1
KAMIS 29 AGUSTUS 2013 NO.0187 | TAHUN II Koran Madura
KAMIS
29 AGUSTUS 2013
HARGA KEDELAI
Tahun ini Tertinggi Sepanjang Sejarah JAKARTA- Ketua II Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Gakopti) Sutaryo mencatat kenaikan harga kedelai tahun 2013 merupakan tertinggi dibanding tahuntahun sebelumnya bahkan sepanjang sejarah. “Jika dilihat dari tingkat kenaikan harga, untuk tahun ini merupakan kenaikan tertinggi sepanjang sejarah,” kata Sutaryo di Jakarta, Rabu.
Jika dilihat dari tingkat kenaikan harga, untuk tahun ini merupakan kenaikan tertinggi sepanjang sejarah
Sutaryo Gakopti
Ia mengatakan harga kedelai di tingkat perajin saat ini mencapai Rp8.700Rp9.000 per kilogram (kg). Pihaknya mencatat kenaikan harga kedelai tidak terjadi kali ini saja tetapi sudah sejak 2008. “Bahkan pada Juli 2012 juga pernah terjadi tetapi
tidak separah tahun ini,” katanya. Menurut dia, kenaikan harga kedelai dipicu oleh ketidakseimbangan antara kebutuhan dan pasokan kedelai. Ia menambahkan pengrajin tahu dan tempe saat ini membutuhkan setidaknya 132.000 ton kedelai per bulan atau 1,6 juta ton per tahun, sedang produksi dalam negeri hanya sekitar 600.000 ton per tahun. Kondisi ini menyebabkan pasokan kedelai di pasaran langka sehingga harganya terkerek naik. “Kondisi teman-teman kami di lapangan sudah semakin memprihatinkan,” katanya. Pihaknya berharap pemerintah melakukan tindakan antisipasi jangka pendek, jangka panjang dan jangka menengah untuk mengatasi persoalan itu. Untuk jangka pendek, pihaknya meminta Bulog untuk melakukan intervensi untuk mengamankan harga kedelai di pasaran. “Bulog ‘kan sudah memiliki payung hukum untuk melakukan impor jadi kami harap ini bisa segera ditindaklanjuti dan direalisasikan,” katanya. (ant/sof/beth)
antara foto/m risyal hidayat
PENGAMANAN PILGUB JATIM 2013. Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI R. Ediwan Prabowo (kiri) memeriksa kendaraan tempur (ranpur) ketika gelar pasukan pengamanan Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur 2013 di Makodam V Brawijaya, Surabaya, Jatim, Rabu (28/8). Sekitar 7.200 prajurit TNI Kodam V Brawijaya disiagakan untuk membantu mengamankan Pilgub Jatim 2013 pada Kamis (29/8).
antara foto/indrianto eko suwarso
Korban Trafficking
SBY Didesak Selamatkan TKI JAKARTA-Anggota Komisi IX DPR RI, Rike Diah Pitaloka mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bertindak cepat menyelamatkan nasib tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Nusa Tenggara Timur (NTT), Wifrida Soik yang terancam hukuman mati di Malaysia. Wilfrida dihukum mati karena diduga membunuh majikannya. “Presiden SBY harus melakukan diplomatik untuk menghentikan ancaman hukuman mati itu dengan menyediakan pengacara,” kata, Rike Diah Pitaloka di Jakarta, Rabu,(28/8). Seperti diketahui, Wilfrida dituduh membunuh majikannya, Yeap Seok Pen (60). Menurut Wilfrida Soik, peristiwa pada 7 Desember 2010 adalah upaya membela diri dari tindakan kekerasan, dengan melawan dan mendorong hingga jatuh, sehingga berujung kematian. “Wifrida membela diri dan masih di bawah umur. Juga harus dibongkar jaringan perdagangan manusia atau trafficking antara Indonesia-Malaysia,” tambahnya Rieke juga meminta dukungan rakyat dan Komnas HAM untuk terlibat aktif dalam proses persidangan di Malaysia. “Perlu dukungan masyarakat Indonesia dan masyarakat internasional agar memperhatikan ini karena satu nyawa itu merupakan bagian dari bangsa ini,” tuturnya. Rieke mengaku, Kementerian Tenaga Kerja sudah tidak bisa diharapkan lagi langkahnya. Karena memang tidak pernah serius terhadap perlindungan TKI di luar negeri. “Karena kita tak lagi bisa berharap pada Kemenakertrans dan BPN2TKI. Kementerian luar negeri juga tak akan berarti jika Presiden SBY tak aktif lobi dengan Malaysia,” terangnya Sementara itu aktifis Migrant Care, Anis Hidayah berharap DPD dan DPR RI mengawal proses persidangan tersebut sebagai komitmen terhadap rakyat dan TKW. Karena hukuman mati itu tak boleh terjadi bagi anak yang masih di bawah umur, akibat dipalsukan oleh agency pekerjaaan (AP). Padahal Wifrida lahir pada 12 Oktober 1993, tapi dipalsukan dalam paspor menjadi 8 Juni 1989 dan berangkat ke Malaysia pada 23 Oktober 2010. “Jadi, DPR dan DPD RI ini harus mengawal dan membatalkan ancaman hukuman mati ini,” ujarnya (gam/cea)
Halaman 10
Tim Pemburu Aset Century Menderita Lemah “Syahwat” JAKARTA-Tim pengawas (Timwas) DPR kembali menggelar rapat lanjutan membahas perkembangan penanganan kasus Century. Kali ini, rapat difokuskan membahas kinerja tim pemburu aset yang dinilai tak maksimal. Hal itu dikuatkan dengan lolosnya Robert Tantular jual aset Century.
PERAJIN TAHU STOP PRODUKSI. Sejumlah pekerja mogok berproduksi di pabrik pembuatan tahu rumahan, Pancoranmas, Depok, Jawa Barat, Rabu (28/8). Sejumlah pabrik tahu rumahan di Depok terpaksa berhenti berproduksi akibat kenaikan harga kedelai impor dari harga semula Rp.7600/ kg menjadi Rp.9300/kg sebagai dampak dari anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
BERITA
TERKAIT
“Di dalam negeri ada kecolongan, Robert Tantular jual aset. Ini juga akan dipertanyakan,” kata anggota Timwas Century DPR, Indra di Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Rabu (28/8). Terkait hal itu, Timwas Century menilai tim pemburu tak ada niatan serius membantu menyelesaikan masalah. “Apa yang bisa diharapkan kinerja pemerintah untuk buru aset?” terangnya. Dalam rapat tersebut, DPR juga mengundang Jaksa Agung, Menteri Keuangan dan Menteri Sekretaris Negara. “Timwas Century juga membahas mekanisme pengembalian dana nasabah,” lanjut Indra. Sebelumnya, sejumlah aset milik terpidana kasus Bank Century, Robert Tantular diduga telah dijual. Aset tersebut berupa tanah dan bangunan kantor Bank Mutiara di Kota Solo, Jawa Tengah. Kuasa hukum Bank Mutiara, Mahendradatta mengatakan Robert Tantular telah menjual asetnya secara diam-diam dari balik penjara. “Sudah dijual diam-diam dari dalam penjara. Padahal, aset tersebut kan seharusnya ikut disita
Jakarta- Menteri Agama Suryadharma Ali dengan tegas menyatakan menolak wacana untuk dilakukannya tes keperawanan karena tidak etis dan merendahkan martabat perempuan. “Tidak etis dan merendahkan martabat pihak perempuan,” katanya di Jakarta, Rabu. Menag khawatir apabila tes keperawanan tersebut dilakukan dampaknya tidak baik bagi jangka panjang. Salah satu kekhawatirannya, bukan hanya merendahkan harkat dan martabat siswi dan perempuan saja, tapi juga mengganggu kejiwaan yang bersangkutan. Dampaknya, lebih jauh akan memunculkan stigma yang tidak baik bagi pendidikan di Indonesia. Wacana adanya tes keperawa-
untuk mengembalikan dana nasabah PT Antaboga Delta Sekuritas,” ujar Mahendradatta kepada wartawan, di Solo, Selasa (11/6). Anggota Timwas DPR Prof Hendrawan Supratikno menilai, hasil perburuan sejumlah aset Bank Century ternyata tidak memenuhi target. Meski begitu, laporan pihak pemerintah tentang perkembangan pemburuan aset-aset Bank Century dianggap realistis. “Dulu Tim Pemburu Aset pemerintah menyatakan, aset Bank Century di Hongkong dikabarkan mencapai US$2 miliar, ternyata sekarang menyusut jauh, tinggal hanya US$7,5 juta. Itu kan jauh sekali, cuma 0,03% dari aset semula. Yang 97% lebih hilang,” kata dia. Laporan ini realistis, karena hanya jumlah itulah yang memang bisa ditarik kembali ke Tanah Air, dan tidak seperti yang diungkapkan dulu yang berbunga-bunga. “Dulu, Tim Pemburu pemerintah seperti memberi angin surga, di Hongkong ada aset Rp2 miliar dolar AS (Rp20 triliun), di Swiss ada 156 juta dolar AS (Rp 1,56 triliun). Kalau di Hongkong menyusutnya sampai 97%, kemung-
nan ini bisa jadi lampu merah bagi dunia pendidikan. Menjaga moral anak didik terkait pergaulan bebas, solusinya bukan seperti itu. Menjaga moral anak didik perlu perhatian bukan hanya dari lembaga pendidikan, tapi juga keluarga. “Harus ada langkah efektif dan sinergis dari lembaga pendidikan dan keluarga menjaga anak didik di lingkungannya,” katanya. Menag mengumpamakan, bila tes tersebut dilaksanakan dan ada siswi yang lolos tes keperawanan. “Apakah itu akan menjamin ia akan bermoral baik? Dan tidak ada jaminan setelah tes keperawanan, siswi itu juga tetap menjaga keperawanannya.” Itu juga memunculkan ketidakadilan, “Bagaimana dengan menjaga moral
kinan yang di Swiss juga setara itu. Kita bayangkan sendiri,” tambahnya. Dalam paparannya, Menkumham Amir Syamsuddin menjelaskan dari yurisdiksi Hongkong perkiraan awalnya sebesar USD 2.084.705.585 dan SGD 6.921 namun setelah penelusuran nilai assetnya hanya sebesar USD 7.500.000. Sementara itu, di Yuridiksi Jersey perkiraan awal sebesar USD 16,5 juta dan nilai asetnya sedang dalam proses penelusuran. Begitu pula, Yuridiksi Swiss yang perkiraan awalnya USD 156.000.000 yang juga masih dalam proses penelusuran. “Yang di Hongkong itu, dulu kami dapat angka dari PPATK 1,2 miliar dolar AS, tapi tim
siswa pria, apakah dilakukan tes keperjakaan juga,” tanyanya. “Saya pastikan, madrasah dan pesantren tidak ada tes keperawanan itu,” katanya. Sebelumnya Komisi Nasional (Komnas) Perempuan juga menyatakan tidak setuju dengan wacana tes keperawanan di Kota Prabumulih, Sumatera Selatan (Sumsel). Ketua Sub Komisi Reformasi Hukum dan Kebijakan pada Komnas Perempuan, Kunthi Tridewiyanti, usai menghadap Gubernur Sumsel Alex Noerdin kepada wartawan di Palembang, baru-baru ini mengatakan, pihaknya menolak wacana tes keperawanan tersebut. Tes keperawanan akan merendahkan martabat perempuan. (ant/sup/beth)
pembantu kami di Hongkong begitu bersemangat, dan menurut mereka aset itu mencapai 2 miliar dolar,” kata Amir. Sementara Jaksa Agung Basrif Arief menjelaskan perkembangan penanganan asset dalam negeri kasus Bank Century uang tunai sejumlah Rp 51,8 milyar terdiri dari penuntutan sejumlah Rp 808,16 juta, upaya hukum sejumlah Rp 24,09 milyar dan eksekusi uang tunai sejumlah Rp 26,16 milyar. Sedangkan asset berupa barang antara lain Mall Serpong Plaza, 8 kavling dan 1 rumah serta 269.250.000 lembar saham Bank Century milik Morgan Piere, CO Ltd dalam proses penuntutan. (gam/cea)
Perang Matrawi kecil pagi itu masuk kelas. Ibu guru yang sudah sejak tadi memulai pelajaran agak jengkel. Sebab bukan kali ini saja Matrawi terlambat. “Mat, sebelum kamu duduk, coba jelaskan terlebih dahulu mengapa kedamaian perlu dijaga dan perang harus dihentikan?” “Ya jelas harus dihentikan dong Bu, sebab kali tidak dihentikan akan makin banyak pahlawan yang mesti saya kita hafal” jawab Matraw enteng.
Cak Munali