1
RABU 26 JUNI 2013 NO.0146 | TAHUN II Koran Madura
RABU
Harga Eceran Rp 2500,- Langganan Rp 50.000,-
26 JUNI 2013
g PAMANGGHI
SPARATISME
Anggota TNI Tewas Ditembak KSB di Jigonekme Pedalaman Papua
Nrimo Oleh : Muhammad Fadillah
Kepala Pelaksana BPBD Sumenep
Sebelum BBM naik berkembang berbagai pemikiran dan reaksi baik di kalangan masyarakat maupun pada kalangan penentu kebijakan seperi di DPR RI. Para elite di Senayan termasuk juga kalangan pengamat terbelah. Ada yang setuju naik, sebagian lain menolak kenaikan dengan alasan yang tentu saja, masuk akal. Di tengah masyarakatpun ada dua sikap berbeda. Yang menerima ikut mengkampanyekan dengan memajang spanduk dukungan. Yang menolak, juga demikian, tak mau kalah memasang spanduk juga. Selain spanduk, demonstrasi sempat marak di berbagai daerah. Mahasiswa yang berdemo menolak kenaikan BBM sempat bentrok dengan petugas kepolisian. Ada pembakaran ban, ada blokade jalan dan berbagai pernik-pernik demonstrasi lainnya. Lalu DPR akhirnya memutuskan menyetujui melalui voting APBN-P yang di dalamnya ada persetujuan tentang kenaikan BBM. Dan suasana pelan-pelan menurun tensinya. Demonstrasi mulai sepi. Jalan kembali lancar. Mungkin hanya di jalanan sempat terjadi keribukan kecil ketika angkutan Yang pasti, ada umum bernafsu segera sikap nrimo menaikkan walau mungkin tarif padahal ada unsur pemerintah terpaksa. daerah setempat belum memutuskan besaran dan formulasinya. Dan tampaknya, di luar riak-riak kecil itu, suasana memang akhirnya kembali seakan seperti biasa. Ya, pada akhirnya masyarakat “terpaksa” menerima situasi yang terus berjalan itu. Mau tak mau, memang harus menerima. Menolak jelas tak mungkin. Misalnya, menolak dengan bersikeras membayar ongkos angkutan dengan tarif lama, sudah pasti akan dimarahi kenek dan supir. Membeli barang tentu saja, tetap harus dengan harga baru, yang tentu meningkat. Tak bisa menolak. Entah sampai kapan dinamika reaksi kecil ini berlanjut. Yang pasti, ada sikap nrimo walau mungkin ada unsur terpaksa. Lalu biasanya muncul ideide kreatif dan segar untuk mensiasati situasi yang makin sulit ini agar tetap survive. Begitulah memang watak manusia. Dalam suasana terjepit muncul energi dan pemikiran mencari jalan ke luar: katakanlah reaksi positif menyikapi situasi. Reaksi penolakan cenderung sebagai bentuk ketaknyamanan pada hal baru. Belum membentuk sebagai perlawanan massif, reaksi besar dengan kekuatan penolakan tak terbendung. Masih lebih merupakan ungkapan protes. Ya hanya sebatas protes lalu kembali “nrimo” apa yang sudah terjadi. Masyarakat negeri ini masih ingat, ketika ONH naik sekitar Rp. 35 juta, dari yang sebelumnya hanya Rp. 15 juta. Awalnya, ada reaksi keras. Lalu menerima dan pelan-pelan entah bagaimana, masyarakat menyiasatinya. Hasilnya? Minat menunaikan haji justru meningkat sekalipun kuota tiap tahun bertambah hingga sebagian harus antri. Apakah ini gambaran masyarakat yang tak berdaya menghadapi kekuatan kekuasaan? Atau, semacam reaksi ketaknyamanan sesaat dengan situasi baru? Tak mudah memastikan. Inilah sisi lain keunikan masyarakat negeri ini: melawan, protes lalu nrimo. =
Salon dan Mabuk Suatu hari seorang istri yang gemar ke salon protes kepada suaminya yang suka memboroskan uangnya untuk mabuk. Istri: “Papa ini boros sekali, mabuk terus, buang-buang duit saja!” Suami: “Mama yang buang-buang duit aja, tiap hari pergi ke salon!” Istri: “Pa, mama kan pergi ke salon agar cantik!” Suami: “Sama, papa mabuk agar mama kelihatan lebih cantik...!”
Cak Munali
HARGA NAIK Sehubungan dengan naiknya harga BBM, terhitung per 1 Juli 2013 harga langganan Koran Madura naik menjadi Rp 60.000,- sementara harga eceran naik menjadi Rp 3000,- Demikian harap maklum.
JAYAPURA- Letda Inf I Wayan Sukarta, anggota TNI, Selasa (25/6), tewas ditembak kelompok sipil bersenjata (KSB) di Distrik Jigonekme, Kabupaten Puncak Jaya, pedalaman Papua. Kantor berita Antara menyebutkan, insiden terjadi sekitar pukul 14.00 WIT,saat korban bersama dua anggota TNI lainnya
yakni Prada Andi dan Praka Supiyoko, beserta supir dan kernet hendak kembali ke Ilu setelah melakukan patroli kekebun anggur Distrik Jigonekme, dihadang kelompok sipil bersenjata. Akibat penghadangan tersebut selain menewaskan Letda Inf I Wayan Sukarta juga menewaskan Tono, supir mobil jenis ford
dengan DS 8832 KA, sedangkan kondektur mobil tersebut hingga kini belum diketahui nasib serta namanya. Sementara itu dua anggota TNI yakni Prada Andi dan Praka Supiyoko berhasil selamat dan melaporkan insiden tersebut ke pos TNI di Ilu. Setelah mendapat laporan kemudian rombongan anggota TNI dari Ilu menuju
Jigonekme yang berjarak sekitar delapan kilometer atau sekitar satu jam perjalanan untuk mengevakuasi para korban. Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Christian Zebua yang dihubungi Antara melalui telepon selular membenarkan adanya insiden tersebut seraya mengaku saat ini sedang berada di Jakarta. (ant/beth)
KISSING WITH HARIMAU Wajah Abdullah Sholeh (31) dijilati Mulan, harimau benggala (Panthera tigris tigris) yang diasuhnya sejak berumur 3 bulan di pekarangan belakang Pondok Pesantren Al Ainul Baahiroh, Desa Dilem, Malang, Jawa Timur, Selasa (25/6). Setiap harinya, Sholeh memberi makan dan menemani tidur harimau berumur 5 tahun dengan berat 200 kilogram tersebut.
ant/ari bowo sucipto
KPK Geledah Kantor Pusat BI JAKARTA-Upaya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membongkar dugaan suap pemberian dana talangan (bailout) bank Century sebesar Rp 6,7 triliun ternyata tidak pernah berhenti. Selasa pagi (25/6), KPK menggeledah kantor pusat Bank Indonesia (BI) di Jakarta Pusat. Tak tanggung-tanggung, KPK menggeledah empat tempat di BI untuk mencari data terkait kasus Century. Dari keterangan BI, ada 45 orang penyidik KPK yang menggeledah kantor bank sentral ini. “Ada penggeledahan di BI (Bank Indonesia),” ujar Juru Bicara KPK Johan Budi di Jakarta, Selasa (25/6). Johan mengatakan penggeledahan ini berkaitan dengan kasus korupsi pemberian Fasilitas Pemberian Jangka Pendek dan penetapan Bank Century sebagai bank gagal berdampak sistemik. “Ini merupakan penggeledahan pertama dalam kasus ini,” jelas dia. Dalam kasus ini, KPK telah menetapkan dua orang yang bisa dimintai pertanggungjawaban hukum. Mereka adalah mantan Deputi Bidang IV Pengelolaan Moneter dan Devisa Bank Indonesia, Budi Mulya, serta mantan Deputi Bidang V Pengawasan BI, Siti Chalimah Fadjrijah. Sementara itu, KPK mengklaim memiliki bukti baru usai memeriksa Mantan Menkeu sekaligus mantan KSSK Sri Mulyani di Amerika Serikat. Bahkan, KPK mengklaim, keterangan Direktur Bank Dunia itu dapat membongkar aktor intelektual kasus ini. Aktor intelektual yang dimaksud mengarah kepada Boediono. Boediono saat menjabat Gubernur BI diduga mengetahui dan menyetujui pemberian FPJP dan mengambil kebijakan bailout (dana talangan) Rp 6,7 triliun kepada Bank Century.
Kabiro Humas Bank Indonesia, Difi A. Johansyah BI mengaku ruang kerjanya digeledah KPK. “Iya ruangan saya ikut digeledah,” ujar Difi. Difi menambahkan KPK memeriksa ruangan yang terkait Century seperti pengawasan bank, perizinan bank dan pengelola monoter. Dirinya juga tidak mengetahui berapa orang jumlah tim KPK yang datang. “Mereka mencar ke beberapa titik dan masih berlangsung. Yang pasti kalau menemukan sesuatu kita akan koordinasi” katanya.
BI sendiri berkomitmen membantu KPK dalam menuntaskan kasus aliran dana Century. Bank sentral berjanji akan menyerahkan semua-semua dokumen terkait Century agar kasus tersebut cepat diselesaikan. “Mereka datang sekitar pukul 10.30 WIB. Personelnya mencapai 45 orang. Mereka datang untuk mencari dokumen melengkapi pemeriksaan mereka. Mereka membawa sprindik juga ada surat perintah pengadilan seandainya ada dokumen mereka sita mereka ambil,” ucap Direktur Departemen Komunikasi, Peter Jacobs ketika ditemui di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Selasa (25/6). Jacobs berjanji akan terbuka terhadap semua pertanyaan dan kebutuhan KPK. “Kita berharap cepat selesai. Kalau memang ada yang terlibat kita terbuka semua. Dan
tidak ada yang disembunyikan karena kita merasa tidak ada apa-apa,” jelas dia. Menurut Peter ada beberapa departemen terkait yang sedang digeledah yaitu departemen pengawasan bank, departemen pengelolaan moneter dan lain sebagainya. “Dokumen fasilitas mereka (KPK) mau lihat. Kalau mengikuti kasus Century banyak departemen terkait,” jelasnya. Terkait pemeriksaan hari ini, bank sentral juga mengaku mendukung dan akan membantu KPK mencari dan memeriksa file yang dibutuhkan. “Mereka cari dokumen dan akan dibandingkan dokumen yang mereka punya. Sementara itu yang ada, dan belum tahu juga apa yang diambil. Kita tidak ada yang disembunyikan, kita kasih apa yang dia cari. Semua bantu akomodasi kepentingan KPK,” tutupnya.
Apresiasi Sementara itu, anggota Timwas Century, Bambang Soesatyo memberikan apresiasi kepada KPK terkait aksi penggeledahan tersebut guna menuntaskan kasus itu. “Namun kita berharap dalam penggeledahan itu penyidik KPK juga harus fokus pada upaya mendapatkan buku log dan CCTV digudang BI periode November 2008 - Oktober 2009 yang memuat catatan tentang pengeluaran dana kas untuk bailout Century. Buku log itu menyimpan catatan tentang alamat penerima dana talangan,” terangnya Dana talangan itu, Bambang memastikan dikeluarkan dari gudang BI dalam beberapa tahap. Namun, sebagaimana pengakuan manajemen Century waktu itu, tidak semua dana yang dikeluarkan dari gudang BI diterima manajemen Century. “Menurut saya, jika KPK bisa mendapatkan buku log itu dan CCTV, para penyidik KPK akan mendapatkan gambaran mengenai kemana saja aliran dana talangan Century. Karena itu, sangat penting bagi KPK mendapatkan buku log itu,” ujar Bambang. Sebagaimana diketahui pencairan dana FPJP dan dana talangan century sangat janggal karena tidak dilakukan dengan pola transfer, melainkan dengan penyerahan dana tunai yang lngsung diambil dari gudang BI. (gam/cea/abd)