1
SENIN 25 NOVEMBER 2013 NO.0246 | TAHUN II Koran Madura
SENIN
25 NOVEMBER 2013
g PAMANGGHI
Wibawa Oleh : MH. Said Abdullah
Anggota DPR RI asal Madura
ant/nyoman budhiana
PAGELARAN BUDAYA DUNIA. Sejumlah seniman membawakan tari kolosal dalam pagelaran seni budaya The Renaissance Of New World Civilization berkenaan dengan World Cultural Forum di Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana , Jimbaran, Bali, Minggu (24/11). Pagelaran yang melibatkan sekitar 600 penari itu menampilkan seni budaya nusantara dan berbagai negara untuk mengawali World Cultural Forum yang diikuti 30 negara tersebut.
Gunung Sinabung Berstatus “Awas”
Bandara Kualanamu Tetap Beroperasi Normal
ant/dedy zulkifli
SINABUNG BERSTATUS AWAS. Gunung Sinabung mengeluarkan abu vulkanik yang difoto dari Desa Kuta Tonggal, Karo, Sumut, Minggu (24/11). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status Gunung Sinabung menjadi Awas (Level IV) yang sebelumnya Siaga (Level III) dan sedikitnya 12.300 warga yang tinggal di kawasan gunung itu telah mengungsi.
Muenchen Bekuk Dormund 3-0
Berita di hal 8
MEDAN- Status Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, dinaikkan dari level “Siaga” menjadi “Awas” terhitung mulai Minggu pukul 10.00 WIB. Dalam pesan singkat yang diterima di Medan, Minggu, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan bahwa kenaikan disampaikan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi terkait dengan meningkatnya aktivitas Gunung Sinabung. Kenaikan status tersebut juga telah dilaporkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Utara dan tim tanggap darurat erupsi Gunung Sinabung. Ia mengatakan bahwa status Awas tersebut merupakan level tertinggi dari aktivitas gunung berapi karena diindikasikan meningkatnya intensitas letusan. Status Awas tersebut berpotensi menyebabkan makin meluasnya lontaran material berukuran 3--4 cm yang jaraknya diperkirakan mampu mencapai 4 km. Masyarakat yang bermukim dalam radius 5 km dari kawah Gunung Sinabung direkomendasikan untuk diungsikan terlebih
dahulu yang jumlahnya diperkirakan awal sekitar 15.000 jiwa. “Saat ini persiapan evakuasi sedang dilakukan,” katanya. Menurut Sutopo, untuk mendukung proses pemberian bantuan, sekitar 500 personel dari BNPB, BPBD Sumatera Utara, serta unsur TNI/Polri dan sukarelawan dikerahkan dalam
penanganan erupsi Gunung Sinabung. Kebutuhan mendesak yang diperlukan adalah kendaraan truk untuk evakuasi jika ada peningkatan status Gunung Sinabung atau antisipasi untuk kondisi terburuk. Kebutuhan lain, misalnya, makanan, masker, sandang, selimut, tikar, makanan bayi, sanitasi, serta psikososial dan layanan kesehatan.
Bandara Tetap Normal Aktivitas penerbangan di Bandar Udara Kualanamu tidak terganggu meski debu vulkanik dari erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo telah menyebar hingga infrastruktur transportasi udara itu. Petugas penghubung Bandara Kualanamu H.M. Wasfan Wahyu Widodo di Medan, Minggu, mengatakan bahwa seluruh aktivitas penerbangan masih berjalan normal dan lancar meski debu vulkanik itu telah menyebar sejak Sabtu (23/11) malam. Penegasan itu disampaikan setelah adanya laporan dari petugas airnav, terutama Airport Service Manager Kualanamu International Airport (KNIA) Ali Shopian. Meski demikian, pihaknya tidak membantah jika ada dua perusahaan penerbangan yang membatasi aktivitasnya untuk sementara karena keberadaan debu vulkanik tersebut. Kedua perusahaan itu adalah Susi Air yang memutuskan untuk membatalkan seluruh jadwal penerbangannya pada hari Minggu dari dan menuju Bandara Kualanamu. Sementara itu, AirAsia menunda penerbangan guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan hingga serpihan debu vulkanik dari erupsi Gunung Sinabung tersebut normal kembali. (ant/ir/beth)
APA yang membedakan Bung Karno dan Presiden SBY dalam merespon penyadapan negara asing? Sby memperlihatkan sikap reaktif dalam bentuk retorika dan perlawanan diplomatik ketika menanggapi panyadapan Australia. Pada account twitternya SBY begitu kencang menanggapi manuver spinonase Australia itu. Sayangnya sikap Australia seperti biasa, tak peduli dan tanpa rasa bersalah memberikan balasan serangan kedua. Alih-alih maaf, berbagai kalangan Australia makin kencang membalas serangan balik Presden SBY. Tampak sekali betapa negeri ini seperti tak memiliki wibawa. Kemarahan Presiden SBY dan sebagian masyarakat Indonesia ditanggapi serangan lanjutan. Tak ada rasa takut apalagi memperlihatkan sikap layaknya negara yang selama ini dianggap bersahabat. Indonesia dan Australia seakan tak memiliki hubungan khusus dan kemarahan negeri ini, tak membuat Australia ciut. Kita tentu ingat ketika tahun 1958, saat seorang agen CIA Allen Lawrence Pope tertangkap membantu pemberontakan PRRI/Permesta. Reaksi Presiden Bung Karno saat itu begitu cerdas dan telak dengan memanfaatkan spionase CIA itu untuk menekan balik Amerika Serikat. Dengan lihai Bung Karno menggertak Amerika Serikat sehingga negara yang diam-diam membantu pemberontak itu bersikap manis lalu mau tak mau memenuhi berbagai permintaan Indonesia. Dengan cerdik tertangkapnya Pope dijadikan amanisi agar AS berubah sikap lebih “manis” pada negeri ini. Sejarah kemudian mencatat kelihaian Ketergantungan Bung Karno itu tak pada impor hanya “memaksa” yang sangat AS memenuhi berbagai permintaan luar biasa kebutuhan negeri benar-benar membuat negeri ini, seperti persetujuan pembelian ini seperti tak senjata, pemberian berkutik suku cadang pesawat terbang, termasuk juga terkait masalah impor beras. AS juga mau tak mau berhenti memberikan dukungan pada pemberontak PRRI/Permesta dan bersikap manis pada pemerintahan Bung Karno. Secara obyektif kondisi saat itu memang berbeda dengan apa yang terjadi kini. Ketergantungan negeri ini pada berbagai impor serta lemahnya posisi tawar menawar ekspor berbagai komoditas menempatkan posisi Indonesia menjadi serba salah. Dengan sedikit menahan ekspor daging, Australia mudah sekali membuat negeri ini kelabakan. Belum lagi produk lain serta kemungkinan sikap Australia dalam memainkan ekspor komoditas Indonesia. Kita tak bisa mengingkari posisi lemah negeri ini dalam menghadapi Australia. Sebuah gambaran tentang kegagalan negeri ini membangun basis kekuatan kemandirian, yang mampu memperkuat posisi tawar menawar dengan negara-negara lain. Ketergantungan pada impor yang sangat luar biasa benar-benar membuat negeri ini seperti tak berkutik jika sedikit saja digoyang serangan spionase dam diplomasi negara lain. Kepemimpinan yang terasa masih bersikap kurang tegas serta kecenderungan ketergantungan yang luar biasa pada negera-negara lain tak mudah menghadirkan sikap politik seperti yang dilakukan Bung Karno pada negara besar seperti AS. Terhadap Australia yang kecil saja, kita seperti tak berkutik bahkan ketika negeri ini sendiri lebih dahulu diganggu. Problem konfidensi serta wibawa kepemimpinan ditambah kondisi ketergantungan luar biasa pada berbagai produk impor, sungguh-sungguh menempatkan negeri ini sangat lemah dalam menghadapi permainan kepentingan negeranegara lain. Jangan pernah berharap berkata tidak atau menantang kepentingan negara lain; untuk sesuatu yang terkait kepentingan dan kepemilikan sendiri saja negeri ini seperti kehilangan kekuatan bersuara. Sebuah gambaran riil betapa “merana” posisi tawar menawar negeri ini. =
Semir Seorang pejabat duduk di ruang tunggu terminal. Saat itu datang Matrawi menawarkan jasa semir sepatu Matrawi Pejabat Matrawi Pejabat Matrawi
: Pak disemir ya sepatunya.. : Berapa ya? : Ah, hanya tujuh ribu kok.. : Wah mahal banget : Ok, tiga ribu aja deh
Matrawi pun menyemir sepatu sang pejabat. namun setelah selesai sang pejabat protes. ant/dedy zulkifli
PENGUNGSI SINABUNG. Sejumlah warga berada di mobil truk ketika bersiap mengungsi akibat erupsi Gunung Sinabung di Desa Kuta Rakyat, Karo, Sumut, Minggu (24/11) dini hari. Erupsi Gunung Sinabung menyebabkan sedikitnya 12.300 warga yang tinggal di sekitar gunung itu mengungsi.
Pejabat : Lho, udah disemir kok masih lecek Matrawi : Itu yang palsu pak, Bapak tadi kan gak mau tujuh ribu... yang tiga ribu ya palsu kayak gitu. Cak Munali