1
RABU 27 MARET 2013 NO. 0084 | TAHUN II Koran Madura
RABU
Harga Eceran Rp 2500,- Langganan Rp 50.000,-
27 MARET 2013
PEMBOBOLAN BANK JATIM
g PAMANGGHI
Kader PKS Diduga Terlibat JAKARTA- Penyidik Subdit Pencucian Uang Direktorat Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Polri tengah mendalami kasus pembobolan Bank Jatim senilai Rp50 miliar yang diduga juga melibatkan mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Luthfi Hasan Ishaaq. “Pasangan (Carolina Gunadi dan Yudi Setiawan) ini memang dekat dengan Luthfi. Mereka kenal Lutfhi melalui Elda Devianne Adiningrat yang kini telah dicekal KPK terkait dugaan suap impor daging. Kami akan berkoordinasi dengan KPK soal ini,” kata Kanit Pencucian Uang Bareskrim Polri Kombes Agung Setya di Jakarta, Selasa (26/3). Kasus bobolnya Bank Jatim itu diduga terkait dengan pengajuan kredit Rp50 miliar oleh seorang pengusaha, Yudi Setiawan yang ternyata proyek fiktif. Kasus itu terungkap berkat laporan Bank Jatim Pusat ke Polda Jatim dengan surat laporan LPB/449/ VI/2012/SPKT tertanggal 21 Juni 2012 dan pelapor adalah Zulkifli Abdul Gani (kuasa hukum Bank Jatim Pusat). Yudi sendiri yang menjabat sebagai Direktur PT Cipta Inti Parmindo sudah ditahan oleh Polda Kalimantan Selatan. Kini, Bareskrim sudah menahan Carolina Gunadi, mantan istri Yudi Setiawan, yang telah dijadikan tersangka. Karena itu Polisi terus mengembangkan kemana saja dana pembobolan Bank Jatim (BJT) yang dilakukan Yudi bersama Carolina itu mengalir. Lebih jauh Agung menambahkan dugaan kedekatan kedua tersangka dengan mantan Presiden PKS bukan berarti ingin membidik Luthfi dengan kasus baru. ”Makanya, kami perlu berkoordinasi dengan KPK, apa yang belum mereka tangani dan bisa menjadi porsi kami untuk melakukan pendalaman,” imbuhnya. Berdasarkan informasi yang beredar, Luthfi dan Elda bahkan datang ke acara ulang tahun Yudi pada 29 Juni 2012 yang digelar di Restoran Merah Delima yang terletak tak jauh dari Mabes Polri. Selain Luthfi, penyidik Polri juga akan mendalami peran bupati Magelang dan Bupati Mojokerto yang dianggap tahu soal harta haram milik Yudi. Yudi ditangkap tim gabungan Polda Kalsel dan Polda Metro Jaya di Jakarta pada Oktober 2012. Saat ini dia mendekam di Lapas di Banjarmasin. Dia terjerat kasus di Kabupaten Barito Kuala, Kalsel, untuk pengadaan barang dan jasa lelang buku 2011 yang diduga merugikan negara sebesar Rp 1,2 miliar. Sebelumnya kuasa Hukum Yudi, Eben Eser Ginting di Cikini, Jakarta, Jumat (22/3) lalu mengatakan adanya aliran uang panas kepada beberapa petinggi PKS. “Selain mengajukan ke Bank Jatim, klien kami juga mengajukan kredit ke BJB senilai Rp 75 miliar,” jelas kuasa Hukum Yudi, Eben Eser Ginting di Cikini, Jakarta, Jumat (22/3). Eben bahkan meminta KPK untuk mengambil alih kasus Yudi, yang juga Direktur PT Cipta Inti Permindo, dari Mabes Polri karena kasus kredit BJT dan BJB dinilai terkait erat dengan kasus impor daging sapi di Kementerian Pertanian. (gam/cea)
Demokrat Sampang
Tolak Bacaleg Terlibat Narkoba Sampang - DPC Partai Demokrat Sampang, Madura, menegaskan akan menolak bakal calon legislatif (bacaleg) yang mendaftar ke partai itu dan diketahui mengonsumsi obat terlarang narkoba. “Persyaratan bebas narkoba ini adalah ketentuan pokok yang harus dipenuhi. Selain melanggar hukum, dari sisi etika moral politik juga tidak baik,” kata Ketua DPC Partai Demokrat Sampang Abdussalam, Selasa. Menurutnya, bebas narkoba ini merupakan salah satu kriteria yang ditetapkan partai, baik di tingkat pusat maupun kebijakan lokal Sampang. Disamping itu, bacaleg harus mempunyai dukungan massa kuat, dan tingkat popularitasnya juga tinggi. Dengan ketentuan seperti itu, bacaleg dari Partai Demokrat nantinya dipastikan akan banyak mendapatkan dukungan masyarakat pemilih yang tersebar di 14 kecamatan di Kabupaten Sampang. “Kami meminta bacaleg yang tidak lolos supaya tetap solid dan mendukung Partai Demokrat pada pemilu 2014 sehingga perolehan suara yang diraih bisa maksimal,” kata Abdussalam. Selain itu, ia juga menyarankan kader partai bisa berpolitik cantik, tidak bermain kotor, apalagi melakukan politik uang. (ant/ ziz/beth)
Gultor Oleh : Anwar Anggasoeta
Jurnalis Koran Madura di Yogyakarta
A
ant/ampelsa
HORMAT BENDERA. Warga memberi penghormatan saat pengibaran bendera Aceh berlambang bulan bintang di kediaman mantan petinggi Gerakan Aceh Merdeka Hasan Tiro (almarhum), Desa Lamtemen, Meuraxa, Banda Aceh,Selasa (26/3). Pengibaran bendera Aceh di beberapa daerah itu, menyusul telah disahkan Bendera Aceh dan Lambang Aceh dalam Qanun (peraturan) di DPR Aceh dan kemudian dimasukan dalam lembaran daerah.
Bawaslu Anggap KPU Terapkan Standar Ganda
Bawaslu Bersama Partai Tereleminasi menggugat KPU ke DKPP JAKARTA - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) kembali menuding Komisi Pemilihan Umum (KPU) menerapkan standar ganda dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai penyelenggara pemilihan umum (Pemilu) pada 2014 mendatang. Karenanya, Bawaslu dan sejumlah partai yang tidak lolos sebagai peserta Pemilu 2014 menggugat KPU ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP). Ketua Bawaslu Muhammad, mengatakan, KPU telah melakukan tindakan yang tidak baik selama ini. Bahkan kata dia, KPU berstandar ganda. “Ada kesan, KPU pilih kasih terhadap partai-partai yang mendaftarkan diri menjadi partai politik peserta Pemilu 2014,” tutur dia di Jakarta, Selasa (26/3. Sikap KPU ini sangat disayangkan karena selama ini Bawaslu dan KPU memiliki wewenang yang sama sebagai penyelenggara Pemilu. “Kan harusnya wewenang kita sama. Namun, putusan Bawaslu mengenai PKPI kemarin itu ditolak oleh KPU. Itu bagaimana. KPU sudah memberikan budaya
politik dengan standar ganda. Padahal, UU Pemilu No. 15/2011 itu jelas menyebutkan bahwa Bawaslu dan KPU itu kewenangannya sama,” kata Muhammad. Dia menyayangkan sikap KPU yang tidak mau berkoordinasi dengan baik dan saling melengkapi dalam upaya menyukseskan penyelenggaraan Pemilu pada 2014 mendatang. Apalagi, keputusan yang dilakukan Bawaslu tidak mau ditanggapi KPU dan justru menunggu hasil putusan dari Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PTTUN), baru meloloskan PKPI menjadi peserta Pemilu pada 2014. “Itu jelas KPU melanggar kode etik. Masa tidak mau menjalank putusan Bawaslu. Ini jelas kalau KPU tidak menghormati purusan Bawaslu,” katanya Ketua Umum PKPI Sutiyoso mengaku sangat menya-
yangkan sikap KPU yang sudah mengeluarkan surat keputusan mengenai nomor urut partai politik peserta Pemilu pada 2014 mendatang. Hal itu sangat disayangkan karena hal tersebut tidak perlu dilakukan mengingat ada beberapa partai politik yang bersengketa dengan KPU dan secara final belum diputuskan apakah diloloskan atau tidak. “Seharusnya itu kan ditunggu. Ternyata kan malah diumumkan. Sebenarnya sangat disayangkan kenapa hal tersebut perlu diumumkan. Tapi, saya rasa oke lah. Saya rasa itu jadi sebuah catatan dan menjadi sebuah pembelajaran untuk bisa lebih baik lagi pada pemilu pada 2019 nanti”, kata Sutiyoso. Dia berharap agar kejadian tersebut tidak terjadi kembali dan KPU perlu melakukan pembenahan diri, sehingga penetapan nomor urut partai bisa dikoordinasikan lebih baik lagi di waktu-waktu mendaatang. Menurutnya, kejadian tersebut perlu diambil hilmahnya dan jangan sampai keputusan tersebut menganggu tahapan-ta-
PILGUB JATIM
Dana Pilgub Dibungakan Bank?
SURABAYA – Lambannya pencairan dana pemilihan gubernur (pilgub) Jawa Timur menuai kabar tak sedap. Pemerintah Provinsi Jawa Timur dituding telah mengendapkan dana Rp 578 miliar tersebut di bank dengan harapan memperoleh bunga. Padahal, saat ini Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jawa Timur
sudah memasuki tahapan persiapan pilgub. Beberapa pihak bahkan berspekulasi bahwa Sekdaprov Jatim Rasiyo yang juga merupakan Ketua Anggaran Pilgub Jatim diduga sengaja mengendapkan anggaran bernilai triliunan di di Bank. Seperti diungkapkan salah seorang pakar politik Universitas Airlangga (Un-
hapan penyelenggaraan Pemilu di waktu-waktu mendatang. “Kita dapat nomor 15. Saya rasa itu nomor hoku. Kelahiran PKPI itu kan 15 Januari. Anak saya lahir tanggal 15, busway juga diresmikan tanggal 15. Saya rasa saya optimis bisa memenangkan Pemilu pada 2014 nanti,” pungkasnya. Bantah Sementara itu, Komisioner KPU Ida Budhiati, membantah pernyataan Bawaslu yang menyebut KPU tidak menghormati putusan lembaga Bawaslu dalam upaya penyelesaian sengketa Pemilu. KPU kata dia sudah menjalankan putusan dengan baik dan sesuai arah dan tujuan yang sudah ditetapkan. “Sikap KPU menunggu keputusan PTTUN atas gugatan yang diajukan PKPI sudah bisa dipandang sebagai tindakan tertib hukum untuk mencapai kepastian hukum. KPU merasa tindakan mencari kepastian hukum untuk PKPI sudah benar dan seharusnya Bawaslu tidak mempermasalahkannya,” ungkap Ida (gam/abd)
air) Hariyadi Selasa (26/3). Menurutnya, jika anggaran tersebut sudah disetujui, seharusnya pencairan bisa segera dilaksanakan. “Pengendapan atau pembungaan anggaran Pilgub bisa saja terjadi. Hal ini merupakan tanggungjawab ketua anggaran karena jika anggaran sudah disetujui mestinya harus langsung dicairkan,” tegasnya. Menanggapi pernyataan Gubernur Jatim, Soekarwo yang berkilah pada wartawan bahwa anggaran tersebut tertunda pencairannya karena KPU Jatim mengajukan tambahan anggaran sebesar Rp 10 miliar, Hariyadi menilai hal tersebut tidak bisa dijadikan alasan. “Perlu adanya perbaikan pada rancangan anggaran itu kan karena anggarannya belum cair. Sementara, sebenarnya proses itu bisa dilakukan sambil berjalan,” kata dia seraya menambahkan bahwa seharusnya Gubernur Jatim tidak perlu menyalahkan pengajuan penambahan anggaran Pilgub. Saat dikonfirmasi, ketua anggaran Pilgub Rasiyo membantah bahwa lambatnya pencairan anggaran Pilgub adalah karena pengendapan anggaran. Serupa dengan pernyataan Gubernur Jatim, ditegaskannya bahwa pencairan tersebut membutuhkan proses. “karena ada permintaan tambahan anggaran, sehingga harus membuat kembali rameng dan rpad nya. Hal ini tidak mudah dan membutuhkan proses. Sebenarnya tidak ada masalah dengan pencairan anggaran dan sudah fix,” jelas dia. (neu/han/beth)
da 31 selongsong peluru kaliber 7,62 milimeter dalam olah tempat kejadian perkara di LP Cebongan. Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Hardiyono Sarosa meyakinkan tidak ada prajurit TNI yang terlibat dalam penyerbuan di sana, di Sleman, Yogyakarta, belum lama ini. Begitulah cerita sementara seputar heboh Cebongan. Lembaga Pemasyaratan ini kedatangan 17-an tamu tak diundang dan menewaskan 4 orang, tersangka yang diduga terlibat dalam kematian anggota Kodam IV/Diponegoro, mantan anggota Kopassus, Sertu Santosa. Bantahan Pangdam, mengingatkan cerita bantahan pimpinan teroris yang diduga melakukan kerusuhan di tempat yang lain. Teroris tidak dimungkinkan melakukan hal yang merusak dan mematikan. Sebab, versis teroris, yang merusak itu adalah perusak dan yang membunuh adalah pencabut nyawa. Ketika kerusakan ekosistem manusia melampaui batas kepatutan, dicandakan, pimpinan setan juga memprotes tuhan. Perbuatan serupa korupsi, mutilasi, dan pelemahan supremasi hukum, itu semua bukan perbuatan setan. Sebab, versi pimpinan setan, setan telah purna tugas untuk urusan seperti itu. Meski telah berhenti dari perbuatan serupa itu, masih banyak orang yang menduga setan pelakunya. Padahal, kejahatan manusia saat ini telah melampaui garis-garis kesetanan. Dalam kasus Cebongan, tidak mungkin pelakunya teroris apalagi setan. Pasti mereka manusia biasa yang dilengkapi senjata dan merasa Mereka, perkasa. Keorang yang jadian itu juga tidak dikenal tidak mungkin itu pasti ada terjadi begitu pihak lain yang saja. Sebab, empat korban mengenalnya. yang tewas Sebagai yang di Cebongan tidak dikenal adalah tersangka yang diduga menganiaya anggota TNI di Hugo’s Cafe. Karena itu,sulit tidak mengaitkan kasus Cebongan dengan peristiwa sebelumnya dimana kerusuhan terjadi dan mantan anggota Kopassus tewas di sana. Pendek kata, pelaku yang tidak dikenal itu adalah kelompok profesional, setidaknya kompeten dalam membunuh empat orang, sesuai yang diinginkannya atau mengikuti kehendak pemberi order. Siapa mereka, Pangdam IV/Diponegoro sudah jelas menyebut, mereka, para pelaku itu, adalah orang yang tidak dikenal. Mereka, orang yang tidak dikenal itu pasti ada pihak lain yang mengenalnya. Sebagai yang tidak dikenal, 400 personel Gultor (Penanggulangan Teror) siap diterjunkan untuk mendukung langkah Polda DIY. Gultor adalah satuan anti-teror yang berada di jajaran Kopassus. Satuan ini memiliki motto tidak diketahui, tidak terdengar, dan tidak terlihat. Jika mereka tidak diketahui, tidak terdengar dan tidak terlihat, apakah ada bedanya antara Gultor dengan sosok yang tidak dikenal? Pembunuh 4 orang tersangka, harus ditemukan siapapun mereka. Kecuali, bila mereka adalah pemeran dalam film laga bertajuk Pendekar 17 Bayangan. Tetapi mana mungkin mereka pendekar? Sebab pendekar pada umumnya pilih tanding. Bila mereka, ksatria, pasti tidak berjumlah 17 untuk menaklukkan 4 orang yang terpenjara pula. Itulah sebabnya mereka pantas diduga sosok terlatih dalam menghadapi rintangan. Termasuk terlatih untuk menaklukkan bagaimana rumitnya protap di penjara yang berliku. =
SUAMI KEEMPAT Setelah menabrak wanita di sebuah trotoar, seorang laki-laki yang wajahnya mirip sekali dengan Tom Cruise tampak sangat panik dan shock. Ia kemudian turun dari kendaraannya dan menemui si wanita. Dan ia pun meminta maaf, “Saya mohon maaf atas kecerobohan saya.” “Oh, tidak apa-apa,” kata wanita itu. “Ngomong-ngomong, Anda mirip sekali dengan suamiku yang keempat.” “Wow!” seru lelaki itu. “Memangnya Anda sudah menikah berapa kali?” “tiga kali..” jawab wanita itu sambil mengedipkan mata.
Cak Munali