Koran Madura

Page 1

1

SENIN 25 MARET 2013 NO. 0082 | TAHUN II Koran Madura

SENIN

Harga Eceran Rp 2500,- Langganan Rp 50.000,-

25 MARET 2013

g PAMANGGHI

Patriarki Oleh : MH. Said Abdullah

Anggota DPR RI Asal Madura

M

ant/muhammad ayudha

SESNEG TERBAKAR. Sejumlah petugas pemadam kebakaran berusaha menjinakkan api yang membakar Gedung Utama Sekretariat Negara, Jakarta, Kamis (21/3). Belum diketahui penyebab kebakaran tersebut. ant/regina safri

JOGJA ANTI KEKERASAN. Sejumlah warga melakukan aksi damai “Jogja Anti Kekerasan” di Tugu Yogyakarta, Minggu malam (24/3). Aksi ini merupakan respon warga Jogja mengenai kasus penembakan empat orang tersangka pengroyokan di dalam Lapas Cebongan pada Sabtu (23/3) dini hari.

SURVEI POLITIK

LSN: PDI P Bisa Jadi Pemenang JAKARTA-Hasil survey Lembaga Survei Nasional (LSN) menunjukkan popularitas Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) naik tajam sehingga kemungkinan bisa dipresidiksi memenangkan Pemilu 2014. Namun demikian, naiknya popularitas PDI Perjuangan ini lebih banyak disebabkan oleh faktor ‘Jokowi Effect’. “Menguatnya dukungan terhadap partaipartai koalisi tentu juga dipengaruhi faktor internal dengan munculnya ikon baru yaitu Jokowi,” ujar Direktur Eksekutif LSN, Umar S Bakry, di Jakarta, Minggu (23/3) Diakui Umar, figur Jokowi merupakan tokoh penuh harapan yang benar-benar akan menaikkan elektabilitas PDI Perjuangan. Bahkan Jokowi telah mengalahkan popularitas Ketum PDI Perjuangan sendiri. “Elektabilitas Jokowi lebih tinggi dari Megawati,” tegasnya Karena itu, Umar menyarankan agar PDI Perjuangan mencalonkan Jokowi sebagai capres 2014. Pasalnya, peluang dan kesempatan PDI Perjuangan memenangkan pipres lebih besar. “”Kalau PDI Perjuangan mau menang di Pilpres mencalonkan Jokowi merupakan langkah yang sangat bagus,” ujarnya. Menurut analis survei LSN lainnya, Dipa Pradipta, survei dilakukan tanggal 26 Februari sampai 15 Maret 2013, dengan populasi dari seluruh warga Indonesia yang mempunyai hak pilih dan menggunakan sebanyak 1.230 sampel dengan margin of error 2,8 %. Survei itu menunjukkan, elektabilitas partai tertinggi diduduki oleh PDI Perjuangan dengan 20,5 %, peringkat kedua Partai Golkar 19,2 %, Partai Gerindra 11,9 %, Partai Hanura 6,2 %, Partai Nasdem 5,3 %, PKS 4,6 %, Partai Demokrat 4,3 %, PAN 4,1 %, PKB 4,1 %, PPP 3,4 %, PBB 0,4 % dan PKPI 0,2 %. Dalam kajian itu, LSN juga mengungkap elektabilitas PDIP tinggi karena PDIP dianggap partai yang peduli masalah orang kecil (20,2 %), faktor Jokowi (9,5 %), partai yang suka bersosialisasi (8,3 %) dan faktor Megawati (7,1 %). Namun demikian Umar juga tidak membantah melonjaknya citra partai oposisi di mata masyarakat lantaran kemerosotan Partai Demokrat. Bahkan menggeser dominasi partai-partai koalisi pendukung pemerintah. Lebih lanjut Umar menambahkan ada tiga partai oposisi yang suaranya melesat tajam, yakni PDI Perjuangan, Gerindra dan Hanura. Ia menyebut ketiga partai tersebut sebagai Trio Macan di arena politik. Ada tiga faktor yang mempengaruhi elektabilitas partai oposisi. Pertama, kinerja pemerintahan SBY yang sebenarnya tidak turun tapi situasinya tidak menguntungkan. Kedua, sentimen terhadap partai pendukung pemerintah cenderung negatif. Partai pendukung pemerintah seperti PAN, PPP dan PKS berada di tingkat bawah. (gam/cea)

Wacana SBY Ketua Umum Jadi Bumerang

Loyalis Anas Diprediksi Tetap Tidak Aman Sekalipun SBY Ketum JAKARTA - Wacana yang bergulir agar Ketua Umum yang ditinggal Anas Urbaningrum kembali diisi oleh Ketua Dewan Pembina Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bukan tidak mungkin memunculkan kemarahan pendukung SBY terhadap kubu loyalis Anas Urbaningrum. Sebab wacana itu dianggap merendahkan SBY. Seperti diketahui, usulan agar Ketua Umum Partai Demokrat diambilalih SBY disampaikan oleh loyalis Anas, I Gede Pasek. Namun menurut pengamat Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Gun Gun Heryanto, SBY tidak akan mungkin merebut posisi Ketua Umum. Justru SBY akan menempatkan orang kepercayaanya untuk memimpin partai berlambang Mercy itu. “ Saya kira skenario yang akan dimainkan seperti itu. Jadi, orang yang memang bisa dikendalikan SBY-lah yang saya rasa akan didorongdorong saat Kongres Luar Biasa (KLB) berlangsung”, kata Gun Gun, di Jakarta, Sabtu (23/3). Namun dia melihat KLB yang akan diselenggarakan oleh Partai Demokrat bukan-

lah KLB yang bersifat pasar bebas. Artinya, penyelenggaraan KLB akan terbatas dan akan ada proses seleksi. Maksudnya adalah tidak semua kader Partai Demokrat bisa mencalonkan diri menjadi calon ketua umum Partai Demokrat. “Saya melihatnya seperti ada design. Kalau prediksi saya SBY melalui Majelis Tinggi akan melakukan penyaringan dan membuat pra kondisi mufakat, figur-figur yang dimunculkan untuk dicarikan panggung demokrasi ‘seolah-olah’ muncul dan dijalani di KLB”, katanya Posisi Aman Sementara itu, Pengamat Politik dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung Muradi, menilai, wacana yang digulirkan oleh Politi-

kus Partai Demokrat I Gede Pasek, agar SBY menjadi ketua umum, bertujuan agar loyalis Anas mendapat posisi yang aman dan diperlakukan sama dengan kader-kader Partai Demokrat lainnya, yakni kubu SBY. Namun, apa yang dilakukan I Gede Pasek itu tidak akan membuat jaminan loyalis akan aman sekalipun SBY menjadi ketua umum Partai Demokrat “Pasek sadar benar kalau ketua umum yang terpilih bukan SBY maka dirinya dan loyalis Anas akan terdepak,” ujarnya. Menurutnya, tidak ada jaminan bagi loyalis Anas Urbaningrum akan tetap aman sekalipun SBY menjadi ketua umum Partai Demokrat. Bahkan KLB yang diselenggarakan Partai Demokrat di Bali, itu akan menjadi pertempuran terahkir bagi loyalis Anas. Diperkirakan Muradi bahwa pertempuran tersebut menjadi pertempuran terhormat bagi loyalis Anas meski nama calon yang diusung harus mengalami kekalahan. “Biar bagaimana pun loyalis Anas akan tetap terdepak. Apalagi, kader Demokrat seka-

rang ini sudah kompak untuk mengusung nama calon masing-masing. Artinya, memang akan ada calon ketua umum yang bukan berasal dari loyalis Anas. Tapi, bukan berarti itu adalah SBY”, jelasnya. Muradi sendiri beranggapan, wacana yang bergulir agar SBY menjadi ketua umum Partai Demokrat justru melecehkan SBY dan para pengikut SBY. Pada akhirnya, wacana yang digulirkan tersebut akan menjadi bumerang. Sebab, biar bagaimana pun SBY harus tetap ditinggikan statusnya. Karenanya, dinilai tidak etis ada seseorang yang menggulirkan wacana untuk SBY turun tahta dan memimpin Partai Demokrat dengan duduk sebagai ketua umum “Justru usulan Gede Pasek itu dianggap sebagai pelecehan atas jasa-jasa SBY selama ini. Pilihan Pasek dan loyalis Anas memang hanya satu, kembali ke Partai Demokrat dengan mengikuti aturan yang ada. Namun, apa yang dipaparkan justru bisa berimbas kepada kemarahan”, ungkapnya (gam/ abd/beth)

PEMILIHAN RAKA RAKI JATIM

Adu Prestasi di Acara yang Kurang Sosialisasi

SURABAYA - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur kembali menggelar pemilihan Duta Wisata Raka Raki Jawa Timur 2013. Acara yang digelar di Conventinal Hall lantai 3, Grand City Surabaya Sabtu (23/3) malam, ini dii-

kuti oleh 38 kab dan kota se-Jatim. Tampil sebagai sebagai juara yakni Raka Alvian Steven W dari Madiun dan Raki Ratno Ambar Arum dari Malang. Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Pariwisata (PSDP) Jatim, Rosmiati

mengungkapkan, melalui ajang pemilihan duta wisata yang juga dihadiri Gubernur jatim Soekarwo ini Pemprov Jatim berharap sektor pariwisata mempunyai peran besar dalam mendongkrak perekonomian. Menurutnya, ajang pemilihan duta wisata ini juga bertujuan mengembangkan bakat, kemampuan, dan kreativitas generasi muda berprestasi di bidang pariwisata khususnya di Jatim. “Semua keterampilan dan bakat yang dimiliki bisa ditampilkan untuk keluar menjadi yang terbaik,” kata dia seraya menambahkan bahwa tujuan pemilihan duta wisata ini juga untuk menyiapkan duta wisata yang mempunyai wawasan dan mampu serta berperan dalam pembangunan pariwisata Jatim. Ironisnya, meski pemilihan Raka-Raki Jawa Timur 2013 merupakan ajang pemilihan ikon pemuda pemudi Jawa Timur, dilihat dari pengunjung yang hadir, acara yang menelan anggaran ratusan juta rupiah ini tampak kurang sosialisasi. (neu)

asyarakat Madura yang terkenal religius melalui ketaatan dan penghormatan kepada kiai, ulama, pemuka agama, secara sosial dalam konteks hubungan laki-laki dan perempuan terasa unik. Ada paradoks kental jika mengaitkan kehidupan sosial masyarakat Madura yang sangat patriarki dengan keterikatan keagamaan Islam. Di satu sisi Islam mengajarkan penghargaan dan penghormatan kepada kaum perempuan, namun di sisi lain kultur patriarki yang memposisikan laki-laki sangat dominan serta cenderung menguasai kaum perempuan terasa kental di kalangan masyarakat Madura. Pada beberapa kasus, tingkat kekentalan kultur patriarki ini di kalangan masyarakat Madura kadang sampai taraf berlebihan hingga kurang memberi apresiasi sosial memadai. Kaum perempuan menempati ruangruang sempit, yang kadang agak terabaikan dari wacana sosial. Eksistensi perempuan seakan tenggelam dalam keperkasaan kaum laki-laki baik dalam lingkup terbatas maupun di wilayah publik. Memang, dalam tiga dasa warsa belakangan ada peningkatan aktivitas perempuan di wilayah publik. Namun tetap lebih merupakan aktivitas dalam kultur patriarki; perempuan berada dalam desain pikiran serta kendali lakilaki. Inisiatif, kreativitas, serta ekspresi belum berkembang bebas dari kalangan perempuan. Ada semacam keharusan perempuan masih harus mendapat izin dan persetujuan laki-laki bahkan sepenuhnya dalam bingkai pen- patriarki secara tidak langsung gawasan ketat kaum laki-laki. mengurangi dan D a l a m bahkan bisa konteks ru- jadi membatasi mah tangga, potensi kaum jika sebatas perempuan relasi dalam format komunikasi mungkin masih bisa dipahami. Tetapi jika sampai taraf membelenggu ekspresi, kreativitas, inisiatif kaum perempuan, dampak sosialnya akan sangat serius. Komunitas masyarakat Madura akan sulit berkembang dan berperan penting di tengah dinamika kehidupan sosial. Sangat mungkin masyarakat Madura tertinggal dibanding masyarakat daerah lainnya. Di dunia ini, masyarakat yang masih hidup dalam kultur patriarki cenderung mengalami kemandegan dan keterlambatan dalam peran peradaban. Sebab, patriarki secara tidak langsung mengurangi dan bahkan bisa jadi membatasi potensi seluruh komunitas masyarakat tumbuh optimal. Ada posisi dan peran sosial yang tereduksi khususnya dari kalangan perempuan. Ini sangat terkait langsung terutama dengan pengabaian potensi kaum perempuan sebagai kekuatan pendidikan. Jika kaum perempuan terbelenggu, terbatas aksesnya ke ruang publik akan terjadi pemiskinan pengetahuan. Dengan sendirinya proses peran pendidikan tidak dapat berjalan optimal sehingga generasi mendatang, sangat terbatas mendapat transfer pengetahuan. Karena itu penting dengan melihat posisinya, para ulama, kiai, tokoh-tokoh agama Madura, mendorong mencairkan relasi laki-laki perempuan agar lebih memberi ruang ekspresi, membangun kesadaran hak masing-masing pihak, tanpa harus melabrak kondrat. Bagaimanapun kultul patriarki yang ekstrim, yang membiarkan penguasaan laki-laki pada perempuan secara berlebihan, dapat menghancurkan potensi kemampuan pendidikan perempuan dalam proses peningkatan kualitas generasi mendatang. Perlu dirumuskan lebih segara hubungan laki-laki dengan perempuan dalam konsteks kepentingan kemajuan masyarakat Madura, tanpa harus melabrak peran kondrati perempuan. =

Semua Bayar Matrawi dan Surawi turun dari becak. Keduanya saling berebut ingin membayar tukang becak. “Biar saya yang bayar saja,” kata Matrawi. “Saya saja,” balas Surawi. Keduanya saling berusaha membayar. Terlalu lama, si tukang becak tak sabar lalu menyela, “Begini. Silahkan saja bapak berdua sama-sama bayar. Tak usah berebut. Saya tak keberatan kok.” Matrawi dan Surawi: ????

Cak Munali


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.