1
JUMAT 24 MEI 2013 NO. 00124 | TAHUN II Koran Madura
JUMAT
Harga Eceran Rp 2500,- Langganan Rp 50.000,-
24 MEI 2013
g PAMANGGHI KASUS IMPOR DAGING
45 Wanita Menerima Aliran Dana Ahmad Fathanah JAKARTA-Nama-nama wanita yang diduga menerima uang dan barang mewah dari tersangka kasus suap impor daging sapi Ahmad Fathanah terus bermunculan. Jumlahnya pun berubah-ubah, mulai dari 20-an bahkan menjadi 40-an wanita. Namun pada Kamis (23/5), sebuah dokumen Pusat Pelaporan dan Analisa Keuangan (PPATK) yang beredar menyebutkan, jumlah wanita yang menerima uang Fathanah 45 orang. Jumlah
uang yang diterima wanita ini ber- yanti. Sayangnya, validitas data variasi, mulai dari Rp 1 juta hingga ini masih diragukan. Karena Wakil Rp 2 miliar rupiah. Aliran uang ter- Ketua Pusat Pelaporan dan Anahadap ke 45 perempuan tersebut lisa Transaksi Keuangan (PPATK), sudah terjadi sejak 2003. Agus Santoso membanInformasi yang tah membocorkan dataBERITA diperoleh Koran Madura data transaksi Fathanah TERKAIT menjelaskan, dari 45 dengan sejumah wanitwanita yang menikmati anya. “PPATK tidak perHalaman 12 dana itu, ada 17 orang nah melansir,” tegasnya. menerima diatas Rp100 Menurut Agus, juta. Dari 17 orang tersebut, hanya PPATK tidak pernah mengeluar3 orang menerima di atas Rp1 mil- kan ke publik nama-nama yang iar. Mereka antara lain, Amel Fadly, diduga menerima uang FathanLinda Silviana dan Elsya Putri Adi- ah sebagaimana yang beredar di
masyarakat. “Bahkan kami tidak pernah melansir nama-nama perempuan atau laki-laki yang diduga menerima,” terangnya Dikatakan Agus, lembaganya bekerja berdasarkan Undang-Undang. Karena itu PPATK bekerja ekstra hati-hati. “Memang, ada data yang sudah kita serahkan ke KPK. Tetapi, saya nggak hafal, karena melibatkan banyak orang. Bukan model PPATK menyebutkan detail seperti itu, karena itu melanggar undang-undang,” tuturnya. (gam/ cea/abd)
HASIL UN 2013
Provinsi Jatim Raih Predikat Terbaik SURABAYA–Ditengah sorotan masyarakat Indonesia akan buruknya pelaksanaan Ujian Nasional (UN) 2013 di beberapa wilayah di Indonesia, Provinsi Jawa Timur mampu menorehkan prestasi membanggakan. Dalam pengumuman resmi hasil UN tingkat SMA sederajat dari Kementerian Pendidikan, Jatim diketahui merupakan Provinsi dengan predikat terbaik rata-rata nasional. Dari total jumlah peserta UN tingkat SMA/MA yaitu 220.780 orang siswa, hanya sekitar 0.70 persen atau 154 orang siswa saja yang dinyatakan tidak lulus. Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Harun, Kamis (23/5). Diakuinya, jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, tingkat kelulusan tahun ini mengalami peningkatan. “Tahun 2011alu yang tidak lulus sebanyak 0.262 persen. Lalu pada tahun berikutnya 0.74 persen. Sementara tahun ini kembali turun dengan hanya 0.70 persen. Berarti kan tingkat kelulusannya terus naik,” papar orang nomer satu di lingkungan pendidikan Jatim ini. Tidak hanya angka kelulusan yang mengalami peningkatan, lanjut dia, nilai UN di sebagian besar wilayah Jatim juga mengalami kenaikan yang cukup signifikan dan membanggakan. “Bayangkan nilai 10 ada di sebagian besar wilayah Jawa Timur. Hal ini merupakan hal yang luar biasa mengingat tahun ini variasi soal dibuat hingga 20 paket. Berarti murni hasil keringat para siswa dan bukan contekan,” ujar dia bangga. Sementara untuk Sekolah Menengah Kejuruan, tambahnya, dari total jumlah peserta sebanyak 176.633 orang siswa, yang diketahui tidak lulus ada 408 orang siswa. “secara presentase 0.231 persen,” ucap Harun. Diungkapkan Harun, untuk siswa yang dinyatakan tidak lulus, akan ada guru dari sekolah yang akan menyampaikan surat ketidaklulusan tersebut secara personal kepada yang bersangkutan. “Nanti ada guru dari sekolah yang menyampaikan suratnya. Jadi siswa lain tidak tahu siapa saja yang tidak lulus,” katanya seraya menambahkan bahwa pihaknya sudah menyampaikan instruksi kepada para kepala dinas pendidikan Kabupaten/Kota agar mengantisipasi konvoi dan coret-coretan. (neu/beth)
HASIL UN 2013. Kadindik Jatim dalam pertemuan bersama kepala dinas pendidikan kabupaten/ Kota kamis (23/5)
MINTA RESTU. Cawagub Said Abdullah menggelar silaturrahmi dengan Puluhan Kyai di Kota Probolinggo. Dalam kesempatan ini, para kiai menyatakan ikrar untuk bulat mendukung Pasangan Cagub Cawagub Bambang-Said atau kini dikenal dengan sebutan Pasangan Jempol.
Kiai Kampung
Bulat Dukung Jempol PROBOLINGGO – Langkah Cawagub Said Abdullah yang mendamping Cagub Bambang Dwi Hartono untuk bertarung di Pilgub Jawa Timur, 29 Agustus mendatang tampaknya akan menjadi sandungan duet pasangan Soekarwo dan Saifullah Yusuf (KarSa). Setelah mendapat dukungan Paguyupan Abang Becak Bestari Kota Probolinggo, giliran puluhan Kiai di Kota Probolinggo mulai melirik dan memberikan dukungan bulat kepada Cawagub Jawa Timur, Said Abdullah yang mendampingi Bambang Dwi Hartono. “ Meski kader PDIP, sosok Said Abdullah representasi dari kader Nahdlatul Ulama (NU) tulen. Kami sudah komitmen dan akan memenangkan Pak Said di Kota Probolinggo dan sekitarnya,” ujar Ketua Forum Ulama Kota Probolinggop Ustad Abdul Hadi, Kamis
(23/5) kepada wartawan usai bertemu dan berdialog dengan Said. Ustad Hadi mengatakan dukungan mereka diberikan karena selama ini komitmen perjuangan Said Abdullah untuk membantu beberapa masjid dan mushola di beberapa tempat di Jawa Timur. “Kami bulat mendukung Jempol untuk memimpin Jawa Timur kedepan, karena dekat dengan Wong Cilik,”ucapnya. Dalam pertemuan tersebut, beberapa kiai ‘curhat’ mengenai beberapa hal. Terutama soal kondisi bangunan fisik dari lembaga pendidikan yang mereka pimpin, mulai dari bangunan masjid yang pembangunannya belum tuntas, bangunan mushalla dan pondok yang rusak, hingga ruang kelas yang terbatas. Seperti KH Rosidi, pengasuh Pondok Pesantren Sirojud Tolibin di Kelurahan Kedunggaleng Kecamatan Wonoasih. Ia mengungkapkan, ruang kelas di Madrasah Diniyah miliknya kurang, sehingga dibutuhkan ruang kelas baru. Atas permintaan tersebut, Said Abdullah berjanji akan mengalokasikan bantuan maksimal
Rp 50 juta dalam perubahan APBN 2013. Temui Hasan Aminuddin Usai bertemu puluhan kiai di Kota Probolinggo, Said Abdullah, menemui mantan Bupati Probolinggo, Hasan Aminuddin. Sekitar dua jam, Said Abdullah didampingi Ketua DPC PDIP Kabupaten Probolinggo, Timbul Prihandjoko berbincang-bincang dengan Hasan. “Pak Hasan adalah tokoh sentral di tapal kuda. Apalagi beliau adalah tokoh NU di ta-
pal kuda yang punya pengaruh. Saya berharap dengan dukungan dari beliau warga NU mau mendukungnya,”tandas anggota Badan Anggaran (Banggar) DPR RI. Atas kedatangan Said Abdullah, mantan Bupati Hasan Aminuddin, mengaku dirinya merasa terhormat. “Pak Said Abdullah datang untuk minta doa restu dan dukungan di wilayah tapal kuda. Saya akan dukung beliau untuk menjadi Cawagub Jatim,” pungkasnya. (hud/ara).
Kematian Oleh : Abrari Alzael
P
Pemimpin Redaksi Koran Madura
ada prinsipnya, berapapun naiknya harga BBM, sesungguhnya tak jadi soal. Masyarakat mendukung sepanjang kebijakan itu benar-benar dilakukan untuk kemajuan negara-bangsa. Warga juga tidak keberatan dengan kenaikan harga BBM atau bukan BBM. Syaratnya hanya satu, abdi negara di lintasan legislatif, yudikatif dan eksekutif harus benar-benar bekerja untuk negara-bangsa. Sepanjang abdi negara di lintasan pusat sampai daerah tidak bekerja untuk negara, maka sepanjang itu pula negara-bangsa ini akan bergerak seperti monster dan menerkam warganya sendiri. Sistem penyelenggaraan negara secara organisatoris mengalami pergerakan dari tahun ke tahun sebagaimana aparatur korup juga bergerak. Selain itu, penyelenggaraan pembangunan semakin memprihatinkan karena dikelola orang baik yang tidak bijak dan menjauh dari radik. Bahkan, eksekutor pembangunan sudah mendekati bejat. Memang tidak semuanya meski hampir seluruhnya seperti itu. Lalu mau diapakan lagi negeri yang sudah rapuh ini? Belakangan ini, mencuat kabar soal suap impor daging yang melibatkan mantan petinggi sebuah partai. Kemudian di sana ada kolega. Sebenarnya, Dari kolega ini masyarakat juga mengalir tahu bila lagi ke 45 perempuan dan Gubernur BI seterusnya. Sebergaji hampir lain itu, seorang Rp. 200 juta per bintara juga mebulan miliki rekening gendut bernilai triliunan rupiah karena ditopang bisnis bimsalabim. Ini semua hanya satu contoh dari kemungkinan banyak kasus yang tak terungkap. Century kini tidak jelas lagi dalam dugaan korupsi yang melampaui Rp. 6 triliun. Dugaan perampokan kekayaan negara itu terjadi di pusat. Belum lagi di daerah di seluruh indonesia. Data menunjukkan, sedikitnya 300-an kepala daerah yang tersangkut korupsi di republik ini. Ini baru korupsi dan belum lagi kesalahan mengurus sumber daya alam, teknologi, dan pasar. Bila digabung semuanya, maka secara tidak langsung negara ini sudah tidak berdaulat. Indonesia terjajah yang ditandai dengan kemiskinan warganya untuk negara sekaya Indonesia. Presiden tak lagi berwibawa, tak lagi dipercaya. Kecuali, presiden bisa tegas pada penegakan hukum, pemerataan ekonomi, dan gotong-royong demi bangsa. Sesungguhnya, masyarakat dapat memaklumi bila aparatur benar-benar bersih akan sulit hidup. Namun begitu ya jangan sebegitunya. Masyarakat akan teraniaya bila pada akhirnya terus-menerus seperti ini. Sebenarnya, masyarakat tahu bila Gubernur BI bergaji hampir Rp. 200 juta per bulan. Di lapis bawah, masih ada warga RI yang memiliki pendapatan Rp. 450.000 per bulan. Bila dibandingkan upah warga di lapis bawah untuk mendapatkan Rp. 200 juta setara gaji Gubernur BI, maka rakyat di level bawah harus menabung selama 444 bulan atau selama 37 tahun untuk menyamai gaji gubernur BI. Di sisi yang lain, utang negara saat ini mencapai Rp 2000 triliun. Bila utang negara ini dibebakankan kepada setiap jiwa, maka setiap kepala telah memiliki utang sebesar Rp. 8 juta. Di sini, beban pembayaran utang menjadi sama antara yang berpenghasilan paling tinggi dengan yang paling rendah. Rakyat kembali diperlakukan tidak adil karena orang kaya tetap membeli BBM bersubsidi. Jujur, menjadi warga republik ini menyedihkan dalam banyak hal dan membahagiakan dalam satu hal. =
Tanda Tangan Satu hari matrawi dipanggil Pak Kepala Desa atas kasus perceraiannya. “Mat, kau harus menyerahkan sebagian hartamu untuk anak yang kini akan diasuh isterimu. Jadi sekarang kau tanda tangan di sini” pinta Pak kades. “Hah? nggak lah pak kades, aku tidak mau menyerahkan hartaku, dan aku tidak mau tanda tangan” kilah Matrawi. Pak kades bingung... Tapi kemudian ia menemukan akal. “Baiklah Mat, aku tak ingin memaksamu, saya cuma mau minta cap jempol mu” kata Pak kades. “Oh, kalo cuma cap jempol gak papa, ayo mana” ...
Cak Munali