1
SENIN 24 JUNI 2013 NO.0144 | TAHUN II Koran Madura
SENIN
Harga Eceran Rp 2500,- Langganan Rp 50.000,-
24 JUNI 2013
g PAMANGGHI
Kuli Oleh : MH. Said Abdullah
Anggota DPR RI Asal Madura
antara foto/ampelsa
NISFU SYA’BAN SAMBUT RAMADHAN. Ribuan umat muslim menunaikan shalat sunat, doa dan zikir bersama pada peringatan Misfu Sya’ban menyambut bulan suci Ramadhan 1434 H di Mesjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Sabtu (22/6) malam. Nisfu Sya’ban yang sebelumnya juga disi dengan kegiatan ba’da magrib itu bertujuan mendekatkan diri serta memohon ampunan kepada Allah SWT dalam menyambut bulan suci Ramadhan.
Kenaikan Harga BBM Menguntungkan Asing Subisdi BBM Dicabut, SPBU Asing Kembali “Bernafas” SIDANG FATHANAH. Septi Sanustika (kiri) Istri tersangka kasus suap impor daging sapi Ahmad Fathanah, membesuk suaminya di rumah tahanan KPK, Jakarta Selatan, Kamis (30/5). Septi menolak berkomentar seputar aliran dana yang diberikan Ahmad Fathanah kepada sejumlah orang.
KASUS IMPOR DAGING
Sidang Fathanah Mulai Digelar Hari ini JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengagendakan sidang perdana tersangka kasus dugaan suap dan pencucian uang terkait impor daging sapi di Kementerian Pertanian, Ahmad Fathanah. Rencananya, sidang kolega dari mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq (LHI) ini akan digelar Senin pagi ini (24/6) di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta. Istri Fathanah, Sefti Sanustika mengatakan, menjelang persidangan telah melakukan berbagai persiapan untuk kelancaran perjalanan sidang. Salah satunya dengan menggelar zikir bersama keluarga. “Kami sudah menpersiapkannya secara mental maupun dengan doa. Insya Allah siap. Karena di pengadilan tidak boleh membawa anak, maka saya akan didampingi orang tua,” kata ibu satu anak ini di Depok, Jawa Barat, Minggu (23/6). Kendati akan bertemu dengan Fathanah di persidangan, Sefti mengaku tidak ada pesan khusus yang akan disampaikan kepada suaminya. Menurut Sefti, sejauh ini Fathanah sudah tampak lebih tenang menjalani proses hukum, tampak dari aktivitasnya yang kerap membaca ayat-ayat Al Quran. “Terakhir, beberapa hari yang lalu saat saya menjenguk, Bapak terlihat lebih tenang. Dia lebih sering mengaji. Nanti, tidak ada pesan khusus, bahkan dia minta kepada saya untuk tenang,” papar Sefti. Di tempat terpisah, Ahmad Rozi selaku Kuasa Hukum Fathanah memastikan kliennya sudah siap untuk mendengarkan dakwaan dari Jaksa Penuntut Umum (JPU) KPK. “Kami sudah mendapatkan panggilan sidang besok (Senin, 24 Juni 2013), sekitar Pukul 09.00 WIB,” kata Rozi di Jakarta, Minggu (23/6). Sebagaimana diketahui, berkas perkara kasus dugaan pencucian uang dan suap impor daging sapi atas nama Ahmad Fathanah sudah dinyatakan lengkap atau P21. Kejaksaan sudah melimpahkan berkasnya ke Pengadilan Tipikor Jakarta untuk menyidangkan tersangka Fathanah. Fathanah akan dijerat Pasal 12 huruf a atau b atau Pasal 5 ayat 1 atau Pasal 11 UU Tipikor Jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP. Sedangkan, untuk pencucian uang dijerat dengan Pasal 3 dan atau Pasal 4 dan atau Pasal 5 UU tentang Pencegahan dan pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) jo pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP. (gam/cea/bud)
SURABAYA- Peneliti dan Direktur Institute for Strategic and Development Studies (ISDS) Jakarta M. Aminudin berpendapat kenaikan harga BBM 2013 akan menguntungkan perusahaan minyak asing. Menurut alumnus FISIP Unair Surabaya itu, dengan kenaikan harga BBM yang dioperatori Pertamina hingga mendekati harga milik SPBU asing pasti SPBU milik asing Shell dan Total akan ramai pembeli. “Itu belum lagi banyaknya perusahaaan minyak asing yang menguasai hulu perminyakan di Indonesia, seperti Chevron, Exxon Mobile, Caltex, Shell, dan British Petroleum. Sekitar 85 persen industri minyak kita dikuasai sektor asing,” katanya. Oleh karena itu, kata dia, agenda terselubung dari siapa yang diuntungkan di balik makin mahalnya BBM adalah perusahaan minyak asing yang bercokol di Republik ini.
“Jadi, tidak benar apa yang menjadi alasan kenaikan harga BBM seperti disebutkan dalam iklan yang ditayangkan di berbagai TV nasional, yakni pembengkakan APBN dan subsidi 85 persen salah sasaran,” katanya. Ia menyebut alasan pembengkakan APBN itu ganjil karena kenaikan harga BBM kali ini justru terjadi di tengah harga minyak pasaran internasional (NYMEX) sedang merosot akibat melimpahnya lumbung minyak di Amerika. “Saat ini (2013), harga minyak di pasaran intenasional telah merosot ke kisaran rata-rata 92 dolar per barel. Banyak negara justru sedang menurunkan harga BBM, termasuk Jordania. Pemerintah Jordania baru saja bulan Juni ini mengumumkan penurunan harga BBM sebesar 3--5 persen karena penurunan harga global,” katanya. Terkait dengan alasan subsidi 85 persen salah sasaran juga ganjil karena subsidi itu diberikan dengan dana utang selama dua tahun dengan tanggal penutupan pada 30
Juni 2014, menurut dia, bukan dari dana hasil pemangkasan subsidi BBM. “Jadi, program keluarga harapan, raskin, atau bea siswa untuk gakin dan juga kompensasi kenaikan harga BBM itu bersumber dari utang luar negeri, bukan dari pemangkasan subsidi BBM,” kata Staf Ahli Pusat Pengkajian MPR RI (2005) dan Tenaga Ahli DPR RI periode 2008-2009 itu. Ia mengatakan bahwa Pemerintah juga berusaha menutupi kenyataan peningkatan pemasukan dari sektor migas bersamaan dengan meningkatnya subsidi. Ketika subsidi BBM terus meningkat, lanjut dia, penerimaan negara dari sektor migas justru meningkat. “Pada tahun 2005, penerimaan migas baru mencapai Rp138,9 triliun, kemudian pada tahun 2010 penerimaan menjadi Rp220 triliun, lalu pada ahun 2012 penerimaan migas mencapai Rp265,94 Triliun. Jadi, kenaikan BBM kali ini banyak mengidap ‘cacat akuntabilitas’ pengelolaan uang negara,” katanya. (ant/edy/beth)
“Jika dikelola secara salah, negeri loh jinawi ini, bisa menjadikan rakyat sekedar sebagai kuli.” (Bung Karno). Kalimat tegas itu, menggambarkan salah satu visi pemikiran besar Bung Karno. Dari sejak awal beliau memahami dan menyadari kemakmuran, kesuburan negeri ini akan menjadi incaran kekuatan asing. Bung Karno belajar betul dari pengalaman penjajahan di negeri ini. Semua menegaskan betapa negeri ini menjadi rebutan kekuatan-kekuatan asing untuk mengeruk kekayaan alam yang sangat luar biasa. Kosakata Bung Karno tentang pengelolaan menggambarkan pertama, Bung Karno menekankan tentang nilai penting kekuatan jati diri bangsa ini. Bukan kalimat hati-hati terhadap kekuatan asing yang ditegaskan tapi bagaimana anak negeri ini, mampu membangun ketahanan mental dan fisik internal sehingga siap menghadapi kekuatan apapun. “Bangsa yang tidak percaya kemampuan dan kekuatannya sendiri, tidak berhak menjadi bangsa yang merdeka,” tegas Bung Karno. B u k a n lawan yang ditekankan Untuk Bung Karno. menikmati Kekuatan lasedikit wan merupakekayaan kan urusan alam saja lawan. Yang perlu dibenarakyat harus hi dari pesan membayar Bung Karno mahal itu, bagaimana bangsa ini membangun kekuatan sendiri. Mewujudkan kemandirian sehinga tidak tergantung kekuatan luar. Kedua, pernyataan tegas itu mengingatkan bahwa ketika para pemimpin salah, terpeleset mengelola akibat ego kepentingan pribadi, bangsa ini akan kehilangan tidak hanya jadi diri, juga terbelenggu hak menikmati kekayaan alam yang luar biasa. Kekayaan alam yang melimpah sangat mungin tidak dinikmati oleh rakyat negeri ini. Rakyat hanya sekedar mendapatkan tetesantetesan sisa. Yang menikmati lezatnya kekayaan negeri hanya orang-orang asing, yang mendapat fasilitas dari para pemimpin negeri ini, yang telah menjual harga dirinya demi kepentingan pribadinya. Kata menjadi kuli di negeri sendiri menegaskan satu hal bahwa rakyat, tidak memiliki peran apapun. Hanya pelengkap penderita, bukan pemeran utama yang menentukan perjalanan bangsa ini. Sangat mungkin pembangun fisik megah melimpah tapi bukan rakyat negeri ini yang memiliki dan mengelola serta menikmati, melainkan orang-orang asing. Rakyat negeri ini hanya berada di pojok-pojok sempit, hanya menjadi pekerja kasar. Apakah kondisi seperti dikhawatirkan Bung Karno sudah terjadi saat ini? Sulit mengingkarinya. Sebuah harian nasional pernah menegaskan bahwa 85 persen kekayaan alam negeri ini dikuasai dan dikelola asing. Lalu, bank-bank swasta dikuasai asing lebih dari 50 persen. Termasuk pula asuransi. BUMN negeri ini pun, pelan berubah kepemilikan. Garuda, maskapai kebanggaan Indonesia, sebentar lagi akan diprivatisasi. Entah apalagi. Masalah BBM yang belakangan masih menjadi perdebatan publik, barangkali menggambarkan kenyataan riil betapa anak negeri ini, mulai tak berdaya mengelola kekayaan alam. Untuk memberikan sebagian dari kekayaan alam negeri ini pada rakyat, harus tergantung pada persepsi dan perspektif pengelolaan atas dasar standar asing. Untuk menikmati sedikit kekayaan alam saja rakyat harus membayar mahal. Sebuah ironi pahit, seperti dikhawatirkan Bung Karno. =
Sisa “Mas, masih ada ngak sisa bensin yang kemarin, yang harganya masih belum naik?” tanya seseorang di depan kios bensi Matrawi Mendengar pertanyaan ini, Matrawi agak kesal, namun kemudian ia segera menemukan jawabannya. “Ada mas. Cuma sudah basi, sudah tercampur air hujan,” katanya kesal. Pembeli: ???
Cak Munali