e Paper Koran Madura 29 Mei 2013

Page 1

1

RABU 29 MEI 2013 NO.0127 | TAHUN II Koran Madura

RABU

Harga Eceran Rp 2500,- Langganan Rp 50.000,-

29 MEI 2013

PEMERINTAHAN

g PAMANGGHI

Sertifikasi Halal Tolak Di Bawah Kemenag JAKARTA- Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) menolak lembaga sertifikasi halal (LSH) berada di bawah Kementerian Agama. “Masalahnya, lembaga ini menyangkut banyak kementerian, maka seharusnya di bawah Presiden RI langsung,” kata Direktur LP POM MUI, H. Lukmanul Hakim dalam diskusi “RUU Jaminan Produk Halal (JPH)” bersama Ketua Panja RUU JPH H. Jazuli Juwaini Jakarta, Selasa (28/5). Menurut Lukmanul, beberapa lembaga yang masuk dalam LSH ini, bisa lebih dari 5 institusi. Makanya, menjadi kurang kuat jika lembaga ini dibawah salah satu kementerian. “Ada Kementerian agama, Kemendag, Kemenkes, Kemenlu dan lain-lain, juga dengan Organisasi Konferensi Islam (OKI), maka tepat jika lembaga sertifikat itu langsung di bawah Presiden RI. Kalau hanya di bawah Kemenag, kurang kuat,” tambahnya. Lukman membantah jika ada motive bisnis dalam sertifikasi halal MUI selama ini. Satu contoh produk mie saja, yang setiap tahunnya senilai Rp 2 miliar/tahun. “Biaya sertifikasinya kurang dari satu persen. Kecil sekali. Tak ada unsur bisnis,” katanya. Sementara itu, Ketua Panja RUU JPH H. Jazuli Juwaini mendorong agar RUU JPH ini lebih mengokohkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebagai lembaga satu-satunya lembaga yang berhak mengeluarkan fatwa sekaligus sertifikat halal. “Mengokohkan peran MUI itu bukan berarti mengabaikan ulama NU. Siapa yang tidak kenal dengan KH. Sahal Mahfuhz, KH. Ma’ruf Amin, dan KH. Ali Mustofa Ya’qub? Semua itu itu kan ulama NU. Jadi, tak benar, kalau mengokohkan MUI tidak mengakomodir ulama yang lain,” tandasnya. Hanya saja sebelum memutuskan fatwa tersebut, kata Jazuli, MUI diminta melakukan rapat duperluas dengan melibatkan berbagai ulama NU, Muhammadiyah, Persis, dan lain-lain. “LPH ini hanya sebagai pemeriksa, tapi untuk fatwa halal tetap oleh MUI dengan rapat diperluas tersebut. Sehingga sertifikat halal pun tetap melalui MUI,” ujarnya. LPH itu bukan lembaga yang menetapkan dan mengeluarkan fatwa dan sertifikat halal, melainkan sebatas sebagai pemeriksa. “Nah, pentingnya membuka LPH ke masyarakat ini sebagai antisipasi agar MUI tidak dianggap memonopoli sertifikasi halal. Namun, tetap melibatkan MUI termasuk auditornya. Jadi, ini bukan masalah bisnis, melainkan bagaimana memperbanyak pelayanan kepada masyarakat konsumen,” tegas Jazuli lagi. (gam/abd)

Apatisme Oleh : Muhammad Fadillah

Kepala BPBD Kabupaten Sumenep

ant/m agung rajasa

TUNTASKAN PEMBAYARAN KORBAN LAPINDO. Korban lumpur Lapindo yang tergabung dalam Konsorsium Pembaruan Agraria melakukan aksi unjuk rasa di depan Istana Negara di Jakarta, Selasa (28/5). Dalam aksinya mereka mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk memerintahkan BPLS segera menyelesaikan pembayaran jual beli kepada warga korban lumpur Lapindo yang belum dibayarkan sama sekali.

BPK: Publik Bisa Kaget Hasil Audit Hambalang Banyak Ditemukan Anomali Cukup “Dahsyat” JAKARTA-Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengakui audit investigasi tahap II terhadap kasus Hambalang belum selesai. Namun dalam audit sementara itu ditemukan banyak penyimpangan (anomaly). “Hambalang dua adalah lanjutan hambalang satu. Dalam anggaran ini banyak hal anomali,” kata Ketua BPK Hadi Purnomo di Jakarta, Selasa (28/5). Menurut mantan Dirjen Pajak ini, anomali-anomali ternyata luar biasa dashyatnya. Sehingga bisa mencengangkan public. “Nanti teman-teman akan mendapatkan temuan anomali di luar dugaan semuanya,” ujarnya. Hanya saja, Hadi masih enggan bercerita banyak soal temuan audit BPK tersebut karena belum tuntas. Namun

berjanji saat audit selesai akan diumumkan ke publik. “Kalau Anda tahu Anda akan kaget, belum saatnya,” imbuhnya. Saat didesak apa saja temuan yang mengejutkan itu, Hadi memberikan contoh singkat. “(Misal) APBN dibintang, DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) nggak dibintang. Ada juga APBN dibintang, DIPA tidak,” tuturnya.

Menyinggung soal total kerugian negara, secara diplomatis Hadi mengatakan ada Standard Operational Procedure (SOP) yang harus dijalankan oleh BPK. “Penghitungan kerugian negara, ada SOP-nya. Bagi aparat penegak hukum, menginginkan wajib mengirim surat, kemudian dipaparkan kasusnya,” ucapnya. Setelah itu, sambung Hadi lagi, kalau BPK menerima hasil audit itu ternyata ada dugaan perbuatan melawan hukum, maka BPK bisa menghitung kerugian negara. “ BPK meminta dokumen, baru menghitung kerugian negara,” paparnya. Diakui Hadi, sejauh ini sudah 83 saksi yang sudah

diperiksa BPK. “Pemeriksaan saksi-saksi hari ini mencapai 83,” tukasnya Hadi menjelaskan pemeriksaan saksi tersebut terdiri dari pihak eksekutif, legislatif, pengusaha dan lainnya. Sayangnya Hadi enggan merinci jumlah anggota masing-masing lembaga yang diperiksa. “Detailnya kami belum boleh memberikan,” imbuhnya. Minggu lalu, Ketua KPK, Abraham Samad menegaskan penahanan terhadap empat tersangka kasus Hambalang ini, sesuai dengan urutan penetapan tersangka. “Yang duluan ditetapkan sebagai tersangka, yang awal diperiksa saja siapa nanti,” ungkapnya. (gam/cea/abe)

JELANG PILGUB JATIM

Sirmadji: Bambang-Said Harus Jadi Jawara Jawa Timur PASURUAN-Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, Sirmadji yakin pasangan cagub-cawagub PDI Perjuangan bisa menaklukkan incumbent di Pilgub Jawa Timur 2013. ”Kita harus mampu menyatukan kekuatan politik di Jawa Timur yang terdiri dari etnis Jawa dan Madura alias Jawara. Karena itu, mari kita dukung pasangan BambangSaid Jempol menjadi jawara yang memenangkan pilgub Jawa Timur,” ujar Sirmadji disela-sela sosialisasi pasangan Cagub-Cawagub, Bambang DH-Said Abdullah di jajaran PAC PDI Perjuangan Pasuruan Selasa (28/5). “Sebagai kader moncong putih, mari kita kawal BambangSaid agar bisa mengalahkan calon petahana di Jawa Timur,” pinta dia. Menurut Sirmadji, warga PDIP tidak boleh pesimis kendati masyarakat dan pengamat meremehkan calon yang diusung PDI Perjuangan. Fakta menunjukan, hasil analisa pengamat berbanding terbalik dengan hasil akhirnya. “Jokowi-Ahok

juga diremehkan oleh pengamat. Begitu pula dengan pasangan Ganjar-Heru yang

tidak diunggulkan oleh pengamat. Tetapi, hasilnya berbeda,” jelas dia.

Bahkan kata dia, kritikan para pengamat menjadi cambuk bagi kader PDI Perjuangan untuk bekerja lebih serius. “Oleh karena itu, jangan hiraukan, jangan pandang penilain miring oleh pengamat. Jangan anggap itu racun yang mematikan semangat, tetapi jadikanlah itu sebagai pemicu yang membangkitkan harga diri banteng moncong putih. Jadikanlah itu sebagai penyulut keperkasaan kita,” imbuh dia. Sirmadji mengaku, prediksi kemenangan pasangan moncong putih bukan tanpa basis analisa yang akurat. Salah satu keunggulan BambangSaid adalah kombinasi nasionalis dan religius yang sangat menonjol. Bahkan keduanya dipersonifikasikan sebagai pemersatu etnis Jawa dan Madura. “Etnis Madura merupakan komposisi terbesar masyarakat Jawa Timur. Kepada temanteman beretnis Jawa, tunjukan kematangan alam pikir. Tunjukan kearifan kita bahwa sudah saatnya kawan kita dari Madura memimpin Jawa Timur,” jelas dia.(gam/ara)

Berbagai hasil kajian lembaga independen, menujukkan belakangan ini terjadi penurunan partisipasi masyarakat yang signifikan. Yang terbaru pada pelaksanaan Pilkada Jawa Tengah. Berdasarkan hasil hitung Saiful Muzani Research and Consulting angka partisipasi pemilih 56,27 persen. Lalu, hasil hitung Lingkaran Survei Kebijakan Publik hanya 52,69 persen. Sebelumnya, pada Pilkada Jawa Barat, perhitungan KPUD Jawa Barat partisipasi masyarakat hanya sekitar 63,85 persen. Penurunan angka partipasi itu, secara teori memang menggambarkan peningkatan kualitas kesadaran politik masyarakat. Semakin tinggi kecerdasan politik masyarakat, cenderung menurunkan partipasi masyarakat. Masyarakat Dalam konteks Indonesia saat ini, logika yang berkembang tampaknya mengarah pada pragmatisme politik. Penurunan lebih terkait pada sikap masyarakat yang menganggap mereka tidak merasakan langsung dampak dari hasil Pilkada. Masyarakat cenderung menilai, tidak merasakan apapun dari terpilihnya kepala daerah. Karena itu, sikap yang dipilih bersikap apatis alias tidak peduli pada Pilkada. Ke c e n d e rungan lain adaMasyarakat lah merebaknya berbagai kasus seringkali yang menimpa kurang pimpinan dae- informasi untuk rah. Berdasarmengetahui kan catatan apa yang sudah Ke m e n d a g r i dikerjakan dari sejak tapemerintah hun 2004 samdaerah pai saat ini ada 291 pimpinan daerah yag terjerat masalah hukum. Sebagian besar proses pemeriksaan pimpinan daerah itu sudah mendapat persetujuan Presiden. Nah, pemberitaan yang berkembang sangat luar biasa. Masyarakat di manapun, walau kepala daerahnya tak terlibat masalah hukum, karena perkembangan informasi yang luar biasa mengetahui persolan pimpinan daerah itu. Tentu saja, pemberitaan itu mempengaruhi sikap politik masyarakat. Mereka di samping berpikir pragmatis juga terpengaruh pemberitaan sehingga merebak kekecewaan yang berujung pada sikap apatisme politik. Mereka malas datang ke TPS-TPS karena merasa ada kemungkinan yang dipilih toh akhirnya kurang amanah. Hal lain yang layak mendapat catatan adalah kurangnya pemahaman masyarakat tentang apa sih sebenarnya hasil kinerja pimpinan daerah. Masyarakat seringkali kurang informasi untuk mengetahui apa yang sudah dikerjakan pemerintah daerah. Pengelolaan PR Pemda yang kurang optimal kadang mempengaruhi sikap politik masyarakat. Lalu, aspek psikologis yang juga diduga menjadi faktor adalah merebaknya kejenuhan masyarakat karena pemberitaan luas terutama terkait beberapa kerusuhan akibat Pilkada. Masyarakat berpikir alih-alih meningkatkan kesejahteraan, yang terjadi jusru pengrusakan berbagai fasilitas publik, yang ujungnya merugikan masyarakat. Karena itu bisa dipahami bila pemerintah mulai berpikir tentang kemungkinan pelaksanaan Pilkada bersamaan, agar efek psikologis kejenuhan bisa diminimalkan. Masyarakat tidak dijejali berbagai pemberitaan Pilkada terutama yang diikuti berbagai tindak kerusuhan. Sebenarnyalah untuk di negeri ini Pilkada masih potensial dapat menjadi ajang kegembiraan masyarakat untuk memilih pimpinannya. Tentu bila penyelenggaraan Pilkada berlangsung jujur dan adil, serta ada kedewasaan mereka yang menjadi pemeran penting di dalamnya. Masyarakat masih mungkin aktif intens pada setiap Pilkada. =

Minta Kacang Matrawi pulang nangis-nangis dan ngadu sama ibunya: Ibu: “kenapa Mat, kamu pulang main ko nangis-nagis:?? Matrawi: “di pukulin Bang Satnawi, padahal Matrawi cuma minta kacang.! Ibu: Emang gimana kamu minta nya, ko bisa di pukulin gitu? Udin: “ aku bilang... BANG SAT,, AKU MINTA KACANG NYA DONG....!! IBU: “Oh pantesan aja..!!

Cak Munali


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.