e Paper Koran Madura 29 November 2013

Page 1

1

JUMAT 29 NOVEMBER 2013 NO.0250 | TAHUN II Koran Madura

JUMAT

29 NOVEMBER 2013

g PAMANGGHI

dr Balakosa Oleh : Abrari Alzael

Wartawan senior di Madura

ADA pepatah Madura yang cukup menarik dan kontekstual, sampai hari ini. Lamon sala dhe’ adhe’na, maka bekal asalsalan kabudhina (jika sesuatu itu dimulai dari kesalahan, ia berpotensi menimbulkan kekeliruan pada babak berikutnya). Sekedar menyebut contoh, kasus pembangunan megaproyek Hambalang, lika-liku dari awal dimulai dari kongkalikong dan terjadi ketidakpastian di situ. Baik pada saat pengurusan lahan, bagaimana, dan siapa yang terlibat (dilibatkan), dari awal memberi kesan kongkalilikong. Pembangunan ini beraroma tikus dalam karung dan kucing garong yang kegirangan. Sampai akhirnya, pembangunan ini benar-benar menyisakan luka pada anak bangsa. Pada kasus oknum dokter yang dihebohkan dan akhirnya terbukti bersalah menurut majelis hakim Mahkamah Agung, terbukti tidak jelas dari awal. Dalam amar putusan MA Nomor 365 K/Pid/2012 tersebut, dr Ayu cs dinyatakan tidak mempunyai SIP dan juga tidak memiliki pelimpahan maupun persetujuan untuk melakukan suatu tindakan kedokteran secara tertulis dari dokter spesialis. Lebih dari itu, MA membeberkan pertimbangan hukum terkait adanya tindak pemalsuan dokumen dalam surat persetujuan tindakan Dokter bukan khusus dan pembedahan segala-galanya yang dilakukan dr Ayu cs. Berdasarkan laporan yang sebagaimana diterima MA dari Laborahakim juga torium Forensik Cabang bukan segalaMakassar dan Laboratugalanya. rium Kriminalistik pada 9 Juni 2010 lalu, ditemukan tanda tangan Sisca (pasien Julia Fransiska Makatey) di dalam surat tersebut yang ternyata berbeda dengan tanda tangan yang tertera di Kartu Tanda Penduduk (KTP) milik Siska. Tetapi pasca putusan MA, dokter di sebagian nusantara berunjuk rasa dan menolak putusan hakim. Niat sekawanan dokter itu adalah sesuatu yang baik sebagai ungkapan solidaritas. Tetapi, sebagian dokter yang berunjuk rasa mungkin lupa pada substansi putusan mengacu kepada konstitusi. Tak ada oligarki di republik ini. Dokter bukan segala-galanya sebagaimana hakim juga bukan segala-galanya. Semua harus tunduk kepada hukum yang berpijak kepada UUD 1945. Cuma ketika para dokter mogok (dengan alasan membela segelintir orang yang menurut putusan MA terbukti bersalah) dan mengabaikan hak hidup orang banyak, inikah dokter impian itu? Tanpa mengurangi rasa hormat, dokter harus menyadari dirinya sebagai dokter dan warga negara republik ini. Dokter dengan tulisan jelimet pada resep yang sulit dieja selain dokter, itu pun dimaklumi publik yang awam. Karena itu bila dokter lebih banyak mengerti bahasa medis dan agak awam bahasa yuridis, inilah saatnya dokter belajar memahami seperti lagu Noah, cobalah mengerti untuk tidak membuat orang lain terlantar karena satu hal. =

SETAN MERAH

Menang Besar Berita di hal 8

ant/teresia may

JELANG MISS INTERNATIONAL 2013. Putri Indonesia lingkungan 2013 Marisa Sartika Maladewi menggunakan busana nasional modifikasi karya Solo Batik Fashion bertajuk “Putri Swarna Dwipa” pada konferensi jelang keberangkatannya menuju ajang Miss Internasional 2013 di Jakarta, Kamis, (28/11). Busana yang terinspirasi oleh kebudayaan Sumatera dengan modifikasi hiasan kepala pengantin Padang tersebut akan dikenakan Marisa pada ajang Miss International ke-53 pada 17 Desember 2013 di Tokyo, Jepang.

Sang Pelatih Golf itu “Bernyanyi” Rudi Pakai Uang Suap untuk Beli Mobil dan Menikahkan Anak JAKARTA- Dugaan tindak pidana pencucian uang dilakukan mantan Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini perlahan mulai terungkap dalam persidangan terdakwa kasus dugaan suap pengurusan lelang di Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi sekaligus Komisaris PT Kernel Oil Indonesia, Simon Gunawan Tanjaya. Dalam persidangan, terungkap fakta menarik seputar aliran uang suap buat mantan Kepala SKK Migas, Rudi Rubiandini. Menurut kesaksian pelatih golf Rudi, Deviardi, mantan Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral itu memang menerima banyak kiriman uang dari perusahaan rekanan dan pejabat SKK Migas. Salah satunya digunakan buat membiayai pernikahan anak Rudi. Bahkan pernah juga uang hasil suap dari perusahaan rekanan dan beberapa pejabat di SKK Migas dibelikan mobil untuk dipakai pribadi seprti Mobil Toyota Camry Hybrid dan Volvo. Kedua mobil milik Rudi saat ini sudah disita KPK. “Uangnya dipakai untuk beli mobil (Toyota) Camry,

Volvo, ada bayar tanah,” kata Deviardi saat bersaksi dalam sidang Simon, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (28/11). Deviardi mengaku uang itu disimpan di satu tempat. Antara lain di sebuah rekening, deposit box (tempat penyimpanan khusus) dan di tabungan. Tetapi, pelatih golf mengaku bukan bendahara pribadi Rudi. “Bukan. Pak Rudi yang minta tolong,” ujar Deviardi. Bahkan duit-duit hasil jarahan itu dikumpulkan dan dicatat dalam sebuah buku. Dia mengatakan, pengeluaran itu dilakukan jika ada perin-

tah Rudi. “Pernah untuk bayar DP (down payment/uang muka) pernikahan anak Pak Rudi. Kasih tunai ke anak Pak Rudi. Semua ada catatannya di buku,” kata Deviardi. Namun, Deviardi tidak

menjelaskan berapa nilai uang dikeluarkan buat membiayai pernikahan anak Rudi. Menurut dia, uang buat Rudi diterima dari pejabat SKK Migas, antara lain Gerhard Rumeser dan Iwan Ratman,

serta salah satu petinggi perusahaan rekanan, yakni Direktur Utama PT Surya Parna Raya, Artha Merish Simbolon. “Buku catatannya sudah diserahkan ke KPK,” ujar Deviardi. (gam/abd)

JELANG PEMILU 2014

Kerja Sama KPU-Lemsaneg Akhirnya Dibatalkan JAKARTA-Komisi Pemilihan Umum (KPU) akhirnya menghentikan nota kesepahaman dengan Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg). Penghentian kerja sama di bidang pengamanan teknologi komunikasi dan informasi penyelenggaraan Pemilu 2014 ini disepakati oleh kedua belah pihak, Kamis (28/11). Ada lagi Matrawi menerima telpon. “Hallo. Ini pak Matrawi ya? Anak bapak sekarang ada di tangan saya. Saya sandera. Saya minta tebusan Rp 50 juta,” terdengar di telpon. “ Anak saya yang mana?” tanya Matrawi tenang. “Anak bapak yang laki-laki, yang berambut kriting,” jelas suara di telpon. “Hehehehe. Kebetulan sekali. Saya sudah lama kelabakan mengatasi kebutuhan anak-anak. Kalau sampeyan perlu lagi, ini masih ada dua tiga anak,” jelas Matrawi tenang. Penculik: ??? Cak Munali

“Mencermati saran, pendapat, ide dan gagasan dari multipihak baik itu DPR, partai politik dan publik dan apa yang disampaikan di berbagai media, kami bersepakat untuk tidak melanjutkan kerja sama yang sudah ditandatangani sebelumnya,” ujar Husni Ketua KPU Husni Kamil Manik dalam jumpa pers di kantor KPU RI, Jakarta, Kamis sore (28/11). Penghentian kerja samabertujuan untuk menghentikan polemik yang berkepanjangan di tengah-tengah masyarakat. Kedua belah pihak kata Husni, tidak menuntut kompensasi apapun

atas penghentian kerja sama tersebut. KPU kata Husni dalam pengamanan data pemilu akan mengandalkan tenaga internal. “Selama ini kami juga sudah menjalin kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi untuk penguatan teknologi informasi. Kami akan maksimalkan kemampuan internal untuk meningkatkan pengamanan data kepemiluan,” ujar Husni.

Sementara itu, Kepala Lemsaneg Joko Setyadi membenarkan pemutusan hubungan kerjasama dengan KPU terkait penyelenggaraan Pemilu 2014. “Penghentian kerja sama ini bukan karena Lemsaneg tidak memiliki kapasitas untuk mengamankan data tetapi publik mempertanyakan netralitas Lemsaneg sebagai bagian dari eksekutif. Kami tidak ingin menjadi kontraproduktif bagi kemajuan

demokrasi,” ujarnya dalam keterangan pers (Kamis, 28/11). Menurut Joko, keraguan publik bahwa Lemsaneg berpotensi tidak netral jika ikut dalam pengamaman data kepemiluan adalah sesuatu yang sangat prinsip. Joko menegaskan pihaknya telah menarik diri dari penyelenggaraan Pemilu 2014. “Penghentian kerja sama ini bukan karena Lemsaneg tidak memiliki kapasitas untuk mengamankan data tetapi publik mempertanyakan netralitas Lemsaneg sebagai bagian dari eksekutif. Kami tidak ingin menjadi kontraproduktif bagi kemajuan demokrasi,” ujarnya. Menurut Joko, keraguan publik bahwa Lemsaneg berpotensi tidak netral jika ikut dalam pengamaman data kepemiluan adalah sesuatu yang sangat prinsip. Karena itu pihaknya menarik diri dari kerja sa ma tersebut. “Itu sesuatu yang prinsip bagi kami. Lemsaneg tidak pernah dan tidak akan pernah memihak kepada kekuatan politik manapun,” tegasnya. (gam/abd)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
e Paper Koran Madura 29 November 2013 by koran madura - Issuu