e Paper Koran Madura 26 November 2013

Page 1

1

SELASA 26 NOVEMBER 2013 NO.0247 | TAHUN II Koran Madura

SELASA

26 NOVEMBER 2013

g PAMANGGHI

Menjadi Oleh : Miqdad Husein

Kolumnis, tinggal di Jakarta

ant/septianda perdana

PENGUNGSI SINABUNG. Beberapa anak pengungsi menggunakan masker di Pengungsian Blangkejeren, Karo, Sumut, Senin (25/11). Pasca ditetapkan status Gunung Sinabung menjadi Awas level IV jumlah pengungsi Sinabung mengalami peningkatan yang sebelumnya berjumlah 6.168 jiwa di 16 titik kini telah mencapai 11.618 jiwa yang tersebar di 23 titik lokasi pengungsian.

Boediono Pasti Pesta Gol Menjadi Tersangka Man City Berita di hal 8

Timwas: Jangan Lempar Kesalahan pada LPSK JAKARTA-Wakil Presiden (Wapres) Boediono hampir pasti menjadi tersangka dalam kasus bail out Bank Century. Boediono tidak bisa mengelak mengingat perannya yang sangat sentral dalam kasus pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) dan penetapan Bank Century sebagai bank gagal berdampak sistemik. “Boediono pasti menjadi tersangka. Kecuali ada kekuatan besar, kekuatan kingkong atau siluman yang bisa merubah arah kasus ini,” kata anggota Timwas Century dari Fraksi PDI Perjuangan, Hendrawan Supratikno di Jakarta, Senin (25/11). Menurut dia, satu hal yang mengganjal karena saat ini status Boediono adalah Wapres. Hendrawan mengatakan, Timwas ingin menegaskan status Boediono yang pada saat pengucuran dana terjadi masih sebagai Gubernur BI. “Masalahnya yang logis sering tidak jalan. Kalau KPK fokus pada penegakkan hukum, bekerja

sesuai bukti, ya tunggu waktulah,” terang dia. Fakta lain, kata dia, perubahan peraturan BI yang tergoppoh-gopoh. Pencairan FPJP tak sesuai hukum. “Data yang sontoloyo, terlebih kronologisnya, perlakuan tidak adil dan lainlain membuat Boediono tak bisa menghindar,” jelas Hendrawan. Sementara itu, anggota

Boediono pasti menjadi tersangka. Kecuali ada kekuatan besar, kekuatan kingkong atau siluman yang bisa merubah arah kasus ini Hendrawan Supratikno Anggota Timwas Century

Tim Pengawas Kasus Century, Syarifuddin Sudding, meminta Boediono bersikap kesatria dan tidak melempar kesalahan skandal Bank Century pada Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). “Wapres jangan lempar kesalahan ke LPS. Kebijakan memang tidak bisa dikriminalisasi, tapi di situ ada tanggungjawabnya.

Nah, Pak Boediono jangan melemparkan masalah ke pihak lain, sebab secara tersirat sudah mengakui dalam kasus itu ada penyelewenangan, tapi dilempar ke pihak lain, yaitu LPS. Padahal, kalau tidak ditetapkan sebagai bank gagal berdampak sistemik, dana Rp 6,7 trliun itu tak akan dikucurkan, “ tegas Sudding pada wartawan di Gedung DPR RI Jakarta, Senin (25/11). Menurut dia, pengambilan keputusan soal Bank Century merupakan tanggung jawab Boediono, selaku pengambil keputusan tertinggi BI, saat Century mendapat dana talangan. “Kalau pengambilan keputusan di BI sifatnya kolektif kolegial, maka semua tanggungjawab termasuk Pak Boediono,” ujarnya. Dalam konfrensi pers setelah di periksa oleh KPK Sabtu (23/11) pekan lalu, Boediono mengatakan, ketika dana talangan itu membengkak, Century sudah diambil alih oleh LPS. “Untuk penyelamatan, LPS menjadi pemegang saham. Setelah itu, yang terjadi adalah antara LPS dan pengawas bank. Saya kira di situ jawabannya kalau ingin mencari jawaban tepat apa yang terjadi antara pengawas, century (Mutiara sekarang) dan LPS?” tandas Boediono. (gam/abd)

SKANDAL SUAP MK

Bupati Lebak Dimintai Keterangan Terkait Kasus Akil JAKARTA-Bupati Kabupaten Lebak, Banten, Iti Oktavia diperiksa KPK sebagai saksi kasus dugaan suap terkait penanganan perkara pilkada Lebak di Mahkamah Konstitusi yang menjerat mantan ketua MK Akil Mochtar, Senin. “Saya hanya dimintai keterangan terkait pilkada lebak,” kata Iti di Gedung KPK, Jakarta, Senin. Iti tiba di KPK pukul 10.00 WIB dengan mengenakan pakaian atasan dan bawahan yang senda dengan warna biru. Ia menjelaskan kehadirannya di KPK terkait putusan MK mengenai pemungutan suara ulang (PSU) yang dilakukan MK pada pencalonan dirinya tahun 2013. Iti menambahkan data keterangannya akan digunakan untuk kelanjutan sidang di MK. “Sudah selesai PSU, hasil PSU kan

harus dilaporkan kembali ke MK, ya terkait itu,” ujarnya. Pada pilkada Lebak tahun 2013, pasangan Iti Oktavia dan Ade Sumardi meraih suara terbanyak yaitu 407.156

suara atau 62,37 persen. Mereka mengalahkan calon Bupati dan Wakil Bupati Lebak Amir Hamzah-Kasmin yang meraih 226.440 suara atau 34,69 persen. Adapun pasangan Pepep

Faisaludin-Aang Rasidi yang maju dari perseorangan meraih 19.163 suara atau 2,94 persen. Kemudian pasangan Amir Hamzah dan Kasmin yang merupakan pasangan calon yang kalah pada pilkada Kabupaten Lebak melakukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK). Amir Hamzah dan Kasmin menggugat keputusan KPU ke MK terkait hasil pilkada yang dimenangkan pasangan Iti Octavia dan Ade Sumardi higga MK memutuskan dilakukannya Pemungutan Suara Ulang (PSU). Namun putusan MK yang memutuskan Pemungutan Suara Ulang (PSU) dalam Pilkada Lebak, Banten diduga didasari suap. Pasalnya Tubagus Chaery Wardana alias Wawan yang disebut-sebut sebagai tim sukses Amir Hamzah-Kasmin diduga menyuap Akil Mochtar saat masih menjabat Ketua MK sebesar Rp 1 miliar. Uang itu diberikan melalui seorang pengacara Susi Tur Andayani. (ant/mon/mid)

MERASA Indonesia, apalagi hidup sebagai rakyat Indonesia sejati sungguh tak mudah. Sekuat apapun semangat ingin menjadi seorang Indonesia saat ini, tetap terasa seperti orang asing. Kita seperti berada di belantara kehidupan negara lain dari sejak bangun tidur sampai tidur lagi. Pagi-pagi ingin minum air segar seperti Aqua atau Mizon, ternyata 74 persen milik Danone yang berbau Prancis. Ingin ngeteh Sariwangi dan minuman Buavita ternyata milik Unilever, Inggris. Ingin ganti selera di pagi hari bertemu dengan Nescafe, Milo, Nestea ternyata merupakan produk Nesle Indofood Citarasa, Switzerland. Anak kitapun dari sejak awal sudah sulit jadi orang Indonesia. Susu SGM yang populer di kalangan masyarakat menengah ke bawah 82 persen sahamnya milik Numico, perusahaan dari Belanda. Belum lagi susu lainya. Ingin memoles diri? Mulai sejak mandi ternyata aliran asing makin terasa. Lifebuoy, Lux, Dove, termasuk Pepsodent merupakan produk Unilever. Shampo dari Clear, Sunsilk, juga Univelever. Sedang sikat gigi Oral B serta Shampo Pentene, Rejoice produk P&G dari USA. Jika ingin lengkap dengan aroma segar usai mandi tersedia Axe, Rexona; juga Unilever. Termasuk juga Vaseline, Citra, Pond’s. Parfum lain apalagi yang bermerk allamak, makin terasa aroma asingnya. Mandi dan berdandan sudah. Tentu perlu sarapan dengan menikmati beras Thaeland atau Vietnam. Jika berlauk tempe yang kandungannya kedelai dan sedikit jagung, sudah hampir pasti merupakan komoditas dari Sekuat apapun USA dan Thaeland. semangat Demikian pula guingin menjadi lanya. Usai sarapan, bagi seorang sebagian pria perlu Indonesia saat ini, tetap terasa menikmati sebatang dua batang rokok seperti orang Sampoerna yang asing. sahamnya 97 persen kini milik Philip Morris, USA. Di tengah asap mengepul kita berkomunikasi memakai Samsung (Korea), Nokia (Finlandia), BlackBerry; Mito, Imo, Nexian dan aneka macam produk Cina. Kartu alat komunikasi yang dipakaipun ternyata tak beda jauh.Yang pakai Telkomsel ternyata beraroma Temasek, Singapura. XL kepanjangan tangan Malaysia. Indosat, milik Qtel, Qatar. Axispun yang sudah dibeli XL milik STC Arab Saudi. Hem. Berkemas lalu siap berangkat kerja. Tinggal pilih mau naik apa. Naik motor ada produk Jepang, Cina dan India. Mau naik mobil lebih beragam: ada Mitsubisi, Nissan, Honda, Isuzu, Kijang, Avanza, Yaris, Camry yang semuanya dikenal sebagai produk Jepang. Lalu ada Lexus, BMW, Mercedes Benz, Chevrolet, Hyundai, KIA semua asing. Pakai bus pun akan bertemu Mercedes, Hino dan Daewo. Asemka yang katanya produk negeri ini, masih sulit dicari. Mungkin lebih mudah mencari di Google, ketimbang di jalanan. Sampai di kantor, dari sejak menyalakan AC lalu bekerja tetap terasa sebagai orang asing. Fujitsu, Lenovo, Acer, Apple, Asus, Benq, Dell, Sony Vio, Toshiba semuanya diimpor. Bahkan ketika istirahat menonton televisi juga dikepung produk asing. Termasuk untuk berurusan dengan bank pun, di luar bank pemerintah semuanya sudah berada di tangan asing. Bahkan secara menyedihkan, bisa jadi garam dan singkong yang kita nikmati, produk impor. Terlalu sempit ruang ini untuk menuliskan lebih banyak tentang deretan produk yang mengepung kita sehingga menyulitkan untuk menjadi seorang Indonesia. Kita mungkin masih menyisakan sedikit kebanggaan ketika tim-tim olahraga mewakili Indonesia walau belakangan tim sepak bola juga diwarnai naturalisasi, yang sedikit berbau asing. Apalagi yang tersisa ya? =

Susu Seorang pria di ruang ICU sebuah rumah sakit sedang sekarat mendekati ajal. Saat nafasnya sudah timbul tenggelam, ia berpesan pada tiga anak dan istrinya. “Dudi, kamu mendapat bagian Perumahan Madura Indah. Santi Mall Suramadu. Untuk Syaiful mendapat Kompleks Perkantoran di Jalan Sudirman,” pesan pria itu, kepada tiga anaknya. Lalu lanjutnya, “Istriku, kau dapat bagian Perumahan Madura Indah dan Tower Megah Utama.” Dokter Matrawi yang mendampingi pasien ini kagum sekali. “Bu, hebat sekali. Walau hanya pedagang susu, suami ibu warisannya luar biasa.” “Warisan apa. Itu pembagian tempat pemesan susu, yang harus kami antar setiap hari,” kata si ibu, sinis. Cak Munali


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.