1
RABU 27 NOVEMBER 2013 NO.0248| TAHUN II Koran Madura
RABU
27 NOVEMBER 2013
JELANG PILPRES 2014
Ical Bisa Gandeng Mahfud untuk Cawapres JAKARTA- Salah satu kandidat calon Presiden dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Mahfud MD mengaku “sumringah” mendengar kabar bahwa dirinya menjadi salah satu yang diinginkan Partai Golkar untuk mendampingi Aburizal Bakrie dalam Pemilihan Presiden 2014. “Ya senang lah, berarti saya semakin ‘dihitung’ dalam kancah politik, saya berterimakasih atas ‘pinangan’ itu,” ujar Mahfud dalam Seminar “Indonesia Menjawab Tantangan Kepemimpinan Menjadi Bangsa Pemenang”, Jakarta, Selasa petang.
Ya senang lah, berarti saya semakin ‘dihitung’ dalam kancah politik, saya berterimakasih atas ‘pinangan’ itu
Mahfud MD
Mantan Ketua MK Namun, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu buru-buru menambahkan bahwa semua masih wacana dalam dinamika politik, termasuk “pinangan” dari Partai Golkar itu. Wacana pemasangan
Ical-Mahfud itu masih dalam proses yang belum menemukan titik temu atau kesimpulan. “Presidennya Ical (sapaan Aburizal), saya wakilnya, ya tidak juga langsung seperti itu,” kata dia. Menurut Mahfud, dirinya masih mengonsolidasikan kekuatan bersama PKB untuk berkompetisi dalam Pemilu 2014. Dia mengaku sudah mantap dengan kendaraan politik PKB. Jika dia berpindah partai politik, untuk maju dalam Pemilu, Mahfud mengatakan, itu sama saja mempermalukan diri sendiri. “Mau taruh dimana muka saya, maju kok dengan partai lain,” ucapnya. Ketokohan Mahfud di PKB juga menjadi alasan kuat dirinya untuk terus optimistis bersaing dengan kandidat Calon Presiden lainnya dari PKB seperti Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan juga penyanyi dangdut Rhoma Irama.(ant/rif)
Gagal Gusur
Juventus Berita di hal 8
ant/jessica helena wuysang
DIVISI INTELIJEN PDIP. Ketua Badan Pemenangan (BP) Pemilu DPP PDI Perjuangan Pusat, Puan Maharani (kiri) menyalami para pengurus BP Pemilu DPD PDIP Kalbar usai pelantikan, di Pontianak, Selasa (26/11). Puan Maharani menyatakan untuk menghadapi pemilu 2014, PDIP telah memasukkan divisi intelijen di dalam struktur kepengurusan BP Pemilu guna mendeteksi semua persoalan yang kemungkinan terjadi baik di internal maupun eksternal partai.
Demokrat Mulai Panik Ruhut Tantang Pemakzulan Boediono JAKARTA-Wacana impeachment terhadap Boediono sebagai wakil presiden terus bergulir di DPR setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan pengembangan mega skandal kasus Bank Century yang merugikan negara sebesar Rp 6,7 triliun. DPR yang memiliki hak menyatakan pendapat yang nantinya dapat berujung pada pemakzulan Boediono sebagai wapres. Namun Juru Bicara DPP Partai Demokrat Ruhut Sitompul menantang dan menanggapi sinis pihak-pihak yang berusaha mendongkel Boediono. Menurut dia, orang-orang yang menghendaki pemakzulan Boediono itu orang-orang sakit. “Saya tantang mereka. Tapi bagi saya, itu orangorang sakit yang ngomong impeachment,” kata Ruhut kepada wartawan di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (26/11). Bahkan Ruhut menegaskan, yang ngomong dan mengusulkan impeachment adalah orang-orang yang tidak paham politik ketatanegaraan. “Ibarat Belanda masih jauh. Pertanyaannya gimana jadi alat bukti dan tersangka,” kata Ruhut. “Saya berani dia (Boediono) nggak akan di-impeachment, artinya kasus ini politik. Dulu Demokrat sekarang Boediono,” terang Ruhut. Bagi Ruhut, impeachment memiliki tahapan panjang. Harus dibawa ke sidang paripurna, lalu ke Mahkamah
Konstitusi (MK). “Selesai. Orang bilang nanti setelah jabatan Wapres. Hei udah selesai jabatan Boediono, udah ngga ada lagi Century,” terang Ruhut. “Boediono itu orang baik. Ini kan pembunuhan karakter terhadap Boediono,” ujarnya. Sekjen PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo mengatakan, sebetulnya
DPR telah memiliki keputusan sendiri. Yakni melalui hak angket ataupun melalui tim pengawas Bank Century. “Saya kira DPR sudah ambil keputusan mengenai Century, itu mengenai keputusan politik,” ujar Tjahjo kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (26/11). Salah satu hal yang harus ditekankan, lanjut Tjahjo, bahwa keputusan politik jadi dasar penegak hukum dalam melakukan kewenangannya. Keputusan politik DPR tidak bisa
dipisahkan karena bagian dari keputusan paripurna. Karena itu, lanjut Tjahjo, bila DPR terus mewacanakan impeachment maka pada akhirnya berujung pada keputusan MK. “Yang jadi problem adalah kewenangan di MK, Perppu yang dari presiden harus dibahas kembali. Karena hal-hal terkait impeachment bergantung pada MK,” jelas Tjahjo. “Ikuti dulu mekanisme hukum. KPK sudah lakukan step by step mau mengarah ke siapa, tidak harus diselesaikan tahun ini. Kalau pilpres pun belum selesai, ya harus diselesaikan,” tandasnya. Akan tetapi Partai Demokrat menentang keras rencana Timwas Bank Century DPR yang ingin memanggil Wakil Presiden Boediono. Ketua DPP Partai Demokrat Sutan Bhatoegana, menyatakan persoalan kasus Bank Century yang telah merugikan keuangan negara sebesar Rp 6,7 triliun sepenuhnya sudah menjadi kewenangan KPK. Oleh karena itu, lanjut Sutan yang juga Ketua Komisi VII DPR RI itu, Timwas Century tidak perlu kembali memanggil Boediono. “Tidak lah (timwas Century tidak usah manggil), sudahlah,” ujar Sutan kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (26/11). “Kalau ada sesuatu menurut timwas yang tidak kena kan nanti kita undang KPK. Semua keterangan yang bertanggung jawab adalah orangorang yang ditanyakan itu, termasuk Pak Boediono harus bertanggung jawab. Kenapa harus pening-pening,” jelas Sutan. (gam/abd)
SKANDAL CENTURY
Indikasi Korupsi Makin Kuat JAKARTA- Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad mengatakan hasil pemeriksaan Wakil Presiden Boediono pada Sabtu (23/11) semakin menguatkan indikasi korupsi dalam pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) dan alasan penetapan Century sebagai bank gagal berdampak sistemik. “Kami pada prinsip keterangan Boediono semakin meyakinkan bahwa terjadi tindak pidana korupsi dalam pemberian FPJP,” kata Abraham di sela-sela Seminar Dewan Guru Besar Universitas Indonesia di Jakarta, Selasa. Menurut Abraham, pemeriksaan Boediono telah memberikan banyak informasi-informasi penting sesuai kapasitas Boediono sebagai Gubernur Bank Indonesia dalam penetapan FPJP dan langkah-langkah penyelematan bank tersebut. Tim penyidik, ujar Abraham, hingga kini masih mempelajari lebih lanjut keterangan Boediono untuk menentukan kesimpulan mengenai kemungkinan perlunya pemeriksaan kembali Wakil Presiden atau melakukan langkah-langkah lain dalam menggali informasi soal pemberian FPJP. “Jika dirasa belum cukup kita masih perlu melakukan pemeriksaan. Namun jika cukup mungkin untuk sementara tidak (pemeriksaan lanjutan),” ujarnya. Pmeriksaan pada Boediono juga menjadi langkah KPK dalam mendapatkan gambaran akurat soal FPJP Bank Century dan penetapan sebagai bank gagal berdampak sistemik. Beberapa hari sebelumnya, KPK juga memeriksa mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla terkait hal serupa. (ant/rif)
SKANDAL HAMBALANG
Usai Diperiksa Lima Jam Athiyyah Bungkam China Dodi pengen banget punya istri orang china, suatu saat dia dpt tugas dr kantornya ke china selama setahun. sebelum berangkat dia nemuin temanny, Matrawi. Dodi
: Mat, besok aku mau berangkat tugas ke China nih, doain ya aku biar dapat cewek sono ...! Matrawi : Iye aku doain kamu selamat dan dapat jodoh orang sana dod. Setahun kemudian Dodi kembali ke Jakarta , dia girang banget karena keinginannya terkabul yaitu mendapatkan istri orang china.... Namun selang 4 bulan berlalu , tiba tiba Matrawi ditelpon Dodi Dodi
: Mat hikz hikz... (sambil menangis) istrikumeninggal. Matrawi : yah sabar deh dod , namanya juga buatan china .... pasti gak tahan lama !!! Cak Munali
JAKARTA- Istri mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, Athiyyah Laila enggan memberi komentar usai diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi selama lima jam terkait kasus korupsi pengadaan fasilitas untuk proyek Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Sekolah (P3SON) di Hambalang, Selasa. Athiyyah yang mengenakan jilbab berwarna merah marun hanya mengumbar senyuman saat keluar dari Gedung KPK, Jakarta, sekitar pukul 15.20 WIB. “Permisi, maaf ya, permisi,” ujar Athiyyah. Athiyyah enggan menanggapi pertanyaan sejumlah wartawan. Ia terus bergegas menuju mobil Toyota Fortuner putih dengan nomor polisi
L-4302-0S. Athiyyah diperiksa sebagai saksi untuk Direktur Utama PT Dutasari
Citralaras Mahfud Suroso yang telah menjadi tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan fasilitas untuk
proyek Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Sekolah di Hambalang. Sebelumnya KPK telah menjadwalkan pemeriksaan terhadap Athiyyah pada Senin tanggal 18 November 2013, namun yang bersangkutan berhalangan hadir dengan keterangan sedang sakit. Athiyyah pernah diperiksa KPK untuk penyelidikan pusat pembangunan olahraga Hambalang, Jawa Barat pada April 2012, terkait posisi Attiyah sebagai mantan komisaris PT Dutasari Citralaras, salah satu perusahaan yang disebut menjadi subkontraktor PT Adhi Karya dalam proyek Hambalang. Dalam surat dakwaan mantan Kepala Biro Perencanaan Kementerian Pemuda dan Olahraga Deddy Kusdinar, jaksa KPK menyatakan PT Dutasari Citralaras menerima uang Rp170,39 miliar dan Machfud Suroso Rp18,8 miliar terkait proyek Hambalang. (ant/mon)