keamanan. Ini adalah wujud toleransi dari kami,” kata Marsudi. Pada kesempatan itu, Kit Bon sempat menyinggung peristiwa ledakan bom yang terjadi di Boston beberapa waktu. “Saya masih meyakini ajaran Islam tidak kompatibel dengan kejadian ledakan bom di Boston,” kata Kit Bond. Kit Bond yang bersama dengan pemenang hadiah Pulitzer, Lewis Simons menuliskan buku “The Next Front: Southeast Asia and the Road to Global Peace with Islam” itu kembali menyatakan bahwa tidak ada aliran dalam Islam yang mengajarkan kekerasan. Bahkan, ia menyebut NU adalah “champion” dalam mempromosikan Islam damai. “Apa yang dilakukan orang-orang NU, jauh lebih besar pengaruhnya dibandingkan apa yang dilakukan oknum-oknum pelaku terorisme di luar,” tandas Kit Bond. Sementara itu Pengurus Cabang Istimewa NU AS-Kanada memberikan penghargaan “NU North America Award” kepada Kit Bond atas dedikasinya selama ini dalam mempromosikan pemahaman moderat Islam Indonesia dan menggalang koalisi perdamaian melalui penguatan masyarakat madani dan kerja sama melalui organisasi sosial keagamaan. “Diharapkan penghargaan ini dapat menjadi simbol dukungan NU bagi usahausaha menjembatani perbedaan antara umat Islam dan dunia Barat pada umumnya dan khususnya umat Islam Indonesia dengan masyarakat Amerika,” kata Rais Syuriah PCINU AS-Kanada Shalahudin Kafrawi. (ant/git/beth)

Migas Muhammad Fadillah

Kepala Pelaksana BPBD Sumenep

B

ant/syaiful arif

ANTRI SOLAR SUBSIDI. Puluhan warga menunggu antrian solar subsidi mengunakan jerigen di SPBU 54.614.13 Blimbing, Kecamatan Gudo, Jombang, Jawa Timur, Selasa (23/4). Pasokan solar di SPBU setempat datang setiap tiga hari sekali sebanyak 8.000 liter habis dalam waktu tiga jam.

Politik Dinasti Tak Bisa Dihindari JAKARTA-Proses pencalegan yang dilakukan oleh internal partai politik tampaknya masih sulit mencegah adanya politik kekerabatan. Bukan tidak mungkin dalam satu daerah pemilihan diisi bakal calon legislatif keluarga. “Bisa saja satu keluarga atau kerabat mencalonkan diri di satu daerah pemilihan atau partai tertentu,” kata Ketua KPU Husni Kamil Manik, di Jakarta, Selasa (23/4). Namun demikian kata Husni, sejauh Bacaleg tersebut memenuhi syarat yang diatur dalam peraturan dan perundangundangan meski satu keluarga tidak masalah. “Biarlah nanti pemilih yang menilainya. Apakah itu sesuai denggan etika atau tidak. KPU tidak menilai soal etika itu,” tambahnya. Lebih jauh kata Husni, memang dalam Peraturan KPU No 7 Tahun 2013 Tentang

Pencalonan Anggota DPR, DPRD Provinsi, Kabupaten atau Kota yang diubah ke dalam PKPU No 13 Tahun 2013 tidak mengatur pelarangan satu dapil diisi oleh dua atau lebih anggota keluarga. Ditempat terpisah, dua anak Gubernur Banten Hj Ratu Atut Chosiyah, yakni, Andika Hazrumy (anak pertama) yang saat ini menjabat sebagai anggota DPD asal Banten dan Andiara Aprillia Hikmat (anak kedua) mendaftarkan diri sebagai bakal calon legislatif (Bacaleg). Bukan hanya itu, menantu Atut juga yakni Ade Rossi Chaerunnisa atau istri Andika Hazrumy, ikut mendaftarkan diri menjadi Bacaleg. Saat ini, Andika Hazrumy, putra sulung Gubernur Banten Hj Ratu Atut Chosiyah mencalonkan diri menjadi anggota DPR dari Partai Golkar Banten. Andika Hazrumy mencalonkan diri dari daerah pemilihan (Dapil) II yaitu Kota Serang, Kabupaten Serang dan Kota Cilegon. Sementara Putri Atut (anak kedua) yakni Andiara Aprillia Hikmat telah diproyeksi untuk menggantikan kakaknya, dan mendaftarkan diri sebagai bakal

KELANGKAAN SOLAR

“BBM“ Tolak Rencana Kenaikan Harga BBM

KASUS SIMULATOR SIM

Djoko Didakwa” Ngutil” Rp32 M JAKARTA- Terdakwa kasus korupsi pengadaan “driving” simulator uji klinik pengemudi roda dua (R2) dan roda empat (R4) tahun anggaran 2011, mantan Kepala Korps Lalu Lintas (Korlantas) Irjen Pol Djoko Susilo didakwa memperkaya diri sebesar Rp32 miliar. “Terdakwa Irjen Pol Djoko Susilo bersama-sama dengan Didik Purnomo, Teddy Rusmawa, Budi Susanto dan Sukotjo Sastronegoro Bambang melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi yaitu memperkaya diri sebesar Rp32 miliar,” kata ketua jaksa penuntut umum Komisi Pemberantasan Korupsi Kemas Abdul Roni dalam sidang di pengadilan Tipikor Jakarta, Selasa. Selain Djoko, pihak lain yang menikmati uang tersebut adalah Wakil Korlantas Polri Brigjen Pol Didik Purnomo selaku pejabat pembuat komitmen (PPK) senilai Rp50 juta, direktur PT Citra Mandiri Metalindo Abadi (CMMA) Budi Susanto sebesar Rp93,3 miliar, Direktur PT Inovasi Teknologi Indonesia (ITI) senilai Rp3,93 miliar, Prima Koperasi Kepolisian (Primkoppol) Mabes Polri sebesar Rp15 miliar, Wahyu Indra sebesar Rp500 juta, Gusti Ketut Gunawa senilai Rp50 juta, Darsian Rp50 juta dan Warsono Sugantoro alias Jumadi senilai Rp20 juta. Sehingga dapat dijumlahkan kerugian negara yang ditimbulkan adalah Rp144,98 miliar. (ant/des/beth)

calon anggota DPD perwakilan Banten. Sementara menantu Ratu Atut, Ade Rossi Chaerunnisa atau istri Andika Hazrumy, yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Serang, kembali mencalonkan diri menjadi anggota DPRD Banten dari Partai Golkar. Sedangkan suami Ratu Atut Chosiyah yakni Hikmat Tomet, yang saat ini menjadi anggota DPR dari Partai Golkar selaku Ketua DPD I Partai Golkar Banten kembali mencalonkan diri sebagai anggota DPR, untuk Dapil I yaitu daerah Pandeglang dan Lebak. Andiara mengatakan dirinya terjun ke dunia politik mendapat dukungan penuh dari keluarga, dan saat ini mendapatkan 34 ribu dukungan dari masyarakat. Andiara yang saat ini berusia 26 tahun, mengaku ingin mewakili kaum muda perempuan di Banten, karena saat ini banyak anggota DPD itu adalah laki-laki dan mayoritas usianya sudah tua. “Pencalonan saya didasari niat dan keinginan tulus untuk mengabdi pada masyarakat Banten,” kata Andiara seusai mendaftarakan diri sebagai bakal calon DPD ke KPU Banten, Senin (22/4). (abd/cea)

PAMEKASAN-Barisan Mahasiswa Merdeka (BMM) Pamekasan meminta pemerintah segera mengatasi kasus kelangkaan solar di berbagai daerah di Indonesia dan menolak rencana menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi bulan depan. BMM menilai, rencana pengurangan subsidi BBM yang identik dengan menaikan harga ini, dinilai akan tetap menyengsarakan masyarakat luas. Sebab, jika rencana itu dilaksanakan, dipastikan akan diikuti oleh lonjakan harga kebutuhan pokok. Ketua BMM Pamekasan Zaini WerWer mengatakan, pemerintah harus memahami kondisi masyarakat yang akan menanggung beban cukup berat jika subsidi BBM ini dikurangi apalagi dicabut. Ia menilai, rencana pemerintah ini tidak pro

rakyat sehingga harus ditolak bersama. Zaini menduga, rencana pemerintah untuk menaikan harga BBM ini sebagai langkah pemerintah untuk menghapus subsidi BBM. Atas dasar ini, ia menilai ada intervensi pihak asing terutama Bank Dunia (World Bank). Sebab, debitur Indonesia ini mensyaratkan pemerintah untuk mencabut subsidi untuk menyalurkan pinjaman dana ke Indonesia. “Jelas-jelas ada intervensi pihak asing. Karena Indonesia tidak akan menerima pinjaman dari Bank Dunia sebelum menghapus subsidi BBM,” katanya. Lebih lanjut Zaini menyatakan akan terus mengawal rencana pemerintah dalam hal ini Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), karena jika kebijakan ini betul-betul mengarah pada penghapusan subsidi, menunjukan bahwa ada

upaya penguasaan asing pada sektor minyak dan gas (migas), dari hulu ke hilir. Padahal, migas yang terkandung di bumi Indonesia seharusnya dikuasai negara dan dimanfaatkan demi kepentingan rakyat. Seperti diberitakan berbagai media massa, Presiden RI SBY, mengisyaratkan akan melakukan langkah penting untuk mengurangi subsidi BBM bulan depan. Sebab, subsidi yang dikeluarkan untuk BBM dinilai sudah terlalu besar. Langkah ini menunjukan bahwa pemerintah akan menaikan harga BBM. Sementara itu, subsidi BBM. Pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun lalu menghabiskan sekitar Rp 300 triliun atau 15 persen dari ABPN. Tanpa perubahan kebijakan yang tepat, jumlah ini diperkirakan akan bertambah tahun ini. Sementara itu, antrean kendaraan yang akan mengisi bahan bakar solar terus terjadi di sejumlah SPBU di Pamekasan. Antrean itu terjadi sejak malam hingga pagi, karena sebagian besar SPBU sudah kehabisan persediaan sejak sore dan baru menerima pasokan pada pagi harinya. Keterbatasan stok solar itu disebabkan pengurangan pasokan oleh pertamina untuk semua SPBU sejak beberapa hari terakhir. Akibanya, stasiun pengisian tidak mampu memenuhi permintaan pembelian, karena jatah pasokan dikurangi sebanyak 50 persen dari kondisi normal. Di SPBU Buddagan, antrean kendaraan sempat menimbulkan kemacetan arus lalu lintas, karena kendaraan yang antre datang dari dua arah hingga mempersempit jalan. Kendaraan yang antre sebagian besar merupakan kendaraan umum dan kendaraan barang. (uzi/muj)

erbicara masalah migas pikiran kita akan terbayang uang besar. Itu tidak salah, karena sektor migas terkait tiga hal yaitu High Cost, High Risk, High tech. Bagi Daerah yang mempunyai potensi migas dengan keterbatasan APBD yang dimiliki, satu-satunya harapan peningkatan kesejehateraan dan peningkatan proses pembangunan hanya pada Dana Bagi Hasil (DBH) Migas. Namun demikian, pada proses penggarapan untuk menghasilkan yang satu ini penuh rambu-rambu regulasi antara lain dalam UU 22/2001 tentang Migas, UU No. 32/2004 tentang Pemerintah Daerah, UU No. 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, PP No. 35/2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Migas dan PP No. 55/2005 tentang Dana Perimbangan. Ini belum termasuk peraturan pelaksanaan lainnya terkait progress lifting yang dihitung atas dasar Realisasi Lifting dari Kementerian Teknis. Dalam konteks penerimaan DBH Migas, paling tidak ada empat faktor yang mempengaruhi. Pertama, Lifting Migas (Produksi Migas yang Terjual). Semakin tinggi volume lifting, peluang penerimaan migas semakin besar. Kedua, Cost Recovery (Pengembalian Harga Operasional) KKKS. Jika Operating Cost yang direcover membesar, semakin rendah penerimaan migas. Ketiga, ICP (Indonesia Crude Price) Harga Minyak Mentah Indonesia yang menjadin basis harga yang digunakan dalam APBN dan dipengaruhi pasar minyak internasional. Semakin tinggi ICP, semakin tinggi pula penerimaan migas. Terakhir faktor nilai tukar rupiah terhadap US Dollar. Jika nilai tukar rupiah terhadap US Dollar semakin tinggi, akan meningkat pula DBH. Walaupun masalah migas selalu menjadi wacana menarik diperdebatkan terutama menyangkut pembahasan tata kelola dan penerimaan minyak dan gas bumi, sulit diingkari fakta riil masalah migas yang bagai pendulum. Selalu berpindah-pindah dari satu arah ke arah yang lain sejalan perubahan tatanan sosial, politik dari masa ke masa. Yang layak menjadi catatan, apapun regulasi yang ada dalam tata kelola migas saat ini, kita wajib berterimakasih kepada Bung Karno yang melakukan Nasionalisasi dan mengubah bentuk kontrak migas dengan lahirnya UU No. 44 Tahun 1960. Melalui UU itu, ditegaskan eksploitasi migas hanya diselenggarakan oleh negara. Kontrak konsesi diubah menjadi kontrak Karya yang menempatkan perusahaan hanya perusahaan negara. Kuasa tambang yang semula dipegang oleh Perusahaan Asing beralih ketangan Pemerintah. Mungkin konstitusi kita, UUD 45 yang mengamanatkan agar sumber kekayaan alam yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai negara untuk dipergunakan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat akan beda ceritanya jika Bung Karno tidak melahirkan UU tersebut. Negara pasti hanya memperoleh royalti berdasarkan persentase produksi dari lapangan minyak dan gas bumi yang ada di bumi Indonesia ini yang makin jauh dari kemakmuran rakyat. Tentu kita berharap semoga dari tahun ke tahun republik ini lebih serius memikirkan kemakmuran rakyat dari sumber daya alam yang diciptakan Allah pemilik kerajaan langit dan bumi. Semoga saja. =

Dedy Corbuzer Suatu hari Matrawi bertemu Sa’dullah di terminal. “Hai hendak kemana dikau Dul, tak biasanya kau keluar rumah” tanya Matrawi sambil menepuk pundaknya. “Aku mau ke Jakarta Mat, mau ketemu Dedy Corbuzer” Jawab Sa’dullah lessu. “Memang untuk apa kamu ketamu Dedy Corbuzer” kejar Matrawi. Sa’dulla garuk-garuk kepala “Ini nih aku dibertahu teman bahwa pesulap itu bisa ngilangin kutu di kepalaku ini” “Pueh, kalo cuma cara ngilangin kutu ala Dedy Corbuzer, aku juga tahu” Jawab Matrawi pasti. “Ayo sini duduk” kata Matrawi sambil mengeluarkan gunting dan langsung mennggunduli rambut Sa’dullah. “Mat, Kamu kok gunduli rambutku?” protes Sa’dullah “Dedy Corbuzer itu tidak kutuan bukan karena sulap, tapi karena gundul, tahu”

Cak Munali


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.